PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembahasan masalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian teori dan model konseptual.
2. Untuk mengetahui sumber konsep dan kunci teori keperawatan keluarga
3. Untuk mengetahui biografi Betty Neuman dan latar belakang teori.
4. Untuk mengetahui konsep utama dan definisi teori Neuman.
5. Untuk mengetahui asumsi teori Betty Neuman.
6. Untuk mengetahui teori Betty Neuman dalam lingkungan komunitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian Teori
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan suatu
pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain
dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui
teori keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termaksud disiplin ilmu
atau aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung mengandung arti
aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan itu sendiri
yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas
kewenangan seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam
menentukan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam
model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanyan
3
keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model. Adanya tujuan praktek yang
ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta
adanyan pengetahuan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam
mengembangkan tujuannya.
Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolute atau bukti secara
langsung.
Teori keperawatan sebagai salah bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin
dicapai diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alaan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai
permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga sehingga segala bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus dan berkembang.
4
individu, kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam
suatu lingkungan atau tressor yang mengakibatkan seseorang individu berupaya
menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber yang tersedia.
Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang
positif untuk mengatasi tressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini dan
keterkaitan antara istilah umum dan abstrak maka model konseptual
mencerminkan langkah pertama mengembangkan formulasi teoritis yng
diperlukan untuk kegiatan ilmiah.
Model konseptual sering tersusun sebagai hasil dari pendalaman intuitif
seorang ilmuan terutama sejak terjadi dalam lingkup keilmuan disiplin terkait.
Sintesis yang terjadi dalam pengembangan skema konseptual baru sering
mengakibatkan suatu hasil yang unik untuk lingkup keilmuan tersebut.
Model konseptualkeperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai
pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya
merupakan sumber awal masalah tetapi juga merupakan sumber pendukung bagi
individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan
tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal.
Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya
sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien).
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model
konseptual praktek keperawatan merupakan suatu kontruksi yang sistematis,
berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berakitan dengan konsep yang
diidentifikasi pada komponen yang nyata pada praktek keperawatan. (Riehl and
Ray, 1980).
5
2.2. Sumber Konsep dan Kunci Teori Keperawatan Keluarga
A. Sumber Konsep Betty Neuman
6
2.3. Biografi BETTY NEUMAN
7
2.4. Konsep Utama dan Definisi Teori Neuman
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep Healt care
system yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran
pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara
utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka.
Betty Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan
yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya.
1. Tekanan
8
yang memadai terhadap garis pertahanan normal, garis perlawanan
menjadi aktif.. Para garis pertahanan fleksibel bertindak sebagai
bantal dan digambarkan sebagai akordeon seperti sejalan dengan
berkembangnya menjauh dari atau kontrak lebih dekat dengan garis
pertahanan normalgaris pertahanan fleksibel bersifat dinamis dan
dapat berubah / diubah dalam waktu yang relatif singkat waktu.
b. Normal Pertahanan
Garis normal mewakili garis pertahanan stabilitas sistem dari
waktu ke waktu. Hal ini dianggap sebagai tingkat biasa stabilitas
sistem. Garis normal pertahanan dapat berubah dari waktu ke waktu
sebagai respons untuk mengatasi atau menanggapi lingkungan.
Contohnya adalah kulit, yang stabil dan cukup konstan, tetapi dapat
menebal menjadi kalus dari waktu ke waktu.
c. Garis Pertahanan
Garis-garis perlawanan melindungi struktur dasar dan menjadi
aktif ketika tekanan lingkungan yang menyerang garis pertahanan
normal. Contoh: aktivasi respon kekebalan setelah invasi
mikroorganisme. Jika garis resistensi yang efektif, sistem ini dapat
menyusun kembali dan jika garis resistensi yang tidak efektif,
kehilangan energi yang dihasilkan dapat mengakibatkan kematian.
5. Gangguan pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
6. Tingkat reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
7. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
8. Tingkat-tingkat pencegahan
a. Pencegahan primer (sebelum terjadi tindakan)
Mengidentifikasikan faktor-faktor resio, berusaha mengeliminasi
stressor dan fokus pada pengaman kubu pertahanan normal dan
9
penguatan kubu pertahanan fleksibel. Suatu reaksi belum lagi
terjadi, namun tingkat resiko telah diketahui.
b. Pencegahan sekunder (ketika terjadi tindakan)
Berhubungan dengan intervensi adalah penyembuhan aktif yang
dimulai setelah gejala-gejala yang telah terjadi. Fokusnya adalah
penguatan kubu-kubu resistensi internal. Mereduksi reaksi dan
meningkatkan faktor resistansi.
c. Pencegahan tersier (adaptasi pada tindakan)
Mengarah pada intervensi yang menyertai intervensi dalam
tahap sekunder. Hal ini terfokus pada readaptasi dan stabilitas serta
mengamankan pemulihan kembali pada keafiatan yang menyertai
penyembuhan.Perawat menekankan pendidikan klien dalam
penguatan resistansi terhadap stressor dan cara-cara pertolongan
pencegahan kambuhnya reaksi atau rekresi.
9. Penyesuaian kembali
Adaptasi dari tindakan yang beasal dari sekitar baik secara inter personal,
intra personal dan ektra personal. Faktor yang perlu diperhatikan adalah:
a. Fisiologi individu, fisika merujuk dari struktur dan fungsi tubuh.
b. Psikologi individu, mengacu pada proses mental dan emosi.
c. Sosial kultural, mengacu pada hubungan sosial / budaya.
d. Perkembangan individu, merujuk kepada mereka yang terkait
dengan proses pembangunan selama usia.
e. Spiritual, mengacu pada pengaruh keyakinan spiritual.
10
variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan
spiritual.
a) Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh
Manuasia
b) Psikologis : adalah proses mental dan emosional manusia
c) Sosio kultural : hubungan antara manusia, culture yang mendasari
dan mempengaruhi aktivitas manusia
d) Spiritual : kepercayaan
e) Perkembangan : segala sesuatu proses yang berhubungan dengan
perkembangan manusia sepanjang siklus kehidupannya.
2. Lingkungan.
Lingkungan adalah semua kekuatan, baik internal dan eksternal yang dapat
memengaruhi hidup dan perkembangan klien atau sistem klien.
3. Keperawatan
11
adalah membantu individu, keluarga, dan kelompok dalam mencapai dan
mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal. Perawat mengkaji,mengatur
dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada variabel-variabel
yang mempengaruhi respons klien terhadap stressor. Tindakan perawatan
terdiri dari pencegahan primer, sekunder, tersier. Pencegahan primer berfokus
pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi faktor-faktor risiko
yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Pencegahan sekunder
berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal melalui penetapan
prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak. Pencegahan
tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan tersier
adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stresor
melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah
terjadinya masalah yang sama.
12
a. Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh kembang
balita, keluarga dan lain-lainnya.
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya :
konseling pranikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai perawat ada baiknya kita harus mengetahui tindakan apa yang
harus kita berikan jika menghadapi kondisi pasien atau klien yang memberikan
respon atau tindakan yang diakibatkan adanya tekanan atau stressor terhadap
pasien dan akibat yang mungkin bisa terjadi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15