Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN SISTEM POLITIK SPANYOL DAN SINGAPURA

PERBANDINGAN SISTEM POLIITIK D

DI SUSUN OLEH :

Nurhamni Ichwarti 1601114411

Muhammad Gibran F.W 1601110246

Muhammad Andika 1601114759

Rosa Mika Susan 1601110010

Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Riau

2017/2018
SPANYOL
BENTUK NEGARA

Kuasi-Federal (Semi Federal), terdapat 17 region Spanyol yang bersifat


Komunitas Otonom karena merupakan entitas berdaulat sebelum bergabung ke
dalam Kerajaan Spanyol. Setiap region tersebut punya parlemen sendiri-sendiri dan
mampu memproduksi legislasi. Kuasa pemerintah pusat (kerajaan) ada di bidang
kebangsaan, hubungan internasional, pertahanan, administrasi pengadilan, serta
legislasi-legislasi di bidang perdagangan, kriminal, dan pekerjaan. Sementara,
kuasa tiap region ada di bidang pengembangan perkotaan, pelabuhan, pertanian,
dan perikanan (untuk menyebut sejumlah contoh). Spanyol terdiri atas 17
comunicad autonoma (komunitas otonom) dan 2 ciudad autonoma (kota otonom).
Ke-17 comunidad autonoma adalah: Andalucia, Aragon, Asturias, Baleares
(Balearic Islands), Canarias (Canary Islands), Cantabria, Castilla-La Mancha,
Castilla y Leon, Cataluna (Catalonia), Comunidad Valenciana (Valencian
Community), Extremadura, Galicia, La Rioja, Madrid, Murcia, Navarra, Pais Vasco
(Basque Country). Sementara ke-2 ciudad autonoma adalah Ceuta dan Melilla.
Dengan catatan, kota-kota otonom seperti Ceuta dan Melilla ditambah dengan
pulau-pulau kecil seperti Islas Chafarinas, Penon de Alhucemas, dan Penon de
Velez de la Gomera, yang seluruhnya diadministrasi langsung oleh pemerintah
pusat Spanyol. Pulau-pulau tersebut berada di sepanjang pantai Maroko dan secara
umum dirujuk sebagai Tempat Kedaulatan (Plazas de Soberania).

SISTEM PEMERINTAHAN DAN KONSTITUSIONAL

Sejak 6 Desember 1978 Spanyol yang menganut sistem monarki


parlementer, sebagaimana tertulis dalam Pasal 1 Ayat (3), memulai reformasi
politik dan konstitusional. Penetapan sistem monarki tidak terjadi kebetulan. Ia
merupakan pengakuan akan peran Raja Juan Carlos I dalam proses pengalihan
kekuasaan terutama dalam kontribusi suksesi secara aman dari diktator Franco
kepada penggantinya. Pada sisi lain, sistem monarki disokong budaya demokrasi
parlementer yang amat kuat. Dalam konstitusi, misalnya, amat ditekankan
pembagian kekuasaan: legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Pemerintahan : Kepala Negara: Raja Juan Carlos I (sejak 22 November
Eksekutif 1975); Putra Mahkota Pangeran Felipe.

Kepala Pemerintahan: Perdana Menteri Mariano Rajoy (sejak


20 Desember 2011); Wakil PM I/ Menteri Kepresidenan:
Soraya Saenz de Santamaria (sejak 22 Desember 2011)

Kekuasaan : Parlemen Spanyol (Cortes Generales) sebagai badan legislatur


Legislatif Spanyol merupakan parlemen bikameral, yang terdiri dari:
a. Kongres Deputi (majelis rendah), dan
b. Senat (majelis tinggi)

Cortes Generales memiliki kuasa mensahkan segala hukum


dan mengubah konstitusi. Karena Spanyol merupakan negara
anggota Uni Eropa, maka ia harus membagi otoritas legislatif
dengan dewan dan parlemen dari Uni Eropa.

Perdana Menteri disebut juga presiden pemerintahan, ditunjuk


oleh Raja biasanya dari partai yang menang pemilu.

Senat berkuasa membentuk undang-undang dan meng-


amandemen UU atau mem-veto UU yang digagas Kongres.
Tapi veto Senat itu dapat dibatalkan Kongres melalui suara
mayoritas sederhana dari anggota Kongres. Senat dan Kongres
masing-masing memiliki ketua dan badan pekerja untuk
mengatur dan mengurus administrasinya.

Kekuasaan : Mahkamah Agung atau Tribunal Supremo.


Yudikatif
SISTEM PEMILU DAN PARTAI POLITIK

Seperti negera yang menganut sistem monarki pada umumnya


pemerintahan eksekutif yang terdiri dari raja sebagai kepala negara dapat berkuasa
seumur hidup dan akan mewariskan kekuasaannya kepada pewarisnya baik laki-
laki maupun perempuan. Sementara itu, untuk kepala pemerintahannya seorang
perdana menteri dipilih langsung oleh rakyat dan berdasarkan keputusan parlemen
secara tidak langsung.

Sementara untuk pemilihan kepala daerah untuk komunitas otonom dan


kota otonom (Ceuta dan Melilla) kemenangan kepala daerah akan bergantung pada
proporsi suara yang diperoleh dan dukungan legislatif dalam penerimaan program
calon kepala daerah.

Sistem ini kelihatannya rentan terhadap mosi tidak percaya yang mungkin
berakhir dengan pemberhentian PM/ kepala daerah. Namun konstitusi melindungi
dan mengondisikan pemberhentian PM/ kepala daerah harus dengan mengajukan
calon alternatif sebagai pembanding. Dalam tahap ini, berbagai niat buruk untuk
mengganti pejabat tanpa kualifikasi lebih unggul dapat dicegah.

Sementara itu untuk pemilihan kekuasaan legislatif (parlemen) yang terdiri


dari Kongres dan Senat. Kongres terdiri atas 350 anggota yang dipilih lewat pemilu
para parpol dalam asas luber. Senat diwakili oleh 4 orang wakil dari tiap-tiap
propinsi (di Spanyol ada 50 propinsi). Anggota senat dipilih lewat pemilu berasas
luber dan umumnya berasal dari para anggota parlemen regional. Baik Kongres
maupun Senat bermasa bakti 4 tahun.

Ketua Senat sekarang: Don Francisco Javier Rojo Garcia (PSOE) dan Ketua
Kongres: Don Jose Bono (PSOE). Pada dasarnya, Kongres dan Senat bersidang dua
kali setahun yaitu dari September-Desember dan dari Februari-Juni. Dalam hal
tertentu, sesuai usul Pemerintah atau usul mayoritas anggotanya, baik Kongres
maupun Senat dapat mengadakan sidang luar biasa yang agendanya harus
dirumuskan secara jelas dan sidang ini segera dinyatakan berakhir bila agenda
selesai dibahas. Keputusan dalam tiap sidang didasarkan pada suara mayoritas.
Pemungutan suara harus dilakukan secara langsung oleh anggota Kongres atau
Senat, dalam arti tidak boleh diwakilkan.

Partai Politik : Partido Popular/ PP (Mariano Rajoy Brey); Partido Socialista


Obrero de Espana/ PSOE (Alfredo Perez Rubalcaba); partai lain
di antaranya: Convergence y Union atau CiU; Union
Democratica de Catalunya (UDC); Esquerra Republicana de
Catalunya (ERC); Partido Nacionalista Vasco (PNV);
Coalicion Canaria (CC); Bloque Nacionalista Galego (BNG);
Partido de Independientes de Lanzarote (PIL); Izquierda
Unidad (IU); Amaiur; Entesa Catalana de Progrs (Koalisi 4
partai Katalunia, terdiri dari PSC, ERC, ICV, EUA); Iniciativa
Per Catalunya-Verds; Geroa Bai; Unin del Pueblo Navarro
(UPN); Unin Progreso y Democracia (UPyD).

Kelompok : Bisnis dan kepemilikan tanah; Gereja Katolik; Union General


Kepentingan de Trabajadores (UGT)/ Serikat Pekerja; Unin Sindical Obrera
(USO)/ Serikat Pekerja Independen; Confederacion Sindical de
Comiciones Obreros (CC.OO) atau Konfederasi Majikan
Pekerja; Asociacin Victimas del Terrorismo (AVT)/ Asosiasi
Korban Terorisme; Mahasiswa.

REGULASI MEDIA

Spanyol merupakan negara yang memiliki tradisi memproteksi media


domestik dan industri budaya nasional mereka termasuk diantaranya media cetak
dan media elektronik. Hal ini disebabkan karena kepemilikan media massa ada
ditangan pihak swasta. Di spanyol terdapat sekitar 101 Surat Kabar, 40 Stasiun TV,
dan 38 Radio serta tidak sedikit dari media tersebut dikuasai oleh korporasi besar
Amerika, seperti time warner holding ,disneys holding,cbs holding.
Pada awalnya Spanyol menganut sistem media massa libertarian, yang
mana kepemilikan media yang sangat besar oleh pihak swasta atau pemilik modal.
Selain itu pemerintah juga memberikan kebebasan bagi warganya untuk
mrenggunakan media masa.

Namun, penerbit berita di Spanyol sempat mengalami masalah dan meminta


kepada pemerintah untuk meninjau aturan baru yang diterapkan. Yang telah
disahkan oleh pemerintah spanyol. Undang undang baru itu membebankan biaya
untuk agregasi konten online seperti google news. Langkah ini dilakukan pemrintah
setempat untuk melindungi industri media cetak dinegara itu.

Jadi, regulasi media yang ada di Spanyol cukup tertutup karena


keinginannya untuk menjaga regulasi media nasional sehinnga regulasi media
internasional kurang diperhatikan dan lebih diberatkan.
SINGAPURA

SISTEM PEMERINTAHAN DAN KONSTITUSIONAL

Singapura menganut sistem pemerintahan Demokrasi Parlementer dengan


bentuk negara Republik. Kepala Negaranya seorang Presiden yang dipilih melalui
pemilihan umum. Perdana Menteri sebagai pemimpin kabinet yang menjalani
pemerintahan sehari-hari dipilih dari pimpinan partai yang memegang mayoritas di
Parlemen.

Kekuasaan Eksekutif (Presiden)

Sesuai konstitusi, Presiden adalah Kepala Negara yang dipilih untuk jabatan
selama 6 tahun. Presiden mempunyai hak veto terhadap anggaran negara yang
diajukan oleh pemerintah. Selain itu, Presiden juga mempunyai wewenang untuk
mengangkat pejabat-pejabat negara. Berdasarkan Internal Security Act (ISA),
Presiden dapat mengawasi jalannya pemerintahan dan penyelidikan mengenai
masalah-masalah korupsi. Dalam tugasnya Presiden dibantu oleh Dewan Penasehat
Presiden apabila Presiden akan melaksanakan fungsi-fungsinya seperti mengangkat
para pejabat pemerintah.

Kabinet dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) yang diangkat oleh Presiden
dan anggota parlemen berdasarkan keputusan mayoritas dalam parlemen. Menteri-
menteri diangkat oleh Presiden melalui usul PM yang dipilih diantara para anggota
parlemen. Kabinet bertangung jawab kepada parlemen atas semua kebijakan
pemerintah. Kabinet terdiri dari Perdana Menteri dan dua Wakil Perdana Menteri,
dan menteri-menteri yang membawahi kementerian-kementerian.

Jika ada mosi tidak percaya dari parlemen kepada cabinet, maka :

(1) Kabinet bubar atau menyerahkan mandat kepada presiden;

(2) Perdana Menteri dapat juga meminta presiden untuk membubarkan parlemen

dan memerintahkan mengadakan pemilihan baru;


(3) Jika permohonan untuk membubarkan parlemen ditolak maka cabinet harus

menyerahkan mandat.

Kekuasaan Legislatif (Parlemen dan Presiden)

Kekuasaan legislatif di Singapura dipegang oleh Parlemen dan Presiden.


Parlemen menganut sistem satu kamar (unikameral). Anggota parlemen berjumlah
84 orang, terdiri dari 83 anggota parlemen hasil pemilu dan 1 anggota oposisi yang
diberi kursi di parlemen. Para anggota parlemen yang terpilih merupakan wakil-
wakil dari daerah-daerah pemilihan yang disebut Group Representation
Constituencies (GRC). Pembentukan GRC dimaksudkan untuk menampung
terwakilinya suku minoritas Singapura (mayoritas penduduk Singapura adalah suku
Cina, sedangkan minoritas adalah suku Melayu dan India). Semua anggota GRC
harus menjadi anggota sebuah partai politik atau dapat juga independen. Setiap
GRC harus mempunyai paling sedikit 1 calon dari kelompok minoritas.

Dalam parlemen juga terdapat anggota-anggota parlemen yang diangkat


(NMP : Nominated Members of Parliament) yang dimaksudkan untuk
mencerminkan adanya pandangan-pandangan yang independen dari kelompok
yang bukan menjadi anggota parpol. NMP diangkat oleh Presiden untuk masa
jabatan 2 tahun setelah memperhatikan usulan dari komisi khusus mengenai
pemilihan di parlemen. Pengangkatan NMP dalam parlemen dimaksudkan agar
partai oposisi yang tidak mendapat kursi juga dapat terwakili dalam parlemen.

Parlemen mempunyai masa jabatan 5 tahun terhitung mulai sidang


pertamanya. Namun, dapat juga dibubarkan sebelum habis masa jabatannya.
Pemilu harus diadakan 3 bulan sesudah parlemen dibubarkan.

Kekuasaan Judikatif

Kekuasaan peradilan tertinggi di Singapura terletak pada Mahkamah Agung


dari pengaruh Eksekutif. Tidak dapat diganggu gugatnya para hakim dalam
melaksanakan tugas-tugas mereka dijamin oleh Konstitusi.
SISTEM PEMILU DAN PARTAI POLITIK

Kepala Negaranya seorang Presiden yang dipilih berdasarkan Undang-


undang Presiden yang mulai berlaku sejak tanggal 30 Nopember 1991. Dalam
Undang-undang Presiden, dinyatakan bahwa pemilihan Presiden dilakukan sekali
dalam enam tahun melalui pemilihan umum. Perdana Menteri sebagai pemimpin
kabinet yang menjalani pemerintahan sehari-hari dipilih dari pimpinan partai yang
memegang mayoritas di Parlemen. Dengan memperoleh mayoritas kursi di
parlemen dari hasil pemilu 2 Januari 1997, Partai Aksi Rakyat (PAP) terus
melanjutkan kekuasaan pemerintahan Singapura sejak tahun 1959.

Pemilihan umum diwajibkan di Singapura sejak 1959. Usia pemilih yang


sah adalah 21 tahun. Depertemen Pemilihan Singapura bertanggung jawab atas
perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan pemilihan baik dalam pemilihan presiden,
parlemen dan setiap referendum nasional di Singapura. Depertemen ini berada
dibawah Perdana Menteri.

Saat ini masyarakat Singapura sudah mulai kejenuhan dengan rezim otoriter
Lee Kwan Yew yang mengontrol kebebasan sipil dengan ketat, media yang dibatasi
karena telah menghambat potensi kemajuan demokrasi di sana. Hal ini dibuktikan
dengan semakin besarnya suara yang diberikan rakyat pada partai oposisi dari Partai
Aksi Rakyat.

Sistem Kepartaian

Singapura memiliki sistem multi partai dengan 23 partai politik yang


terdaftar. Namun dalam Pemilu 2 Januari 1997 tercatat hanya 6 partai politik yang
mengikuti pemilu untuk memilih anggota parlemen yaitu:

Peoples Action Party (PAP)


Singapore Democratic Party (SDP)
Workers Party (WP)
Singapore Peoples Party (SPP)
National Solidarity Party (NSP)
Democratic Progressive Party (DPP)
REGULASI MEDIA

Undang undang penyiaran dikawasan singapura berisi ketentuan perizinan


dan sanksi yang cukup berat , selain izin frekuensi dan izin penyelenggaraan
penyiaran, masih ada lagi izin impor,penjualan,instalasi dan kepemilikan alat-alat
pnerima siaran televisi dan radio dan juga ada berbagai macam pengaturan
mengenai isi siaran tidak ada perbedaan dari sistem undang-undang ini meskipun
singapura menganut liberalisme atau demokrasi tetap sama sistemnya yang non-
liberal dikasawan ASEAN.

Dinegara ASEAN kebebasan komunikasi dan informasi umumnya hanya


umtuk warganya sendiri ,tidak untuk orang asing amat dibatasi oleh perizinan di
singapura semua itu dibatasi baik dalam bentuk relai maupun rebrodcasting.

Jika pemerintah menganggap isi siaran luar negeri membahayakan nilai-


nilai budaya Singapore brodcasting authority ( lembaga sensor ) berhak untuk
melarang program itu tayang adi TV atau disiarkan di radio.

UU pers dan penyiaran ini tentu saya memberikan kontrofersi bagi para
pelaku media yang menuntut kebebasannya namun peraturan itu sudah menjadi
keputusan pemerintah dan tidak dapat diganggu gugat.
KESIMPULAN

Dari uraian diatas kita dapat memahami bahwa sistem perintahan, bentuk
negara, sistem politik dan pemilu, sistem regulasi media disetiap negara itu
berbeda-beda. Misalnya, negara Spanyol dan Singapura tersebut. Spanyol
merupakan negara yang berbentuk kuasi federal yang mana memiliki 17 komunitas
otonom dan 2 kota otonom serta menganut sistem monarki parlementer. Sama
seperti negara yang menganut sistem monarki pada umumnya kepala negara
dipimpin oleh seorang raja/ratu yang bersifat turun temurun. Dan kepala
pemerintahan adalah perdana menteri yang dipilih secara langsung melalui pemilu
dan kemenangannya ditentukan di kongres parlemen. Dalam konstitusi, misalnya,
amat ditekankan pembagian kekuasaan: legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Untuk
lembaga legislatif sendiri dipimpin oleh parlemen yang bersifat bikameral. Dan
lembaga yudikatif oleh mahkamah agung. Dan terdapat dua partai yang kuat yang
bersaing disetiap pemilu dinegara ini, yaitu PP (Partido Populer) dan PSEO (
Partido Socialista Obiero de Espana).

Sementara, negara Singapura menganut sistem pemerintahan demokasi


parlementer dan bentuk negaranya adalah Republik. Adapun susuanan
konstitusinya, lembaga eksekutif presiden dan perdana menteri, legislatifnya
parlemen yang bersifat unikameral, dan yudikatif yaitu mahkamah agung dibawah
pengaruh eksekutif. Sistem pemilihan dan partisipsi politiknya masyarakat
Singapura melakukan pemilu secara langsung untuk memilih presidennya yang
mana pemilu itu dilaksanakan sekali 6 tahun dan yang berhak mengikuti pemilu
adalah masyarakat berusia 21 tahun.

Regulasi media di kedua negara ini juga berbeda yang mana negara Spanyol
sama dengan negara Uni Eropa lainnya dan negara Spanyol menganut regulasi
media liberal untuk media nasional yang semua sektor medianya dipegang oleh
pihak swasta dan tidak campur tangan pemerintah , sementara di Singapura karena
perbedaan daerah tentu undang-undang juga berbeda di Singapura media nasional
juga diperhatikan melalui lembaga sensor dan tidak liberal seperti Spanyol.
DAFTAR PUSTAKA

http://kemlu.go.id/singapore/id/Pages/Singapura.aspx

http://kemlu.go.id/madrid/en/Pages/Spanyol.aspx

http://www.kpi.go.id/index.php/id/lihat-terkini/24-dunia-penyiaran/31179-profil-
singkat-lembaga-penyiaran-televisi-eropa

https://www.seapa.org/pengekangan-kebebasan-dengan-penggunaan-aturan-
hukum/

https://www.cnnindonesia.com/search/article?fromdate=&todate=&query=pemilu
+singapura

Surbakti, Ramlan. 1984. Perbandingan Sistem Politik. Surabaya: Mecphiso Grafika

Jurnal Belajar Dari Pemilu 2011 dan Pemilu Sela 2013 di Singapura: Indikasi
Mulai Bertumbuhnya Kepercayaan Pada Partai Oposisi Oleh
Bulbul Abdurrachman

Anda mungkin juga menyukai