PELAKSANAAN
Pada bab ini akan diuraikan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang
dilaksanakan dalam Praktik Menejemen Keperawatan di Paviliun Blambangan RSUD. Prof.
Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto, yang dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2017
sampai 26 Agustus 2017. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu
Timbang terima, Sentralisasi obat,Supervisi, Ronde Keperawatan,Discharge Planning
danDokumentasi Keperawatan.
5.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Professional dalam
menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut:
5.2 M1 (MAN)
Pengaturan M1 (MAN) di ruang kelolaan (Kelas 3 /ruang 302-305 A, B C ) Paviliun
Blambangan dilakukan mulai tanggal 16 Agustus sampai 26 Agustus 2017, dengan
menghitung tingkat ketergantungan pasien, kebutuhan tenaga keperawatan dan BOR
pasien.
1. Persiapan:
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Membuat struktur organisasi kelompok
b. Menyusun jadwal dinas
c. Menyusun job description untuk kepala ruang, perawat primer, perawat
associate
d. Menyiapkan format perhitungan BOR
e. Menyiapkan format kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
Depkes
f. Menyiapkan format perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien
g. Sosialisasi cara perhitungan BOR, menentukan tingkat ketergantungan
pasien serta menghitung kebutuhan tenaga perawat
2. Pelaksanaan:
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan menentukan tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan standart Depkes
b. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien setiap hari
c. Menghitung BOR pasien setiap kali sift
Tabel 5.2.1 Rata-rata jumlah kebutuhan dinas perawat per hari
Pengkajian Hari /
NO Pukul Ruang BOR
Tanggal
1 Rabu, 16-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 3/12x100 = 25%
2 Kamis,17-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 3/12x100 = 25%
3 Jumat,18-08- 2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 2/12x100=16,7%=17%
4 Sabtu, 19-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 2/12x100=16,7%=17%
5 Minggu,20-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 5/12x100% = 41,6%=42%
6 Senin, 21-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 5/12x100% = 41,6%=42%
7 Selasa, 22-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 8/12x100%= 66,6%=67%
8 Rabu, 23-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 5/12x100% = 41,6%=42%
9 Kamis, 24-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 6/12x100%= 50%
10 Jumat, 25-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 6/12x100% = 50%
11 Sabtu, 26-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 6/12x100% = 50%
Rata rata 38,81% = 39%
80%
67% 16
70%
17
60%
18
50% 50% 50%
50% 19
42% 42% 42%
40% 20
21
30% 25% 25%
22
20% 17% 17%
23
10% 24
0% 25
BOR
Dari data di atas didapatkan BOR pasien di Paviliun Blambangan mulai tanggal
16 Agustus sampai 26 Agustus 2017 rata- rata sebanyak 38,81 % atau 39 %.
3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
Dalam pengorganisasian tugas, kelompok sudah sesuai dengan struktur yang
ada. Terdapat 1 Karu, I PP, dan dibantu beberapa PA. Model MAKP yang
digunakan oleh kelompok adalah model MAKP Tim.
b. Evaluasi Pelaksanaan :
Minggu I :
Minggu II :
Seluruh mahasiwa telah memahami tugas dan fungsinya
4. Hambatan
Minggu I
5. Solusi
6. Dukungan:
Kepala ruangan sekaligus pembimbing ruangan, dan perawat Paviliun
Blambangan memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta memberikan masukan
yang bersifat positif saat mahasiswa melakukan praktik manajemen keperawatan dan
pemberian asuhan keperawatan. Pembimbing ruangan memberi petunjuk dan
bimbingan cara menentukan ketenagaan keperawatan.
5.3 M2 (Material)
Selama praktek manajemen keperawatan di Paviliun Blambangan RSUD. Prof.
Dr. Soekandar Mojokerto, untuk sarana dan prasarana sudah sesuai, mahasiswa hanya
menyiapkan thermometer.
5.4 M3 (Methode)
5.4.1 MAKP
1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan keperawatan
Tim. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah :
Kepala ruangan
Hari/ Kepala Katim & Perawat Katim & Perawat Katim & Perawat
tanggal Ruangan Pelaksana Pagi Pelaksana Siang Pelaksana Malam
Rabu, Gredy K. Katim : Katim : Katim :
16/08/17 Iftitahun Sri Wahyuni Fajar
PP : PP : PP :
Nofitasari Hanik Elfa
Ariesca Ita Arin
Kamis, Iftitahun Katim : Katim : Katim :
17/08/17 Ariska Hanik Arin
PP : PP : PP :
Nofitasari Sri Wahyuni Elfa
Gredy Ita Fajar
Jumat, Hanik Katim : Katim : Katim :
18/08/17 Ita Elfa Nofitasari
PP : PP : PP :
Sri Wahyuni Fajar Ariesca
Arin Iftitahun
Gredy
Sabtu, Ita Katim : Katim : Katim :
19/08/17 Sri Wahyuni Fajar Gredy
PP : PP : Nofitasari
Hanik Elfa Ariesca
Arin Iftitahun
Minggu, Fajar Katim : Katim : Katim :
20/08/17 Elfa Nofitasari Gredy
PP : PP : PP :
Arin Iftitahun Sri Wahyuni
Ariesca Ita
Hanik
Senin, Arin Katim : Katim : Katim :
21/08/19 Elfa Ariesca Ita
PP : PP : PP :
Fajar Nofitasari Sri Wahyuni
Iftitahun Hanik
Gredy
Selasa, Arieca Katim : Katim : Katim :
22/08/17 Iftitahun Gredy Fajar
PP : PP : PP :
Nofitasari Sri Wahyuni Elfa
Ita Arin
Hanik
Rabu, Nofitasari Katim : Katim : Katim :
23/08/17 Ariesca Hanik Arin
PP : PP : PP :
Iftitahun Sri Wahyuni Fajar
Gredy Ita Elfa
Kamis, Sri Katim : Katim : Katim :
24/08/17 Wahyuni Ita Elfa Nofitasari
PP : PP : PP :
Hanik Fajar Ariesca
Arin Iftuitahun
Gredy
Jumat, Sri Katim : Katim : Katim :
25/08/17 Wahyuni Hanik Gredy Iftitahun
PP : PP : PP :
Ita Fajar Nofitasari
Arin Ariesca
Elfa
Sabtu, Elfa Katim : Katim : Katim :
26/08/17 Fajar Nofitasari Sri Wahyuni
PP : PP : PP :
Fajar Iftitahun Hanik
Gredy Ariesca Ita
120
16
100
100 17
89
84 84 18
79 79 79 79
80 19
68 68 68
20
60
21
22
40
23
20 24
25
0 26
Penilaian kinerja Kepala Ruangan
Diagram 5.4.1.2 Penilaian Kinerja Katim di di Pavilium Blambangan RSUD Prof. Dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto
120
16
100 100
100 17
86 86 86 86 86 86 86
18
80 71 71 19
20
60
21
22
40
23
20 24
25
0 26
Kinerja katim
120
16
100
100 17
88 88 88 88 88
82 18
80 76 76 76
71 19
20
60
21
22
40
23
20 24
25
0 26
Kinerja perawat pelaksana
2. Hasil analisa
Hasil analisa dari prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala
ruangan berjalan dengan baik tetapi pada tanggal 17, 24, dan 25 Agusutus 2017
mengalami penurunan dikarenakan tugas tidak mampu menjalankan tugas kepala
ruangan dalam merencanakan jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan dan
pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan.
Hasil analisa dari prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala
ruangan berjalan dengan baik tetapi pada tanggal 17 dan 26 Agusutus 2017 mengalami
penurunan dikarenakan tidak mampu menjalankan tugas katim dalam merencanakan
jadwal perjanjian klinik dan mengadakan kunjungan rumah. Sedangkan berdasarkan
hasil analisa dari prosentase tersebut dapat disimpulkan perawat pelaksana
menjalankan tugas dengan baik.
3. Pelaksanaan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional dilaksanakan pada
tanggal 16 Agustus 2017 26 Agustus 2017. Dalam uji coba masing-masing anggota
kelompok berperan sesuai dengan peran yang telah ditentukan sebagai KaRu, Katim
dan Perawat Pelaksana yang dilakukan pada shift pagi, siang dan malam.
4. Hambatan
Mahasiswa memerlukan bimbingan dalam proses pembelajaran secara bertahap
untuk lebih memahami pola metode MAKP yang diterapkan.
5. Dukungan
Tenaga keperawatan ruangan memberikan kesempatan dan dukungan kepada
mahasiswa praktik manajemen dalam mengaplikasikan peran pada penerapan model
asuhan keperawatan model TIM.
6. Solusi
Untuk mengurangi kesalahan dalam melaksanakan role play sesuai job description kita
harus selalu melakukan pemantauan. Penyuluhan, pengarahan, sosialisasi tentang hal
apa saja yang harus dilakukan pada saat itu sesuai job description yang telah dibuat.
5.4.2 Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu ke dua, persiapan yang di
lakukan antara lain :
1) Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima keperawatan
2) Menyusun format timbang terima format yang digunakan adalah format
SBAR.
3) Menyiapkan laporan yang akan di lakukan timbang terima keperawatan.
4) Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
5) Membuka status pasien.
6) Berkumpul di nurse station untuk persiapan melakukan timbang terima.
2. Pelaksanaan
Timbang terima dilakukan pada tanggal 16 - 26 agustus 2017 dan diterapkan pada
Paviliun Blambangan dengan ruang kelolaan kamar kelas 3 yaitu 302 sampai 305.
Kegiatan timbang terima meliputi operan dari ketua tim ke yang akan meninggalkan
dinas ke ketua tim yang akan dinas pada saat timbang terima. Pada pagi hari timbang
terima dibuka oleh kepala ruangan dengan dihadiri semua perawat yang jaga pada hari
itu. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station dengan mengunakan format
SBAR dimana pertama kali yang disampaikan adalah dengan menyebutkan nama
pasien kamar, masalah keperawatan, diagnose medis riwayat penyakit dahulu, riwayat
alergi data subyektif dan data obyektif serta tanda-tanda vital pemeriksaan penunjang,
terapi medikasi, justifikasi masalah dan yang terakhir yaitu rencana tindak lanjut dan
yang terakhir setelah pelaporan atau penulisan di bubuhkan tanda tangan baik dari
penerima atau pelapor. Setelah penyampaian di nurse station selesai perawat kemudian
langsung validasi data keruangan dan menemui ke setiap pasien guna mengali data
yang lebih akurat pada saat ke pasien jangan lupa memperkenalkan diri dan
menanyakan kondisi setelah di lakukan tindakan keperawatan.
Rolle play timbang terima dilaksanakan pada hari jumat tanggal 18 2017 pukul
13.30, yaitu timbang terima dari dinas pagi ke dinas siang. Rolle play dihadiri oleh 1
pembimbing ruangan, 1 pembimbing akademik, 1 kasi mutu bidang profesi
keperawatan dan 10 mahasiswa. Karu memimpin acara timbang terima di nurse station
kemudian ketua tim yang dinas pagi melakukan timbang terima kepada ketua tim yang
dinas siang sesuai pasien kelolaan masing-masing (kamar kelas 3 yaitu 302 sampai
305). Kemudian timbang terima dilanjutkan ke ruangan pasien untuk melakukan
validasi data dan memperkenalkan diri, setelah itu kembali lagi ke nurse station untuk
melakukan evaluasi atau ada hal lain yang perlu dibicarakan lagi. Setelah diskusi
selesai timbang terima ditutup oleh kepala ruangan.
3. Alur Overan
PASIEN
DIAGNOSIS MEDIS
DIAGNOSIS
MASALAH
KEPERAWATAN
KOLABORATIF (didukung data)
TINDAKAN
PERKEMBANGAN/KEADAAN
PASIEN
MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUMTERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU
4. Pelaksanaan timbang terima
a. Efektifitas pelaporan timbang terima persift
Diagram 5.4.2.1 Distribusi frekuensi pelaporan timbang terima per sift di
paviliun blambangan
120
100100 100100 100100 16
100 94 94 94
8989 8989 89 17
83 83 83 83
7878 78 7878 18
80 7272 72 72
67 6767
61 61 19
60 56
20
40 21
22
20
23
0 24
pagi siang malam
20 24
25
0 26
pagi siang malam
Berdasarkan diagram di atas dapat di jelaskan dari 33 kali penulisan SBAR selama
2 minggu didapatkan hasil rata-rata sebanyak 78% cara penulisan dan pengunaan
SBAR sudah baik dan sesuai dengan SOP pengisian SBAR yang berlaku. Namun
pada tanggal 16 sampai dengan tanggal 19 Agustus mengalami penurunan, hal ini di
akibatkan mahasiswa belum sepenuhnya paham cara pengisian SBAR yang sesuai,
namun dengan berjalanya waktu dan evaluasi penulisan SBAR sudah berjalan sangat
baik dan benar.
1) Hasil Analisa
Penulisan SBAR timbang terima yang di lakukan selama 2 minggu sudah sangat
baik. Dilihat dari cara pengisian ataupun kelengkapan data yang di sajikan sudah
lengkap tetapi ada hal yang masih menjadi kendala yaitu pada point assesment
dimana pada bagian ini seharusnya dalam penulisannya menjelaskan justifikasi
dari masalah yang di derita pasien tetapi pada aplikasinya dalam meberikan
justifikasi masalah kurang mengkerucut dan general, dalam penulisannya
cenderung hanya menyebutkan masalah keperawatan tanpa di justifikasi.
2) Evaluasi
Penulisan dan pengunaan SBAR dalam timbang terima sudah memahami semua
hanya pada awal saja mengalami kesulitan dalam penulisan terlihat dari kurang
lengkapnya data yang di masukkan di form SBAR. Seiring dengan berjalannya
waktu pengunaan dan pengisian form SBAR sudah memuaskan.
3) Hambatan
Selama pelaksanaan dalam penulisan dan pengunaan form SBAR mahasiswa tidak
mengalami kesulihatn yang berarti hanya menemukan kendala pada awal saja
yaitu mahasiswa masih hanya menuliskan tindakan kolaborasi pada kolom
recomanded.
4) Solusi
Setiap pergantian operan sift untuk menyamakan dalam pengunaan dan penulisan
SBAR setiap hari ada yang bertangung jawab sebagai pengawas dan pemberi
pengarahan dalam penulisan dan pengunaan SBAR hal itu bertujuan untuk
menjaga persamaan dalam mengisi form SBAR.
5.4.3 SUPERVISI
1. IMPLEMENTASI
a. Persiapan
Hal hal yang perlu di pesiapkan dalam melakukan supervisi keperawatan adalah
materi supervisi dan instrumen penunjang yang meliputi SPO supervisi dengan
parameter penilaian, laporan kegiatan supervisi, serta pendokumentasian hasil
supervisi. Pada tahap ini kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan supervisi, alur dimulai dari Kepala Ruangan atau Ketua tim
(Perawat Primer) memberitahu Perawat Assosiate tentang rencananya untuk
melakukan kegiatan supervisi dan menyampaikan tujuan dari supervisi. Kepala
ruangan menentukan kegiatan yang akan di supervisi dan menilai pelaksanaan
kegiatan yang di supervisi dari persiapan sampai selesai. Kepala ruangan
menyampaikan hasil penilaian kemudian memberikan fair, feedback, dan follow up
terhadap hasil supervisi. Adapun alur kegiatan supervisi keperawatan sebagai
berikut:
c. Alur Supevisi
Kepala Bidang
Keperawatan
Kasi Perawatan
Menetapkan kegiatan
PRA dan tujuan serta
instrumen / alat ukur Kepala Ruangan
Menilaikinerja Perawat:
PELAKSANAAN Responsibility Supervisi
Accountability -
Authorithy
PA 1 PA 2
PEMBINAAN (3f)
PASCA Penyampaian penilaian(fair)
Feed back
Kinerja perawat dan
Follow Up, pemecahan masalah kualitas pelayanan
dan reward
Diagram 5.4.3.1 Distribusi frekuensi Supervsi selama tanggal 16-26 Agustus 2017
di Paviliun Blambangan
Jumlah skor
Jumlah skor
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
91% 86%
80% 80%
65%
27%
e. Hambatan
Mahasiswa masih membutuhkan bimbingan dan pengarahan untuk melakukan
tugasnya dengan baik dan benar, keterbatasan waktu yang harus menyuaikan dengan
beberapa pihak sebagai pengawas dan pembimbing.
f. Solusi
Dari semua supervisi yang di lakukan masih ada beberapa kesalahan dan kekurangan,
sehingga kita membutuhakn sosialisasi tentang penatalaksanaan supervise yang sesuai
dengan SPO Asuhan Keperawatan, selain itu juga kami butuhkan transfer ilmu dan
arahan dari bidang akademisi Stikes Bina Sehat PPNI, bidang keperawatan dan kepala
ruangan Pavilun Blambangan RSUD. Prof Dr. Soekandar, tentang perencanaan
sampai penatalaksanaan dalam penerapan metode MAKP mulai dari timbang terima,
ronde keperawatan, discharge planning, sentralisasi obat, dan khususnya supervise.
Dari data di atas, didapatkan rata-rata penilaian supervise sebanyak 17 item di
Paviliun Blambangan mulai tanggal 16 Agustus sampai 26 Agustus 2017 sebanyak
89,9 % atau 90 % .
5.4.4 Ronde Keperawatan
1. Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok 3 dan 4 hari sebelum
pelaksanaan, dengan uraian sebagai berikut:
Ronde keperawatan dilaksanakan 1 kali yaitu pada saat Rolle Play pada hari selasa
tanggal 22 Agustus 2017 pada pukul 10.00 WIB, dengan topik kasus dx medis
cerebral palsy, pneumoni dan dehidrasi, dengan dx keperawatan prioritas adalah
ketidakefektifan bersihan jalan napas. Menggunakan instrument baku cek list ronde
keperawatan nursalam 2011, sebanyak 18 item pelaksanaan ronde keperawatan, 100 %
tahapan ronde tercapai dengan kategori baik.
Adapun deskripsi pasien yang dilakukan ronde adalah, pasien An. R (usia 8
tahun) BB 10 kg, dengan dx medis cerebral palsy, pneumoni dan dehidrasi. Dx
keperawatan prioritas adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan
perfusi jaringan serevral, hipertermi, hambatan mobilitas fisik, serta nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Riwayat penyakit dahulu: An. R memilki riwayat kejang (spastik)
sejak usia 2 tahun, tetanus (sejak bulan Mei 2017 lalu), pneumoni (sejak usia 2 tahun),
suspek infeksi (2 tahun yang lalu), ikterik neonatorum (usia 6 hari), gagal tumbuh
kembah terlihat (usia 2 bulan). Riwayar keluarga: Ibu An. R riwayat kehamilanya
pernah mengalami keguguran 3 kal, usia ibu An. R saat hamil 35 tahun. Riwayat
pengobatan: Ibu An. R mengatakan obat yang dikonsumsi adalah depacen, penytoin,
dan riwayat pengobatan 6 bulan. Permasalahn yang menjadikan An. R sebagai objek
dilaksanakanya ronde keparawatan, diantaranya beberapa permasalahan yang dialami
An. R; Napas terdapat suara tambahan ronchi pada lapang paru, munculnya spastik
yang intens, kegagalan tumbuh kembang, terjadinya kontraktur pada kedua patella,
serta BB yang tidak sesuai dengan usia
Adapun pengorganisasian pelaksanaan rolle play ronde keperawatan adalah sebagai
berikut:
Penetapan pasien
Persiapan pasien
Informed consent
Hasil pengkajian /
Tahap pelaksanaan validasi data
nurse station
Apa diagnose keperawatan ?
Apa data yang mendukung ?
Penyajian masalah Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan
?
Apa hambatan yang ditemukan ?
Validasi data
Tahap pelaksanaan di
kamar pasien
PP, konselor,
KARU
DOKTER
Koordinasi
dengan perawat
PASIEN/KELUARG
A
FARMASI/APOTI
K
- Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
PASIEN/KELUARG perawat
A - Lembar serah terima
obat
- Buku serah terima/
PP/PERAWAT YANG masuk obat
MENERIMA
40
Cukup, 35.3
30
20
Kurang, 11.76
10
0
Baik Cukup Kurang
WAKTU KEGIATAN
1 08.30 Proses pelaksanaan Role Play Sentralisasi Obat hanya saat
09.00 pembagian obat pada pasien bersamaan dengan Role Play
WIB Discharge Planning.
1) Kegiatan dihadiri oleh Peseptor Klinik, Kasi Mutu Pelayanan dan Profesi
Keperawatan serta Peseptor Akademik.
2) Selama kegiatan setiap mahasiswa yang berperan bekerja sesuai tugasnya
masing masing.
3) Acara dimulai pada pukul 80.30 WIB dan selesai pada jam 09.30 WIB.
4) Kegiatan sentralisasi obat dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,
hal ini ditandai dengan adanya surat persetujuan untuk dilakukannya
sentralisasi obat, pemberian obat yang tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
pemberian, tepat pasien, tepat obat dan tepat pendokumentasian pada lembar
observasi dan pemberian obat, namun ada sedikit evaluasi dari cara pemberian
obat pada pasien yang masih kurang melakukan pendekatan pada pasien.
7. Hambatan
Sentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat di
Paviliun Blambangan terutama pada daerah kelolaan di ruang 302, 303, 304 dan
305. Kendala yang dihadapi adalah manajemen cairan infus tidak sesuai dengan
advis yang diberikan, tidak bisa melakukan sentralisasi obat pada pemberian salep,
serta pendokumentasian tanda tangan keluarga pasien sudah dilakukan oleh perawat
ruangan sehingga mahasiswa tidak meminta tanda tangan keluarga lagi.
8. Solusi
Pada pemberian cairan infus sebaiknya benar-benar diperhatikan berapa
jumlah kebutuhan cairan tiap masing-masing pasien, pada pengetahuan individu
yang kurang mengerti pada tetesan infus bisa diberikan wawasan atau pembelajaran
tentang perhitungan manajemen cairan agar bisa meminimalisir dalam pemakaian,
sehingga saat cairan infus salah satu pasien habis tidak sampai mengambil
persediaan cairan infus.
Discharge Planning
%
An. O An. P An. B An. W An. A An. D An. F An. N An. I An. N An. R An. R
17-08- 17-08- 20-08- 22-08- 23-08- 23-08- 23-08- 24-08- 24-08- 24-08- 25-08- 26-08-
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai pada hari Rabu tanggal 16 Agustus 2017
26 Agustus 2017 minggu. Dengan alur yang pertama menerima pasien dari poli/igd,
ruangan menerima pasien dengan mengorientasikan ruangan, kemudian dilakukan
proses asuhan keperawatan mulai pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Selanjutnya jika pasien rencana pulang diberikan mulai HE (Health Education), diit
yang diberikan serta dijelaskan jadwal kontrol.
Kegiatan discharge planning (role play) yang dihadiri oleh Pembimbing
akademik, kepala ruangan sekaligus pembimbing ruangan, dan bagian keperawatan
RSUD. Prof. Dr. Soekandar. Dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 25 Agustus 2017
selama berjalanya proses rawat inap, pada pasien An. F dengan diagnosa medis diare
dan bronkopneumin, dan diagnosa keperawatan prioritas An. F adalah diare. Keluarga
dibekali informasi pendidikan kesehatan tentang diare (mulai dari pengertian, tanda
dan gejala, penatalaksanaan apabila diare muncul khususnya saat dirumah, serta cara
sterilisasi botol sufor, dan edukasi pentingnya ASI). Adapun kegiatannya adalah
sebagai berikut:
1) Perawat Pelaksana mengkaji kebutuhan pulang pasien saat pertama dirawat.
2) Perawat Pelaksana menyiapkan kebutuhan pasien untuk discharge planning.
3) Perawat Pelaksana memberi HE (Health Education) pada pasien yang akan
pulang atau yang direncanakan pulang meliputi obat-obatan yang masih
diminum di rumah, diet, aktivitas, penyebab, tanda gejala dan cara pencegahan
penyakit, waktu dan tempat kontrol, hal-hal yang perlu dibawa saat kontrol
serta hal-hal yang perlu diperhatikan saat di rumah.
4) Selain memberikan penjelasan secara lisan, Perawat Pelaksana juga
memberikan lembar leaflet yang berisi tentang penjelasan yang diperlukan.
Diagram 5.4.6.2 distribusi frekuensi pelaksanaan rolle play discharge
planning tanggal 25 Agustus 2017 di pavilion Blambangan
100%
80%
60%
100%
40%
20%
0% 0% 0%
BAIK CUKUP KURANG
223
6) Materi yang tersampaikan dalam proses pemberian pendidikan kesehatan
diantarnya; pengertian diare, tanda dan gejala, penatalaksanaan di rumah saat
diare muncul dengan pembuatan oralit secara mandiri, tata laksanan
mensterilkan botol susu, dan yang terahir pentingnya pemberian ASI.
7) Evaluasi hasil;
Kegiatan berjalan lancar, keluarga pasien antusias bertanya khususnya
tentang pemberian ASI, serta cara mensterilkan botol susu.
d. Hambatan
Hambatan kegiatan role play discharge planning kurang penguasaan materi oleh
penyaji, kurangnya percaya diri oleh nara sumber, sehingga penyajian materi
kurang tersampaikan secara maksimal.
e. Solusi
Sebelum melakukan discharg planning semua perlengkapan dipersiapkan leaflet
sesuai penyakit dan bagaimana cara perawatan di rumah. Untuk mengatasi hal
tersebut maka setiap hari setelah pemberian pendidikan kesehatan, mahasiswa
sebagai perawat associate setiap pergantian jam dinas, mengevaluasi
pemahaman dan hasil penerapan keluarga terhadap pemberian HE yang sudah
pernah disampaikan.
f. Dukungan
Saat melakukan Discharge Planning mahasiswa mendapatkan dukungan dan
masukan dari pembimbing ruangan sekaligus kepala ruangan pavilion
Blambangan, bidang keperawatan RSUD. Soekandar, dan pembimbing
akademik Stikes Bina Sehat PPNI yang sangat membantu mahasiswa dalam
melakukan DischargePlanning.
5.4.7 Dokumentasi
Format dokumentasi yang digunakan adalah modifikasi dari format yang
digunakan di paviliun blambangan dengan rekapan mahasiswa manajemen
profesi ners. Mahasiswa telah menyediakan format renpra print out yang sudah
disesuaikan dengan paviliun blambangan. Dalam lembar evaluasi keperawatan
kelompok menggunakan format SBAR. Asuhan keperawatan didokumentasikan
mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Diagram 5.4.7.1 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan
(pengkajian) di paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
PENGKAJIAN
120
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100
80
60 SESUAI
TIDAK SESUAI
40
20
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengkajian
sudah sesuai dari awal sampai akhir shift, hal ini dapat disebabkan
karena persiapan mahasiswa untuk pengkajian sudah cukup baik, dan
terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang berperan
sebagai karu, katim dan PP sehingga dapat saling mengingatkan dan
melengkapi jika terdapat kekurangan pada pengkajian.
Diagram 5.4.7.2 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (diagnose
keperawtan) di paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
120
80
60 SESUAI
5050 5050
TIDAK SESUAI
40
20
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan diagnose
keperawatan pada tanggal 16 dan 17 belum sesuai hal ini karena
perbedaan kemampuan pada masing masing mahasiswa. Sedangkan
pada tanggal 18 26 sudah sesuai, hal ini dapat disebabkan karena
persiapan mahasiswa sudah baik, dan terdapat komunikasi yang cukup
baik antara mahasiswa yang berperan sebagai karu, katim dan PP
sehingga dapat saling mengingatkan dan melengkapi jika terdapat
kekurangan pada dokumentasi.
Diagram 5.4.7.3 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (perencanaan) di
paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
120
80
70
60
60 SESUAI
5050
TIDAK SESUAI
40
40
30
20
0 0 0 0 0 0 0 0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perencanaan
keperawatan pada tanggal 16 18 belum sesuai karena perbedaan
kemampuan dari masing masing mahasiswa dalam memperoleh
informasi, sedangkan pada tanggal 19 -26 sudah baik, hal ini dapat
disebabkan karena persiapan mahasiswa untuk perencanaan keperawatan
sudah baik, dan terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa
yang berperan sebagai karu, katim dan PP sehingga dapat saling
mengingatkan dan melengkapi jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.
Diagram 5.4.7.4 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (intervensi) di
paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
120
80
70
60
60 SESUAI
5050
TIDAK SESUAI
40
40
30
20
0 0 0 0 0 0 0 0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan tindakan
keperawatan pada tanggal 16 18 belum sesuai hal ini karena perbedaan
kemampuan pada masing - masing mahasiswa dalam menangkap
informasi. Sedangkan pada tanggal 19 26 sudah baik, hal ini dapat
disebabkan karena persiapan mahasiswa sudah baik, dan terdapat
komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang berperan sebagai
karu, katim dan PP sehingga dapat saling mengingatkan dan melengkapi
jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.
Diagram 5.4.7.5 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (evaluasi) di
paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
120
80
60 SESUAI
5050 5050
TIDAK SESUAI
40
20
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pada tanggal 16 dan
17 masih belum sesuai hal ini karena perbedaan kemampuan masing
masing mahasiswa dalam mendapatkan informasi. Sedangkan pada tanggal
18 26 sudah baik, hal ini dapat disebabkan karena persiapan mahasiswa
sudah baik, dan terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa
yang berperan sebagai karu, katim dan PP sehingga dapat saling
mengingatkan dan melengkapi jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.
Diagram 5.4.7.6 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (catatan asuhan
keperawatan) di paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
120
100
80
60 SESUAI
TIDAK SESUAI
40
20
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan catatan asuhan
keperawatan pada tanggal 16 sudah sesuai tapi belum secara keseluruhan
hal ini karena perbedaan kemampuan pada masing masing mahasiswa
dalam memperoleh informasi. Sedangkan pada tanggal 17 26
pelaksanaan catatan asuhan keperawatan sudah sesuai hal ini dapat
disebabkan karena persiapan mahasiswa untuk dokumentasi sudah baik,
dan terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang berperan
sebagai karu, katim dan PP sehingga dapat saling mengingatkan dan
melengkapi jika terdapat kekurangan pada dokumentasi..
5.4.8 M4 (MONEY)
Berdasarkan hasil data dari kuisioner Tingkat Kepuasan pasien yang telah
disebarkan pada 17 pasien nilai tertinggi sebanyak 11 pasien (64,7 %) merasa
sangat puas terhadap pelayanan yang di lakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners
Praktek Manajemen di Pavilliun Blambangan pada tanggal 16 26 Agustus
2017. Kepuasan pasien di dapatkan dari hasil pernyataan pelayanan asuhan
keperawatan serta keramahan yang di berikan kepada pasien.
3. KEJADIAN DEKUBITUS
Diagram 5.4.9.2 Kejadian Resiko Dekubitus pada Pasien di Pavilliun
Blambangan
kejadian dekubitus
100 94.1
90
80
70
60
50
40 kejadian dekubitus
30
20
10 3.2
0
tidak ada resiko rentan terjadi dekubitus
dekubitus
Diagram 5.4.9.3 Kejadian Flebitis di Ruang 302, 303, 304, 305 Pavilliun
Blambangan RSUD Prof Dr. Soekandar
kejadian flebitis
90
80 76.47
70
60
50
40 kejadian flebitis
30 23.53
20
10
0
flebitis tidak flebitis
a. Solusi
Menjaga tehnik aseptik saat pemasangan infus dan mengevaluasi serta
mengganti infus setiap 3 hari sekali
5. RESIKO JATUH
Diagram 5.4.9.4 Resiko Jatuh 302, 303, 304, 305 Pavilliun Blambangan
RSUD Prof Dr. Soekandar
resiko jatuh
100
76.5
80
60
40 resiko jatuh
23.5
20
0
resiko jatuh rendah resiko jatuh tinggi
nyeri
14
11.8
12
10
8
6 nyeri
4 3.2
2
0
nyeri berat nyeri ringan
a. Solusi
Untuk mengatasi nyeri dilakukan tindakan keperawatan dengan cara
mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi, kolaborasi dengan tim medis
dengan memberikan obat anti nyeri.
ALOS
30 27.5
25
20
15 12.5 12.5
10
10 7.5 7.5 7.5 ALOS
5
1.2
0
8. Evaluasi M5
a. Hambatan
Tidak ada hambatan karena pengendalian mutu di Pavilliun Blambangan sudah
terlaksana dengan baik, hal tersebut dibuktikan dengan minimalnya angka
resiko dekubitus, resiko flebitis, nyeri, resiko jatuh.
b. Dukungan
Baiknya mutu di Pavilliun Blambangan adalah hasil dari dukungan dari
Kepala Ruangan, Clinical Instructure, Pembimbing Akademik dan teman
teman yang telah memberi masukan dan bekerja sama dengan baik selama
praktek manajemen. Hal yang dilakukan untuk mendapatkan hasil mutu yang
baik adalah dengan cara mengecek gelang pasien, mengecek tanggal
pemasangan infus, membantu mobilisasi pasien, dan mengkaji skala resiko
jatuh setiap kali ada pasien baru.