PENGOLAHAN BASELINE
Disusun oleh :
3. Setelah itu akan muncul select a template klik staticok, setelah itu akan muncul
gambar seperti berikut :
4. setelah itu klik project system ( pilih coordinat system group dan zone sesuai
daerah yang dilakukan pengukuran) dan datum Transformation WGS 1984, Geoid
Model EGM 96).
2. Klik Receiver Raw Data (pilih folder tempat data, beri tanda semua file data
karna disini diconvert ke Rinex file data 13o dan 13n ) sebgai contoh data berada
di folder D:PRKT1/RINEX
3. Klik tombol Open Select all data yang 13o dan 13n (format Rinex)
4. Isikan nama titik, dan tinggi Antena(Antena Height), perikasa juga type
Antena dan Measured To (pengukuran antena).
5. klik tombol OK
6. setelah data di import hasilnya seperti gambar berikut
Input koordinat titik ikat adalah menginputkan harga koordinat titik ikat yang betul,
yang nantinya dijadikan sebagai titik awal hitungan, langkah pekerjaanya adalah
sebagai berikut :
Untuk menghitung baseline sekaligus (semua baseline), dapat dilakukan dengan cara :
1. Dalam kondisi tidak ada baseline yang terpilih
3. Selanjutnya tekan Ok
4. Untuk melihat hasil baseline keseluruhan, tekan Ikon Baseline Processing Report
5. Setelah tampil hasil hitungan dilayar dalam format HTML, selanjutnya simpan file
hasil hitungan tersebut ke direktori tertentu (misalnya ke direktori hasil) dengan cara klik
menu File kemudian pilih Save As.
File ini diperlukan untuk bahan laporan praktikum, ( sebagai contoh hasil
hitungan baseline dapat dilihat pada lampiran tulisan ini
VIII. Menghitung Koordinat (Adjusment)
Untuk mendapatkan koordinat akhir masing-masing titik yang diukur maka dilakukan hitung
perataan koordinat(Adjusment). Langkah hitunganyadalah sebagai berikut :
6. Setelah tampil hasil hitungan Adjusment dilayar dalam format html, selanjutnya
simpan file hasil hitungan tersebut ke direktori tertentu (misalnya direktori hasil)
dengan cara klik menu File kemudian pilih Save As.
File ini diperlukan untuk bahan laporan praktikum, ( sebagai contoh hasil
hitungan baseline dapat dilihat pada lampiran tulisan ini
IX. ANALISA SEDERHANA HASIL HITUNGAN BASELINE
Untuk melihat hasil hitungan baseline baik tidaknya dapat dilihat dari beberapa item
hasil hitungan sebagai berikut :
1. Solution type : untuk jarak dibawah 20 Km hasilnya Fix (Baik), Float (kurang)
Catatan :
1. Ikuti prosedur pengukuran GPS yang benar ( Lokasi Terbuka, lama pengamatan
cukup sebanding dengan jarak antar titik
2. Referensi ke Buku SURVEI DENGAN GPS (Dr.Hasanudin Z.Abidin)
LAMPIRAN 1
HAIL HITUNGAN BASELINE
LAMPIRAN 2
HASIL HITUNGAN KOORDINAT (ADJUSTMENT)
a. Pengamatan Satelit
Pengamatan satelit adalah model penentuan posisi titik-titik di permukaan bumi dimana posisi titik
dinyatakan dengan melakukan pengukuran terhadap konstelasi satelit. GPS (Global Positioning
System) merupakan salah satu sistem dari model pengamatan satelit yang ada.
Gambar. 7. Pengukuran Titik Dasar Teknik dan Pengikatan Bidang Tanah
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dimiliki dan
dikelola oleh Amerika Serikat. GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung pada waktu dan
cuaca. Karena karakteristiknya ini, penggunaan GPS dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas
pelaksanaan pengukuran dengan memperpendek waktu pelaksanaan dan menekan biaya operasional.
GPS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi dan jumlah satelit yang relatif banyak sehingga
dapat meliput wilayah yang cukup luas dan dapat digunakan oleh banyak orang pada waktu yang
bersamaan.
1) Static Positioning
Penentuan posisi secara static positioning adalah penentuan posisi dari titik-titik yang statik (diam).
Penentuan posisi tersebut dapat dilakukan secara absolut maupun differensial, dengan menggunakan
data pseudorange dan atau fase. Karakteristik secara umum :
b) Perhitungan dilakukan baseline per baseline yang kemudian diikuti perataan jaringan.
c) Perhitungan dapat dilakukan dengan ambiguity float (cycle ambiguity dianggap sebagai
bilangan pecah) atau ambiguity fixed (cycle ambiguity dijadikan bilangan bulat).
Metoda pengamatan satelit ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 2 atau 3.
2) Rapid Static
Penentuan posisi secara rapid static pada dasarnya adalah survai statik dengan waktu pengamatan
yang lebih singkat. Metoda ini bertumpu pada proses penentuan ambiguitas fase yang cepat .
Karakteristik secara umum :
a) Lama pengamatan bergantung pada panjang baseline, jumlah satelit serta geometri satelit.
d) Memerlukan geometri satelit yang baik, tingkat bias dan kesalahan data yang relatif rendah,
serta lingkungan yang relatif tidak menimbulkan multipath.
Metoda pengamatan satelit ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 4.
3) Stop and Go
Pada metoda penentuan posisi ini, titik-titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak sedangkan
receiver GPS bergerak pada titik-titik dimana pada setiap titiknya receiver yang bersangkutan diam
beberapa saat di titik-titik tersebut. Karakteristik secara umum :
a) Moving receiver bergerak dan stop (selama beberapa menit) dari titik ke titik.
b) Ambiguitas fase pada titik awal harus ditentukan sebelum receiver bergerak.
c) Selama pergerakan antara titik ke titik, receiver harus selalu mengamati sinyal GPS (tidak boleh
terputus).
Metoda pengamatan satelit ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 4.
1) Spesifikasi Teknik
a) Rencana/desain jaringan harus dibuat di atas fotocopy peta topografi yang meliputi; desain dan
geometris jaringan. Perencanaan ini harus memperhitungkan kekuatan jaringan titik dasar teknik.
b) Jumlah baseline yang membentuk suatu loop paling banyak adalah 4 (empat) buah baseline.
Setiap stasiun dihubungkan dengan minimal tiga buah baseline non trivial yang diperoleh dari
minimal 2 (dua) session pengamatan yang berbeda.
c) Tiap baseline sebaiknya terdistribusi secara merata di seluruh jaringan yang ditunjukkan dengan
jarak yang relatif sama. Sekurang-kurangnya terdapat 10 (sepuluh) persen common baseline sehingga
dapat dilakukan pemeriksaan konsistensi pengukuran.
d) Pengamatan satelit GPS carrier phase dipergunakan dalam model penentuan posisi relatif untuk
menentukan komponen baseline antara 2 (dua) titik.
e) Teknik pengamatan dilakukan secara Rapid Static ataupun Static dengan lama pengamatan yang
disesuaikan dengan panjang baseline, dengan syarat; tersedia 6 satelit, GDOP yang lebih kecil dari 8
(delapan), kondisi atmosfer dan ionosfer yang memadai dan interval antar epoch 15 detik.
f) Terdapat minimal satu titik sekutu yang menghubungkan dua session pengamatan dan lebih
diharapkan menggunakan baseline sekutu.
h) Ketinggian dari antena harus diukur pada tiap titik sebelum dan sesudah data dari satelit dicatat.
Kedua data ketinggian tersebut tidak boleh berbeda lebih dari 2 mm.
2) Peralatan
a) Seluruh pengamatan harus mempergunakan receiver GPS geodetic yang mampu mengamati
codes dan carrier phase.
b) Receivers single frequency (L1) dapat digunakan tetapi penggunaan dual frequency (L1 dan L2)
lebih diharapkan.
c) Jika omni-directional antena tidak dapat dipakai, antena-antena pada titik-titik yang diamati
bersamaan harus diorientasi ke arah yang sama.
d) Pada titik dimana pemantulan sinyal GPS mudah terjadi (seperti pantai, danau, tebing, bangunan
bertingkat), antena harus dilengkapi dengan ground plane untuk mengurangi pengaruh dari multi-
path.
e) Komponen dari sutu receiver harus dari merk dan jenis yang sama, dan harus memakai
centering optis.
3) Pengolahan Data
a) Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan menggunakan software processing GPS yang
sesuai dengan receiver yang digunakan.
b) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi troposfer dan koreksi
ionosfer untuk data pengamatan.
c) Untuk setiap baseline di dalam jaringan titik dasar teknik orde 2, standard deviasi (s) hasil
hitungan dari komponen baseline toposentrik (dN, dE, dH) yang dihasilkan oleh software reduksi
baseline harus memenuhi hubungan berikut :
sN sM
sE sM
sH 2 sM, dimana :
sM = [10 2 + (10d) 2 ] / 1,96 mm, dimana d adalah panjang baseline dalam kilometer.
d) Pada baseline yang diamati 2 (dua) kali, untuk baseline < 10 km, komponen lintang dan bujur
dari kedua baseline tidak boleh berbeda lebih besar dari 0,03 meter. Komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih besar dari 0,06 meter. Sedangkan untuk baseline > 10 km, komponen lintang dan bujur
dari kedua baseline tidak boleh berbeda lebih besar dari 0,05 meter. Komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih besar dari 0,10 meter.
e) Perataan jaring bebas dan terikat dari seluruh jaring harus dilakukan dengan menggunakan
software perataan kuadrat terkecil yang telah dikenal.
(3) Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat dengan titik berorde lebih tinggi.
g) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama dari analisis elips kesalahan garis 2D
yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas untuk setiap baseline yang diamati.
h) Semi major axis dari elips kesalahan garis (1s) harus lebih kecil dari harga parameter r yang
dihitung sebagai berikut ;
d = jarak dalam Km