Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. PERMASALAHAN
Pengabdian mahasiswa dalam program kuliah kerja nyata (KKN)
kelompok 92 dilakukan di desa Karyamukti. Wilayah Administrasi Desa
Karyamukti Desa Karyamukti kecamatan Pataruman Kota Banjar Jawa
Barat memiliki luas wilayah yakni 808.295 Ha dengan panjang jalan 26 Km,
serta pembagian wilayah Dusun, RW dan RT. Desa Karyamukti memiliki 3
Dusun, yakni Dusun Cigadung dengan Jumlah RW 2- RT 13, Dusun
Pabuaran dengan jumlah RW 2 RT 14, serta Dusun Sukaharja dengan
jumlah RW 2 RT 7.
Adapun, kami kelompom 92 ditempatkan di dusun Cigadung yang
terletah didaerah yang bernama kampung Cibeber. Dusun Cigadung
memiliki 2 RW, yakni RW 03 dan RW 04 yang terbagi kedalam 14 RT.
Dusun Cigadung merupakan dusun yang dikenal sebagai kampung
KB (Keluarga Berencana). Program dusun Cigadung dalam kampung KB
ini adalah program 2 anak cukup. Setiap warga yang berdomisili di dusun
Cigadung dihimbau agar melaksanakan program dusun Cigadung tersebut.
Secara geografis, dusun Cigadung ini termasuk kedalam wilayah
transisi (tidak terlalu kampung) sehingga banyak masyarakat yang sudah
mengenyam pendidikan tinggi seperti Universitas. Bagi masyarakat dusun
Cigadung, pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus
terpenuhi. Hampir semua anak-anak yang ada di wilayah ini mengenyam
bangku sekolah. Masyarakat dusun Cigadung, memiliki kesadaran yang
cukup tinggi terhadap pendidikan, karena hal tersebut merupakan hal
penting untuk menghadapi era globalisasi dimasa sekarang.
Namun, dalam rangka bersaing dalam era globalisasi ini, salah satu
yang harus di perhatikan ialah kemampuan berwirausaha. Di dusun
cigadung ini banyak sekali lahan yang bisa di jadikan sebagai lahan
berwirausaha. Apalagi pada anak remaja yang tergabung dalam suatu
organisasi PIKR (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) yang sejatinya
akan meneruskan usaha orang tuanya dan harus bisa memajukan usaha
orang tuanya, wajib untuk mereka mengikuti pelatihan kewirausahaan
dengan metode bimbingan keompok agar menjadi remja yang tepat guna.
Di Desa Cigadung memang sudah tinggi kesadaran tentang
pendidikan yang tinggi di bidang pendidikan formal, namun tidak dengan
pendidikan non formal. Masih banyak orang tua yang berfikir dengan
pendidikan formal pun sudah memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak
mereka sehingga banyak anak yang tidak sekolah agama atau sekolah
tambahan diluar pendidikan formal disekolah, juga anak anak di Dusun
Cigadung merasa malas mengikuti pembelajaran di luar pendidikan formal.
Setelah di telusuri lebih jauh, faktor yang membuat anak anak di Dusun
Cigadung malas untuk mengikuti sekolah non formal adalah perasaan bosan
yang mereka rasakan ketika ada di sekolah non formal. Mereka merasa
kalau proses pembelajaran di sekolah agama (pendidikan non formal) tidak
ada bedanya dengan proses pembelajaran di sekolah (pendidikan formal).
Maka dari itu saya menerapkan program bimbingan kelompok atau belajar
dengan cara berkelompok dan menyisipkan games agar anak anak tertarik
untuk mengikuti pendididkan non formal.

B. METODE YANG DIGUNAKAN


Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimental.
Penelitian ekperimental merupakan penelitian untuk menguji suatu
ide,praktek atau prosedur untuk menentukan hasil atau variabel dependen
(Creswell,2012,p.295). Sedangkan menurut Mulyani Sumantri, dkk (1999)
menjelaskan bahwa metode ekperimental ialah cara belajar mengajar yang
melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan
hasil percobaan. Metode ekperimental ini digunakan untuk meneliti
penerapan bimbingan kelompok pada remaja dalam pelatihan
kewirausahaan yang ada di dusun Cigadung Desa Karyamukti dalam rangka
meningkatkan kesadaran dalam pentingnya mental berwirausaha.
Adapun teknik dari metode ekperimental ini adalah:
1. Memberikan Pre-test untung mengetahui sejauh mana pengetahuan
remaja setempat mengenai bimbingan kelompok dan wirausaha.
2. Memberikan pengenalan terhadap bimbingan kelompok pada sasaran
pelatihan kewirausahaan.
3. Memberikan treatment kepada sasaran pelatihan kewirausahaan.
4. Mengevaluasi hasil dari treatment.

Berdasarkan semua tahapan diatas, metode ekperimental di


gunakan untuk meningkatkan minat remaja terhadap kewirausahaan sebagai
sarana mengembangkan diri mereka. Semua tahapan dari metode ini
diperhatikan dengan baik agar hasil yang diharapkan dapat terpenuhi.
Penelitian dengan metode ini melibatkan sasaran pelatihan secara langsung
sehingga hasil yang didapat akan sesuai dengan usaha yang di lakukan.
Selain itu, lokasi dan sarana yang digunakan dalam rangka menerapkan
metode ini disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini sehingga sasaran
pelatihan kewirausahaan merupakan di treatment dengan waktu dan di
tempat yang tepat.

Metode eksperimental yang seseuai dengan kompetensi jurusan


bimbingan konseling Islam adalah memberikan pelatiha kewirausahaan
kepada remaja berupa pembentukan dinamika kelompok yang tertuang
dalam bimbingan kelompok dengan dilengkapi dua mahasiswa yang
berperan sebagai pembimbing dan asisten pembimbing. Kemudian di dalam
proses bimbingan kelompok tersebut dilakukanlah proses diskusi untuk
menanamkan nilai-nilai kewirausahaan dan pembuatan kesepakatan apakah
kegiatan tersebut disepakati untuk ditindaklanjuti atau tidak. Pembimbing
mengarahkan agar peserta mengeluarkan statement bahwa pelatihan
tersebut harus ditindaklanjuti.

Tindak lanjut dari proses bimbingan konseling yang dilakukan di


dalam ruangan dilanjutkan dengan praktek ke lapangan yaitu dengan
melakukan jualan ke rumah-rumah yang ada di lokasi pelatihan. Produk
yang dijual oleh peserta adalah produk yang sulit untuk dijual oleh peserta
namun peserta mempunyai kewajiban untuk menjual dan menghabiskannya.
Sebelum peserta meninggalkan tempat pelatihan, para peserta tidak
diperkenankan membawa alat komunikasi, uang dan alat penunjang lainnya.
Peserta hanya membawa diri dan produk yang telah panitia sediakan.

Proses tersebut memaksa peserta untuk mengeluarkan segala daya


yang mereka miliki agar tujuannya tercapai. Dengan keterpaksaan dan
tantangan tersebut, para peserta dipaksa untuk mengeluarkan keberanian
mereka dalam berbagai hal seperti berani melangkahkan kaki, berani
berbicara, berani membuat dan melakukan strategi baru, keluar dari zona
nyaman dan lain sebagainya. Dimana hal tersebut mampu merubah
paradigma peserta bahwa berjualan tidaklah sesulit yang dibayangkan.
Terbukti dengan habisnya seluruh produk yang mereka bawa untuk dijual
dan mereka membawa buah atau hasil dari penjualan tersebut dengan rasa
bangga dan kaget, mereka baru menyadari potensi yang mereka miliki.
Mereka berhasil mematahkan anggapan bahwa tidak mungkin menjual
produk yang mustahil untuk dijual.

Setelah melakukan praktik di lapangan. Peserta melakukan


evaluasi kegiatan, apa kelebihan dan kekurangan yang telah dilakukan
selama proses pelatihan. Hal ini penting dilakukan sebagai bentuk apresiasi
diri terhadap kegiatan yang mereka ikuti dan sebagai penunjang dalam
melakukan perbaikan diri untuk dijadikan bahan dalam melakukan kegiatan
serupa yang akan dilakukan dikemudian hari.

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
A. MONOFRAGI DESA

1. Penduduk Desa Karyamukti


Kondisi Umum Desa Secara geografis Desa karyamukti terletak di
antara 107000E1080300E Bujur Timur dan 070300S-07000S
Lintang Selatan. Secara topografi desa Karyamukti termasuk kategori
daerah dataran tinggi dengan ketinggian +200 meter dari permukaan laut
(mdpl).
Adapun batas batas wilayah desa karyamukti, adalah sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Mulyasari Kecamatan Pataruman
b. Sebelah Timur : Desa Puloerang Kecamatan lakbok kab. Ciamis
c. Sebelah Selatan : Desa Kutawaringin kec. Purwadadi kab. Ciamis
d. Sebelah Barat : Desa batulawang kec. Pataruma
Sejarah Desa Karyamukti Desa ini merupakan desa hasil pemekaran
dari desa Batulawang sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Tanggal 7
Juni 1979. Nama Batulawang sebenarnya berada di wilayah desa
Karyamukti tepatnya di Dusun Sukaharja yang kini disebut Batulawang.
Konon katanya menurut cerita orang tua yang kini masih hidup bahwa
dahulu di zaman Belanda bahwa di Batulawang Kolot tersebut pernah
dijadikan tempat Kantor Pemerintahan yaitu Desa Batulawang, karena
mungkin kondisi yang kurang strategis maka beralih ke sebelah selatan
sukaharja yang kini yaitu Kantor Desa Batulawang tepatnya di Dusun
Cimanggu. Setelah terjadi pemekaran Desa maka sebagai desa yang baru
dibentuklah Nama Desa Karyamukti dan nama tersebut merupakan sebuah
prakarsa tokoh dan respon warga masyarakat yang memiliki arti yaitu
Karya adalah Gawe/Kerja sedangkan Mukti adalah Subur Makmur, jadi
Masyarakat Desa Karyamukti yang menduduki desa yang baru diharapkan
giat dalam bekerja menuju masyarakat yang subur, makmur, sejahtera dan
mandiri.
2. Pendidikan Desa Karyamukti
Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan.
Sehingga pendidikan adalah sebuah Investasi (modal) di masa yang akan
datang.
Dalam bidang Pendidikan, Desa Karyamukti memiliki 5 Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) yakni: Melati 1, Melati 2, Kenanga Darul Huda,
Cempaka, dan Mekar Muda. Tingkat Sekolah Dasar, memiliki 3 SD yakni
SDN 1 Karyamukti, SDN 2 Karyamukti, SDN 3 Karyamukti dan Desa
Karyamukti juga memiliki Madrasah Iftidaiyah Batulawang, serta untuk
tingkat SMP/MTS, Desa Karyamukti memiliki MTS Karyamukti.
3. Pekerjaan Desa Karyamukti
Desa Karyamukti merupakan salah satu desa paling ujung timur
Kota Banjar yang tiang penyangga ekonominya berada pada sektor
pertanian. Dengan kondisi seperti ini maka jenis tanaman yang cukup
produktif untuk dikembangkan adalah padi, kacang hijau, kedelai, dan
tanaman kehutanan seperti rambutan, kelapa, pisang, dan kayu.
Adapun mengenai jenis mata pencaharian penduduk desa
Karyamukti adalah berada pada bidang pertanian, perikanan, dan
wirausaha.
4. Keberagamaan Penduduk Desa Karyamukti
Desa Karyamukti merupakan desa yang penduduknya mayoritas
beragama Islam, dengan suku sunda. Hal tersebut dapat dilihat dari
lembaga pendidikan yang tersedia di desa Karyamukti. Desa Karyamukti
memiliki 5 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yakni Melati 1, Melati 2,
Kenanga Darul Huda, Cempaka, dan Mekar Muda. Tingkat Sekolah Dasar,
memiliki 3 SD yakni SDN 1 Karyamukti, SDN 2 Karyamukti, SDN 3
Karyamukti dan Desa Karyamukti juga memiliki Madrasah Iftidaiyah
Batulawang, serta untuk tingkat SMP/MTS, Desa Karyamukti memiliki
Mts Karyamukti.

B. KONDISI MAYARAKAT
Penduduk desa Karyamukti merupakan masyarakat yang heterogen,
antara pendatang dan pribumi. Pribumi merupakan masyarakat asli dari
Karyamukti yang religius. Desa Karyamukti termasuk masyarakat yang bisa
menerima perubahan. Terbukti dengan diterimanya kami mahasiswa dan
mahasiswi yang sedang KKN melaksanakan program di Dusun tersebut.
kami merasa berada di kampung halaman sendiri, dengan sikap masyarakat
yang dapat menerima perubahan membuat banyak dari pemuda yang pergi
merantau keluar kota untuk mengadu nasib disana. Adapun pemuda yang
tidak merantau dan memilih tetap berwirausaha di kampung halaman, rata-
rata dari mereka menikah diusia muda.
Dengan kondisi masyarakat yang seperti itu menjadikan masyarakat
disana kekurangan tenaga pemuda untuk menggerakan remaja. Walaupun
masih ada satu dua pemuda yang masih peduli terhadap remaja, tetapi tidak
semua remaja tergerakan kearah yang lebih positif. Contoh remaja yang
kurang terkontrol adalah banyaknya remaja yang kurang kerjaan selain di
sekolah formal dan terlalu menyukai media sosial (masalah gadget). Seperti
yang kita tahu berapa banyak hal negatif yang didapat dari media sosial.
Namun terlepas dari masalah itu ada orang tua yang mengontrol anak
anaknya dan menenamkan dasar keagamaan pada anak anaknya sejak dini,
sehingga remaja di Dusun tersebut dapat tergolong remaja yang tidak
melanggar aturan dan menggunakan media sosial dalam tarap wajar.
BAB III

PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

A. TAHAPAN PENGABDIAN MASYARAKAT


Dalam tahapan pengabdian KKN Sidaman 2017, penulis melakukan dua
langkah pengabdian yaitu; bimbingan kelompok dan pelatihan remaja.
bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan
tujuan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu
upaya bimbingan kepada individu individu melalui kelompok.
Sedangkan pelatihan adalah suatu proses dimana orang orang mencapai
kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.
Tabel 1.1 Jadwal kegiatan pengajaran.

Minggu Tanggal Tempat Waktu Keterangan


Minggu II 18 februari 2017 MTs Pagi Konseling kelompok
Karyamukti
20 Februari 2017 MTs Pagi Konseling individu
Karyamukti di kantor
21 Februari 2017 DTA al Huda siang Bimbingan
kelompok
21 Februari 2017 DTA Al-Qoriah Sore Bimbingan
kelompok
22 Februari 2017 MTs Pagi Bimbingan klasikal
Karyamukti
22 Februari 2017 DTA Al-Qoriah Sore Pelajaran keagamaan
Minggu III
23 Februari 2017 MTs Pagi Konseling individu
Karyamukti
23 Februari 2017 DTA Al-Qoriah Sore Pelajaran keagamaan
24 Februari 2017 Pesantren Sore Pelatihan
Bustanul Ulum kewirausahaan
24 Februari 2017 DTA Al-Qoriah Sore Bimbingan
kelompok
25 Februari 2017 MTs Pagi Konseling individu
Karyamukti
DTA al huda Malam Bimbingan
kelompok
28 Februari 2017 DTA al huda Malam Pelajaran keagamaan
01 Maret 2017 DTA Al-Qoriah Sore Pelajaran keagamaan
02 Maret 2017 MTs Pagi Bimbingan klasikal
Karyamukti
27 Februari 2017 DTA Al-Qoriah Sore Pelajaran keagamaan
27 Februari 2017 MTs Pagi Konseling individu
Karyamukti
Minggu 28 Februari 2017 DTA Al-Qoriah Sore Pelajaran keagamaan
IV 1 Maret 2017 MTs Pagi Konseling individu
Karyamukti
2 Maret 2017 DTA al huda Malam Bimbingan
kelompok

B. PARTISIPASI DAN PELIBATAN


Untuk mengadakan pelatihan kewirausahaan dan penerapan proses
pengajaran yang lebih baik untuk remaja dusun Cigadung, diawali dengan
sosialisasi awal yang dilaksanakan dengan cara mendatangi setiap rt dan
lembaga pendidikan terkait seperti SD dan MTs mengenai kedatangan
peserta KKN.
Tahap selanjutnya yaitu, kami mengadakan rembug warga. Dalam
rembug warga, masyarakat dusun Cigadung mengutarakan apa saja
kebutuhan masyarakat dusun Cigadung dalam bidang pendidikan dan
keremajaan. Dari hasil rembug warga tersebut, dalam bidang pendidikan
masyarakat dusun Cigadung yang terletak di sekitar DTA Al-Huda rt 08 rw
03 membutuhkan pemberdayaan dalam bidang pendidikan, yaitu
pengembangan proses belajar dengan cara bimbingan kelompok atau games
yang diadakan setiap malam bada magrib.
Adapun tahap pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pada remaja.
Kami bekerjasama dengan rekan kami dari jurusan menejemen pemasaran
dan menejemen keuangan syariah untuk mengisi materi. Setelah pengisian
materi kami membagi peserta kedalam 3 kelompok dan memberikan materi
engan cara bimbingan kelompok agar materi bisa tersampikan secara
mendalam dan menyeluruh. Di hari berikutnya masing masing mentor
menguji hasil pelatihan dengan cara menyuruh peserta utuk datang ke posko
dan di bekali 4 air mineral perorang untuk dijajakan ke warga sekitar, untuk
menguji mental dan skil peserta yang telah di bekali pelatihan di hari
sebelumnya.
Adapun tahap pelaksanaan ke DTA al huda, kami melaksakannya
setiap hari bergiliran dengan jurusan lain. Kami melaksanakan bimbingan
kemlompok dengan materi yang sudah di tentukan guru DTA agar anak
anak lebih menikmati pembelajaran non formal.
C. HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT
Hasil dari pengabdian masyarakat di dalam kompetensi menjadi Dai/
mursyid, konselor di lembaga pendidikan dan lembaga sosial, konsultan
agama dan sosial, menjadi bagian yang memonitor pergerakan dan
perkembangan penyuluh agama setempat yang dilakukan di dusun
Cigadung yang berada di wilayah tersebut adalah di MTs Karyamukti, DTA
Al-Qoriah dan DTA Al-Huda, 6 Majelis Talim, RA Melati, kelompok tani
dusun Cigadung dan Pondok Pesantren Bustanul Ulum.
Aktivitas yang telah dilakukan dari hasil pengabdian di masyarakat adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat dan
pemerintah desa Karyamukti setempat terkait dengan kegiatan KKN.
2. Melakukan kegiatan observasi dan pengumpulan data yang terkait
dengan potensi sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
kelembagaan, lingkungan, dan lain-lain di Dusun Cigadung.
3. Menyusun desain kegiatan KKN secara terencana, sistematis, dan
aplikatabel dengan melibatkan seluruh peserta kelompok KKN 92, DPL,
tokoh masyarakat, dan pemerintahan setempat.
4. Menyelenggarakan lokakarya sebagai sarana sosialisasi program dan
kegiatan KKN sekaligus menampung masukan dan saran dari seluruh
lapisan masyarakat dan pemerintah setempat dalam bentuk sosialisasi
awal dan rembug warga yang kami lakukan dalam dua sesi mengingat
lokasi cakupan yang kami garap sangatlah luas.
5. Melakukan kegiatan pokok KKN sesuai dengan lingkup kompetensi
jurusan berupa pelatihan kewirausahaan, pelatihan penanaman bibit
menggunakan mesin, sore inggris dan penyuluhan sampah dan
perikanan.
6. Melaksanakan kegiatan bantuan/dampingan KKN dalam bentuk
partisipasi terhadap program-program pemerintah dalam mempercepat
proses pembangunan di daerah baik dalam bidang kemasyarakatan,
penataan lingkungan, maupun secara spesifik yang terkait dengan
percepatan peningkatan indeks pembangunan manusia di desa
karyamukti.
7. Menyelenggarakan lokakarya sebagai sarana evaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan KKN sekaligus menampung msukan dan saran
dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah setempat bagi
peningkatan mutu penyelenggaraan KKN. Kegiatan tersebut disatukan
dengan kegiatan penutupan KKN di dusun Cigadung.

D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


1. Faktor Pendorong Pelaksanaan Program Kerja
Selama melaksanakan Program KKN SISDAMAS banyak faktor
yang mendorong keberhasilan pelaksanaan program di tengah-tengah
masyarakat, diantaranya:
a. Sambutan dan kerja sama yang cukup baik dari masyarakat kepada
peserta KKN SISDAMAS sehingga dapat mempermudah pelaksanaan.
b. Terdapat kerja sama yang baik antara peserta KKN SISDAMAS
dengan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan ini.
c. Ilmu pengetahuan yang didapatkan selama di bangku kuliah sangat
membantu peserta KKN SISDAMAS khususnya Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris, karena masyarakat dusun Cigadung sangat antusias
dalam hal pendidikan sehingga pengajaran dapat diterima.
2. Faktor Penghambat
Salah datu faktor yang menghambat dalam pelaksanaan
program di dusun Cigadung antara lain :
a. Durasi waktu yang terlalu singkat.
b. Kurangnya lapangan pekerjaan dan sasaran marketing dari setiap
barang yang ditawarkan remaja.

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. KESIMPULAN
Pengabdian mahasiswa dalam program kuliah kerja nyata (KKN) kelompok
92 dilakukan di desa Karyamukti. Wilayah Administrasi Desa Karyamukti
Desa Karyamukti kecamatan Pataruman Kota Banjar Jawa Barat memiliki luas
wilayah yakni 808.295 Ha dengan panjang jalan 26 Km, serta pembagian
wilayah Dusun, RW dan RT. Desa Karyamukti memiliki 3 Dusun, yakni Dusun
Cigadung dengan Jumlah RW 2- RT 13, Dusun Pabuaran dengan jumlah RW 2
RT 14, serta Dusun Sukaharja dengan jumlah RW 2 RT 7.

Hasil dari pengabdian masyarakat di dalam kompetensi menjadi Dai/


mursyid, konselor di lembaga pendidikan dan lembaga sosial, konsultan agama
dan sosial, menjadi bagian yang memonitor pergerakan dan perkembangan
penyuluh agama setempat yang dilakukan di dusun Cigadung yang berada di
wilayah tersebut adalah di MTs Karyamukti, DTA Al-Qoriah dan DTA Al-
Huda, 6 Majelis Talim, RA Melati, kelompok tani dusun Cigadung dan Pondok
Pesantren Bustanul Ulum.

Selama melaksanakan Program KKN SISDAMAS banyak faktor yang


mendorong keberhasilan pelaksanaan program di tengah-tengah masyarakat,
diantaranya Sambutan dan kerja sama yang cukup baik dari masyarakat kepada
peserta KKN SISDAMAS sehingga dapat mempermudah pelaksanaan.
Terdapat kerja sama yang baik antara peserta KKN SISDAMAS dengan pihak-
pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Ilmu pengetahuan yang didapatkan
selama di bangku kuliah sangat membantu peserta KKN SISDAMAS
khususnya Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, karena masyarakat dusun
Cigadung sangat antusias dalam hal pendidikan sehingga pengajaran dapat
diterima.

B. REKOMENDASI
Beberapa saran bagi pengelola KKN dan Masyarakat yang menjadi
ranah kajian pengabdian KKN Sisdamas yaitu :
1. Pengelola KKN
- LP2M ataupun pengelola hendaknya mengatur jadwal yang lebih
efektif khususnya waktu-waktu dimana telah turun dana Desa.
Dengan begitu diharapkan dalam pelaksanaan sinergi program
desa dapat membantu lebih dalam kegiatan-kegiatannya,
khususnya dalam hal keuangan.
- Melakukan sinergi Program antara KKN tahun sebelumnya dan
yang akan datang, sehingga dalam pelaksanaannya dapat
berkelanjutan
- Perlu disedarhanakan tahapan-tahapan siklus SISDAMAS
karena proses tahapan yang dilaksanakan ternyata tiap tempat
tidak sesuai dengan proses pelaksanaan siklus Sidamas.
2. Masyarakat
- Dalam pendidikan sekolah umum perlu dilakukan pembinaan
berkelanjutan dari pengelolaan adminstrasi dan sistem
pendidikan sehingga mengahasilkan siswa/i yang berkompeten
- Perlu menekankan siswa/i tidak hanya sebagai objek dalam
pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif Dalam


Mewujudkan Pembelajaran Yang Berhasil. Bandung, Prosfect.
Departemen Pendidikan Nasional Ensiklopedi Islam. 2002. Ensiksilopedi Islam.
Jakarta, PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung,
PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung, Sinar
Baru Algensindo.
Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta, Raja
Grafindo Persada.
Subana, Dkk. 2000 . Statistik Pendidikan. Bandung, CV. Pustaka Setia.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung, Pustaka Setia.
BIODATA PENULIS

Much. Tsulutsallaily lahir di Bandung pada tanggal 27 Juli 1993, jenjang


pendidikan Sekolah Dasar di SDN Pancasila Lembang, SMPN 2 Lembang, , dan
melanjutkan ke SMAN 1 Lembang jurusan IPA. Saat ini sedang melanjutkan kuliah
di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan jurusan Bimibngan Konseling Islam.

Laporan KKN SISDAMAS 2017 ini merupakan karya tulis dalam rangka
mengikuti KKN yang wajib diikuti olah mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai