Anda di halaman 1dari 10

1.1.

2 cara menentukan skala

Cara menentukan skala daripada alat ukur kumparan putar akan dijelaskan melalui suatu grafik, yang
menghubungkan persamaan antara sudut putar dan momen penggerak T. sumbu horizontal
menyatakan sudut putar , dan sumbu vertical momen seperti dinyatakan pada gambar 1-5.

Misalkan suatu alat pengukur kumparan putar yang berputar melalui sudut sebesar 1,2 radial bila arus
searah yang melaluinya adalah sebesar 5mA, bila momen-momenpenggerak yang disebabkan oleh arus-
arus sebesar 1,2,3,4, dan 5mA dinyatakan sebagai TD1,TD2,TD3,TD4dan TD5, maka momen-momen tersebut
pada gbr.1-5 dapat digambarkan sebagai garis-garis datar dan berjarak satu dan lainnya. Ingat bahwa
momen-momen penggerak tersebut hanya ditentukan oleh besarnya arus, dan tidak tergantung dari
sudut putar dari penunjuk. Momen pengontrol berbanding lurus dengan besar sudut putar, dan
digambarkan dalam grafik sebagai garis lurus yang menghubungkan titik mula dengan A. bila sudut
perputaran dari sudut penunjuk dalam keadaan keseimbangan antara momen penggerak dan momen
pengontrol, pada masing-masing momen penggerak dinyatakan sebagai 1, 2, 3, 4, 5, maka didapat
2=2 1, 3=3 1, 4=4 1 dan 5=5 1. Dengan demikian bila skala dibentuk dengan membagi busur
lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian-bagian yang sama dan memberikan angka-angka pada
lima bagian dari skala tersebut 0,1,2,3,4, dan 5 seperti pada Gbr.1-6, maka arus yang melalui alat ukur
ini dapat segera dinyatakan pada harga skala dimana penunjuk berhenti. Misalnya dalam gambar yang
sekarang arus sebesar 3,5 mA mengalir melalui alat ukur.

1.1.3 pergerakan dan redaman

Sekarang tiba saatnya untuk menjalankan pergerakan dari pada alat penunjuk dari 1 ke 4 pada Gbr.1-2.
Untuk hal ini, maka marilah kita perhatikan mula-mula.

1.1 alat ukur kumparan putar


pengaruh dari redaman, dan perhatikanlah Gbr.1-7 gambar tersebut memperlihatkan suatu pegas
dimana salah satu ujungnya mati, sedangkan ujung yang lain bebas. Pada ujung yang bebas ini
ditempatkan suatu pemberat, dan dalam keadaan seimbang dimana gaya gravitas dilawan oleh gaya
pegas, terdapat keadaan stationer yang diperlihatkan pada Gbr. 1-7(a). bila pemberat ditarik
kebawah, dan dari posisi ini dilepaskan Gbr. 1-7(b), maka pemberat akan berosilasi antara (b) dan
(c), disekitar titik stationernya(a). dan bila tidak ada gaya yang meredamnya, maka pemberat akan
berosilasi selamanya.
Momen penggerak dn momen pengontrol dalam alat ukur kumparan putar mempunyai
kesamaannya dengan gravitas yang bekerja pada pemberat dan gaya tarik dari pegas seperti yang
dinyatakan diatas ini. Jadi bagian yang berputar yaitu kumparan, sumbu dan alat penunjuk, akan
berosilasi pada 0, bila tidak ada momen lain yang meredamnya, yang menyebabkan penunjuk
berhenti pada 0. Dalam keadaan tidak diberikannya peredaman khusus, maka momen redaman
akan terdiri dari tahanan-tahanan udara dan tahanan-tahanan mekanis pada kedudukan kumparan,
sedangkan besar redaman ini akan kecil sehingga alat penunjuk akan berosilasi untuk waku yang
lama. Alat ukur demikian ini sulit dipakai, dan dalam banyak hal sama sekali tidak dapat digunakan.
Dengan demikian diperlukan adanya peredam, sebagai bagian dari pada bagian-bagian yang
berputar. Dan dengan adanya momen peredam ini, disamping momen-momen penggerak dan
pengontrol, maka penunjuk akan dapat sampai pada harga akhirnya dengan cepat. Momen peredam
yang dimaksudkan tersebut, dihasilkan oleh alat peredam.

1.1.4 peredam dalam alat ukur kumparan putar


Dalam alat ukur kumparan putar, pada umumnya kumparan putarnya dibuatkan dengan kerangka
dari aluminium. Secara listrik kerangka tersebut merupakan jaringan hubung pendek, dan
memberikan pada kumparan momen peredam, seperti akan diterangkan lebih lanjut. Perhatikanlah
Gbr.1-8. Bila kumparan berputar, yang disebabkan oleh arus 1 yang mengalir melaluinya, maka
dalam kerangkanya akan timbul arus induksi. Ini disebabkan karena putaran kerangka aluminium ini
terjadi dalam medan magnit pada celah udara, sehingga tegangan yang berbanding lurus pada
kecepatan perputaran akan diinduksikan dalam kerangka tersebut. Arah dari tegangan dapat
ditentukan melalui hukum tangan kanan dari Fleming. Tegngan ini yang menyebabkan arus induksi Id
mengalir dalam kerangka kumparan. Sebaliknya arus Id ini, akan memotong fluksi magnit dalam
celah udara bila kumparam berputar dan akan dibangkitkan momen yang berbanding lurus dengan
kecepatan putar. Akan tetapi, arah dari pada momen ini adalah berlawanan dengan arah
perputaran, hingga berakibat menghambat perputaran. Demikianlah terjadinya momen peredam,
dan momen ini akan berusaha untuk melawan perputaran.
Bila sesuatu keadaan dihadapi dimana penampang dari pada kerangka adalah kecil sedangkan
tahanannya (secara listrik) besar, maka Id yang terjadi akan kecil. Dalam hal ini maka momen redam
yang dihasilkan akan lemah, dan penunjuk akan berosilasi disekitar 0, dan secara langsung gradual
akan menuju ke titik akhir tersebut, seperti diperlihatkan pada Gbr.1-9(a). bila tahanan listri pada
kerangka kecil, maka Id akan dapat besar, yang menghasilkan momen peredam yang kuat pula.
Dalam hal ini maka perlawanan terhadap perputaran akan besar, dan pergerakan penunjuk tidak
lagi bebas. Penunjuk akan mendekati harga akhir secara monotonis lambat, seperti dinyatakan pada
kurve (B).
Gbr.1-9
Aksi peredaman yang mempergunakan prinsip-prinsip elektromagnetis ini dikenal sebagai redaman
elektromagnetis. Kurve A menyatakn peredaman kurang, sedangkan kurve B menyatakn peredaman
lebih. Waktu untuk sampai pada harga akhir untuk kedua keadaan tersebut adalah lama. Suatu
keadaan khusus terdapat diantara keduanya, dimana alat penunjuk akan sampai pada 0 dalam
waktu yang relative singkat, seperti dinyatakan oleh kurve C. keadaan ini dinyatakn sebagai
peredaman kritis.
Waktu yang diperlukan untik satu perioda dalam keadaan peredaman kurang disebut perioda dari
osilasi. Untuk alat-alat ukur yang biasanya kita pergunakan, diperlukan untuk sampai pada harga
akhir yang hendak dibaca dalam batas-batas yang secepat mungkin. Sehingga pengukuran yang
benar dapat diperoleh dengan cepat. Maka dari itu alat-alat ukur yang lazim sipergunakan, dibuat
dengan peredaman sedikit kurang, seperti dinyatakan pada kurve (D) dalam Gbr. 1-9(b). pergerakan
penunjuk dari 1 ke 4 dalam Gbr.1-2, dimaksudkan kepada keadaan peredaman seperti itu.

1.1.5 kerja pada arus bolak balik


Bila arsu bolak balik yang berbentuk gelombang sinus dengan frekuensi f, dialirkan kedalam alat
kumparan putar yang umum dipergunakan maka momen penggeraknyapun akan merupakan
momen bolak balik dengan frekuensi yang sama. Dengan frekuensi fyang cukup rendah, maka jarum
penunjuk dari alat ukur akan berosilasi dengan frekuensi f disekitar titik nolnya.
Akan tetapi bila frekuensinya agak tinggi disekitar beberapa puluh Hz, maka jarum penunjuknya
tidak akan dapat lagi mengikuti frekwensi f dari momen penggerak tersebut. Ini disebabkan
terutama oleh adanya inersia daripada bagian-bgian dari alat ukur yang berputar. Akibatnya adalah
bahwa alat ukur tidak akan menunjuk sama sekali, dan akan tetap ada pada posisi nol.
Frekwensi kerja daripada arus yang biasanya akan diukur, jauh lebih besar dari pada frekwensi
sendiri dari alat-alat ukur. Sehingga dengan demikian, alat ukur kumparan putar tidak memberikan
gerak sama sekali. Inilah yang menyebabkan mengapa alat ukur kumparan putar tidak dapat dipakai
begitu saja untuk pengukuran-pengukuran pada arus bolak balik. Alat ukur kumparan putar pada
dasarnya adalah alat ukur untuk arus searah. Untuk pengukuran-pengukuran pada arus bolak balik
berbagai alat penunjuk dapat dipergunakan, dan akan dibicarakan dalam bab berikutnya.

1.1.6 konstruksi
Pada dasarnya alat ukur kumparan putar terdiri dari unit-unit penggerak, pengontrol dan peredam.
Akan tetapi untuk mempelajari konstruksi dari pada alat ukur yang dimaksudkan, lagi pula melihat
cara-cara mengasembelasikan bagian-bagiannya, adalah ;ebih mudah untuk membaginya kedalam
sirkit magnitis, bagian-bagian perputar, skala dan sisanya. Alat ukur kumparan putar telah
mempunyai sejarah yang panjang, dan mengalami perbaikan-perbaikan dalam berbagai aspeknya.
Pada tahun-tahun terakhir ini, telah dilakukan berbagai usaha dengan hasil yang memuaskan,
dengan mempergunakan material yang sangat baik dan tekhnologi produksi yang efektif, untuk
membuat alat-alat ukur yang mempunyai kerja, bentuk serta ukuran-ukuran yang cocok untuk
kepentingannya, dengan cara yang paling sederhana dan semurah mungkin.
1.1.6.1
Sirkit magnitis dalam alat ukur kumparan putar dibentuk oleh magnit permanen. Dimasa yang lalu
magnit permanen tersebut dibuat dari baja khrom atau baja tungstram, akan tetapi pada saat
sekarang kebanyakan mempergunakan logam campuran dari Alnico(misalnya Al 8%, Ni 14%, CO 4%,
Cu 3%Fe sisanya); keuntungan dari logam campuran ini adalah kemampuan kerjanya yang baik
dengan bentuk yang kecil. Jadi sirkit magnitisnya telah berubah dari bentuk konvensionil yang
mempergunakan magnit permanen yang besar dan panjang, seperti diperlihatkan pada Gbr.1-10(a),
kepada yang sangat kecil dan ringan seperti yang diperlihatkan ada Gambar tersebut di(b) sampai
(d). sirkit magnitis pada (a),(b), atau (c)disebut sirkit luar dan pada (d) sirkit dalam.

1.1.6.2 bagian yang berputar


Pada Gbr/1-11 diperlihatkan contoh dari bagian berputar dari alat ukur kumparan putar. Kawat-
kawat pengantar yang halus dan berisolasi digulung disekeliling kerangka
Gbr.1-11 konstruksi bagian-bagian bergerak suatu alat ukur kumparan putar
Aluminium, yang bekerja pula sebagai alat peredam, dan bersama-sama membentuk kumparan
putar. Pada kedua ujung dari kumparan putar ini, ditempatkan sumbu-sumbu putarnya, yang
ditempatkan pada bantalan. Bila tahanan geser dari pada ujung sumbu dengan bantalannya besar,
maka bagian yang berputar akan tidak mungkin berputar secara halus, dan ahsilnya adalah
penunjukan yang kurang tepat. Untuk menghindari ini, maka ujung-ujumh dari pada sumbu putar
dan bantalan diberikan bentuk yang tepat seperti pada gambar, dan permukaan dibuat dengan
sangat halus. Biasanya ujung dari pada sumbu-sumbu putar dibuat dari baja yang mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi, dan tidak mudah rusak karena pemakaian. Bantalan dibuat dari pada
batu-batuan sintetis atau gelas keras, dan berbentuk konkap seperti terlihat pada gambar
Untuk pegas yang berbentuk spiral, dari alat pengontrolnya, dipergunakan logam sampuran brons
pospor(Sn 6%, P 0,5%, dan Cu sisanya). Pegas ini dipergunakan pula.
Sebagai jalan arus yang masuk kedalam dan keluar dari kumparan. Cara-cara yang dijabarkan
tersebut diatas adalah yang lazim dipakai pada konstruksi dimasa lalu. Dalam tahun-tahun akhir ini,
konstruksi gantungan yang akan dijelaskan lebih lanjut, makin menjadi popular.
Instrument dari konstruksi gantungan ini, mempunyai pegas gantung yang berbentuk pita yang tipis
dengan penampang segi empat dan dibuat dari bahan elastic. Kumparan putar digantungkan pada
pegas gantung ini. Seperti diperlihatkan pada Gbr.1-12.

1.1.8.2 cara-cara untuk memperbaiki karakteristik temperature penunjukan dari alat penunjuk Volt
Tahanana seri yang dipergunakan dalam alat pengukur volt dibuat dari material yang mempunyai
tahanan yang tinggi dan koefisien tahanan terhadap temperature yang dapat diabaikan seperti
manganin. Seperti pula dalam alat pengukur amper, hal inidimaksudkan untuk mengurangi
perubahan dari pada arus yang mengalir didalam kumparan putar, sehingga dengan demikian
mengurangi pula penunjukan alat dari pengukur volt dengan perubahan temperature keliling. Satu
cara diberikan pada Gbr.1-22. Bila koefisien temperature dari kumparan putar yang dibuat dari
tembaga dinyatakan sebagai , koefisien dari tahanan seri adalah nol. Dan persamaan yang berikut
ini diantara tegangan V yang harus diukur, dan arus Iyang mengalir melalui kumparan putar setelah
temperature keliling berubah dari t0 ke t dihitung, maka didapat:

=
1{ 1 + ( 0) } + 2
1
= 1 + 2 { 1 1 + 2 ( 0) }

Dan dengan demikian bila R2 dipilih besar terhadap R1 maka perubahan arus yang mengalir didalam
kumparan putar dengan perubahan temperature keliling dapat dikurangi. Jadi pengaruh dari pada
perubahan temperature kepada penunjukan voltmeter dapat pula dikurangi. Sebagai contoh dalam
Gbr.1-22 , misalkan bahwa R1=5, R2=45 , dan R1 dibuat dari tembaga sedangkan R2 dibuat dari
manganin, maka koefisien temperature tahanan dari tahanan masing-masing dapat dinyatakan
sebagai 0,4% derajat C, dan 0% derajat C. bila temperature keliling dalam pengukuran ini berubah
dari 200C ke 300C maka didapat:
1 5 0,004
( 0) 100 = (30 20) 100 = 0,4%
1 + 2 5 + 45
1.1.8.3 alat pengukur volt-amper
Untuk pemakaian-pemakaian sederhana telah diproduser suatu alat pengukur yang dapat
dipergunakan untuk pengukuran volt maupun pengukuran amper, pada berbagai macam batas ukur,
dengan mempergunakan satu kumparan putar, yang ditempatkan pada satu kotak. Alat ukur
demikian ini pada dasarnya adalah alat ukur kumparan putar yang diperlengkapi dengan sejumlah
tahanan-tahanan seri maupun tahanan-tahananshunt, yang menentukan batas-batas ukurnya dan
kemudian ujung-ujungnya ditempatkan diluar, sehingga akan dipergunakan dengan memilih batas-
batas ukur yang tertentu. Pada gbr.1-23 diperlihatkan satu contoh dari alat ukur ini memperlihatkan
kemungkinann untuk memilih 17 batas ukur tegangan maupun arus dan cara pemakaian hanya
dilakukan secara sederhana, dengan memilih tombol-tombol yang tertentu. Dalam gambar ini
diperlihatkan suatu pemilihan dari tegangan dengan batas ukur yang mempunyai harga skal
maksimal sebanyak 10V.

1.2 kebaikan kerja dan cara pemakaian alat ukur volt dan amper
setelah kita mempelajari prinsip kerja maupun konstruksi daripada alat ukur kumparan putar untuk
pengukuran amper maupun volt, maka marilah kita mengumpamakan bahwa kita akan mengukur
tegangan dari sesuatu instalasi listrik. Pada umumnya sebagai suatu alat yang diperlukan untuk
keperluan pengukuran ini kita akan pertama-tama berfikir untuk mempergunakan suatu pengukuran
volt. Akan tetapi bermacam ragam pengukuran volt terdapat dan bila kepada kita ditanyakan
manakah alat pengukur volt yang harus dipakai, maka akan sukar bagi kita untuk memberikan
jawaban yang sebaiknya, kecuali bila kita mempunyai pengetahuan yang cukup baik dari berbagai
karakteristik dari pengukuran. Dalam baba ini akan dipelajari kebaikan kerja dari pada alat pengukur
amper dan alat pengukur volt type kumparan putar, yang telah dibicarakan dalam bab yang lalu,
bersama dengan cara-cara penggunaan yang sebaiknya serta informasi lainnya.
1.2.1 kesalahan-kesalahan
untuk mengetahui kebaikan kerja dari salah satu alat ukur maka kesalahan menjadikan salah
satu ukuran yang penting. Kesalahan dari suatu alat ukur dinyatakan
1.3 kebaikan kerja dan cara pemakaian alat ukur volt dan amper dengan rumus dibawah ini:
M-T=
dimana T menyatakan harga yang sebenarnya dari kebesaran yang diukur, dan M adalah harga yang
didapat dari pengukuran dengan mempergunakan alat ukur yang diamaksudkan, sedangkan
adalah kesalahan dari alat ukur. Hasil bagi dari kesalahan terhadap harga sebenarnya yaitu T
dinyatakan sebagai kesalahan relative, atau ratio kesalahan. Dan harga numeriknya dinyatakan
dalam %yang pula sering disebut kesalahan secara persentil atau dalam kata sehari-hari kesalahan.
Pengukuran yang teliti adalah pengukuran dengan kesalahan yang kecil.
Perbedaan dari harga ukur M dengan harga yang sebenarnya yaitu:
T-M=
Disebut koreksi. Ratio kepada koreksi dari harga ukur, yaitu /M disebut ratio koreksi atau koreksi
relative; harga numeric dinyatakan dalam % dan dinyatakan sebagai koreksi persentuil atau biasanya
hanya diperpendekkan koreksi, seperti pula sebagai kesalahan dalam alinea sebelumnya.
Misalkan bahwa arus dengan harga yang sebenarnya 25,0 A telah diukur dengan suatu alat ukur
amper mendapatkan harga ukur 24,3A. kesalahan, koreksi, kesalahan secara persentuil maupun
koreksi seacra presentuildari alat ukur amper ini adalah -0,7 A, 0,7 A, -2,8 % dan 2,9 %.
1.2.2 batas kesalahan dari alat ukur
Standar IEC no.13B-23 menspesifikasikan bahwa ketelitian-ketelitian dari alat ukur penunjuk
termasuk alat ukur dari kumparan putar harus diberikan menurut klasifikasi dalam 8 kelas. Kelas
tersebut adalah kelas 0,5, 0,1, 0,2, 0,5, 1,5, 2,5, 5, dengan ini dimaksudkan bahwa kesalahan dari
alat ukur menurut klasifikasi seperti diberikan diatas, adalah didalam batas-batas ukur penting
seharusnya ada dalam batas-batas masing-masing x 0,05% 0,1% 0,2% 0,5% 1% 1,5% 2,5%
5%, secara relative kepada harga maksimumnya untuk masing-masing kelas tersebut diatas.
Dengan batas ukur penting dimaksudkan, adalah bagian dari skala penunjukan dari pada alat ukur,
dimana ketelitian dari penunjukan digaransikan batas ukur penting ini tergantung dari pada bentuk
skala. Sebagai contoh bila alat ukur mempunyai bentuk yang rata, seperti pada alat ukur kumparan ,
skala yang hamper rata seperti yang terdapat pada alat ukur elektro dynamo meter, (lihat 1.4.2.1),
maka seluruh skala dianggap sebagai batas ukur penting. Akan tetapi bila alat ukur mempunyai skala
yang tidak rata, misalnya skala yang didaerah penunjukan nol-nya sangat ditekan, sehingga didaerah
dekat pada nol tidak lagi dapat diadakan pembacaan-pembacaan yang pasti, maka daerah penting
tersebut adalah bagian dari skala tanpa memperhitungkan daerah yang ditekanpada nol tersebut.
Dan daerah penting ini dinyatakan dengan adanya suatu sebagai pernyataan permulaan daerah
penting.
Dalam pemilihan alat ukur untuk kepentingan pengukuran, atau peralatan ataupun perencanaan
dalam penggunaan peralatan, maka akan memudahkan sekali bila klasifikasi-klasifikasi tersebut
digolongkan dalam 4 golongan sesuai dengan daerah pemakaiannya yang lazim diperuntukannya.
Alat ukur dari kelas 0,05, 0,1, 0,2 alat ukur tersebut termasuk golongan alat ukur dengan ketelitian
atau presisi yang tertinggi pada alat ukur penunjuk. Alat ukur tersebut biasanya ditempatkan secara
stationer didalam laboratorium atau ruangan standar, dan dipergunakan dalam pengukuran sub-
standar pada experiment-experimen yang memerlukan presisi yang tinggi, atau pada pengujian alat
ukur lainnya.
Alat ukur dari kelas 0,5: alat ukur ini mempunyai ketelitian dan presisi pada tingkat berikutnya dari
kelas 0,2, dan dipergunakan untuk pengukuran-pengukuran presisi. Pada umumnya alat-alat ukur
yang portable termasuk dalam kelas ini.
Alat ukur dari kelas 1,0, alat ukur dari kelas ini mempunyai presisi dan ketelitian pada tingkat yang
lebih rendah dari alat ukur kelas 0,5, dan dipergunakan pada alat-alat ukur portable yang kecil atau
alat-alat ukur yang ditempatkan pada panil yang besar.
Alat-alat ukur dari kelas 1,5, atau 2,5, atau kelas 5: alat-alat ukur ini dipergunakan pada panil-apnil
dimana presisi serta ketelitian dari pada alat ukur ini tidak begitu penting.
Dalam peninjauan presisi atau ketelitian dari suatu alat pengukur maka hal-hal yang dibawah ini
adalah penting. Misalkan bahwa alat pengukur dari kelas 1 yaitu suatu alat pengukur amper untuk
arus searah dengan harga skala maksimal 3 A, menunjukan 0,6 A, pada waktu alat tersebut
dipergunakan untuk mengukur arus searah yang sebenarnya mempunyai harga sebenarnya 0,62 A.
kesalahan dalam hal ini adalah 0,02 A, dan dengan demikian maka ratio kesalahan relative
terhadap harga skala maksimal adalah -0,02/3=-0,7% dan ratio kesalahan terhadap harga
penunjukan -0,02/0,6= -3,3% jadi alat ukur ini yang memang termasuk alat ukur kelas 1, akan tetapi
harga ukurnya didalam praktik mempunyai kesaahan sebanyak -3,3%. Seperti dalam contoh ini maka
batas kesalahan dari suatu alat ukur yang dispesifikasikan dalam standar-standar yang tertentu,
tidak memberikan garansi bahwa kesalahan pada penunjukan didalam daerah penting adalah
didalam batas-batas 1,0%. Kenyataan ini mudah dilupakan akan tetapi harus diperhtikan pada
waktu pemilihan alat-alat ukur, alat dalam penafsiran dari pada harga-harga ukur.
1.2.3 sebab-sebab kesalahan dari alat ukur
Setiap alat ukur dari tipe kumparan putar yang dipergunakan untuk alat ukur amper, maupun alat
ukur volt, yang terdapat dipasaran telah direncanakan, sehingga batas kesalahan terdapat batas-
batas yang diperkenankan, sesuai dengan kelas dari pada kelas alat ukur tersebut. Akan tetapi dalam
pemakaian ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti hal-hal dibawah ini:
(1) medan magnit luar. Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu pengantar yang dialiri arus
besar, atau disekitar suatu magnit yang sangat kuat maka medan magnit yang terdapat dalam
celah udara pada sirkit magnit dari pada alat ukur bias terpengaruh.
(2) Temperature keliling seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat untuk tidak
terpengaruh oleh keadaan temperature keliling, akan tetapi bila keadaan temperature keliling
tersebut adalah jauh berbeda dari pada temperature 200C, maka kesalahan-kesalahannya
mungkin tidak dapat lagi diabaikan.
(3) Pemanasan sendiri. Bila satu arus mengalir kedalam alat ukur, maka pada permulaan
temperature dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik, dan menyebabkan
penunjukannya berubah. Jadi penunjukan tidak akan menjadi stabil sebelum temperature dari
alat ukur tersebut jadi konstan. Jadi setelah beberapa lamanya.
(4) Pergeseran dari titiknol. Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa kebesaran listrik
yang masuk, disebut titik nol. Setelah digunakan untuk beberapa lamanya, kemungkinan titik nol
tersebut berubah dan bergerak, yang disebabkan oleh fatik dari pada pegas-pegas pengontrol.
Pergeseran dari titik nol ini dapat dikoreksikan dengan pergeseran-pergeseran secara mekanis,
dengan cara-cara pengaturan titik nol dari luar.(lihat Gbr.1-11)
(5) Gesekan-gesekan. Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan bantalan, maka
pengukuran yang pengukuran berulang kali mungkin menyebabkan harga-harga yang berbeda,
meskipun arus yang diukurnya adalah tetap. Hal ini mungkin terjadi bila gesekan antara sumbu
dan bantalan besar.
(6) Umur. Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka berbagai komponen
dan elemen dari pada alat ukur ini mungkin berubah didalam kebaikan kerjanya. Dan akan
menghasilkan kesalahan penunjukan dari alat ukur. Agar alat ukur ini tetap siap untuk
pengukuran-pengukuran yang teliti, maka sebaiknya dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam
interval waktu antara setengah tahun sampai dengan setahun.
(7) Letak dari alat ukur. Bagian-bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat sedemikian rupa,
sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang terbatas, dan dengan demikian, bila alat
ukur tersebut dipakai dengan letak yang tidak ditentukan, maka posisi dari pada bagian yang
bergerak dan dengan demikian alat penunjuknya, mungkin berbeda dan menghasilkan
kesalahan. Karena titik berat dari bagian yang bergerak dari suatu alat ukur, diatur dengan
mempergunakan berat-berat pengatur (lihat Gbr.1-11), maka tidak akan tejadi kesalahan;
berarti meskipun alat ukur tersebut dipakai pada letak yang berbeda dar pada yang
diperuntukannya. Akan tetapi adalah penting untuk mempergunakan alat ukur ini didalam letak
yang diperuntukannya sedapat mungkin. Letak penggunaan dari pada alat ukur dinyatakan pada
papan skala suatu alat ukur dengan mempergunakan symbol-simbol tertentu seperti
diperlihatkan pada Tabel 1-1.

1.2.4 pemakaian daya sendiri alat pengukur

Dalam paragraph yang lalu telah dijelaskan sebab-sebab dari kesalahan yang terdapat dalam alat
ukur itu sendiri. Dalam bab ini beberapa hal yang berhubungan dengan penggunaan alat ukur
tersebut didalam cara-cara pengukuran akan dijelaskan. Pertama-tama akan diambil sebagai contoh
dua keadaan yang dianalisakan secara numeric, untuk memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan
mengenai pengukuran, bila suatu alat ukur yang memerlukan pemakaian daya sendiri yang cukup
besar, dihubungkan pada jaringan-jaringan pengukuran yang mengintroduksikan kesalahan-
kesalahan, sehingga apa yang diukur akan mungkin banyak berbeda dari pada kebesaran yang
sebenarnya harus didapatkan dari pengukuran.

Contoh 1: misalkan bahwa dalam sirkit yang digambarkan pada Gbr.1-24(a) terdapat beban dari kira-
kira 75 dan dihubungkan pada sumber tegangan yang mempunyai tegangan 1,5 V dengan tahanan
dalam yang dapat diabaikan. Arus Imengalir kedalam alat ukur dari tipe kumparan putar dengan
skala penunjukan maksimum sebesar 30A, dan mempunyai tahanan dalam sebesar 15 ,
dihubungkan dalam seri dengan beban tersebut seperti diperlihatkan pada Gbr.1-24(b). alat ukur
tersebut ditempatkan dengan maksud untuk mengukur arus I. dengan adanya alat pengukur amper
tersebut maka terdapat arus I pada saat ini, dan dapat dinyatakan sebagai:

r= 1,5/(75+15)=0,017 A

jadi harga ukur yang berbeda lebih besar dari 10% dari pada arus yang sebenarnya seharusnya
adalah 20 mA. Bila alat ukur tersebut memiliki tahanan yang dapat dilihat pada Gbr.1-24(a).
kesalahan ini dapat dibebankan pada kondisi sirkit pengukuranyang telah mengalami perubahan,
disebabkan oleh penggunaan alat pengukur amper. Dengan tahanan dalamnya yang tidak bias
diabaikan terhadap besar dari tahanan beban. Atau dengan kata lain, pemakaian daya sendiri dari
alat pengukur amper, tidak bias diabaikan terhadap daya beban. Bila sekarang alat pengukur
kumparan putar dengan harga skala maksimum sebesar 30 mA, akan tetapi mempunyai tahanan
dalam sebesar 1,1 dipakai sebagai pengganti alat pengukur arus sebelumnya, maka arus yang
melalui beban adalah I, yang pada saat ini dapat dinyatakan sebagai berikut:I=1,5(75+1,1)=0,197
A. dengan demikian dalam hal ini, harga arus yang diukur adalah jauh lebih dekat terhadap arus I
dibandingkan dengan hasil pengukuranyang sebelumnya.

Gambar 2: dimisalkan bahwa dalam sirkit listrik yang dinyatakan dalam Gbr.1-25(a). terdapat suatu
perbedaan potential E diantara ujung-ujung A dan B. alat pengukur tegangan arus searah dengan
skala maksimum sebesar 1 Voltdan yang mempunyai tahanan dalam 1k, dihubungkan diantara
ujung-ujung A dan B seperti diperlihatkan dalam Gbr.1-25(b), dengan maksud untuk mengukur
perbedaan potensial.

E besar tegangan yang diukur E antara ujung-ujung A dan B dapat dinyatakan sebagai berikut:
91 91
= 2 { /(10 + ) } = 0,165
9+1 9+1
Sedangkan
9
=2 = 0,947
10 + 9
Jadi harga yang diukur adalah jauh berbeda sehingga suatu koreksi sebesar:
{(0,947 0,165)/0,165 } 100 = 474%
Harus diberikan. Kesalahan tersebut diatas diakibatkan oleh tahanan dalam dari alat pengukur volt
yang rendah, bila dibandingkan dengan tahanan dari pada sirkit pengukuran. Atau dengan kata lain
penggunaan daya sendiri dari alat ukur volt ini adalah besar dibandingkan dengan sirkit pengukuran.
Dalam penggunaan sirkit elektronik, kita sering membuat kesalahan-kesalahan demikian, bila kita
menghubungkan suatu alat pengukur Volt, dengan harapan bahwa jarum penunjuk akan bergerak
melalui suatu sudut yang cukup besar akan tetapi dalam kenyataannya hamper-hampir tidak
memperlihatkan pergerakan. Dalam keadaan demikian, maka pertanyaan pertama ditujukan kepada
tahanan dalam dari pada alat pengukur Volt tersebut. Kemungkinan besar pengukuran tersebut
memerlukan penggunaan suatu alat pengukur volt yang mempunyai tahanan dalam yang
seharusnya mempunyai tahanan dalam jauh lebih besar. Alat pengukur tegangan elektronis (harap
melihat pada bab 3) yang pada akhir-akhir ini telah mendapatkan pemakaian yang sangat luas, pada
umumnya mempunyai tahanan dalam yang sangat besar, dan dengan demikian dapat dipakai
hamper-hampir bebas dari kesalahan-kesalahan pengukuran sebagai dinyatakan diatas.

Anda mungkin juga menyukai