Anda di halaman 1dari 50

BAB 5

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang
dilaksanakan dalam Praktik Menejemen Keperawatan di Paviliun Blambangan RSUD. Prof.
Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto, yang dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2017
sampai 26 Agustus 2017. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu
Timbang terima, Sentralisasi obat,Supervisi, Ronde Keperawatan,Discharge Planning
danDokumentasi Keperawatan.

5.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Professional dalam
menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut:

Ketua : Fajar Syaifi, S.Kep


Wakil ketua : Gredy Kurniawan, S.Kep
Sekretaris : Sri Wahyuni L. S , S.Kep
: Iftitahun Nabilah, S.Kep
Bendahara : Ariesca Kusumaningrum, S.Kep
: Arin Umama, S.Kep
Sie PKMRS : Hanik Rozaqoh, S.Kep
: Nofitasari, S. Kep
Sie Humas : Ita Wulandari, S. Kep
: Elfa Nurmalinda, S. Kep
Sie Dokumentasi :Arin Umama, S.Kep

Penanggung jawab kegiatan:


1. Model MAKP : Ariesca Kusumaningrum, S.Kep
2. Penerimaan Pasien Baru : Hanik Rozaqoh, S.Kep
3. Timbang Terima : Ita Wulandari, S.Kep
4. Sentralisasi Obat : Sri Wahyuni L.S, S.Kep
5. Discharge Planning : Fajar Syaifi, S. Kep
6. Dokumentasi Keperawatan : Arin Umama, S.Kep
7. Supervisi : Iftitahun Nabilah, S. Kep
8. Ronde Keperawatan : Nofitasari , S. Kep

Adapun dalam pengelolaan ruangan rawat inap maka diselenggarakan


pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Asosiate

5.2 M1 (MAN)
Pengaturan M1 (MAN) di ruang kelolaan (Kelas 3 /ruang 302-305 A, B C ) Paviliun
Blambangan dilakukan mulai tanggal 16 Agustus sampai 26 Agustus 2017, dengan
menghitung tingkat ketergantungan pasien, kebutuhan tenaga keperawatan dan BOR
pasien.
1. Persiapan:
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Membuat struktur organisasi kelompok
b. Menyusun jadwal dinas
c. Menyusun job description untuk kepala ruang, perawat primer, perawat
associate
d. Menyiapkan format perhitungan BOR
e. Menyiapkan format kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
Depkes
f. Menyiapkan format perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien
g. Sosialisasi cara perhitungan BOR, menentukan tingkat ketergantungan
pasien serta menghitung kebutuhan tenaga perawat
2. Pelaksanaan:
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan menentukan tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan standart Depkes
b. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien setiap hari
c. Menghitung BOR pasien setiap kali sift
Tabel 5.2.1 Rata-rata jumlah kebutuhan dinas perawat per hari

Jumlah kebutuhan Fakta yang ada jumlah


No Tanggal
Tenaga Perawat (Depkes) tenaga perawat
1 16 Agustus 2017 3 orang 10 orang
2 17 Agustus 2017 3 orang 10 orang
3 18 Agustus 2017 2 orang 10 orang
4 19 Agustus 2017 2 orang 10 orang
5 20 Agustus 2017 4 orang 10 orang
6 21 Agustus 2017 3 orang 10 orang
7 22 Agustus 2017 5 orang 10 orang
8 23 Agustus 2017 3 orang 10 orang
9 24 Agustus 2017 5 orang 10 orang
10 25 Agustus 2017 5 orang 10 orang
11 26 Agustus 2017 3 orang 10 orang
Rata-rata 3 10

Pengumpulan data tentang sumber daya manusia di Paviliun Blambangan


RSUD. Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto, selama pelaksanaan asuhan
keperawatan tanggal 16 Agustus 2017 sampai 26 Agustus 2017 oleh ketua tim dan
perawat primer, melalui hasil observasi dan perhitungan yang dilakukan oleh
kepala ruangan berpedoman pada DepKes, didapatkan data bahwa, jumlah
kebutuhan tenaga perawat per hari dengan fakta yang ada jumlah tenaga perawat
yang jaga per hari dalam kategori sesuai. Jadi rata- rata kebutuhan tenaga
keperawatan di ruang kelolaan (Kelas 3/Ruang 302-305 A, B, C ) Paviliun
Blambangan perhari berdasarkan tingkat ketergantungan pasien menurut Depkes
RI, 2005 dari tanggal 16 Agustus - 26 Agustus 2017 adalah sebanyak 3 orang.
Tabel 5.2.1 Distribusi BOR di Paviliun Blambangan (Kelas 3/ Ruang Ruang
A,B dan C) tanggal 16 Agustus 26 Agustus 2017

Pengkajian Hari /
NO Pukul Ruang BOR
Tanggal
1 Rabu, 16-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 3/12x100 = 25%
2 Kamis,17-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 3/12x100 = 25%
3 Jumat,18-08- 2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 2/12x100=16,7%=17%
4 Sabtu, 19-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 2/12x100=16,7%=17%
5 Minggu,20-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 5/12x100% = 41,6%=42%
6 Senin, 21-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 5/12x100% = 41,6%=42%
7 Selasa, 22-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 8/12x100%= 66,6%=67%
8 Rabu, 23-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 5/12x100% = 41,6%=42%
9 Kamis, 24-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 6/12x100%= 50%
10 Jumat, 25-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 6/12x100% = 50%
11 Sabtu, 26-08-2017 12.00 WIB 12 bed (4 terisi) 6/12x100% = 50%
Rata rata 38,81% = 39%

Diagram 5.2.1 Distribusi BOR di Paviliun Blambangan (Kelas 3/ Ruang Ruang


A,B dan C) tanggal 16 Agustus 26 Agustus 2017

80%
67% 16
70%
17
60%
18
50% 50% 50%
50% 19
42% 42% 42%
40% 20
21
30% 25% 25%
22
20% 17% 17%
23
10% 24
0% 25
BOR

Dari data di atas didapatkan BOR pasien di Paviliun Blambangan mulai tanggal
16 Agustus sampai 26 Agustus 2017 rata- rata sebanyak 38,81 % atau 39 %.
3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
Dalam pengorganisasian tugas, kelompok sudah sesuai dengan struktur yang
ada. Terdapat 1 Karu, I PP, dan dibantu beberapa PA. Model MAKP yang
digunakan oleh kelompok adalah model MAKP Tim.
b. Evaluasi Pelaksanaan :

Minggu I :

1) Adanya mahasiswa yang belum memahami tentang tugas dan fungsinya


sesuai dengan struktur organisasi yang sudah ditentukan
2) Adanya mahasiswa yang belum paham cara menghitung kebutuhan tenaga
perawat
3) Adanya mahasiswa yang kurang disiplin dalam bekerja

Minggu II :
Seluruh mahasiwa telah memahami tugas dan fungsinya

4. Hambatan

Minggu I

1) Penentuan antara Kepala ruangan, PP dan PA mengalami kendala karena


pengaturan dilakuakan antar anggota kelompok yang masih sama-sama
mahasiswa.
2) Dalam penataan ketenagaan keperawatan, masih ada mahasiswa yang
belum memahami tentang tugas dan fungsinya sehingga dalam bekerja tidak
sesuai dengan job deskription
Minggu II
Kelompok tidak menemukan hambatan dalam pelaksanaan, seluruh mahasiswa
paham tentang tugas dan fungsinya

5. Solusi

1) Berkonsultasi dengan pembimbing tentang pengaturan peran masing-


masing anggota kelompok
2) Sosialisasi kembali tentang job deskription masing- masing peran : KARU,
PP, PA
3) Sosialisasi kembali cara menghitung kebutuhan tenaga perawat, Membuat
kesepakatan kelompok tentang punishmen bagi anggota kelompok yang
kurang disiplin

6. Dukungan:
Kepala ruangan sekaligus pembimbing ruangan, dan perawat Paviliun
Blambangan memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta memberikan masukan
yang bersifat positif saat mahasiswa melakukan praktik manajemen keperawatan dan
pemberian asuhan keperawatan. Pembimbing ruangan memberi petunjuk dan
bimbingan cara menentukan ketenagaan keperawatan.

5.3 M2 (Material)
Selama praktek manajemen keperawatan di Paviliun Blambangan RSUD. Prof.
Dr. Soekandar Mojokerto, untuk sarana dan prasarana sudah sesuai, mahasiswa hanya
menyiapkan thermometer.

5.4 M3 (Methode)
5.4.1 MAKP
1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan keperawatan
Tim. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah :

Kepala ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Pasien Pasien Pasien

Gambar 5.4.1.1 Bagan model asuhan keperawatan Nursalam, 2012


PEMBAGIAN TUGAS ORGANISASI

Hari/ Kepala Katim & Perawat Katim & Perawat Katim & Perawat
tanggal Ruangan Pelaksana Pagi Pelaksana Siang Pelaksana Malam
Rabu, Gredy K. Katim : Katim : Katim :
16/08/17 Iftitahun Sri Wahyuni Fajar
PP : PP : PP :
Nofitasari Hanik Elfa
Ariesca Ita Arin
Kamis, Iftitahun Katim : Katim : Katim :
17/08/17 Ariska Hanik Arin
PP : PP : PP :
Nofitasari Sri Wahyuni Elfa
Gredy Ita Fajar
Jumat, Hanik Katim : Katim : Katim :
18/08/17 Ita Elfa Nofitasari
PP : PP : PP :
Sri Wahyuni Fajar Ariesca
Arin Iftitahun
Gredy
Sabtu, Ita Katim : Katim : Katim :
19/08/17 Sri Wahyuni Fajar Gredy
PP : PP : Nofitasari
Hanik Elfa Ariesca
Arin Iftitahun
Minggu, Fajar Katim : Katim : Katim :
20/08/17 Elfa Nofitasari Gredy
PP : PP : PP :
Arin Iftitahun Sri Wahyuni
Ariesca Ita
Hanik
Senin, Arin Katim : Katim : Katim :
21/08/19 Elfa Ariesca Ita
PP : PP : PP :
Fajar Nofitasari Sri Wahyuni
Iftitahun Hanik
Gredy
Selasa, Arieca Katim : Katim : Katim :
22/08/17 Iftitahun Gredy Fajar
PP : PP : PP :
Nofitasari Sri Wahyuni Elfa
Ita Arin
Hanik
Rabu, Nofitasari Katim : Katim : Katim :
23/08/17 Ariesca Hanik Arin
PP : PP : PP :
Iftitahun Sri Wahyuni Fajar
Gredy Ita Elfa
Kamis, Sri Katim : Katim : Katim :
24/08/17 Wahyuni Ita Elfa Nofitasari
PP : PP : PP :
Hanik Fajar Ariesca
Arin Iftuitahun
Gredy
Jumat, Sri Katim : Katim : Katim :
25/08/17 Wahyuni Hanik Gredy Iftitahun
PP : PP : PP :
Ita Fajar Nofitasari
Arin Ariesca
Elfa
Sabtu, Elfa Katim : Katim : Katim :
26/08/17 Fajar Nofitasari Sri Wahyuni
PP : PP : PP :
Fajar Iftitahun Hanik
Gredy Ariesca Ita

Diagram 5.4.1.1 Penilaian Kinerja Kepala Ruangan di Pavilium Blambangan RSUD


Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto

120
16
100
100 17
89
84 84 18
79 79 79 79
80 19
68 68 68
20
60
21
22
40
23

20 24
25
0 26
Penilaian kinerja Kepala Ruangan

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job discription


Kepala Ruangan di ruang kelolaan Pavilium Blambangan dari tanggal 16-26
Agustus 2017 menunjukkan hasil yang cukup baik dimana sebagian besar
memiliki nilai di atas 75 % sehingga hasil prosentase menunjukkan Pelaksanaan
menejemen keperwatan dari tugas Kepala Ruangan sudah dilakasanakan dengan
baik sesuai dengan job discription.
Dari diagram di atas didapatkan rata-rata penilaian kinerja kepala ruangan
di Paviliun Blambangan mulai tanggal 16 Agustus sampai 26 Agustus 2017
sebanyak 80 %

Diagram 5.4.1.2 Penilaian Kinerja Katim di di Pavilium Blambangan RSUD Prof. Dr.
Soekandar Kabupaten Mojokerto

120
16
100 100
100 17
86 86 86 86 86 86 86
18
80 71 71 19
20
60
21
22
40
23

20 24
25
0 26
Kinerja katim

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job


discription Katim di ruang Pavilium Blambangan dari tanggal 16-26 Agustus 2017
menunjukkan hasil yang cukup baik dimana sebagian besar memiliki nilai diatas
80% sehingga hasil prosentase menunjukkan Pelaksanaan menejemen keperwatan
dari tugas Katim sudah dilkasanakan dengan baik sesuai dengan job discription
Dari di atas didapatkan rata-rata penilaian kinerja katim di Paviliun
Blambangan mulai tanggal 16 Agustus sampai 26 Agustus 2017 sebanyak 86%.
Diagram 5.4.1.3 Penilaian Hasil Perawat Pelaksana di Pavilium Blambangan RSUD
Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto

120
16
100
100 17
88 88 88 88 88
82 18
80 76 76 76
71 19
20
60
21
22
40
23

20 24
25
0 26
Kinerja perawat pelaksana

Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan pelaksanaan job discription Perawat


Palaksana di ruang kelolaan Pavilium Blambangan dari tanggal 16-26 Agustus 2017
menunjukkan hasil yang cukup baik dimana sebagian besar memiliki nilai diatas 75%
sehingga hasil prosentase menunjukkan Pelaksanaan menejemen keperwatan dari tugas
perawat pelaksana sudah dilkasanakan dengan baik sesuai dengan job discription

Dari di atas didapatkan rata-rata penilaian kinerja perawat pelaksana di Paviliun


Blambangan mulai tanggal 16 Agustus sampai 26 Agustus 2017 sebanyak 84 %.

2. Hasil analisa
Hasil analisa dari prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala
ruangan berjalan dengan baik tetapi pada tanggal 17, 24, dan 25 Agusutus 2017
mengalami penurunan dikarenakan tugas tidak mampu menjalankan tugas kepala
ruangan dalam merencanakan jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan dan
pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan.
Hasil analisa dari prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala
ruangan berjalan dengan baik tetapi pada tanggal 17 dan 26 Agusutus 2017 mengalami
penurunan dikarenakan tidak mampu menjalankan tugas katim dalam merencanakan
jadwal perjanjian klinik dan mengadakan kunjungan rumah. Sedangkan berdasarkan
hasil analisa dari prosentase tersebut dapat disimpulkan perawat pelaksana
menjalankan tugas dengan baik.
3. Pelaksanaan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional dilaksanakan pada
tanggal 16 Agustus 2017 26 Agustus 2017. Dalam uji coba masing-masing anggota
kelompok berperan sesuai dengan peran yang telah ditentukan sebagai KaRu, Katim
dan Perawat Pelaksana yang dilakukan pada shift pagi, siang dan malam.
4. Hambatan
Mahasiswa memerlukan bimbingan dalam proses pembelajaran secara bertahap
untuk lebih memahami pola metode MAKP yang diterapkan.
5. Dukungan
Tenaga keperawatan ruangan memberikan kesempatan dan dukungan kepada
mahasiswa praktik manajemen dalam mengaplikasikan peran pada penerapan model
asuhan keperawatan model TIM.
6. Solusi
Untuk mengurangi kesalahan dalam melaksanakan role play sesuai job description kita
harus selalu melakukan pemantauan. Penyuluhan, pengarahan, sosialisasi tentang hal
apa saja yang harus dilakukan pada saat itu sesuai job description yang telah dibuat.
5.4.2 Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu ke dua, persiapan yang di
lakukan antara lain :
1) Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima keperawatan
2) Menyusun format timbang terima format yang digunakan adalah format
SBAR.
3) Menyiapkan laporan yang akan di lakukan timbang terima keperawatan.
4) Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
5) Membuka status pasien.
6) Berkumpul di nurse station untuk persiapan melakukan timbang terima.
2. Pelaksanaan
Timbang terima dilakukan pada tanggal 16 - 26 agustus 2017 dan diterapkan pada
Paviliun Blambangan dengan ruang kelolaan kamar kelas 3 yaitu 302 sampai 305.
Kegiatan timbang terima meliputi operan dari ketua tim ke yang akan meninggalkan
dinas ke ketua tim yang akan dinas pada saat timbang terima. Pada pagi hari timbang
terima dibuka oleh kepala ruangan dengan dihadiri semua perawat yang jaga pada hari
itu. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station dengan mengunakan format
SBAR dimana pertama kali yang disampaikan adalah dengan menyebutkan nama
pasien kamar, masalah keperawatan, diagnose medis riwayat penyakit dahulu, riwayat
alergi data subyektif dan data obyektif serta tanda-tanda vital pemeriksaan penunjang,
terapi medikasi, justifikasi masalah dan yang terakhir yaitu rencana tindak lanjut dan
yang terakhir setelah pelaporan atau penulisan di bubuhkan tanda tangan baik dari
penerima atau pelapor. Setelah penyampaian di nurse station selesai perawat kemudian
langsung validasi data keruangan dan menemui ke setiap pasien guna mengali data
yang lebih akurat pada saat ke pasien jangan lupa memperkenalkan diri dan
menanyakan kondisi setelah di lakukan tindakan keperawatan.
Rolle play timbang terima dilaksanakan pada hari jumat tanggal 18 2017 pukul
13.30, yaitu timbang terima dari dinas pagi ke dinas siang. Rolle play dihadiri oleh 1
pembimbing ruangan, 1 pembimbing akademik, 1 kasi mutu bidang profesi
keperawatan dan 10 mahasiswa. Karu memimpin acara timbang terima di nurse station
kemudian ketua tim yang dinas pagi melakukan timbang terima kepada ketua tim yang
dinas siang sesuai pasien kelolaan masing-masing (kamar kelas 3 yaitu 302 sampai
305). Kemudian timbang terima dilanjutkan ke ruangan pasien untuk melakukan
validasi data dan memperkenalkan diri, setelah itu kembali lagi ke nurse station untuk
melakukan evaluasi atau ada hal lain yang perlu dibicarakan lagi. Setelah diskusi
selesai timbang terima ditutup oleh kepala ruangan.
3. Alur Overan
PASIEN

DIAGNOSIS MEDIS
DIAGNOSIS
MASALAH
KEPERAWATAN
KOLABORATIF (didukung data)

TINDAKAN

TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN/KEADAAN
PASIEN

MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUMTERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU
4. Pelaksanaan timbang terima
a. Efektifitas pelaporan timbang terima persift
Diagram 5.4.2.1 Distribusi frekuensi pelaporan timbang terima per sift di
paviliun blambangan
120
100100 100100 100100 16
100 94 94 94
8989 8989 89 17
83 83 83 83
7878 78 7878 18
80 7272 72 72
67 6767
61 61 19
60 56
20
40 21
22
20
23
0 24
pagi siang malam

Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan dari 33 kali pelaksanaan timbang


terima selama 2 minggu di Paviliun Blambangan didapatkan hasil rata-rata sebanyak
82,32 %. Serta menunjukkan peningkatan pelaksanaan timbang terima sesuai dengan
SOP yang di berlakukan. Namun pada tanggal 16 sampai dengan tanggal 18 Agustus
mengalami penurunan, ini diakibatkan mahasiswa belum sepenuhnya paham akan apa
saja yang perlu disampaikan pada saat pelaporan timbang terima berlangsung, namun
dengan berjalanya waktu dan evaluasi timbang terima sudah berjalan sangat baik dan
benar.
1) Hasil Analisa
Timbang terima yang dilaksanakan di Paviliun Blambangan selama 2 minggu
sudah berjalan sangat baik dan sesuai dengan sop tetapi ada satu item yang sering
dilupakan penyampaiannya pada saat timbang terima berlangsung yaitu pada
point menyebutkan tingkat ketergantungan yang di alami pasien dan untuk
validasi data ke pasien pada awal pelaksana masih bingung dan belum bisa
mengali data ke pasien secara langsung dan setelah beberapa hari berlalu
pelaksana sudah mahir dalam validasi data ke pasien.
2) Evaluasi
Pelaksanaan timbang terima selama 2 minggu di paviliun blambangan dilakukan
sudah baik dan sesuai dengan SOP yang sebelumnya sudah ditentukan baik dari
cara persiapan pelaksanaan dan implementasinya. Hanya saja pada awal
pelaporan timbang terima belum optimal di karena para pelaksanan belum
sepenuhnya paham akan apa saja yang perlu di sampaikan pada saat pelaporan
timbang terima berlangsung. Namun dengan berjalanya waktu timbang terima
sudah berjalan sangat baik dan benar.
3) Hambatan
Selama pelaksanaan timbang terima, mahasiswa tidak mengalami kesulihatn
yang berarti hanya menemukan kendala pada awal saja yaitu mahasiswa masih
binggung apa saja yang harus dilaporkan dan cara pelaporan masih belum
terarah.
4) Solusi
Mahasiswa memiliki ruangan nurse station sendiri,membuat buku status untuk
pasien. Kegiatan timbang terima setiap harinya telah dilaksanakan secara mandiri
oleh mahasiswa profesi menejemen terhadap pasien kelolaan yaitu ruang 302
sampai 305 (kelas 3).
b. Efektifitas Pengunaan Dan Penulisan SBAR
Diagram 5.4.2.2 Distribusi frekuensi pengunaan dan penulisan SBAR di
paviliun blambangan
120
16
100
100
100 100
100
100 100
100
100
100 9696 9696 96 17
92
85 85 85 18
81 81 81
80 19
20
60 54 54 5454
5050 50 505050 5050 21
22
40
23

20 24
25
0 26
pagi siang malam
Berdasarkan diagram di atas dapat di jelaskan dari 33 kali penulisan SBAR selama
2 minggu didapatkan hasil rata-rata sebanyak 78% cara penulisan dan pengunaan
SBAR sudah baik dan sesuai dengan SOP pengisian SBAR yang berlaku. Namun
pada tanggal 16 sampai dengan tanggal 19 Agustus mengalami penurunan, hal ini di
akibatkan mahasiswa belum sepenuhnya paham cara pengisian SBAR yang sesuai,
namun dengan berjalanya waktu dan evaluasi penulisan SBAR sudah berjalan sangat
baik dan benar.
1) Hasil Analisa
Penulisan SBAR timbang terima yang di lakukan selama 2 minggu sudah sangat
baik. Dilihat dari cara pengisian ataupun kelengkapan data yang di sajikan sudah
lengkap tetapi ada hal yang masih menjadi kendala yaitu pada point assesment
dimana pada bagian ini seharusnya dalam penulisannya menjelaskan justifikasi
dari masalah yang di derita pasien tetapi pada aplikasinya dalam meberikan
justifikasi masalah kurang mengkerucut dan general, dalam penulisannya
cenderung hanya menyebutkan masalah keperawatan tanpa di justifikasi.
2) Evaluasi
Penulisan dan pengunaan SBAR dalam timbang terima sudah memahami semua
hanya pada awal saja mengalami kesulitan dalam penulisan terlihat dari kurang
lengkapnya data yang di masukkan di form SBAR. Seiring dengan berjalannya
waktu pengunaan dan pengisian form SBAR sudah memuaskan.
3) Hambatan
Selama pelaksanaan dalam penulisan dan pengunaan form SBAR mahasiswa tidak
mengalami kesulihatn yang berarti hanya menemukan kendala pada awal saja
yaitu mahasiswa masih hanya menuliskan tindakan kolaborasi pada kolom
recomanded.
4) Solusi
Setiap pergantian operan sift untuk menyamakan dalam pengunaan dan penulisan
SBAR setiap hari ada yang bertangung jawab sebagai pengawas dan pemberi
pengarahan dalam penulisan dan pengunaan SBAR hal itu bertujuan untuk
menjaga persamaan dalam mengisi form SBAR.
5.4.3 SUPERVISI
1. IMPLEMENTASI
a. Persiapan
Hal hal yang perlu di pesiapkan dalam melakukan supervisi keperawatan adalah
materi supervisi dan instrumen penunjang yang meliputi SPO supervisi dengan
parameter penilaian, laporan kegiatan supervisi, serta pendokumentasian hasil
supervisi. Pada tahap ini kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1) Membuat proposal supervisi keperawatan.


2) Menetapkan Kepala Ruangan, Perawat Primer dan Perawat Assosiate untuk
supervisi keperawatan.
3) Menetapkan kegiatan yang akan di supervisi oleh kepala ruangan.
4) Menyiapkan instrumen penunjang supervisi yang meliputi SPO tindakan yang
akan di supervisi dan format laporan hasil supervisi keperawatan.
5) Menetapkan jadwal dalam pelaksanaan kegiatan supervisi.

b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan supervisi, alur dimulai dari Kepala Ruangan atau Ketua tim
(Perawat Primer) memberitahu Perawat Assosiate tentang rencananya untuk
melakukan kegiatan supervisi dan menyampaikan tujuan dari supervisi. Kepala
ruangan menentukan kegiatan yang akan di supervisi dan menilai pelaksanaan
kegiatan yang di supervisi dari persiapan sampai selesai. Kepala ruangan
menyampaikan hasil penilaian kemudian memberikan fair, feedback, dan follow up
terhadap hasil supervisi. Adapun alur kegiatan supervisi keperawatan sebagai
berikut:
c. Alur Supevisi
Kepala Bidang
Keperawatan

Kasi Perawatan

Ka. Per IRNA

Menetapkan kegiatan
PRA dan tujuan serta
instrumen / alat ukur Kepala Ruangan

Menilaikinerja Perawat:
PELAKSANAAN Responsibility Supervisi
Accountability -
Authorithy

PA 1 PA 2
PEMBINAAN (3f)
PASCA Penyampaian penilaian(fair)
Feed back
Kinerja perawat dan
Follow Up, pemecahan masalah kualitas pelayanan
dan reward

d. Hasil kegiatan supervisi


Hasil observaasi yang dilakukan oleh kepala ruangan dan katim kepada perawat
associate (perawat pelaksana), beberapa SPO keperatawan yang diujikan
diantaranya; cuci tangan dengan hands rub-handwash, 5 momen cuci tangan,
fisioterapi dada (postural drainage, vibrasi, dan clapping), nebulizer, pemberian
sonde, menghitung pernapasan, menghitung denyut nadi, kompres dingin, injeksi
IV, identifikasi pasien, pemeriksaan denyut nadi, pemberian oksigenasi, pemilihan
sampah tajam, dan identifikasi pasien. Lembar supervise menggunakan panduan
SPO, bersumber dari SPO RSUD. Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto dan
buku Keperawatan Dasar dan Keterampilan Stikes Bina Sehat PPNI, didapatkan data
bahwa, sebanyak 13 SPO yang diujikan, 100 % dalam kategori baik. Berikut adalah
hasil dari supervisi yang telah dilakukan:

Diagram 5.4.3.1 Distribusi frekuensi Supervsi selama tanggal 16-26 Agustus 2017
di Paviliun Blambangan

Jumlah skor
Jumlah skor

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
91% 86%
80% 80%
65%

27%

Berdasarkan diagram 5.4.3.1, telah dilaksanakan 17 SPO supervisi berpedoman


pada modifikasi SPO RSUD. Prof Dr. Soekandar dan Buku Keterampilan Dasar
Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI, yang dilaksanakan pada tanggal 16 26
Agustus 2017. Hasil supervise dengan kategori baik (100 %) adalah supervisi cuci
tangan dengan hand wash dan hands rub, 5 momen cuci tangan, hitung pernapasan,
kompres dingin, identifikasi pasien, pemeriksaan denyut nadi, pemberian oksigenasi,
pemilihan sampah tajam, timbang terima, ronde keperawatan dan discharge planning.
Kategori baik dengan nilai 91% adalah injeksi intra vena, ada beberapa item yang
tidak dilaksanakan oleh perawat, seperti; merapikan peralatan sehabis injeksi
(terutama membuang jarum jarum langsung pada safety box), serta dokumentasi
reaksi obat dan jam pemberian. Kategori baik dengan nilai 80%, didapatkan pada
supervisi nebulizer dan pemberian sonde. Pada penilaian pemberian sonde,
kekurangan perawat adalah identifikasi pasien, dan kebersihan alat sonde tidak dicuci
setelah dipakai, serta tidak dilakukan pemeriksaan untuk mengecek sonde benar sudah
masuk kedalam lambung atau tidak. Kategori baik sebanyak 86% pada supervise
suction, kekuranganya pada persiapan alat yakni tidak terdapat sudip lidah ataupun
pinset.
Kategori cukup sebanyak 65 %, pada supervisi fisioterapi dada, kekuranganya
adalah saat pelaksanaan, perawatassosiate belum memahami prosedur pelaksanaan
postural drainage dengan baik, hanya posisi terlentang yang diketahui.
Kategori kurang dengan nilai sebanyak 27%, hal ini dikarenakan tahapan
sentralisasi obat saat proses supervisi berlangsung, kepala ruangan hanya menilai
tahapan penerimaan obat saja yang berisi 4 point, adapun tahapan pembagian obat,
penambahan obat baru ataupun obat khusus tidak dilaksanakan, karena jam
pelaksanaan supervise hanya memungkinkan pada tahapan pemberian obat (saat jam
injeksi).

e. Hambatan
Mahasiswa masih membutuhkan bimbingan dan pengarahan untuk melakukan
tugasnya dengan baik dan benar, keterbatasan waktu yang harus menyuaikan dengan
beberapa pihak sebagai pengawas dan pembimbing.
f. Solusi
Dari semua supervisi yang di lakukan masih ada beberapa kesalahan dan kekurangan,
sehingga kita membutuhakn sosialisasi tentang penatalaksanaan supervise yang sesuai
dengan SPO Asuhan Keperawatan, selain itu juga kami butuhkan transfer ilmu dan
arahan dari bidang akademisi Stikes Bina Sehat PPNI, bidang keperawatan dan kepala
ruangan Pavilun Blambangan RSUD. Prof Dr. Soekandar, tentang perencanaan
sampai penatalaksanaan dalam penerapan metode MAKP mulai dari timbang terima,
ronde keperawatan, discharge planning, sentralisasi obat, dan khususnya supervise.
Dari data di atas, didapatkan rata-rata penilaian supervise sebanyak 17 item di
Paviliun Blambangan mulai tanggal 16 Agustus sampai 26 Agustus 2017 sebanyak
89,9 % atau 90 % .
5.4.4 Ronde Keperawatan
1. Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok 3 dan 4 hari sebelum
pelaksanaan, dengan uraian sebagai berikut:

1) Penanggung jawab kegiatan menyusun resume Asuhan Keperawatan kasus


ronde keperawatan selama dirawat
2) Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan pasien
yang akan dilakukan ronde keperawatan.
3) Meminta informed concent ronde keperawatan sesuai jenis kasus, yang ditanda
tangani oleh keluaga pasien.
4) Konsultasi pada pembimbing akademik, pembimbing ruangan mengenai
resume asuhan keperawatan kasus ronde keperawatan.
2. Pelaksanaan

Ronde keperawatan dilaksanakan 1 kali yaitu pada saat Rolle Play pada hari selasa
tanggal 22 Agustus 2017 pada pukul 10.00 WIB, dengan topik kasus dx medis
cerebral palsy, pneumoni dan dehidrasi, dengan dx keperawatan prioritas adalah
ketidakefektifan bersihan jalan napas. Menggunakan instrument baku cek list ronde
keperawatan nursalam 2011, sebanyak 18 item pelaksanaan ronde keperawatan, 100 %
tahapan ronde tercapai dengan kategori baik.
Adapun deskripsi pasien yang dilakukan ronde adalah, pasien An. R (usia 8
tahun) BB 10 kg, dengan dx medis cerebral palsy, pneumoni dan dehidrasi. Dx
keperawatan prioritas adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan
perfusi jaringan serevral, hipertermi, hambatan mobilitas fisik, serta nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Riwayat penyakit dahulu: An. R memilki riwayat kejang (spastik)
sejak usia 2 tahun, tetanus (sejak bulan Mei 2017 lalu), pneumoni (sejak usia 2 tahun),
suspek infeksi (2 tahun yang lalu), ikterik neonatorum (usia 6 hari), gagal tumbuh
kembah terlihat (usia 2 bulan). Riwayar keluarga: Ibu An. R riwayat kehamilanya
pernah mengalami keguguran 3 kal, usia ibu An. R saat hamil 35 tahun. Riwayat
pengobatan: Ibu An. R mengatakan obat yang dikonsumsi adalah depacen, penytoin,
dan riwayat pengobatan 6 bulan. Permasalahn yang menjadikan An. R sebagai objek
dilaksanakanya ronde keparawatan, diantaranya beberapa permasalahan yang dialami
An. R; Napas terdapat suara tambahan ronchi pada lapang paru, munculnya spastik
yang intens, kegagalan tumbuh kembang, terjadinya kontraktur pada kedua patella,
serta BB yang tidak sesuai dengan usia
Adapun pengorganisasian pelaksanaan rolle play ronde keperawatan adalah sebagai
berikut:

Topik : Ronde Keperawatan


Hari/tanggal : 22 Agustus 2017
Waktu : 10.00 WIB sampai selesai
Tempat : Paviliun Blambangan
Acara dihadiri oleh
Perwakilan bidang keperawatan : Sri Hayah, SST
Kepala Ruangan Blambangan : M. Imam Bashori, S. Kep. Ns
Peseptor Akademik : Duwi Basuki, M.Kep
Perwakilan Ahli Gizi : Vera, Amd. G
Perwakilan Farmasi : Nunik, M. Farm
Perwakilan rehab medis (fisioterapi) : Andri Setiawan, Amd. Fis
Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Fajar Syaifi, S.Kep
Kepala ruangan : Ariesca Kusumaningrum, S. Kep
Katim I : Iftitahun Nabilah, S. Kep
Perwata Assosiate 1 : Nofitasari, S. Kep
3. Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan (Nursalam, 2012)
PP

Penetapan pasien

Persiapan pasien
Informed consent
Hasil pengkajian /
Tahap pelaksanaan validasi data
nurse station
Apa diagnose keperawatan ?
Apa data yang mendukung ?
Penyajian masalah Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan
?
Apa hambatan yang ditemukan ?

Validasi data
Tahap pelaksanaan di
kamar pasien

PP, konselor,
KARU

Pascaronde Kesimpulan &


Lanjutan
rekomendasi
diskusi di nurse
solusi masalah
station
Keterangan :
Tahap ronde keperawatan (Nursalam, 2010)
1. Tahap Pra Ronde Keperawatan (Persiapan)
a) Menentukan kasus dan topik
b) Menentukan tim ronde
c) Mencari sumber atau literatur
d) Membuat proposal
e) Pemberian informed concent kepada klien/keluarga
2. Tahap Pelaksanaan Ronde
1) Penjelasan tentang pasien oleh Perawat Primer/Ketua tim yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilakukan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer / perawat konselor / kepala ruang
tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Tahap Pasca Ronde
1) Evaluasi, evaluasi, dan perbaikan
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis intervensi keperawatan
selanjutnya
. Hasil diskusi bersama beberapa konselor (bidang rehab medis, farmasi, gizi,
manajemen keperawatan, kepala ruangan, dan pembimbing akademik), didapatkan
intervensi yang direkomendasikan adalah;
1) Usulan dari ahli gizi yaitu diet nutrisi di rumah (makan sedikit-sedikit tapi
sering) 3x makanan utama (jenis makanan; susu, makanan lumat, terkandung;
sayuran, protein) dan 3x makanan pendamping (buah yang lembut seperti;
pisang, apokat, biskuit susu). Saat santai dirumah dianjurkan untuk sering
ngemil.
2) Usulan dari farmasi terkait terapi yang sudah diberikan sesuai dengan advice
dokter adalah sudah sesuai, akan tetapi perlu dikonsulkan ulang kepada dokter
spesialis anak yang menangani pasien An. R alasan kenapa terapi mukolitiknya
tidak diberikan.
3) Usulan dari Fisioterapi (rehab medis), terapi release inhibisi karena apabila
diberikan terapi ROM paisf akan sangat memaksa An. R dengan kondisinya
yang mengalami hipertonik, dan pemeberian ROM pasif jika diteruskan akan
berakibat penambahan masalah pada An. R. Terapi untuk pemecahan secret
yang sesuai dengan kondisi A. R adalah postural drainage dengan vibrasi, fokus
tujuan terapi ini adalah mengarahkan sekret sampai pada bronkus utama
sehingga tidak menyumbat jalan napas.
4) Usulan dari bidang keperawatan, catatan perkembangan pada Asuhan
keperawata An. R kurang 2 hari (terhitung dari pelaksanaan ronde), pemenuhan
KDM dan sentuhan yang lembut harus diimplementasikan.
5) Usulan dari Kepala Ruangan Blambangan (pembimbing klinik), pada resume
asuhan keperawatan riwayat pengobatan tidak tercantum riwayat pengobatan 6
bulan sebagaimana dengan yang disampaikan saat Katim menyampaikan topic
kasus. .
6) Usulan dari pembimbing akademik, pemberian terapi stimulasi emosional
melalui sentuhan caring kepada pasien sangat diperlukan, karena itu penunjang
dari segala terapi yang diusulkan mampu memberikan reaksi untuk pasien.
Karena anak dengan gagal tumbuh kembang didukung dengan adanya
kerusakan otak yang tidak mampu berkembang secara sempurna, anak akan
menyisahkan emosional yang masih senitif. Oleh karena itu kedekatan perawat
melalui pemenuhan KDM An. R hingga proses caring sangat berperan penting.
Kemudian observasi RR An. R pre dan post pemberian terapi fisioterapi dada.

Pelaksanaan ronde keperawatan terhadap Ny N mendapatkan tanggapan


yang positif dari keluarga. Hal ini dibuktikan dengan keikut sertaan keluarga dan
pasien dalam pelaksanaan diskusi selama tahapan ronde berlangsung, serta
pemahaman keluarga akan kondisi An. R sehingga semakin mlengkapi data saat
proses disukusi dengan beberapa konselor berlangsung. Keluarga juga mengerti
dengan apa yang disampaikan oleh para konselor dari beberapa bidang, karena
setelah ditetapkan intervensi yang direkomendasikan, selanjutnya dilakukan
implementasi langsung kepada pasien. Sehingga semakin memberikan pemahaman/
dari berbagai khalayak.
4. Hambatan
Tidak ditemukan adanya hambatan, karena pelaksanana ronde keperawatan sesuai
dengan yang direncanaknan. .
5. Dukungan
Dari para TIM ronde keperawatan yang telah diundang dapat hadir semua untuk
mengikuti ronde keperawatan sehingga ronde keperawatan dapat berjalan dengan
lancar.
5.4.5 SENTRALISASI OBAT
1. IMPLEMENTASI
Sentralisasi obat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan, karena dengan sentralisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi
farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat
dilakukan di Paviliun Blambangan RSUD Prof Dr Soekandar di daerah kelolaan
tepatnya di ruang 302, 303, 304 dan 305 dengan jumlah tempat tidur 12 buah.
2. Persiapan
1) Prasarana yang disiapkan untuk menyimpan obat disiapkan, baik itu lemari
obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat.
2) Menyusun format serah terima obat, buku masuk obat, daftar pemberian obat
dan daftar sisa obat untuk pendokumentasian.
3) Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan
tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien
melalui informed concent.
3. Pelaksanaan
1) Sentralisasi obat dilaksanakan di Paviliun Blambangan kelas III selama 2
minggu, mulai tanggal 16-26 Agustus 2017. Metode yang digunakan adalah
pendekatan secara langsung pada pasien dan keluarga pasien dengan
komunikasi terapeutik untuk meyakinkan klien agar bersedia mengikuti
pengelolaan sentralisasi obat.
2) Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat.
3) Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pada lembar
daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.
4) Pada waktu dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan
mahasiswa dinas shift berikutnya.
4. Alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002)

DOKTER

Koordinasi
dengan perawat
PASIEN/KELUARG
A

FARMASI/APOTI
K

- Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
PASIEN/KELUARG perawat
A - Lembar serah terima
obat
- Buku serah terima/
PP/PERAWAT YANG masuk obat
MENERIMA

PENGATURAN & PENGELOLAAN OLEH PASIEN/KELUARGA


PERAWAT
Diagram 5.4.5.1 distribusi frekuensi sentralisasi obat di di Paviliun Blambangan
RSUD Prof Dr Soekandar.
60
Baik, 52.94
50

40
Cukup, 35.3

30

20
Kurang, 11.76
10

0
Baik Cukup Kurang

Berdasarkan diagram diatas maka dapat dijelaskan pelaksanaan sentralisasi


obat selama 2 minggu yaitu pada tanggal 16-26 Agustus 2017 di Pavilium
Blambangan menunjukkan hasil 53 % pelaksanaan sentralisasi obat sudah
dilaksanakan dengan baik yang dilakukan sesuai prosedur sentralisasi obat.
1) Hasil analisa
Sentralisasi obat yang dilaksanakan di Paviliun Blambangan selama 2 minggu
sudah dilaksanakn sangat baik dan sesuai dengan SOP tetapi ada beberapa
item yang sering dilupakan yaitu pada point pengisian lembar penerimaan obat
dan dalam melakukan manajeman cairan. Kekurangan tersebut dapat terjadi di
karenakan terkendalanya waktu dan pengetahuan dalam melakaukan
perhitungan manajemen cairan, hal itu di sebabkan karene pengetahuan dari
setiap individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
5. Evaluasi Proses Role Play Sentralisasi Obat Tanggal 25 Agustus 2017

WAKTU KEGIATAN
1 08.30 Proses pelaksanaan Role Play Sentralisasi Obat hanya saat
09.00 pembagian obat pada pasien bersamaan dengan Role Play
WIB Discharge Planning.

2 09.00 Evaluasi dari pembimbing klinik


09.30 1) Sikap carrying pada anak masih kurang sehingga saat
WIB pelaksanaan injeksi terkesan tergesa-gesa.
2) Safety box masih belum digunakan saat roleplay.
3) Alur sentralisasi obat lainya dilanutkan dalam
pembuatan video.

3 09.30 Kegiatan role play Sentralisasi Obat berakhir


WIB

6. Evaluasi Hasil Sentralisasi Obat

1) Kegiatan dihadiri oleh Peseptor Klinik, Kasi Mutu Pelayanan dan Profesi
Keperawatan serta Peseptor Akademik.
2) Selama kegiatan setiap mahasiswa yang berperan bekerja sesuai tugasnya
masing masing.
3) Acara dimulai pada pukul 80.30 WIB dan selesai pada jam 09.30 WIB.
4) Kegiatan sentralisasi obat dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,
hal ini ditandai dengan adanya surat persetujuan untuk dilakukannya
sentralisasi obat, pemberian obat yang tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
pemberian, tepat pasien, tepat obat dan tepat pendokumentasian pada lembar
observasi dan pemberian obat, namun ada sedikit evaluasi dari cara pemberian
obat pada pasien yang masih kurang melakukan pendekatan pada pasien.

7. Hambatan
Sentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat di
Paviliun Blambangan terutama pada daerah kelolaan di ruang 302, 303, 304 dan
305. Kendala yang dihadapi adalah manajemen cairan infus tidak sesuai dengan
advis yang diberikan, tidak bisa melakukan sentralisasi obat pada pemberian salep,
serta pendokumentasian tanda tangan keluarga pasien sudah dilakukan oleh perawat
ruangan sehingga mahasiswa tidak meminta tanda tangan keluarga lagi.
8. Solusi
Pada pemberian cairan infus sebaiknya benar-benar diperhatikan berapa
jumlah kebutuhan cairan tiap masing-masing pasien, pada pengetahuan individu
yang kurang mengerti pada tetesan infus bisa diberikan wawasan atau pembelajaran
tentang perhitungan manajemen cairan agar bisa meminimalisir dalam pemakaian,
sehingga saat cairan infus salah satu pasien habis tidak sampai mengambil
persediaan cairan infus.

5.4.6 Discharge Planning


1. IMPLEMENTASI
a. Persiapan
Persiapan untuk penerimaan pasien baru dari tanggal 16 Agutrus sampai tanggal 26
Agustus 2017. persiapan yang dilakukan antara lain:
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4) Menyiapkan format pengkajian
5) Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan pengunjung ruangan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penerimaan pasien baru di mulai tanggal 16 Agutrus sampai tanggal 26
Agustus 2017 sebanyak 17 pasien baru yang sudah dilakukan penerimaan pasien baru,
setiap ada pasien baru masuk selalu dilakukan penerimaan pasien baru oleh perawat
primer (PP) dan perawat pelaksana (PA) yang melalukan pengkajian. Adapun
prosedur pelaksanaan discharge planning selama tanggal 16 Agustus 2017 sampai 26
Agustus 2017 adalah sebagai berikut:
1) Perawat Pelaksana mengkaji kebutuhan pulang pasien saat pertama dirawat.
2) Perawat Pelaksana menyiapkan kebutuhan pasien untuk discharge planning.
3) Perawat Pelaksana memberi HE (Health Education) pada pasien yang akan
pulang atau yang direncanakan pulang meliputi obat-obatan yang masih
diminum di rumah, diet, aktivitas, penyebab, tanda gejala dan cara pencegahan
penyakit, waktu dan tempat kontrol, hal-hal yang perlu dibawa saat kontrol serta
hal-hal yang perlu diperhatikan saat di rumah.
4) Selain memberikan penjelasan secara lisan, Perawat Pelaksana juga memberikan
lembar perencanaan pulang, leaflet yang berisi tentang penjelasan yang
diperlukan.
5) Setelah pasien dan keluarga mendapatkan discharge planning maka pasien dan
keluarga menandatangani format discharge planning sebagai bukti bahwa telah
mendapatkan discharge planning dari perawat.
Diagram 5.4.6.1 Pelaksanaan Discharge Planning Tanggal 16 Agustus 2017 sampai
26 Agustus 2017 di Paviliun Blambangan

Discharge Planning
%

100% 100% 100% 100%


90% 90% 90% 90%
81%
72% 72%
63%

An. O An. P An. B An. W An. A An. D An. F An. N An. I An. N An. R An. R
17-08- 17-08- 20-08- 22-08- 23-08- 23-08- 23-08- 24-08- 24-08- 24-08- 25-08- 26-08-
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Dari hasil pendokumentasian yang telah dilakukan pada tanggal 16 - 26


Agustus 2017 di Paviliun Blambangan didapatkan sebanyak 75% perawat
assosiate, melaksanakan discharge planning dengan kategori baik, dan sebanyak
25% perawat associate melaksanakan discharge planning dengan kategori
cukup. Discharge planning pada awal penerimaan pasien baru, tidak
dilaksanakan karena sudah dijelaskan oleh perawat ruangan. Discharge planning
sudah dilaksanakan ditengah dan diakhir menjelang kepulangan pasien,
discharge yang dilaksanakan ditengah masa perawatan pasien, mahasiswa yang
bertugas sebagai perawat associate sudah memberikan pendidikan kesehatan
pada seluruh pasien setiap pergantian jam dinas, dan diakhir discharge planning
sudah diberikan pendidikan kesehatan untuk perawatan pasien dirumah, dengan
bantuan lembar leaflet sebagai media penunjang.
Dari data di atas didapatkan, rata- rata pelaksanaan discharge planning di
Paviliun Blambangan mulai tanggal 16 Agustus sampai 26 Agustus 2017
sebanyak 87,3 % atau 87 %.
2. Pelaksanaan Rolle Play Discharge Planning
a. Persiapan
Persiapan discharge planning mulai dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2017
sampai tanggal 26 Agustus 2017, persiapan yang di lakukan antara lain :

1) Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge planning


2) Menyiapkan proposal discharge planning, status pasien, lembar discharge
planning dan leaflet.
3) Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai rencana
pelaksanaan Discharge Planning.
4) Penanggung jawab mempersiapkan pasien dan tempat dilaksanakannya
discharge planning serta kelengkapan yang sudah disusun.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai pada hari Rabu tanggal 16 Agustus 2017
26 Agustus 2017 minggu. Dengan alur yang pertama menerima pasien dari poli/igd,
ruangan menerima pasien dengan mengorientasikan ruangan, kemudian dilakukan
proses asuhan keperawatan mulai pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Selanjutnya jika pasien rencana pulang diberikan mulai HE (Health Education), diit
yang diberikan serta dijelaskan jadwal kontrol.
Kegiatan discharge planning (role play) yang dihadiri oleh Pembimbing
akademik, kepala ruangan sekaligus pembimbing ruangan, dan bagian keperawatan
RSUD. Prof. Dr. Soekandar. Dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 25 Agustus 2017
selama berjalanya proses rawat inap, pada pasien An. F dengan diagnosa medis diare
dan bronkopneumin, dan diagnosa keperawatan prioritas An. F adalah diare. Keluarga
dibekali informasi pendidikan kesehatan tentang diare (mulai dari pengertian, tanda
dan gejala, penatalaksanaan apabila diare muncul khususnya saat dirumah, serta cara
sterilisasi botol sufor, dan edukasi pentingnya ASI). Adapun kegiatannya adalah
sebagai berikut:
1) Perawat Pelaksana mengkaji kebutuhan pulang pasien saat pertama dirawat.
2) Perawat Pelaksana menyiapkan kebutuhan pasien untuk discharge planning.
3) Perawat Pelaksana memberi HE (Health Education) pada pasien yang akan
pulang atau yang direncanakan pulang meliputi obat-obatan yang masih
diminum di rumah, diet, aktivitas, penyebab, tanda gejala dan cara pencegahan
penyakit, waktu dan tempat kontrol, hal-hal yang perlu dibawa saat kontrol
serta hal-hal yang perlu diperhatikan saat di rumah.
4) Selain memberikan penjelasan secara lisan, Perawat Pelaksana juga
memberikan lembar leaflet yang berisi tentang penjelasan yang diperlukan.
Diagram 5.4.6.2 distribusi frekuensi pelaksanaan rolle play discharge
planning tanggal 25 Agustus 2017 di pavilion Blambangan

Hasil Discharge Planning


120%

100%

80%

60%
100%
40%

20%

0% 0% 0%
BAIK CUKUP KURANG

Berdasarkan diagram diatas, dapat dijelaskan pelaksanaan rolle play


discharge planning tanggal 25 Agustus 2017, yang dihadiri oleh Kepala
ruangan Paviliun Blambangan, bidang keperawatan RSUD. Prof. Dr.
Soekandar, dan pembimbung akademik Stiukes Bina Sehat PPNI sebagai
pengawas sekaligus pembimbing, menggunakan pedoman ceklist
discharge planning Nursalam 2011, didapatkan presentase (100%) dalam
kategori baik, dimana pelaksanaan discharge planning dilaksanakan saat
masa perawatan.
c. Evaluasi Hasil Discharge Planning
1) Evaluasi Struktur discharge Planning, Kegiatan Roleplay discharge planning
dilaksanakan pada hari jumat tanggal 25 Agustus 2017 Kegiatan ini
dilaksanakan oleh mahasiswa praktik profesi menajemen keperawatan di
Paviliun BlambanganRSUD. Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto. .
2) Kegiatan dihadiri oleh Peseptor Akademik, Peseptor klinik/kepala ruamngan
dan bidang keperawatan RSUD. Soekandar
3) Selama kegiatan setiap mahasiswa yang berperan bekerja sesuai tugasnya
masing masing
4) Mahasiswa yang hadir dalam role play sebanyak 10 orang
5) Kegiatan role play dimulai pada pukul 09.00 WIB dan selesai.

223
6) Materi yang tersampaikan dalam proses pemberian pendidikan kesehatan
diantarnya; pengertian diare, tanda dan gejala, penatalaksanaan di rumah saat
diare muncul dengan pembuatan oralit secara mandiri, tata laksanan
mensterilkan botol susu, dan yang terahir pentingnya pemberian ASI.
7) Evaluasi hasil;
Kegiatan berjalan lancar, keluarga pasien antusias bertanya khususnya
tentang pemberian ASI, serta cara mensterilkan botol susu.
d. Hambatan
Hambatan kegiatan role play discharge planning kurang penguasaan materi oleh
penyaji, kurangnya percaya diri oleh nara sumber, sehingga penyajian materi
kurang tersampaikan secara maksimal.
e. Solusi
Sebelum melakukan discharg planning semua perlengkapan dipersiapkan leaflet
sesuai penyakit dan bagaimana cara perawatan di rumah. Untuk mengatasi hal
tersebut maka setiap hari setelah pemberian pendidikan kesehatan, mahasiswa
sebagai perawat associate setiap pergantian jam dinas, mengevaluasi
pemahaman dan hasil penerapan keluarga terhadap pemberian HE yang sudah
pernah disampaikan.
f. Dukungan
Saat melakukan Discharge Planning mahasiswa mendapatkan dukungan dan
masukan dari pembimbing ruangan sekaligus kepala ruangan pavilion
Blambangan, bidang keperawatan RSUD. Soekandar, dan pembimbing
akademik Stikes Bina Sehat PPNI yang sangat membantu mahasiswa dalam
melakukan DischargePlanning.
5.4.7 Dokumentasi
Format dokumentasi yang digunakan adalah modifikasi dari format yang
digunakan di paviliun blambangan dengan rekapan mahasiswa manajemen
profesi ners. Mahasiswa telah menyediakan format renpra print out yang sudah
disesuaikan dengan paviliun blambangan. Dalam lembar evaluasi keperawatan
kelompok menggunakan format SBAR. Asuhan keperawatan didokumentasikan
mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Diagram 5.4.7.1 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan
(pengkajian) di paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar

PENGKAJIAN
120

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

80

60 SESUAI
TIDAK SESUAI
40

20

0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengkajian
sudah sesuai dari awal sampai akhir shift, hal ini dapat disebabkan
karena persiapan mahasiswa untuk pengkajian sudah cukup baik, dan
terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang berperan
sebagai karu, katim dan PP sehingga dapat saling mengingatkan dan
melengkapi jika terdapat kekurangan pada pengkajian.
Diagram 5.4.7.2 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (diagnose
keperawtan) di paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar

120

100 100 100 100 100 100 100 100 100


100

80

60 SESUAI
5050 5050
TIDAK SESUAI
40

20

0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan diagnose
keperawatan pada tanggal 16 dan 17 belum sesuai hal ini karena
perbedaan kemampuan pada masing masing mahasiswa. Sedangkan
pada tanggal 18 26 sudah sesuai, hal ini dapat disebabkan karena
persiapan mahasiswa sudah baik, dan terdapat komunikasi yang cukup
baik antara mahasiswa yang berperan sebagai karu, katim dan PP
sehingga dapat saling mengingatkan dan melengkapi jika terdapat
kekurangan pada dokumentasi.
Diagram 5.4.7.3 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (perencanaan) di
paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
120

100 100 100 100 100 100 100 100


100

80
70
60
60 SESUAI
5050
TIDAK SESUAI
40
40
30

20

0 0 0 0 0 0 0 0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perencanaan
keperawatan pada tanggal 16 18 belum sesuai karena perbedaan
kemampuan dari masing masing mahasiswa dalam memperoleh
informasi, sedangkan pada tanggal 19 -26 sudah baik, hal ini dapat
disebabkan karena persiapan mahasiswa untuk perencanaan keperawatan
sudah baik, dan terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa
yang berperan sebagai karu, katim dan PP sehingga dapat saling
mengingatkan dan melengkapi jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.
Diagram 5.4.7.4 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (intervensi) di
paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
120

100 100 100 100 100 100 100 100


100

80
70
60
60 SESUAI
5050
TIDAK SESUAI
40
40
30

20

0 0 0 0 0 0 0 0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan tindakan
keperawatan pada tanggal 16 18 belum sesuai hal ini karena perbedaan
kemampuan pada masing - masing mahasiswa dalam menangkap
informasi. Sedangkan pada tanggal 19 26 sudah baik, hal ini dapat
disebabkan karena persiapan mahasiswa sudah baik, dan terdapat
komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang berperan sebagai
karu, katim dan PP sehingga dapat saling mengingatkan dan melengkapi
jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.
Diagram 5.4.7.5 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (evaluasi) di
paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar
120

100 100 100 100 100 100 100 100 100


100

80

60 SESUAI
5050 5050
TIDAK SESUAI
40

20

0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pada tanggal 16 dan
17 masih belum sesuai hal ini karena perbedaan kemampuan masing
masing mahasiswa dalam mendapatkan informasi. Sedangkan pada tanggal
18 26 sudah baik, hal ini dapat disebabkan karena persiapan mahasiswa
sudah baik, dan terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa
yang berperan sebagai karu, katim dan PP sehingga dapat saling
mengingatkan dan melengkapi jika terdapat kekurangan pada dokumentasi.
Diagram 5.4.7.6 distribusi frekuensi dokumentasi keperawatan (catatan asuhan
keperawatan) di paviliun blambangan RSUD Prof. Dr. Soekandar

120

100

80

60 SESUAI
TIDAK SESUAI
40

20

0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1. Hasil analisa
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan catatan asuhan
keperawatan pada tanggal 16 sudah sesuai tapi belum secara keseluruhan
hal ini karena perbedaan kemampuan pada masing masing mahasiswa
dalam memperoleh informasi. Sedangkan pada tanggal 17 26
pelaksanaan catatan asuhan keperawatan sudah sesuai hal ini dapat
disebabkan karena persiapan mahasiswa untuk dokumentasi sudah baik,
dan terdapat komunikasi yang cukup baik antara mahasiswa yang berperan
sebagai karu, katim dan PP sehingga dapat saling mengingatkan dan
melengkapi jika terdapat kekurangan pada dokumentasi..
5.4.8 M4 (MONEY)

Perbandingan pasien umum dan BPJS kelas 3 di pavilium blambangan pada


tanggal 16 Agustus 2017 sampai 26 Agustus 2017
Prosentase
Tanggal JumlahPasien UMUM Prosentase (%) BPJS
(%)
16-Agustus-17 3 1 33 % 2 67%
17-Agustus-17 4 2 50% 2 50%
18-Agustus-17 3 1 33% 2 67%
19- Agustus-17 4 2 50% 2 50%
20-Agustus-17 5 3 60% 2 40%
21-Agustus-17 7 3 43% 4 57%
22-Agustus-17 8 4 50% 4 50%
23-Agustus-17 9 5 56% 4 44%
24-Agustus-17 9 4 44% 5 56%
25-Agustus-17 7 2 29% 5 71%
26-Agustus-17 6 2 33% 4 67%

Hasil observasi dari tanggal 16 agustus 2017 sampai 26 Agustus 2017


didapatkan data bahwa, sumber pembiayaan ruangan dan sistem pembayaran
Rawat inap di Paviliun Blambangan RSUD Prof Dr. Soekandar Kabupaten
Mojokerto berasal dari biaya sendiri untuk pasien umum dan pasien BPJS.
Pembayaran pasien BPJS di sesuaikan dengan diagnosa pasien dan cara
pembayarannya di kasir BPJS (bila naik kelas keperawatan, jika sesuai kelas
maka tidak dilakukan pembayaran sama sekali) . Sedangkan pasien umum , tarif
pembayaran terhitung perhari sesuai dengan ketentuan tarif fasilitas keperawatan
di pavilium blambangan RSUD Prof Dr. Soekandar mojosari mojokerto, dan
pembayarannya melalui kasir RSUD. Pendapatan rumah sakit sebagian besar
dari asuransi BPJS, yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan beberapa
perusahaan dan instansi terkait. Selain itu pendapatan didapatkan dari sewa
lahan untuk kantin, parkir dan sewa gedung.
5.4.9 M5 (MARKETING)
1. IMPLEMENTASI
Berdasarkan hasil pengamatan tentang mutu pelayanan di Ruang 302,303,304,
dan 305 Paviliun Blambangan RSUD Prof Dr. Soekandar yang dilakukan pada
tanggal 16 - 26 Agustus 2017 dengan mengamati indikator mutu pelayanan yang
dilakukan oleh mahasiswa praktek manejemen keperawatan di Pavilliun
Blambangan adalah sebagai berikut:
2. TINGKAT KEPUASAN
Diagram 5.4.9.1 Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Mahasiswa
Praktek Manajemen di Ruang Pavilliun Blambangan

Tingkat Kepuasan Pasien


70 64.7
60
50
40 35.3
30 Tingkat
20 Kepuasan
10 Pasien
0
Sangat Puas Puas

Berdasarkan hasil data dari kuisioner Tingkat Kepuasan pasien yang telah
disebarkan pada 17 pasien nilai tertinggi sebanyak 11 pasien (64,7 %) merasa
sangat puas terhadap pelayanan yang di lakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners
Praktek Manajemen di Pavilliun Blambangan pada tanggal 16 26 Agustus
2017. Kepuasan pasien di dapatkan dari hasil pernyataan pelayanan asuhan
keperawatan serta keramahan yang di berikan kepada pasien.
3. KEJADIAN DEKUBITUS
Diagram 5.4.9.2 Kejadian Resiko Dekubitus pada Pasien di Pavilliun
Blambangan

kejadian dekubitus
100 94.1
90
80
70
60
50
40 kejadian dekubitus
30
20
10 3.2
0
tidak ada resiko rentan terjadi dekubitus
dekubitus

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16-26 Agustus


2017 di Pavilliun Blambangan di dapatkan data tidak ada resiko terjadi
dekubitus sebanyak 16 pasien (94,1%) dari 17 pasien dan sebanyak 1 pasien
(5,9%) rentan terjadi dekubitus. Pasien yang rentan terjadi dekubitus
mendapatkan nilai 14 dengan rentang nilai 12-15 termasuk rentan terjadi
dekubitus. Pasien tersebut meiliki diagnosa medis Cerebal
palsi+pneumonia+dehidrasi dengan GCS 422 dan sering spastic dengan usia 8
tahun, berat badan 10kg dan mengalami gangguang tumbuh kembang anak.
a. Solusi
Mobilisasi pasien dibantu dengan mika miki setiap 2 jam sekali dan di
lakukan fisioterapi setiap 4 jam sesuai jadwal dan kondisi pasien serta di
bantu dengan menyeka setiap pagi dan sore.
4. KEJADIAN FLEBITIS

Diagram 5.4.9.3 Kejadian Flebitis di Ruang 302, 303, 304, 305 Pavilliun
Blambangan RSUD Prof Dr. Soekandar

kejadian flebitis
90
80 76.47

70
60
50
40 kejadian flebitis
30 23.53
20
10
0
flebitis tidak flebitis

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16-26 Agustus 2017 di Pavilliun


Blambangan dari 17 pasien didapatkan 4 pasien flebitis dengan prosentase
sebanyak 23,53%. Pasien yang mengalami flebitis ini disebabkan karena
pasien sering spastik dan beberapa pasien yang masih balita dengan aktivitas
yang tinggi sehingga berisiko untuk mengalami flebitis.

a. Solusi
Menjaga tehnik aseptik saat pemasangan infus dan mengevaluasi serta
mengganti infus setiap 3 hari sekali
5. RESIKO JATUH
Diagram 5.4.9.4 Resiko Jatuh 302, 303, 304, 305 Pavilliun Blambangan
RSUD Prof Dr. Soekandar

resiko jatuh
100
76.5
80

60

40 resiko jatuh
23.5
20

0
resiko jatuh rendah resiko jatuh tinggi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16-26 Agustus


2017 di Ruang kelolaan 302, 303, 304, dan 305 Pavilliun Blambangan di
dapatkan kategori pasien dengan resiko jatuh rendah 13 pasien (76,5%), dan
resiko jatuh tinggi 4 pasien ( 23,5%) dari 17 pasien. pasien yang memiliki
resiko jatuh tinggi, 3 diantaranya mendapatkan nilai 12 dan 1 diantaranya
mendaptkan nilai 15 dengan rentang nilai 12 termasuk resiko jatuh tinggi.
Pasien tersebut meiliki usia dibawah 3 tahun, dengan dehidrasi dan atau dengan
anoreksia, mendapatkan oksigenasi tambahan dan pasien berada ditempat tidur.
a. Solusi
Untuk mengatasi resiko jatuh dilakukan tindakan dengan memberikan
kancing gelang resiko jatuh yang berwarna kuning, dan memberikan tanda
segitiga yang digantung di standart infus pasien, serta menutup safety bed
pasien.
6. NYERI
Diagram 5.4.9.5 Nyeri di Ruang 302, 303, 304, 305 Pavilliun Blambangan
RSUD Prof. Dr Soekandar

nyeri
14
11.8
12
10
8
6 nyeri
4 3.2
2
0
nyeri berat nyeri ringan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16 - 26 Agustus


2017 di Ruang kelolaan 302, 303, 304, 305 di dapatkan pasien yang termasuk
kategori nyeri berat sebanyak 2 pasien (11,8%) dan yang termasuk kategori nyeri
ringan sebanyak 15 pasien (88,2%).

a. Solusi
Untuk mengatasi nyeri dilakukan tindakan keperawatan dengan cara
mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi, kolaborasi dengan tim medis
dengan memberikan obat anti nyeri.

7. ALOS (Avarage Long Of Stay)


No Kasus pasien Lama
Perawatan
1 Gastroenteritis 4 3 hari
2 Observasi febris 2 5 hari
3 Talasemia 1 3 hari
4 Kejang demam sedang 2 5 hari
5 Epilepsi 1 3 hari
6 DHF 3 4 hari
7 Cerebral palsi 1 11 hari
8 Bronkopneumonia 2 6 hari
Total 16 40 hari

Berdasarkan hasil observasi ALOS yang dilakukan di Ruang 302, 303,


304, 305 Pavilliun Blambangan pada tanggal 16 26 Agustus 2017 didapatkan
rata-rata pasien di rawat di Pavilliun Blambangan sebanyak 5 hari. Hal ini
mneunjukkan ALOS dalam kategori baik. Sedangkan menurut Depkes (2005)
standart ALOS yaitu selama 6-9 hari.

Diagram 5.4.9.6 ALOS Berdasarkan Kasus di Kamar Kelolaan 302, 303,


304,305 di Pavilliun Blambang pada tanggal 16-26Agusutus 2017

ALOS
30 27.5

25

20

15 12.5 12.5
10
10 7.5 7.5 7.5 ALOS

5
1.2
0
8. Evaluasi M5
a. Hambatan
Tidak ada hambatan karena pengendalian mutu di Pavilliun Blambangan sudah
terlaksana dengan baik, hal tersebut dibuktikan dengan minimalnya angka
resiko dekubitus, resiko flebitis, nyeri, resiko jatuh.
b. Dukungan
Baiknya mutu di Pavilliun Blambangan adalah hasil dari dukungan dari
Kepala Ruangan, Clinical Instructure, Pembimbing Akademik dan teman
teman yang telah memberi masukan dan bekerja sama dengan baik selama
praktek manajemen. Hal yang dilakukan untuk mendapatkan hasil mutu yang
baik adalah dengan cara mengecek gelang pasien, mengecek tanggal
pemasangan infus, membantu mobilisasi pasien, dan mengkaji skala resiko
jatuh setiap kali ada pasien baru.

Anda mungkin juga menyukai