Anda di halaman 1dari 8

PERAN PERAWAT DALAM BERITA JUMLAH PENDERITA

KANKER DI NTT TERUS BERTAMBAH

TUGAS DASAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

oleh:

Sukma Ningrum
NIM 162310101194

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
Jumlah penderita kanker di NTT terus
bertambah
Rabu, 25 Oktober 2017 22:55 WIB | 4.513 Views
Pewarta: Kornelis Kaha

Dokumentasi--Dokumentasi seorang siswi SMA (kiri) mendapatkan vaksin Human Papilloma Virus
(HPV) guna mencegah kanker mulut rahim (serviks) secara gratis di wilayah Kabupaten Badung,
Provinsi Bali, Senin (12/11/2016). (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana)

Kupang (ANTARA News) - Jumlah pengidap kanker di Nusa Tenggara Timur


terus bertambah setiap tahun seperti yang terdata di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD)WZJohane,Kupang.

"Kalau kita perhatikan dan hitung baik-baik selama tiga tahun terakhir jumlah
penderita kanker di NTT terus bertambah dan cukup tinggi peningkatannya," kata
Direktur RSUD WZ Johanes Dominikus Minggus Mere kepada wartawan di
Kupang,Rabu.

Ia menyebutkan pada 2015 jumlah penderita kanker yang ada di NTT mencapai
240 orang, kemudian pada 2016 jumlahnya mencapai 910 orang dan sampai pada
September 2017 meningkat menjadi 860 orang. Jumlah tersebut diperkirakan akan
terus bertambah hingga 1.000 orang mengingat masih ada sisa tiga bulan lagi
hingga akhir 2017.

"Kita prediksi sampai akhir tahun nanti jumlahnya akan terus bertambah hingga
1.000 jiwa warga NTT yang menderita kanker," tambahnya.

Berdasarkan data distribusi penderita kanker berdasarkan organ menurut


pemeriksaan histopatologi di instalasi patologi anatomi RSUD WZ Johanes
penderita kanker terbanyak adalah kanker serviks dengan jumlah 32 jiwa.
Kemudian menyusul kanker ovarium 31 jiwa, kanker payudara 27 jiwa, rongga
mulut 16 jiwa, thyroid dan saluran cerna 14 jiwa, serta kelenjar getah bening 12
jiwa.

"Rincian tersebut adalah rincian yang diambil pada 2016," tambahnya.

Dalam pemeriksaan lanjutan kepada para pasien, hampir sebagian penyakit kanker
ditemukan pada kondisi yang sudah masuk stadium lanjut. Sehingga angka
kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang
diharapkan meskipun tata laksana kanker telah berkembang dengan pesat.

Untuk mencegah semakin berkembangnya pengidap kanker, RSUD WZ Johanes


sendiri sudah mempersiapkan sejumlah peralatan yang memadai serta SDM yang
terlatih. Bahkan menurutnya dengan pelatihan yang diberikan oleh Yayasan
Kanker Indonesia bekerja sama dengan Garuda Indonesia, diharapkan dapat
menurunkan angka pengidap kanker di NTT.

Lebih lanjut Ketua YKI DPD NTT Lusia Adinda Lebu Raya mengatakan, sejauh
ini masih banyak warga yang mungkin saja takut untuk memeriksakan
kesehatannya.
"Kehadiran YKI sehingga ada sekretariatnya di NTT merupakan upaya yang kita
lakukan untuk menekan angka pengidap kanker semakin tinggi," tuturnya.

Dalam setiap kesempatan lanjutnya YKI sendiri terus memantau dan memberikan
pendampingan kepada para pengidap kanker yang lebih banyak didominasi oleh
para ibu, akibat menderita kanker serviks serta kanker payudara.

Layanan Deteksi Sistem Saraf Otak

Sementara Rumah Sakit Siloam Sriwijaya memberi kejutan spesial, khususnya


bagi masyarakat yang bermukim di Palembang. Selain berbagi paket promo
spesial, Siloam Sriwijaya turut menghadirkan fasilitas kesehatan terbaru, yaitu
Brain Documentantion yang merupakan fasilitas deteksi dini gangguan kelainan
pada sistem saraf otak.

Peluncuran fasilitas Brain Documentation merupakan bagian dari komitmen


Siloam guna melayani layanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh serta
sebagai tonggak baru yang menandakan hari lahir rumah sakit tersebut dibulan
Oktober.
"Kami menghadirkan fasilitas unggul dan berbagai promo menarik dalam mengisi
hari ulang tahun

Siloam Sriwijaya. Yang paling spesial adalah layanan dokumentasi otak atau
Brain Documentation senilai Rp 2.828.009, yang terdiri dari pemeriksaan EEG
(Elektroensefaligram), untuk pemeriksaan kelistrikan dari otak dan untuk
rangkaian kelenal otak, " papar Theresia Chiristin dalam keterangannya, Rabu

Theresia menambahkan, selain pelayanan dokumentasi otak, pihaknya pun


melayani pemeriksaan masalah deteksi dini pendengaran pada anak, yaitu
layanan BERA atau Brainstem Evoke Response Audiomentry.
"Untuk paket Bera, harga mulai dari Rp 450 ribu, nilai layanan itu tergantung
dengan komposisi sesuai dengan berat badan pasien," imbuhnya.

Ia menambahkan, selain pemeriksaan radiologi, pemeriksaan otak juga dilengkapi


dengan pemeriksaan kadar kolestrol, lemak baik, lemak jahat dan lemak dalam
tubuh, dan Ureum. Dalam paket dokumtasi otak dengan pemeriksaan MRI kepala
non-kontras, sedang pemeriksaan tanpa radiasi untuk struktur struktur kepala,
tendon, dan jaringan lunak tanpa obat kotras.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT ANTARA 2017
PEMBAHASAN

Judul Berita : Jumlah penderita kanker di NTT terus bertambah

Tanggal terbit : 25 Oktober 2017

Peran Perawat :

1. Perawat sebagai caregiver


Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan memiliki
kemampuan dan fungsi untuk memberikan layanan kesehatan dengan turut
serta melakukan pemeriksaan kesehatan dini untuk mendeteksi kanker.
Selain itu, perawat juga menjalankan fungsinya untuk meningkatkan
kualitas perawatannya kepada pasien kanker stadium lanjut yang banyak
ditemukan di NTT serta menjalani kemoterapi.

2. Perawat sebagai edukator


Perawat pada dasarnya merupakan guru dan agen kesehatan tanpa
memandang lingkungan tempat berlangsungnya praktik (National League
of Nursing Education, 1937). Dari kutipan tersebut, maka disinilah peran
perawat sebagai edukator itu dilaksanakan. Dengan adanya bahasan
mengenai peningkatan penderita kanker di NTT menunjukkan bahwa
masalah kanker ini bukanlah hal yang sepele. Perawat dapat mengambil
peran di dalamnya dalam hal preventif dan promotif, dengan melakukan
suatu bentuk sosialisasi atau pendidikan kesehatan kepada masyarakat
mengenai pengenalan akan kanker, apa saja macam-macam dan penyebab
kanker, bagaimana tanda dan gejalanya, serta penetalaksanaan dan
pencegahannya. Dengan adanya pendidikan kesehatan ini merupakan
suatu arti penting tanggung jawab promosi kesehatan serta pencegahan
penyakit di lingkungan masyarakat. Outcome yang diharapkan setelah
adanya sosialisasi tersebut adalah masyarakat akan lebih mempunyai
pengetahuan yang luas tentang kanker sehingga mereka dapat melakukan
antisipasi terhadap kesehatannya masing-masing.

3. Perawat sebagai motivator


Dalam memenuhi kebutuhannya, pasien akan berperilaku sesuai
dengan dorongan atau motivasi yang dimilikinya. Motivasi tersebut dapat
didapatkan pasien dari interen ataupun eksteren. Disinilah perawat
berperan sebagi motivator untuk memberikan dorongan kepada pasien
mengenai kebutuhan dan keinginan seorang serta menentukan arah
tindakannya. Selain itu, perawat juga dapat memberikan suatu rangsangan
kepada masyarakat mengenai baiknya pencegahan kanker sehingga
masyarakat terdorong, termotivasi untuk melakukan pemeriksaan dini
terhadap kanker.

4. Perawat sebagai kolaborator


Peran kolaborator merupakan salah satu peran perawat dalam
mengatasi masalah kesehatan secara team work dengan tim kesehatan
lainnya. Perawat dapat bekerja sama dengan tim kesehatan lain seperti
dokter untuk mengatasi masalah meningkatnya penderita kanker. Misal,
dokter memberi mandat kepada perawat untuk memberikan obat kepada
pasien dengan kanker stadium lanjut.

5. Perawat sebagai koordinator


Perawat sebagai anggota tim kesehatan dapat bekerja erat dengan
anggota komunitas untuk menyediakan pelayanan kesehatan. Perawat
dapat membimbing masyarakat untuk mengikuti program-program yang
diadakan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, misalnya seperti
diadakannya penyuluhan, dan tindakan-tindakan kedepannya setelah itu.
DAFTAR PUSTAKA

Antara News. 2017. Jumlah penderita kanker di NTT terus bertambah.

http://www.antaranews.com/berita/660901/jumlah-penderita-kanker-di-ntt-

terus-bertambah#. [diakses pada tanggal 27 Oktober 2017].

Bastable, Susan B,. 2002. Perawat Sebagai Pendidik : Prinsip-prinsip

Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta : EGC.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi

ke-2. Jakarta: EGC.

Mandagi, F. M., J. M. L. Umboh, dan J. A. M. Rattu. 2015. Analisis Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat dalam Menerapkan

Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon.

Jurnal e-Biomedik. 3(3) : 889-890.

Priharjo, Robert. Tanpa tahun. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta:

Kanisius.

Wahyuni, D., N. Huda, dan G. Tri Utami. 2015. Studi Fenomenologi: Pengalaman

Pasien Kanker Stadium Lanjut yang Menjalani Kemoterapi. Jurnal Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. 2(2) : 1041-1042.

Anda mungkin juga menyukai