Anda di halaman 1dari 21

Sejarah Asal Mula Pertamina di Indonesia

andi msc 17.01 History


Berdirinya Pertamina
Pada tahun 1945, Jepang, dengan disaksikan pihak Sekutu, menyerahkan Tambang Minyak
Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini adalah bekas daerah konsesi BPM
sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa revolusi fisik, tambang minyak ini hancur total.
Lapangan-lapangan minyak di daerah lain di Indonesia dapat dikuasai kembali oleh Belanda dan
pihak asing berdasarkan hak konsesi, namun lapangan minyak di Sumatera Utara dan Aceh dapat
dipertahankan bangsa Indonesia.

Semenjak kedaulatan Republik Indonesia diakui pada Desember 1949, hingga akhir 1953
Pemerintah masih ragu apakah akan mengembalikan Tambang Minyak Sumatera Utara kepada
BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan koordinator untuk pertambangan oleh Menteri
Perekonomian pada tahun 1954 belum membawa perbaikan.

Pada bulan Oktober 1957, Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada waktu itu Jenderal A.H.
Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk Perusahaan Minyak yang
berstatus hukum Perseroan Terbatas. Pada tanggal 10 Desember 1957 didirikan P.T.
Pertambangan Minyak Nasional Indonesia (P.T. PERMINA) dengan Kol.Dr. Ibnu Sutowo
sebagai Presiden Direktur.
Berdasarkan UU No 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, P.T Permina sebagai Perseroan
Terbatas menjadi Perusahaan Negara dengan anggota-anggota Direksi waktu itu adalah :

1. Kol. Dr. Ibnu Sutowo , sebagai Presiden Direktur


2. Let.Kol.S.M. Geudong, sebagai Direktur,
3. Let.Kol.J.M Pattiasina, sebagai Direktur.

Kronologi Sejarah Minyak dan Gas Bumi di Indonesia


Prolog Masa 1871 - 1885 (Masa Awal Pencarian dan Penemuan Minyak di Indonesia) Industri
minyak Indonesia mulai di awal abad 19:

12 tahun setelah pemboran minyak pertama di Titusville, Pensylvania, AS 1859


Reering 1871 - Zilker 1885 masa pencarian dan penemuan minyak (mulai pemboran
1883 di Telaga Tiga)Prolog Masa 1885 - 1945 (Masa Eksploitasi Minyak oleh Penjajah)
Pasca 1885 Berdiri Royal Dutch Company di Pangkalan Berandan (Sumatera Utara)
1887 - Pencarian minyak di Jawa Timur (Surabaya)
1888 - Konsesi Sultan Kutai dengan JH Meeten di Sanga-Sang
1890 - Pendirian kilang Wonokromo & Cepu
1892 - Pembangunan kilang minyak di Pangkalan Berandan
1894 - Pendirian kilang Balikpapan oleh Shell Transport and Trading
1899 - UU Pertambangan Pemerintah Hindia Belanda (Indische Mijnwet) yang mengatur
kegiatan pencarian minyak bumi di IndonesiaAS dan Belanda
AS berusaha masuk ke Indonesia tapi dicegah pemerintah Belanda. Namun karena
tekanan AS kepada Den Haag, akhirnya muncul perusahaan patungan AS dan Belanda
yakni SHELL dan NIAM (Jambi, Bunyu, dan Sumatera Utara)
Standard Oil masuk dan dipecah menjadi Standard Oil of New Jersey (membentuk Anak
Perusahaan American petroleum Co) dan Nederlandsche Koloniale Petroleum
Maatschappij (NKPM).
NKPM menemukan lapangan Talang Akar (Sumsel) yang merupakan lapangan terbesar
di Hindia Belanda
Mendirikan Kilang Sungai Gerong di seberang Kilang Plaju milik Shell
1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan Madura
menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum Petroleum Maatschappij
(SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya ada bagian pemasaran Standard Oil of
New York sekarang bernama Mobil Oil. Penggabungan ini diubah statusnya menjadi PT
Standard Vacuum Petroleum (Stanvac) pada1947.
1922 Standard Oil of California masuk ke Kalimantan dan Irian Jaya
1928 Gulf Oil (AS) masuk ke Sumatera Utara
1929 Standard Oil of California masuk ke Sumatera Utara
1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan Madura
menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum Petroleum Maatschappij
(SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya ada bagian pemasaran Standard Oil of
New York sekarang bernama Mobil Oil.
1947 Penggabungan SVPM diubah statusnya menjadi PT Standard Vacuum Petroleum
(Stanvac).
Catatan: Di zaman Jepang, usaha yang dilakukan umumnya adalah merehabilitasi lapangan dan
sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman.Prolog Masa 1945 - 1957 (Masa
Perjuangan Minyak Pra-Pertamina)

Selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak berhenti.


Perjuangan Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, dan Aceh Timur
Muncul "Laskar Minyak" mensuplai keperluan pesawat terbang dan kendaraan lain

Berdiri perusahaan minyak pribumi

1945 didirikan PTMSU


1945 didirikan PTM
N Cepu di lokasi ex SHELL (Lap. Nglobo, Semanggi Ledok dan Wonokromo)
1950 PTMN Cepu berubah menjadi PTMNRI Cepu
1950 PTMN Sumatera Utara berubah menjadi PTMRI Sumatera Utara
1954 PTMNRI Sumatera Utara berubah menjadi TMSU
22 Juli 1957 TMSU ditetapkan menjadi PT ETMSU (eksploitasi)
Agustus 1951 Mosi Mohammad Hasan
Gubernur Sumatera Mr. Teuku H. Moh. Hasan mengajukan sebuah mosi yang
memperjuangkan pertambangan minyak dan disokong oleh kabinet secara bulat pada 2
Agustus 1951 dan dibentuk sebuah komisi.
Perjuangan di parlemen salah satunya adalah merintis UU pertambangan yang mengganti
Indische Mijnwet 24 Oktober 1956 PP No. 24/1956
Diputuskan tambang minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan kepada SHELL 1957
Juli 1957 Jend. AH. Nasution mendapatkan pelimpahan tugas tambang minyak Sumut.
Rehabilitasi lapangan dan ekspor hasil untuk pembangunan.
1957 Pemerintah RI mengambil alih semua perusahaan Belanda di Indonesia. (Kecuali
SHELL karena kepemilikannya bersifat internasional)
Perubahan nuansa kedaerahan menjadi nasional (AH Nasution, 1957)
10 Desember 1957 berdirinya PT Permina sebagai perusahaan minyak pertama bersifat
nasional Pasca 1957
1959 berdiri NV NIAM (NV Nederlands Indische Aardolie Maatschappij)
Perusahaan patungan AS dan Belanda
31 Des 1959 50% saham diambil alih pemerintah RI dan NV NIAM berubah jadi PT
Permindo
1961 PT Permindo dikukuhkan menjadi PN Permigan
Tahun 1961 : PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan PTMN menjadi PN.
PERMIGAN
4 Jan 1966 Permigan dilikuidasi karena peristiwa G30S/PKI (Perbum)
Aset Permigan diberikan kepada PN Pertamin dan PN Permina
1968 PN Pertamin dan PN Permina merger menjadi PN Pertamina
1971 diterbitkan UU No. 8 tahun 1971 yang mengukuhkan PN Pertamina menjadi
Pertamina
2001 diterbitkan UU Migas No 22 tahun 2001 yang akhirnya mengantar Pertamina
menjadi PT Pertamina (Persero)
2003 Pertamina berubah status menjadi PT Pertamina (Persero)
Perubahan mendasar ada pada peran regulator menjadi player

Era Persero

Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi PT.
Persero yang bergerak di bidang energi, petrokimia dan usaha lain yang menunjang bisnis
Pertamina, baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar.
Modal Setor PT. Pertamina (Persero) : PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang
100% sahamnya dimiliki oleh Negara. Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN)
PT. Pertamina (Persero) pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun.
Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari : "Seluruh Kekayaan Negara yang selama
ini tertanam pada Pertamina, yang meliputi Aktiva Pertamina beserta seluruh Anak
Perusahaan, termasuk Aktiva Tetap yang telah direvaluasi oleh Perusahaan Penilai
Independen, dikurangi dengan semua Kewajiban (Hutang) Pertamina".
STRATEGI
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi pembinaan usaha kecil dan koperasi dengan departemen
keuangan, kantor menteri negara BUMN, kantor menteri negara koperasi dan usaha kecil /
menengah, departemen perindustrian dan perdagangan departemen perindustrian dan
perdagangan, departemen luar negeri, pemerintah daerah dan BUMN lain.

Melakukan kerjasama denga perguruan tinggi terkemuka, LSM terpilih / reputable dan lembaga
profesional di setiap propinsi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembinaan usaha kecil dan
koperasi mitra binaan / calon mitra binaan pertamina.
Menjembatani terciptanya aliansi strategis dengan prinsip saling menguntungkan dan
berkelanjutan antara usaha kecil dan koperasi mitra binaan pertamina terseleksi dengan pabrikan,
distributor, ekspotir dan asosiasi retailer dalam dan luar negeri.
Menjembatani tersiptanya aliansi strategis dengan perusahaan jasa distribusi / transportasi.
Menjembatani terciptanya kerjasama teknis.

Produksi dengan para pabrikan pengguna. Produksi dalam dan luar negeri. Mengikutsertakan
usaha kecil dan koperasi. Mitra binaan pertamina terseleksi dalam berbagai pameran dagang dan
industri di dalam dan luar negeri secara bertahap dan berkelanjutan. Fokus pada pembinaan
usaha kecil dan koperasi di sekitar wilyah operasi pertamina dan mitra bisnis.

Visi
Menjadi lembaga pembinaan usaha kecil dan koperasi terkemuka yang dapat mengangkat citra
pertamina di mata masyarakat indonesia.
Misi
Menjadikan usaha kecil dan koperasi mitra binaan pertamina sebagai unit usaha yang produktif,
efisien, profitable dan dapat mendukung usaha dan mengangkat citra pertamina. Menjadikan
usaha kecil dan kopersai mitra binaan pertamina sebagai unit usaha penghasil produk berkualitas
dan inovatif yang mampu bersaing di pasar lokal, regional dan global. Menjadikan usaha kecil
dan koperasi mitra binaan pertamina sebagai unit usaha yang mampu memenuhi permintaan dan
kepuasan pelanggan secara dinamis dan berkelanjutan. Menjadikan usaha kecil dan koperasi
sebagai soko guru perkonomian nasional.

STRUKTUR DARI PT.PERTAMINA PERSERO


Adapun struktur dari PT.PERTAMINA adalah
Direksi
Keanggotaan dan Komposisi
Keanggotaan dan komposisi Direksi adalah sebagai berikut:
Jumlah Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang dan disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat
kompleksitas, dan rencana strategis Perusahaan, seorang di antaranya diangkat menjadi Direktur
Utama;
Komposisi Direksi merupakan perpaduan profesional-profesional yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang dibutuhkan Perusahaan sehingga memungkinkan dilakukannya
prosespengambilan putusan yang efektif, efisien dan segera, Sekurang-kurangnya 20 % (dua
puluh persen) dari jumlah anggota Direksi harus berasal dari kalangan di luar Perusahaan dengan
ketentuan bahwa yang bersangkutan bebas daripengaruh anggota Komisaris dan anggota Direksi
lainnya serta pemegang saham, Komposisi dan pembagian tugas Direksi berdasarkan Struktur
Organisasi Perusahaan yang ditetapkan oleh RUPS.

Kualifikasi Personil
Direksi yang diangkat adalah orang-orang yang memiliki kriteria sebagai berikut:

memiliki
keahlian,
integritas,
kepemimpinan,
pengalaman,
jujur,
Perilaku yang baik serta dedikasi tinggi untuk memajukan dan mengembangkan Perusahaan
mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit serta tidak
pernahmenjadi anggota Direksi atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perusahaan dinyatakan pailit tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan Negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya.

Tidak diperkenankan memiliki hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga baik menurut
garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu/ipar) antara anggota
Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Komisaris tidak mewakili kepentingan partai
politik tertentu. Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Direksi

Direksi bertugas:
Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan kepentingan dan tujuan Perusahaan
Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perusahaan.

Direksi bertanggung jawab:


Memenuhi UKT yang jelas, lengkap, dan berimbang, baik dari aspek keuangan maupun non
keuangan untuk menentukan pencapaian misi dan tujuan Perusahaan sesuai dengan SCI;
Mewujudkan pelaksanaan RJPP dan RKAP, termasuk pencapaian target keuangan dan non
keuangan;

Melaksanakan manajemen risiko


Membangun dan memanfaatkan teknologi informasi;
Menindaklanjuti temuan-temuan audit satuan SPI dan Auditor Eksternal serta
melaporkannya kepada Komisaris.
Melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada Komisaris, antara lain
mengenaisuksesi/mutasi/promosi manajer kunci (senior), program pengembangan SDM,
pertanggungjawaban manajemen resiko, pelaksanaan K3LL, dan kinerja
pemanfaatanteknologi informasi.
Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan membuat risalah RUPS.
Memperhatikan kepentingan stakeholders sesuai dengan nilai-nilai etika dan
peraturanperundang-undangan yang berlaku, Direksi berkewajiban Menyiapkan Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang merupakan rencanastrategis yang memuat
sasaran dan tujuan Perusahaan yang hendak dicapai dalam jangkawaktu 5 (lima) tahun,
menandatanganinya bersama dengan Komisaris, danmenyampaikannya kepada RUPS
untuk mendapat pengesahan.
Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), dan
menyampaikannyakepada Komisaris untuk ditelaah dan kepada RUPS untuk memperoleh
pengesahan.

Menyusun dan mengimplementasikan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi
keuangan termasuk pembukuan dan administrasi yang didasarkan ataspengendalian internal yang
handal Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan
jalannyaPerusahaan dalam bentuk laporan lainnya jika diminta oleh RUPS. Menetapkan secara
jelas tugas, tanggung jawab, dan wewenang manajemen serta UKT pada setiap tingkatan/level.
Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang telah ditandatangani bersama Komisaris
kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. Mencantumkan kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada perusahaan lain dalam Laporan Tahunan.

Hak dan Wewenang Direksi


Direksi berhak dan berwenang untuk menetapkan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan
pengelolaan Perusahaan, termasukkebijakan di bidang ketenagakerjaan mengangkat dan
memberhentikan pekerja berdasarkan aturan internal Perusahaan danperaturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan mengatur masalah pendelegasian
wewenang/pemberian kuasa Direksi untuk mewakiliPerusahaan di dalam dan di luar pengadilan.

Organisasi Pendukung
Sekretaris Perseroan
Kedudukan dan Kualifikasi
Sekretaris Perseroan diangkat, diberhentikan, dan bertanggung jawab langsung kepadaDirektur
Utama. Sekretaris Perseroan harus memiliki kualifikasi akademis, kompetensi yang memadai
agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan


Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
mempersiapkan penyelenggaraan RUPS menghadiri rapat Direksi dan rapat gabungan antara
Komisaris dengan Direksik, mengelola dan menyimpan dokumen yang terkait dengan kegiatan
Perusahaan meliputi dokumen RUPS, risalah rapat Direksi, risalah rapat gabungan antara Direksi
dengan Komisaris, dan dokumen-dokumen Perusahaan yang penting lainnya;
mencatat Daftar Khusus berkaitan dengan Direksi dan keluarganya serta Komisaris
dankeluarganya baik dalam Perusahan maupun afiliasinya yang mencakup kepemilikan saham,
hubungan bisnis, dan peranan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan kepentingan
Perusahaan. Melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung-jawabnya kepada Direktur Utama
secaraberkala menghimpun semua informasi yang penting mengenai Perusahaan dari setiap unit
kerja menentukan kriteria mengenai jenis dan materi informasi yang dapat disampaikan
kepadastakeholders, termasuk informasi yang dapat disampaikan sebagai public document
memelihara dan memutakhirkan informasi tentang Perusahaan yang disampaikan kepada
stakeholders, baik dalam website, buletin, atau media informasi lainnya memastikan bahwa
Laporan Tahunan Perusahaan (Annual Report) telah mencantumkanpenerapan GCG di
lingkungan Perusahaan.

SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)


Kedudukan dan Kualifikasi
SPI mempunyai kedudukan langsung di bawah Direktur Utama untuk menjaminindependensinya
dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit. Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan
kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kepala SPI
diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab SPI


Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan. Memonitor pencapaian tujuan
dan strategi pengawasan secara keseluruhan serta melakukankajian secara berkala memastikan
sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi efektif termasuk melakukan kegiatan yang
dapat mencegah terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut
secara berkala melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha yang meliputi
antara lainbidang akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan operasional. Melakukan audit
guna mendorong terciptanya kepatuhan baik pekerja maupun manajemenPerusahaan kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkap kasus yang mempunyai indikasi
terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan, penyelewengan, dan kecurangan(fraud).

Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi yang obyektif tentangkegiatan
yang diaudit kepada semua tingkatan manajemen memberikan konsultasi terhadap seluruh
jajaran manajemen mengenai upaya peningkatanefektivitas pengendalian intern, peningkatan
efisiensi, manajemen risiko, dan kegiatanlainnya terkait dengan peningkatan kinerja mendukung
penetapan GCG dilingkungan Perusahaan menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis
untuk Direksi dalam rangka penyampaian laporan Direksi kepada Komisaris.

Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada Direktur Utama


danmemberikan tembusan kepada Komisaris melalui Komite Audit.

SEKRETARIAT KOMISARIS
Sekretariat Komisaris dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Komisaris guna membantu
Komisaris di bidang kegiatan kesekretariatan:
pelaksanaan peran sebagai penghubung antara Komisaris, Direksi, dan PemegangSaham
penyiapan undangan rapat dan penyiapan bahan-bahan rapat Komisaris
pendokumentasian surat-surat
penyusunan notulen rapat
pengumpulan data atau informasi yang relevan dengan pelaksanaan tugas Komisaris
Sekretariat Komisaris dilengkapi dengan uraian tugas yang jelas dan jumlah staf yang sesuai
dengan kebutuhan.

KOMITE AUDIT
Komposisi dan Keanggotaan
Komite Audit terdiri atas seorang Ketua dan sekurang-kurangnya dua orang anggota
dengankomposisi sebagai berikut :

Ketua Komite Audit adalah salah satu anggota Komisaris Independen


Anggota Komite Audit berasal dari luar Perusahaan
Ketua dan anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris Utama
Anggota Komite harus memiliki komitmen yang teguh dan integritas yang tinggi,
kemampuan berkomunikasi secara efektif serta memiliki pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan teknis dalam bidang tugasnya.
Anggota Komite tidak memiliki benturan kepentingan dengan kepentingan Pertamina
dalammelaksanakan tugasnya.
Anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris dengan masa kerja 1 (satu)
tahun yang dapat diperpanjang masa keanggotaannya dengan tidak mengurangi hak
Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

Tugas dan TanggungJawab


Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

Mereview rencana audit SPI dan Auditor Eksternal


Mereview secara berkala Piagam SPI
Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh SPI maupun Auditor
Eksternal
Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen
Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris
Mengevaluasi/mereviu proses pelaporan keuangan
Mengevaluasi pengelolaan resiko
Mengevaluasi pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi
Mengevaluasi ketaatan perusahaan pada peraturan internal dan perundang-undangan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Komisaris baik secara berkala
maupunsewaktu-waktu apabila dibutuhkan.

Komite Lainnya
Komisaris dapat membentuk komite lainnya sesuai dengan kebutuhan yang bertugas membantu
pelaksanaan tugas Komisaris dengan persetujuan Menteri.
Komposisi dan keanggotaan, persayaratan keanggotaan atau kualifikiasi personalia, masa kerja,
pemberhentian dan perpanjangan masa keanggotaan, serta tugas dan tanggung jawab dari Komite
lainnya ditetapkan oleh Komisaris dalam suatu Piagam Komite.

Kebijakan Umum
Perusahaan harus menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan terpadu di
semuafungsi dan tingkatan dengan memperhatikan efektivitas proses bisnis dan kinerja
Perusahaansecara menyeluruh dalam rangka peningkatan produktivitas dan daya saing.

Lingkup penerapan manajemen mutu tersebut hendaknya meliputi:


Perancangan produk dan jasa yang didasarkan pada persyaratan internal dan
eksternalserta memperhatikan lingkungan saat ini dan masa datang. Pengelolaan dan
pengendalian proses serta indikatornya mengacu pada kepuasan pelanggan serta
stakeholders.
Peningkatan/perbaikan pemberian layanan dan produk melalui perbaikan mutu
yangberkesinambungan (continuous quality improvement) di segala bidang.
Penerapan mutu sebagai budaya kerja dalam setiap kegiatan.
Peningkatan kehandalan operasi lapangan dengan memperhatikan aspek keselamatan,
kesehatan kerja dan lindungan lingkungan. Peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan,
on the Job training (OJT) dan benchmarking untuk memenuhi kompetensi sesuai dengan
jabatannya.
Komisaris, Direksi dan seluruh Pekerja berkomitmen dan terlibat penuh untuk
menerapkan system manajemen mutu.

Infrastruktur Manajemen Mutu


Pelaksanaan manajemen mutu didukung dengan infrastruktur yang dapat menjamin
kelangsungan dan kualitas sistem manajemen mutu.
Untuk mencapai hasil yang optimal, Perusahaan membentuk fungsi manajemen mutu
yangmelakukan tugasnya secara efektif dan didukung oleh assessor mutu.

Implementasi Manajemen Mutu


Implementasi manajemen mutu dimulai dengan tahap pemetaan untuk memperoleh
gambaranmengenai praktik manajemen mutu yang terjadi.
Pelaksanaan sistem manajemen mutu ini dilaksanakan oleh semua pekerja di semua tingkat yang
meliputi:

penerapan prinsip-prinsip yang mengutamakan kepentingan Perusahaan, fokus


kepadakepuasan pelanggan dan stakeholders, keterlibatan yang total dari seluruh jajaran
dan memperhatikan lingkungan
penerapan metode dan alat-alat ukur mutu yang relevan
pelaksanaan perbaikan atau peningkatan mutu yang berkesinambungan
Perusahaan dapat menyelenggaraan ajang kompetisi mutu di Perusahaan sebagai upaya
pemberian penghargaan dan pengakuan (reward and recognition) kepada unit
bisnis/operasi dalam rangka implementasi teknik dan manajemen mutu.
mplementasi manajemen mutu yang baik tercermin dengan terciptanya proses-proses
bisnis yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan kinerja Proses, kinerja Unit, dan
kinerja Korporat dan dapat berkompetisi dalam ajang Indonesian Quality Award atau
ajang kompetisi lainnya.

Kebijakan Pertamina
Dalam menerapkan manajeman resiko sekurang-kurangnya:

memperhatikan keselarasan antara strategi, proses bisnis, SDM, keuangan, teknologi, dan
lingkungan, dengan tujuan Perusahaan.
menetapkan sistem dan prosedur standar manajemen resiko .
menyiapkan Penilai Resiko (risk assesor) yang kompeten.

Kebijakan distribusi PT Pertamina dapat dilihat dari Program Transformasi yang telah dimulai
pada tahun 2006, yaitu suatu program dalam upaya melakukan perubahan untuk memposisikan
diri menjadi lebih baik dalam menyikapi tantangan bisnis dan lingkungan usaha yang terus
berkembang. Program Transformasi Pertamina dilakukan secara terencana dan bertahap dalam
kurun waktu per tiga tahun yang disebut sebagai Repetita (Rencana Pembangunan Tiga Tahun).

Sesuai visi perusahaan maka target Program Transformasi Pertamina pada tahun 2014 yaitu
menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia, dengan konsep Tata Nilai 6C yaitu Clean,
Competitive, Confident, Costumer Focused, Commercial dan Capable. Salah satu bentuk dari
Program Transformasi di bidang Costumer focused adalah berorientasi pada kepentingan
pelanggan, komitmen untuk pelayanan yang terbaik dan meningkatkan citra perusahaan di
masyarakat. Upaya ini bukanlah kerja yang ringan, namun membutuhkan kerja keras dari
internal Pertamina sebagai perusahaan penyedia energi dan memerlukan dukungan masyarakat
tentunya.
Pertamina dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan, salah satu upaya yang telah dan sedang
dilakukan yaitu pada SPBU Pertamina melalui program Pertamina Pasti Pas.

Sejarah Penemuan Minyak Bumi di Dunia


Bersumber dari Ensiklopedia Britannica, minyak bumi diperkirakan pertama kali ditemukan pada 5000
tahun SM oleh bangsa Asyiria, Sumeria, dan Babilonia kuno. Cara mendapatkan minyak bumi tersebut
tidak dilakukan dengan cara pemboran yang sama dengan era saat ini, akan tetapi bangsa-bangsa
tersebut memperoleh minyak bumi dengan mengambilnya di permukaan bumi karena minyak bumi
tersebut merembes sampai ke permukaan. Bangsa-bangsa tersebut memanfaatkan minyak bumi
sebagai obat luka, pencahar, atau pembasmi kutu.

Oil history

Namun, ada sumber yang belum diketahui dengan tepat mengatakan bahwa minyak bumi pertama kali
ditemukan di Timur Tengah (Parsi kuno/Iran) sebagai rembesan yang muncul ke permukaan.
Diperkirakan juga bahwa Nabi Nuh AS juga menggunakan minyak bumi yang merembes di permukaan
yang berbentuk asphalt atau teer untuk menambal perahunya agar tidak kemasukan air.
Ensiklopedia Britannica

Seiring perkembangan jaman, Pada abad pertama, bangsa Arab dan Persia berhasil menemukan
teknologi destilasi minyak bumi. Destilasi ini menghasilkan minyak yang mudah terbakar. Semenjak
itulah minyak digunakan sebagai bahan bakar. Minyak bumi sebagai bahan bakar juga muncul pada
zaman Harun Al Rasyid dengan nama Naphta

Pada zaman berikutnya muncul gas bumi yang muncul ke permukaan pertama kali dan terbakar,
sehingga pada waktu itu muncul agama yang menyembah api yang menganggap itu adalah api abadi
(Majusi).

Beberapa abad kemudian bangsa Spanyol melakukan eksplorasi minyak bumi di wilayah yang sekarang
bernama Kuba, Meksiko, Bolivia, dan Peru. Pada pertengahan abad ke-19, mansyarakat Amerika Utara
dan Eropa menggunakan minyak tanah atau minyak batu-bara sebagai bahan bakar untuk penerangan.

Seiring perkembangan zaman, mesin yang semula digerakkan dengan tenaga manusia dan hewan, mulai
berganti menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Setelah James
Watt menemukan mesin uap pertama kali yang memunculkan revolusi industri, masyarakat luas mulai
memburu minyak bumi sebagai sumber energi, karena dianggap praktis dan tidak merepotkan.
James Watt

Mesin uap pertama

Perkembangan selanjutnya, mulailah dilakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi. Lalu
ditemukanlah minyak bumi yang berbentuk cair yang berasl dari proses pengendapan fosil-fosil selama
berabad-abad di dalam bumi. Minyak bumi ini memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan bakar
yang mudah dipakai sebagai sumber energi.

Sebelumnya pada tahun 1794, Haquet mengemukakan teorinya bahwa minyak bumi berasal dari daging
atau zat organik seperti kerang dan moluska, hal ini didasari bahwa biasanya batuan yang mengandung
minyak bumi biasanya mengandung fosil binatang laut.
Pengeboran minyak bumi pertama kali tercatatdilakukan di Pennsylvania, Amerika, tahun 1859, di
tambang milik Edwin L. Drake yang merupakan pelopor industri minyak bumi dunia. Mulai abad ke-19,
industri minyak yang modern muncul di AS dan disusul oleh negara-negara di Eropa yang selanjutnya
diusahakan secara komersil.

Von Humbold da Gay Lussac (1805), memperkirakan bahwa minyak bumi berhubungan dengan aktivitas
gunung api. Ide tersebut juga dikemukakan oleh ahli geologi Perancis, Virlet d' Aoust (1834), teori ini
didasarkan bahwa sering kali minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan lumpur gunung api. Sir
William Logan (1842), menghubungkan rembesan minyak bumi dengan struktur antiklin dan ini
merupakan pengamatan pertama kali yang dilakukan terhadap hubungan rembesan dengan antiklin.

Tahun 1847 di Glasgow, Inggris, pertama kali ditemukan suatu cara mengolah minyak bumi menjadi
minyak lampu, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti lilin sebagai sumber penerangan utama saat
itu, dan pada saat itu dengan penemuan tersebut maka minyak bumi merupakan bahan utama yang
banyak dicari oleh para pengusaha.

Tahun 1859 merupakan munculnya pertama kali industri minyak bumi. Salah satu proyek pada saat itu
dilakukan pengeboran minyak bumi dan ditemukan pada kedalam 69 ft di daerah Tutisville, negara
bagian AS. Pada akhir abad 19, pencarian minyak bumi telah menyebar di luar AS, terutama Amerika
Latin (Meksiko) pada tahun 1890 dan Eropa Timur (Romania dan Rusia) serta mencapai wilayah Asia
(Burma dan Indonesia).

Eksplorasi di Timur Tengah pada tahun 1919 dan tahun 1927 dilakukan pemboran minyak bumi pertama
kali dan ditemukan lapangan minyak Kirkuk dengan produksi minyak bumi mencapai 100.000 bpd. Pada
tahun 1939 juga ditemukan beberapa lapangan minyak bumi raksasa di Saudi Arabia. Pada tahun 1960
di Kuwait, dilakukan pencarian minyak bumi di lepas pantai.

Berkembangnya teknologi yang ada saat ini, menyebabkan perkembangan sarana dengan menggunakan
bahan bakar minyak bumi juga ikut berkembang, contohnya kendaraan bermotor. Perkembangan ini
juga menyebabkan pemisahan jenis bahan bakar minyak yang semakin beragam. Crude oil atau minyak
mentah didestilasi menjadi beberapa fraksi bahan bakar seperti bensin, solar, minyak tanah, hingga
aspal.
Sistem destilasi minyak bumi

http://oildomes.blogspot.co.id/2013/12/sejarah-penemuan-minyak-bumi-di-dunia.html

Papua (dahulu Nederlands Nieuw Guinea)

Pada 1928 Shell telah mulai melakukan survey di Nederlands Nieuw Guinea (sekarang Papua).
Pemerintah kolonial Hindia Belanda menghimbau kepada Shell bersama Stanvac dan Caltex
untuk berpatungan mengekplorasi Nieuw Guinea dan membentuk perusahaan patungan NV
Nederlansche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM). Setelah mencapai kesepakatan
pada tahun 1935, pembagian sahamnya menjadi sebagai berikut: Shell dan Stanvac masing-
masing 40%, sedangkan sisanya yang 20% dipegang oleh FarEast Pacific Investment Co. (anak
perusahaan Caltex). Usaha patungan ini selanjutnya dikelola oleh Shell, karena mereka telah
melakukan survey sejak tahun 1928. Pemerintah kolonial waktu itu memberikan hak konsesi
khusus selama 25 tahun. Hasilnya pada tahun 1938 berhasil ditemukan lapangan minyak
Klamono dan disusul dengan lapangan Wasian, Mogoi, dan Sele.

Namun dalam melakukan eksplorasi di Nieuw Guinea, NNGPM menghadapi banyak kendala,
seperti sulitnya transportasi, cuaca selalu hujan hampir setiap hari, tenaga kerja yang harus
didatangkan dari luar pulau. Perusahaan pun hanya menemukan ladang yang kecil-kecil, tidak
menemukan ladang yang besar sebelum 1942. Mereka terpaksa harus meninggalkan daerah tanpa
menghasilkan produksi yang komersil atas penanaman modal jutaan dollar.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Perminyakan_di_Indonesia

Menurut Ensiklopedia Britannica, penemuan minyak bumi diperkirakan pertama kali sekitar
5000 tahun sebelum masehi oleh bangsa Sumeria, Asyiria, dan Babilonia kuno. Berbeda dengan
jaman sekarang yang mengambil minyak bumi dengan melakukan penambangan, dahulu mereka
hanya mengambil dari rembesan minyak bumi di permukaan tanah. Saat itu, minyak bumi yang
ditemukan digunakan sebagai obat luka, pencahar, atau pembasmi kutu.

Ada juga yang mengatakan minyak bumi pertama kali ditemukan di Timur Tengah (Parsi
Kuno/Iran) yang ditemukan sebagai rembesan yang muncul ke permukaan. Diperkirakan Nabi
Nuh juga pernah menggunakan minyak bumi ini untuk menambal perahunya agar tidak
kemasukan air. Saat itu minyak bumi yang digunakan berbentuk asphalt atau teer.

Seiring perkembangan peradaban, minyak bumi kemudian dipakai untuk perang. Abad pertama
masehi, Bangsa Arab dan Persia berhasil menemukan teknologi destilasi sederhana minyak
bumi. Destilasi ini menghasilkan minyak yang mudah terbakar. Minyak ini dipakai untuk tujuan
militer.

Pada zaman berikutnya juga ditemukan gas bumi yang muncul ke permukaan dan terbakar
sehingga pada waktu itu muncul agama yang menyembah api yang abadi (agama Parsi),
kemudian pada zaman Harun Al Rasyid juga telah dikenal istilah minyak bumi yang digunakan
sebagai bahan bakar (Naphta).

Beberapa abad kemudian, bangsa Spanyol melakukan eksplorasi minyak bumi di tempat yang
sekarang kita kenal dengan Kuba, Meksiko, Bolivia, dan Peru. Pertengahan abad ke-19,
masyarakat Eropa dan Amerika Utara mulai menggunakan minyak tanah atau minyak batu-bara
untuk penerangan.

Awalnya, yang dipakai untuk menggerakkan mesin adalah tenaga otot manusia, hewan, atau
bahan bakar kayu. Setelah James Watt menemukan mesin uap yang memicu revolusi industri,
masyarakat dunia terus-menerus mencari sumber energi yang lebih murah dan praktis.

Lalu ditemukan minyak cair dalam perut bumi. Minyak ini berasal dari sisa fosil yang berabad-
abad terpendam di perut bumi. Minyak ini memenuhi kriteria bahan bakar yang mudah dipakai.
Pengeboran minyak bumi pertama tercatat dilakukan di Pennsylvania, Amerika Serikat, tahun
1859, di tambang milik Edwin L. Drake, pelopor industri minyak bumi dunia.

Industri minyak bumi yang modern muncul di AS pada abad ke 19 dan disusul oleh negara Eropa
dan lainnya. Sebelum minyak bumi diusahakan secara komersil, minyak bumi juga telah lama
dikenal di AS dan ditemukan sebagai rembesan. Pada tahun 1794 sebelum minyak bumi
digunakan di dunia industri Haquet mengemukan teorinya bahwa minyak bumi berasal dari
daging atau zat organik lainnya seperti kerang dan moluska, hal ini didasari bahwa batuan yang
mengandung minyak bumi biasanya mengandung fosil binatang laut.
Von Humbold da Gay Lussac (1805) memperkirakan bahwa minyak bumi berhubungan dengan
aktivitas gunung api dan ide ini juga dikemukan oleh ahli geologi Perancis Virlet dAoust
(1834), teori ini didasarkan sering kali minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan lumpur
gunung api. Sir William Logan (1842) menghubungkan rembesan minyak bumi dengan struktur
antiklin dan ini merupakan pengamatan pertama yang menghubungkan rembesan dengan
antiklin. Tahun 1847 di Glasgow (Inggris) pertama kali ditemukan suatu cara mengolah minyak
bumi menjadi minyak lampu yang menggantikan lilin sebagai sumber penerangan utama waktu
itu dan dengan penemuan tersebut maka minyak bumi merupakan bahan yang dicari oleh
pengusaha.

Tahun 1859 merupakan saat pertama munculnya industri minyak, pengeboran dilaksanakan di
Tutisville negara bagian Amerika Sarikat dan minyak bumi ditemukan pada kedalaman 69 Ft.
Pada Akhir abad ke 19 pencarian minyak bumi telah menyebar di luar AS terutama Amerika
Latin (Mexico) tahun 1890 dan Eropa Timur (Romania & Rusia) serta daerah Asia (Burma dan
Indonesia).

Dengan semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor, jenis bahan bakar minyak pun
semakin beragam. Minyak mentah (crude oil) hasil penambangan didestilasi menjadi beberapa
fraksi bahan bakar seperti minyak tanah, solar, dan bensin.

Bahan bakar ini berisi rantai hidrokarbon (hidrogen dan karbon). Ketika dibakar dengan oksigen,
rantai hidrokarbon ini menghasilkan energi dan karbondioksida. Energi ini dipakai untuk
menggerakkan mesin untuk berbagai keperluan, mulai kendaraan bermotor, industri, sampai
urusan dapur. Sementara karbon dioksida di atmosfir yang menumpuk sejak revolusi industri
abad ke-19 kini dikambinghitamkan sebagai biang pemanasan global.

Explorasi di Timur Tengah di mulai pada tahun 1919 dan tahun 1927 dilakukan pengeboran
sumur pertama dan ditemukannya lapangan minyak Kirkuk dengan produksi sumur sebesar
100.000 bpd. Tahun 1939 beberapa lapangan minyak raksasa ditemukan di Saudi Arabia dan
Kuwait dan pada tahun 1960 dilakukan pencarian minyak bumi di lepas pantai (Off Shore).

http://energitoday.com/2012/10/sekilas-penemuan-minyak-bumi/

Era 1800: Awal Pencarian

Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871
di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur produksi pertama adalah sumur Telaga Said di
wilayah Sumatera Utara yang dibor pada tahun 1883 yang disusul dengan pendirian Royal Dutch
Company di Pangkalan Brandan pada 1885. Sejak era itu, kegiatan ekspolitasi minyak di
Indonesia dimulai.

Era 1900: Masa Perjuangan


Setelah diproduksikannya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri perminyakan di tanah air
terus berkembang. Penemuan demi penemuan terus bermunculan. Sampai dengan era 1950an,
penemuan sumber minyak baru banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan,
Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih dibawah pendudukan
Belanda yang dilanjutkan dengan pendudukan Jepang.

Ketika pecah Perang Asia Timur Raya produksi minyak mengalami gangguan. Pada masa
pendudukan Jepang usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang
rusak akibat bumi hangus atau pemboman lalu pada masa perang kemerdekaan produksi minyak
terhenti.

Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan yang teratur, seluruh
lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh Belanda dan Jepang dikelola oleh negara.

1957: Tonggak Sejarah Pertamina

Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah mendirikan sebuah perusahaan minyak
nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat
PERMINA. Perusahaan itu lalu bergabung dengan PERTAMIN menjadi PERTAMINA pada
1968. Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan UU No. 8
pada 1971, yang menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik
negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha di
Indonesia wajib bekerja sama dengan PERTAMINA. Karena itu PERTAMINA memainkan
peran ganda yakni sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme
Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK) PERTAMINA. Sementara di sisi lain
PERTAMINA juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah
kerjanya.

Era 2000: Perubahan Regulasi

Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah menerbitkan Undang-
Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut,
Pertamina beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya.
Peran regulator diserahkan ke lembaga pemerintah sedangkan Pertamina hanya memegang satu
peran sebagai operator murni.

Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan oleh BPMIGAS yang dibentuk pada tahun
2002. Sedangkan peran regulator di sektor hilir dijalankan oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua
tahun setelahnya pada 2004.

Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai entitas bisnis yang
merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak,
gas, dan panas bumi, pengelolaan transportasi pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan
portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud implementasi amanat UU No.22 tahun 2001 yang
mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha
hulunya sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
2005: Entitas Bisnis Murni

Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan
pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero)
telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sekarang
SKKMIGAS) yang berlaku surut sejak 17 September 2003 atas seluruh Wilayah Kuasa
Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar
wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina
EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan penandatanganan KKS dengan
BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku sejak 17 September 2005.

Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina


(Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical
Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery).

Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, PT Pertamina EP memiliki
modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba terbesar PT Pertamina (Persero).
Keyakinan itu juga sekaligus untuk menjawab tantangan pemeritah dan masyarakat yang
menginginkan peningkatan produksi migas nasional.

https://pep.pertamina.com/Tentang-PEP/Sekilas-Perusahaan/Sejarah-Kami

Anda mungkin juga menyukai