PENDAHULUAN
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan
kedua, adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.
langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar untuk
adalah sebuah produk dari suatu proses kegiatan mental yang berupa berpikir.
1. Hakikat Pengetahuan
melengkapi, yaitu teori idealisme dan teori realisme. Pertama, teori idelisme
pemahaman bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah jiwa atau ide, bukan materi.
Dengan kata lain jiwa di alam semesta ini menduduki posisi sentral.
sendirinya yang riil (being is being) dan bukan berada di alam ide. Kedua teori ini
didasarkan pada sesuatu yang bersifat abstarak (ide, jiwa, spirit), maka sifat
ditentukan oleh jiwa dan ide yang ada dalam diri seseorang. Sebaliknya, teori
realisme yang didasarkan pada sesuatu yang bersifat konkrit (misalnya: air, udara,
2. Sumber Pengetahuan
berpendapat bahwa suber dari seluruh pengetahuan manusia adalah easio atau
manghasilkan kesimpulan yang benar bila ditinjau dari alu-alur logikanya, namun
tasionalis maka kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan
didapatkan lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat pengalaman yang
empiris ini ialah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung untuk
mendapatkan pengetahuan yang lain. Yang penting untuk kita ketahui adala intuisi
dan wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses
penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang diutus-
Nya sepanjang zaman. Pengrtahuan ini didasarkan pada kepercayaan akan hal-hal
ini.
cukup unik.
karena empirisme itu sendiri berarti pengalaman. Metode kedua adalah dengan
menggunakan akal yang mampu memahami sesuatu yang lebih tinggi. Istilah-
istilah abstrak, konsep atau bahkan ide-ide sederhana sekalipun. Dan metode yang
ketiga adalah dengan menggunakan hati nurani dan alat-alat indera dalam
indera lahir (empirisme), akal (rasionalisme) dan rasa atau indera batin
(intuisionisme).
yang digunakan adalah paradigna logis, dengan menggunakan metode rasio atau
logis atau tidak logis. Dan ketiga, pengetahuan sains memiliki obyek empiris,
ilmiah, dan kebenarannya diukur apakah pengetahuan tersebut logis dan terbukti
Pengetahuan yang dianggap benar atau valid dapat dilihat dari tingkat
koherensi, korespondensi dan pragmatisnya. Dengan kata lain untuk menguji dan
mengukur sebuah ide filosofis itu benar atau tidak terdapat teori yang
dengan fakta itu sendiri. dan ketiga, teori pragmatis. Kebenaran terletak pada
ini juga dipergunakan oleh ilmuwan dalam menetukan kebenaran ilmiah dilihat
membicarakan tentang hakekat pengetahuan dimana terdapat dua teori yang saling
intuisionisme dan wahyu.dan yang terakhir adala metode yang dipakai manusia
(rasionalisme), pengalaman indera lahir (empirisme) dan rasa atau indera batin
(intuisionisme).
mengukur apakah pengetahuan itu benar atau tidak dapat mnusia dapat
menggunakan tiga teori, yaitu teori koherensi, teori korespondensi dan teori
pragmatis.
PERSOALAN PERSOALAN INTI DALAM
TEORI PENGETAHUAN
Disusun oleh :
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2005
DAFTAR PUSTAKA