Bab 1 Pendahuluan (Fix) Sekarang
Bab 1 Pendahuluan (Fix) Sekarang
PENDAHULUAN
Dalam pemetaan ini penulis menggunakan peta topografi dengan skala 1:50.000
lembar Pulau Tiga yang diterbitkan oleh badan koordinasi survei dan pemetaan
nasional serta peta geologi lembar Langsa dengan skala 1:250.000 yang dibuat
oleh Cameron, N.R, dkk. 1983.
1-2
Pendahuluan
Gambar 1.1. Lokasi daerah pemetaan ditandai dengan tanda panah merah.
(World Atlas Pedia, 2011)
1-3
Pendahuluan
litologi, morfologi, sungai dan struktur geologi. Sedangkan data dari analisa
laboratorium yaitu berupa data fosil, untuk penentuan umur batuan, nama
batuan, jenis satuan morfologi, pola aliran sungai.
b. Data sekunder diperoleh dari referensi regional daerah ataupun peneliti-peneliti
terdahulu yang berkaitan dengan daerah pemetaan.
1-4
Pendahuluan
1-5
Pendahuluan
a. Pengamatan Litologi.
Pengamatan dan pengambilan data litologi dilakukan secara representatif,
singkapan batuan yang dijumpai pada daerah pemetaan diamati secara
megaskopis. Singkapan batuan masih segar diambil dan diamati dengan bantuan
loupe untuk melihat warna, tekstur, struktur serta komposisi mineral batuan
tersebut dan HCl (bila diperlukan). Selanjutnya melakukan pengukuran arah
kedudukan batuan, pengambilan sampel batuan yang segar dimana sampel yang
diambil diberi nomor sesuai dengan nomor lokasi pengamatan, kemudian
pengambilan foto singkapan dimana data-data tersebut direkam sedemikian rupa
didalam buku catatan lapangan.
b. Pengamatan Struktur Geologi
Pengambilan data struktur yaitu dengan mengamati ciri-ciri struktur yang ada
kemudian melakukan pengukuran dengan menggunakan alat bantu kompas
geologi, bertujuan untuk mengetahui kedudukan bidang struktur, dan selanjutnya
pengambilan foto.
c. Pengamatan Morfologi
Pengamatan morfologi yaitu mengamati bentuk-bentuk bentang alam,
punggungan, kelurusan, stadia sungai,genetik sungai dan pengambilan foto.
d. Pengambilan Foto
Objek yang difoto terdiri dari singkapan batuan, struktur geologi, morfologi,
sungai, serta objek geologi lainnya yang dianggap penting. Pengambilan foto
dilakukan sebanyak mungkin dan selengkap-lengkapnya yang nantinya dapat
diseleksi lagi untuk digunakan dalam tahap penyusunan laporan. Foto tersebut
digunakan untuk menunjang kesempurnaan laporan dan merupakan salah satu
bukti dari lapangan.
1-6
Pendahuluan
a. Analisa Litologi
Sampel batuan selain dianalisa megaskopis juga dianalisa secara petrografi dan
mikropaleontologi:
1. Analisa Petrografi di laboratorium petrografi, analisa ini dilakukan dengan
menggunakan sayatan tipis batuan yang kemudian dianalisa di bawah
mikroskop polarisasi cahaya bias untuk mengetahui tekstur dan dan struktur
serta komposisi mineral batuan berdasarkan metode perjalanan sinar/bias
cahaya sehingga didapat nama dan jenis yang lebih detail serta ganesanya.
2. Analisa Fosil Mikro dilaboratorium Paleontologi Makro dan Mikro, analisa
ini dilakukan pada batuan sedimen untuk mengetahui keterdapatan fosil
mikro yang kemudian dianalisa untuk mengetahui umur dan lingkungan
pengendapan batuan sedimen tersebut. Analisa fosil mikro di lakukan dengan
cara khusus. Hal ini dikarenakan fosil mikro merupakan bagian penyusun
batuan sedimen yang merupakan satu kesatuan yang telah kompak dari hasil
proses lithifikasi/diagenesa batuan sedimen. Adapun penyajian mikro fosil
meliputi proses antara lain proses penguraian butiran, kemudian proses
pengayakan, setelah itu didapat butiran/taburan yang siap untuk dianalisa di
bawah mikroskop binokuler agar dapat diketahui keterdapatan fosil mikro
pada batuan sedimen tersebut.
b. Analisa Struktur
Hasil pengamatan struktur seperti sesar, kekar serta lipatan yang ada dilapangan
kemudian dianalisa untuk menentukan orientasi dan digunakan dalam
penggambaran peta.
c. Analisa Morfologi
Analisa ini dilakukan dengan cara memperhatikan pengontrol bentuk bentang
alam daerah pemetaan dengan menggunakan data peta topografi dan pangamatan
langsung untuk menentukan satuan morfologi daerah pemetaan berdasarkan
genesa pembentukannya.Analisa lain yang dilakukan dalam pengamatan
morfologi adalah analisa sungai yang meliputi analisa pola pengaliaran, penentuan
Daerah Aliran Sungai (DAS) dan genetik sungai.
1-7
Pendahuluan
a. Penentuan Stratigrafi
Penentuan stratigrafi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Sebaran batuan.
Sebaran batuan dapat ditentukan dengan manganalisis data nama nama batuan
di lapangan secara megaskopis dan di laboratorium secara mikroskopis dengan
memperhatikan lokasi pengamatan singkapan dan kedudukan batuan.
2. Hubungan antar batuan
Data umur batuan yang diperoleh dari fosil dianalisa untuk menentukan urutan
antar batuan dan hubungan antar batuan. Namun apabila tidak dilakukan analisa
fosil dan deting maka penentuan hubungan antar batuan berdasarkan
kesebandingan dari data ciri litologi dengan prinsip litostratigrafi.
b. Penentuan Struktur Geologi
Struktur geologi yang diamati dilapangan seperti sesar, kekar, perlipatan, dan ciri
struktur lainnya dianalisa lebih lanjut yang bertujuan untuk menentukan orientasi
dan kinematiknya yang kemudian disajikan dalam laporan.
c. Penentuan Satuan Morfologi
Hasil dari data lapangan dan laboratorium mengacu pada refrensi Budi
Brahmantyo dan Bandono (1999), yaitu berdasarkan atas morfogenesa.
Sedangkan untuk pola aliran dan daerah aliran sungai (DAS) dilakukan dengan
cara mengamati pola aliran yang ada pada daerah penelitian melalui peta topografi
mengacu pada refrensi Arthur Davis Howard, 1966, Vide Jica Lemigas, 1994.
d. Penentuan Geologi Sejarah
Data yang diperoleh seperti statigrafi, struktur geologi, geomorfologi yang telah
dianalisa dan diinterpretasikan kemudian disajikan sebagai data untuk mengetahui
sejarah geologi dengan melihat kondisi tektonik yang berkembang didaerah
pemetaan yang mengacu pada peneliti-peneliti terdahulu.
1-8
Pendahuluan
1-9
Pendahuluan
LABORATORIUM
1 - 10
Pendahuluan
1 - 11