Anda di halaman 1dari 9

BAB I

LATAR BELAKANG
1.1 Ide Usaha

Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin maju sekarang ini,


kebutuhan gizi pada manusia akan semakin meningkat sehingga
membutuhkan makanan yang bergizi untuk menjamin kesehatannya. Oleh
karena itu penulis hendak membuat suatu produk makanan ringan
dikarenakan kebanyakan orang yang suka memakan makanan ringan, selain
itu makanan ringan yang hendak dibuat adalah makanan yang dibuat dari
bahan kopi.

Diharapkan makanan ringan ini akan menarik minat orang dikarenakan


menggunakan bahan yang berbeda dan unik yang biasanya tidak pernah
menggunakan bahan ini sebagai makanan ringan. Juga makanan ringan ini
dibuat sebagai rempeyek atau orang-orang kenal sebagai peyek yang
tentunya dapat dinikmati pada makanan-makanan berat seperti bakso, mie
ayam, soto dan sebagainya sehingga akan terdapat kekhasan tersendiri akan
makanan ini.

1.2 Gagasan Usaha

Untuk mencegah minat masyarakat akan kopi yang hanya disajikan


sebagai minuman ataupun kue yang tentunya sudah begitu familiar, juga
untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda dari penyajian kopi. Dalam hal
ini dengan memanfaatkan kopi sebagai rempeyek yang tentunya
menghadirkan suatu produk yang berbeda dibandingkan produk lainnya.

1.3 Nama Produk

Dalam pembuatan proposal ini, penulis mengajukan nama produk yaitu


Rempeyek Hitam. Nama produk ini digunakan karena menggunakan
bahan berupa kopi nur asli Kerinci. Dengan aroma dan warna hitam yang
khas dari kopi, sehingga diharapkan menjadi produk yang mempunyai cita
rasa yang khas.
BAB II
RELEVANSI

2.1 Mengapa Usaha Rempeyek Hitam Kopi Dibutuhkan?

Usaha ini dibutuhkan dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang


menyebabkan Indonesia menjadi negara yang menghasilkan berbagai
produk pertanian dan perkebunan, khususnya kopi. Apalagi kopi ini dikenal
sebagai salah satu produk kebanggaan Indonesia yang banyak dinikmati
oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Sehingga untuk memaksimalkan
pemanfaatan produk kopi agar semakin variatif dan tentunya menghadirkan
suatu produk kopi yang khas, sehingga akan menciptakan minat baru di
masyarakat akan pemanfaatan kopi.

2.2 Kendala/ Permasalahan yang Harus Dipecahkan?

Permasalahan yang dihadapi dalam usaha ini lebih kepada kopi itu
sendiri. Walaupun banyak segmen masyarakat yang menyukai, tetapi tidak
menutup kemungkinan jika ada juga bagian masyarakat yang tidak
meminatkan dirinya pada kopi. Sehingga ini menjadi tantangan tersendiri
agar bagaimana caranya agar kopi menjadi suatu komoditas yang mampu
dinikmati masyarakat tanpa harus disajikan dalam bentuk minuman yang
tidak semua orang menyukainya.
BAB III

TINJAUAN DARI USAHA

3.1 Tujuan yang akan dicapai

Tujuan dari usaha yang akan dibuat ini adalah:

3.1.1 Menciptakan lapangan pekerjaan


3.1.2 Sebagai upaya dalam mencari keuntungan
3.1.3 Memenuhi kebutuhan konsumen
3.1.4 Mewujudkan kemampuan dalam berwirausaha
3.1.5 Memanfaatkan kemampuan pemanfaatan usaha berbasis kreatif dan
inovatif pada produk asli Jambi
3.2 Manfaat Utama
3.2.1 Dengan dibentuknya usaha rempeyek hitam kopi nur ini, dapat
membentuk peluang dalam berwirausaha sehingga dapat menjadi
suatu produk baru yang memiliki ciri khas tersendiri dan memiliki
nilai ekonomis yang tinggi
3.2.2 Peningkatan nilai ekonomis dari kopi yang sebelumnya hanya terjual
sebagai produk minuman dan kue
3.2.3 Peningkatan daya saing kopi nur sebagai produk asli Jambi dalam
pasaran di masyarakat dalam bentuk produk rempeyek hitam kopi nur
3.3 Indikator Keberhasilan
3.3.1 Usaha rempeyek hitam kopi nur mendapat respon yang luas dari
masyarakat, sehingga dapat menjadi contoh dalam pengembangan
usaha ini di kalangan mahasiswa pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
3.3.2 Kebutuhan pangan di daerah Jambi yang terus meningkat, sehingga
produk ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan
khususnya pangan ringan. Dikarenakan rempeyek hitam kopi nur ini
merupakan makan ringan yang renyah dan dapat dimakan bersama
makanan utama seperti nasi goreng, soto, bakso, mie ayam dan
sebagainya. Juga penampilannya yang menyolok dengan warna
hitamnya yang khas. Serta yang paling penting adalah produk ini asli
jambi berupa kopi nur yang tumbuh dan dikomersialkan di daerah
Kerinci sehingga menambah kekhasan produk ini dibanding produk
sejenis lainnya.
3.3.3 Semua bahan yang digunakan dalam produk ini dapat diperoleh
dengan mudah di pasaran. Selain itu terdapat produk kopi nur asli
Kerinci yang menjadi ciri khas asli Jambi dari produk ini atas produk
sejenisnya.
3.3.4 Produk ini dikelola oleh mahasiswa sehingga mendayagunakan
mahasiswa kepada kegiatan yang produktif serta memberikan
penghasilan kepada mahasiswa dalam menciptakan kemandirian hidup
mahasiswa.
3.3.5 Kelebihan produk ini adalah memanfaatkan bahan asli Jambi serta cita
rasa yang dihasilkan tetap menonjolkan cita rasa kopi.
BAB IV

LANDASAN ILMIAH PRODUK

4.1 Asal Kopi

Kopi merupakan salah satu minuman yang banyak digemari oleh


masyarakat, karena kopi telah dikonsumsi dari generasi ke generasi. Hingga
saat ini, para penikmat kopi yang berasal dari berbagai segmen masyarakat
lebih memilih menikmati kopi bubuk dibandingkan kopi jenis lainnya
dikarenakan cita rasanya yang khas. Sehingga terdapat warung kopi yang
menjual kopi bubuk olahan lokal. Penikmat kopi biasanya menikmati kopi
sebanyak 3-4 cangkir setiap harinya. Hal ini menyebabkan ketergantungan
seseorang terhadap minuman kopi yang disebabkan karena kandungan
kafein dalam kopi.

4.2 Kandungan Kafein dalam Kopi

Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji
kopi, daun teh dan biji coklat. Kafein memiliki efek farmakologis yang
bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat,
relaksasi otot polos terutama terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot
jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein ditambahkan dalam
jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan (overdosis) mengkonsumsi
kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi,
mual dan kejang. Berdasarkan FDA (Food Drug Administration), dosis
kafein yang diizinkan adalah 100 200 mg/hari, sedangkan menurut SNI
01-7152-2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah
150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Kafein sebagai stimulan tingkat sedang (mild
stimulant) memang seringkali diduga sebagai penyebab kecanduan. Kafein
hanya dapat menimbulkn kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah yang
banyak dan rutin. Namun kecanduan kafein berbeda dengan kecanduan obat
psikotropika, karena gejalanya akan hilang hanya dalam satu atau dua hari
setelah konsumsi (Rialita, 2013).
4.3 Cara Pengolahan Biji

Kopi (coffea sp) merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis


minuman. Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk
bubuk. Kopi bubuk adalah biji kopi yang telah disangrai, digiling atau
ditumbuk hingga menyerupai serbuk halus. Sebelum kopi dipergunakan
sebagai bahan minuman, terlebih dahulu dilakukan proses roasting. flavor
kopi yang dihasilkan selama proses roasting tergantung pada jenis kopi
hijau yang dipergunakan, cara pengolahan biji kopi, penyangraian,
penggilingan, penyimpanan dan metode penyeduhannya. Cita rasa kopi
akan ditentukan oleh cara pengolahan di pabrik-pabrik. Penyangraian biji
kopi akan mengubah secara kimiawi kandungan-kandungan dalam biji kopi,
disertai susut bobotnya, bertambah besarnya ukuran biji kopi dan perubahan
warna bijinya. Biji kopi setelah disangrai akan mengalami perubahan kimia
yang merupakan unsur cita rasa yang lezat.

Evaluasi sensori merupakan suatu metode yang dilakukan oleh manusia


menggunakan panca indera manusia yaitu mata, hidung, mulut, tangan dan
juga telinga. Melalui kelima indera dasar ini, dapat menilai atribut sensori
suatu produk seperti warna, rupa, bentuk, rasa, dan tekstur serta telah
banyak diteliti (Rita, 2012).

4.4 Alasan Ilmiah Menggunakan Wadah Plastik

Berbagai jenis bahan kemasan lemas seperti misalnya polietilen,


polipropilen, nilon poliester, dan film vinil dapat digunakan secara tunggal
untuk membungkus makanan atau dalam bentuk lapisan dengan bahan lain
yang direkatkan bersama. Kombinasi ini disebut laminasi. Sifat-sifat
yangdihasilkan oleh kemasan laminasi dua atau lebih lapisan dapat memiliki
sifat yang unik. Contohnyakemasan yang terdiri dari lapisan kertas /
polietilen / alumunium foil / polipropilen baik sekali untuk kemasan kering.
Lapisan luar yang terdiri dari kertas berfungsi untuk cetakan permukaan
yang ekonomis dan murah.

Beberapa aditif yang terdapat pada plastik dan styrofoam diperlukan


untuk memperbaiki sifat-sifat fisika kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif
yang sengaja ditambahkn dikelompokkan sebagai komponen non plastik,
berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap cahaya ultraviolet,
penstabil panas, penurun viskositas, penyerap asam, pengurai peroksida,
pelumas.Selain mempunyai keunggulan, ternyata kemasan plastik memiliki
kelemahan yaitu kemungkinan terjadinya migrasi atau berpindahnya zak
monomer dari plastik ke dalam makanan, terutama jika makanan tersebut
tak cocok dengan kemasan atau wadah penyimpannya. Pada makanan yang
dikemas pada kemasan plastik, adanya migrasi ini tidak dapat dicegah 100%
(terutama jika plastik yang digunakan tidak cocok dengan jenis
makanannya). Migrasi monomer terjadi karena dipengaruhi oleh suhu
makanan atau penyimpanan dan proses pengolahannya. Semakin suhu
tersebut, semakin banyak monomer yang dapat bermigrasi kedalam
makanan. Semakin lama kontak antara makanan tersebut dengan kemasan
plastik, jumlah monomer yang akan bermigrasi dapat makin tinggi
(Muhammad, 2007).
BAB V
PENUTUP

Komoditas kopi ternyata dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan


diolah menjadi produk baru, salah satunya adalah rempeyek hitam. Dimana
dengan demikian selain dapat menciptakan suatu trend baru dalam industri
makanan ringan juga memanfaatkan sumber daya alam lokal asli Jambi.
Selain tentunya pemasaran produk ini dapat menghasilkan benefit tinggi.
Demikianlah proposal yang penulis ajukan, semoga dapat menciptakan
kerja sama yang saling menguntungkan. Atas segala dukungan, penulis
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Sulchan, Endang Nur W.2007. Keamanan Pangan Kemasan Plastik


dan Styrofom. Majalah Kedokteran Indonesia. Volum: 57. Nomor: 2.
Diakses pada tanggal 30 November 2016.

Rita Hayati, Ainun Marliah, dan Farnia Rosita. 2012. Sifat Kimia dan Evaluasi
Sensor Bubuk Kopi Arabika. Volum: 7. Diakses pada tanggal 30
November 2016.

Rialita Kesia Maramis, Gayatri Citraningtyas, Frenly Wehantouw. 2013. Analisis


Kafein Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado Menggunakan
Spektrofotmetri UV-VIS. Jurnal Ilmiah Farmasi. Volum: 2. No: 4. Diakses
pada tanggal 30 November 2016.

Anda mungkin juga menyukai