Telinga Chapter II PDF
Telinga Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga luar berfungsi sebagai penyalur suara dan sebagai proteksi telinga
tengah. Fungsi telinga luar sebagai penyalur suara tergantung dari intensitas,
frekuensi, arah, dan ada atau tidaknya hambatan dalam penyalurannya ke gendang
telinga. Sedangkan fungsinya sebagai proteksi telinga tengah yaitu menahan atau
2.3.1 Etiologi
Menurut Mohammad Maqbool (2000), ada beberapa hal yang menjadi
penyebab vertigo dan supaya mempermudah mengingatnya dapat disingkat menjadi
VERTIGO:
2.3.2 Klasifikasi
Vertigo terbagi menjadi 2 yaitu vertigo vestibular dan vertigo nonvestibular.
Data menunjukkan dari 1003 sampel, 243 orang mengalami vertigo vestibular, 742
orang mengalami vertigo nonvestibular, dan 18 orang tidak dapat dibedakan antara
vertigo vestibular dan vertigo nonvestibular. Vertigo vestibular memiliki kriteria
sebagai berikut: vertigo rotasi, vertigo posisi atau pusing permanen dengan mual dan
gangguan keseimbangan lainnya. Vertigo rotasi diartikan sebagai perasaan dirinya
berputar atau objek yang berputar. Vertigo posisi diartikan sebagai perasaan pusing
karena perubahan posisi kepala seperti berbaring dan bangkit dari tidur (Neuhauser
et al., 2008).
Vertigo vestibular dibagi lagi menjadi vertigo vestibular perifer dan vertigo
vestibular sentral. Vertigo vestibular perifer lebih sering sekitar 65% dibandingkan
vertigo vestibular sentral sekitar 7%. Vertigo vestibular perifer yang paling sering
2.4.3 Etiologi
Menurut Caldas et al. (2009) penyebab BPPV adalah sebagai berikut:
a. Idiopatik (penyebab terbanyak) sekitar 74,8%
b. Trauma kepala sekitar 15,0%
c. Insufisiensi vertebrobasiler sekitar 10,8%
d. Meinere disease sekitar 55,4%
e. Vestibuar neuritis sekitar 29,2%
f. Penyakit telinga dalam lainnya 4,6%
2.4.5 Klasifikasi
Menurut Atlas dan Parnes (2001) dalam penelitian Dorigueto et al. (2009),
BPPV terbagi 3 jenis menurut waktunya, yaitu:
a. Hilang sendiri (self-limited). Gejala hilang dalam beberapa minggu
sampai bulan setelah dilakukan statocone repositioning maneuvers
(SRM).
b. Kambuh lagi (recurrent). Gejala hilang timbul dalam jangka waktu
tertentu setelah dilakukan SRM.
c. Menetap (persistent). Gejala menetap kurang lebih 1 tahun.
2.4.6 Patofisiologi
Menurut Andradi S. (2002), terdapat 2 teori penyebab BPPV, yaitu:
a. Kupulolitiasis
Bagian atas makula utrikulus terdapat partikel yang berisi kalsium
karbonat yang berasal dari fragmen otokonia. Oleh karena proses degenerasi
dari makula utrikulus, kalsium karbonat terlepas dan menempel di
permukaan kupula kanalis semisirkularis khususnya bagian posterior (karena
letaknya di bawah makula utrikulus). Hal ini menyebabkan daerah ini lebih
berat dari cairan endolimfa di sekitarnya sehingga menjadi lebih sensitif
dengan sedikit perubahan arah gravitasi. Salah satu gejala yang timbul yaitu
nistagmus kurang dari 1 menit.
2.4.8 Diagnosis
Menurut Andradi S. (2002), beberapa hal yang dilakukan untuk menegakkan
diagnosis BPPV, seperti:
a. Anamnesis
Pasien mengeluh vertigo berputar yang timbul mendadak pada
perubahan posisi kepala kurang dari 30 detik dan dapat disertai mual dan
kadang-kadang muntah.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan kecuali penyebab
mendasar BPPV adalah kelainan neurologi fokal atau sistemik.
Gambar 2.6 Pola nistagmus pada kanalis semisirkularis posterior telinga kiri
(Hornibrook, 2011)
Gambar 2.7 Pola nistagmus pada kanalis semisirkularis anterior telinga kiri
(Hornibrook, 2011)
Gambar 2.8 Pola nistagmus pada kanalis semisirkularis lateral telinga kiri
(Hornibrook, 2011)
Kanalis posterior frekuensinya lebih sering dari kanalis anterior dan lateral
sekitar 78,8% dari semua kasus. Hal ini terjadi karena partikel kasium karbonat
2.4.9 Penatalaksanaan
a. Canalith Repositioning Treatment (CRT)
Dilakukan setelah test Dix Hallpike abnormal. Caranya:
- Dimulai dengan posisi Dix Hallpike. Jika kanal telinga yang
terganggu sebelah kanan, maka CRT juga kanan dan sebaliknya.
- Pertahankan posisi saat berbaring dengan kepala yang menggantung
di tepi meja periksa sekitar 1-2 menit.