PENDAHULUAN
kependudukan telah ada sejak dahulu, Pluto (427-347) menyarankan agar pranata
pertumbuhan ekonomi.
serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu cara
yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengatur jarak kelahiran dan jumlah
anak melalui Program keluarga Berencana (KB) yang merupakan sebuah program
1
2
hidup dalam lingkungan yang sehat dan keluarga berencana adalah upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
Nasional (LKBN) pada tahun 1969 sebagai lembaga semi Pemerintah. Pada tahun
Presiden) nomor 8 tahun 1970 dan di beri nama BKKBN (Badan Koordinasi
yaitu setiap keluarga memiliki maksimal dua anak dengan penggunaan alat-alat
dan terus berlanjut sampai dengan tahun 2035. Untuk mencapai kondisi penduduk
tumbuh seimbang diharapkan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR)
sebesar 2,1 dan angka reproduksi atau Net Reproduction Rate (NRR) sebesar 1
luas wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak,
jauh diatas 9 anggota negara lain. Dengan angka fertilitas mencapai 2,6 terbesar
ke empat setelah negara kamboja (2,8), Filipina (3,0) dan Laos (3,2). (world
population Data Sheet 2013). Hal ini menunjukan Angka fertilitas Indonesia
masih berada di atas rata-rata TFR negara ASEAN yaitu 2,4 dan tidak dapat
yang menargetkan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) 2,1 per
penduduk yang tidak merata antar pulau dan provinsi. Pulau jawa yang luasnya
hanya 7% dari luas keseluruhan Indonesia namun dihuni oleh 58% dari seluruh
sebagai daerah yang diteliti karena merupakan provinsi dengan jumlah penduduk
Jawa Barat mengalami kenaikan dari tahun 2000 sebesar 35.729.537 jiwa menjadi
jiwa. Sehingga sex ratio di Jawa Barat sebesar 102,83 yang artinya terdapat 102
usia subur (15-49 tahun). Secara nasional Jawa Barat berada pada urutan pertama
dengan jumlah penduduk terbesar di susul oleh Jawa Timur (38.828.061 jiwa) dan
persen, dan menurun pada tahun 1980-1990 menjadi 2,57 persen, di tahun 1990-
menjadi 2,03 persen, tahun 2000-2010 menurun kembali menjadi 1,90 persen,
1,90 menjadi 1,56 persen. Meskipun laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat
masih berada di atas standar nasional yaitu 1,38 persen pertahun. Di samping itu
Gambar 1.1
Perkembangan Total Fertiity Rate di Jawa Barat, Jawa Timur dan
Jawa Tengah ( persen )
6
terakhir yaitu 2012-2015 TFR di Jawa Barat terus mengalami penurunan. Pada
tahun 2012 angka TFR di Jawa Barat sebesar 2,5 perwanita, jumlah ini sama
besarnya dengan provinsi Jawa tengah, sedangkan Jawa Timur berada pada
kisaran 2,3 lebih rendah dari Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Selanjutnya
pada tahun 2013 TFR di Jawa Barat menurun lagi menjadi 2,37 angka ini
akhirnya berada di bawah angka nasional yaitu 2,42, Hal ini berbanding terbalik
dengan angka kelahiran di Jawa Timur yang naik menjadi 2,4. Pada tahun 2014
TFR di Jawa Barat kembali turun menjadi 2,18 dan lebih rendah dari TFR di Jawa
Tengah yang naik menjadi 2,5. Penurunan di Jawa Barat terjadi didominasi oleh
2015 TFR di Jawa Barat mengalami sedikit kenaikan menjadi 2,28. Pemicu
terutama pil dan suntik serta pamakaian metode kontrasepsi jangka panjang yang
terwujud dalam menanggulangi angka kelahiran, akan tetapi penrurunan ini masih
jauh dari angka yang di targetkan pemerintah yaitu menurunkan angka TFR
penduduk disamping migrasi masuk. Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu
7
tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak dan lima belas tahun
kemudin akan membentuk kelompok usia subur yang akan menikah dan
melahirkan bayi.
teknik yang termasuk dalam pendekatan yearly performance adalah Total Fertility
lahirkan setiap wanita. Kebaikan dari teknik ini adalah merupakan ukuran untuk
seluruh wanita usia 15-49 tahun yang dihitung berdasarkan angka kelahiran
menurut kelompok umur, berbeda dengan teknik yang lain yang perhitungnnya
tidak memisahkan antara penduduk laki-laki dan perempuan serta tingkat usia
demografi dan non demografi. Faktor demografi meliputi umur, umur perkawinan
kaitannya dengan sikap dan pandangan hidup suatu masyarakat. Pendidkan jelas
Rata-rata lama sekolah dipilih sebagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
pendidikian yang dicapai oleh masyarakat disuatu daerah, semakin tinggi Rata-
rata lama sekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidkan yang di jalani semakin
Gambar 1.2
Rata-Rata Lama Sekolah di Jawa Barat ( Tahun )
9
Pada gambar di atas bisa kita lihat bahwa rata-rata lama sekolah di Jawa
Barat menunjukan perbaikan dalam empat tahun terakhir, pada tahun 2011 rata-
rata lama sekolah mencapai 7.46 tahun, pada tahun 2012 rata-rata lama sekolah
naik 7.52 tahun, dan pada tahun 2013 naik lagi menjadi 7.58 pada 2014
mengalami peningkatan menjadi 7.71 dari tahun sebelumnya, pada tahun 2015
rata-rata lama sekolah di Jawa Barat tetap mengalami peningkatan menjadi 7.86
pendapatan dengan fertilitas adalah ketika pendapat seorang naik akan semakin
kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan berubah. Orang tua menginginkan
anak dengan kualitas yang baik. Ini berarti biaya (cost) nya naik. Sedangkan
tetapi balas jasa ekonominya turun. Disamping itu orang tua juga tidak bergantung
dari sumbangan anak, jadi biaya membesarkan anak lebih besar daripada
ekonomi selama periode tersebut sebesar 6,1 persen per tahun. Namun demikian
10
perkapita Provinsi Jawa Barat dari angka rata-rata nasional sebesar 5,90 persen.
Gambar 1.3
PDRB Perkapita di Jawa Barat ( Rupiah )
Dari gambar 1.3 memperlihatkan bahwa PDRB perkapita Jawa Barat terus
rata-rata nasional pada periode tersebut. Pada tahun 2012 PDRB perkapita
masyarakat Jawa Barat atas dasar harga konstan mencapai 23,04 juta , kemudian
naik menjadi 24,12 juta pada tahun 2013 dan meningkat kembali menjadi 24,97
juta pada tahun 2014, di tahun 2015 PDRB Peerkapita tetap mengalami
Wanita usia subur sering dikaitkan dengan tingkat fertilitas, umur wanita
usia subur berkisar pada usia 15-49 tahun. Dimana penduduk berada dalam masa
untuk melahirkan, yakni sejak mendapat haid pertama (Manarche) dan berakhir
saat berhenti haid (menopause). Perkembangan jumlah wanita usia di jawa barat
terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini bisa kita lihat dari gambar di
bawah ini.
Gambar 1.4
Jumlah Wanita Usia Subur di Jawa Barat (Orang)
Dilihat dari gambar 1.4 pada data jumlah wanita usia subur di provinsi
tahun 2012 Jumlah wanita usia subur sebesar 10.233.144 jiwa. Di tahun 2013
12.452.174 jiwa begitu pula di tahun 2014 yaitu 12.646.174 jiwa dan pada tahun
2015 jumlah wanita usia subur tetap mengalami peningkatan menjadi 12.837.948
jiwa. Kenaikan tersebut akan berdampak pada besarnya angka kelahiran bila tidak
masuk ke Jawa Barat kurang lebih 740.000 penduduk per 5 tahun. Jumlah ini
Hendershot di dalam teori sosial umum (General Social Theories), pada teori
Gambar 1.5
Migrasi Neto di Jawa Barat ( Orang )
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa Migrasi Risen Neto dari tahun
2000-2015 mengalami fluktuasi. Pada hasil sensus Penduduk tahun 2000 jumlah
Migrasi Risen Neto sebanyak 465.268 jiwa dimana migrasi masuk ke Jawa Barat
sebanyak 1.097.021 jiwa lebih besar dari pada migrasi yang keluar yang hanya
sebesar 493.039 jiwa, itu berarti Migrasi Risen Neto di Jawa Barat bersifat positif.
tahun 2004 dan berlakunya otonomi daerah. Namun demikina hingga tahun 2010
Migrasi Neto Risen kembali mengalami kenaikan menjadi 453.087 jiwa. kenaikan
14
tersebut dikarenakan Pembangunan di Jawa Barat yang relatif cepat tetap menjadi
magnet bagi migran di luar provinsi Jawa Barat untuk memperoleh penghidupan
yang lebih layak, Sehingga banyak masyarakat yang datang untuk mencari
kerjanya. Selain itu Jawa Barat yang memiliki iklim yang jauh lebih sejuk di
menjadi salah satu tujuan bagi imigran untuk menetap di Jawa Barat. Di tahun
2015 jumlah Migrasi Neto Risen mengalami penurunan kembali menjadi 244.926
jiwa, jumlah ini lebih sedikit bila di bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
cukup tinggi. Sejak tahun 2010 hingga 2014 provinsi Jawa Barat sudah
Penduduk Wanita Usia Subur, dan Migrasi Risen Neto secara Parsial terhadap
Penduduk Wanita Usia Subur dan Migrasi Risen Neto secara bersama-sama
Jumlah Wanita Usia Subur, dan Migrasi Risen Neto secara parsial terhadap
Jumlah Wanita Usia Subur dan Migrasi Risen Neto secara bersama-sama
mempengaruhi fertilitas
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan maret 2017 seperti pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1.1
Rencana Jadwal Penelitian
Tahun 2017
Keterangan Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perizinan
Pengajuan Judul
Penyusunan
usulan
penelitian
Bimbingan
Seminar Usulan
Penelitian
Revisi Seminar
Usulan
Penelitian