Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELULUSAN

MAHASISWA DIPLOMA III PADA UJI KOMPETENSI BIDAN


NASIONAL DI KOTA PALU

Di Susun Oleh :

NARMIN

NPM.131020160010

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Capaian pembelajaran merupakan salah satu indikator dalam penilaian mutu

pendidikan. Capaian pembelajaran dapat diukur melalui kompetensi kompetensi

yang dihasilkan oleh mahasiswa.1 Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa

meliputi sebuah kombinasi pengetahuan, perilaku profesional, dan spesifik

keterampilan yang ditujukan pada tingkat kemahiran dalam konteks pendidikan dan

praktik kebidanan, dimana mahasiswa nantinya dapat menerapkan dalam pemberian

asuhan layanan yang terstandar yang diharapkan sama di seluruh Indonesia.2

Salah satu kriteria pembelajaran yang efektif dalam pendidikan profesi kebidanan

adalah kompetensi praktik klinik. Kompetensi ini mencakup keterampilan

memanfaatkan pengetahuan dan informasi, komunikasi dan kemampuan

interpersonal. Pembelajaran praktik klinik merupakan bagian terpenting dalam

keseluruhan proses pembelajaran di Diploma III Kebidanan yaitu 60% pengalaman

belajar diperoleh di klinik dan 40% pengalaman belajar teori di kelas. Dengan

melihat jumlah persentase tersebut maka peran pembimbing klinik sebagai motivator,

fasilitator, observer dan role model serta evaluator sangat besar pengaruhnya terhadap

mahasiswa. pendapat ini diperkuat oleh Wafaa G. Ali 2012 bahwa pembimbing klinik

harus peduli terhadap mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan dalam

melakukan tindakan keperawatan klinis, jika pembimbing klinik peduli maka akan

berdampak pada prestasi belajar dan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiwa.3.4.5

Pembelajaran akan lebih efektif jika ditunjang dengan pembimbing klinik yang

kompeten dan mampu melakukan komunikasi interpersonal kepada peserta didik.


Komunikasi interpersonal yang efektif terbukti mampu mengeksplor kemampuan

peserta didik dalam meningkatkan kompetensi yang mereka miliki.6

Uji kompetensi merupakan metode untuk mengevaluasi kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotor, yang merupakan standar yang berlaku secara nasional. Uji

kompetensi merupakan prasyarat untuk mendapatkan sertifikat kompetensi yang

diikuti oleh mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan. Uji

kompetensi diselenggarakan oleh perguruan tinggi bekerjasama dengan organisasi

profesi, lembaga pelatihan atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi. Pelaksanaan

uji kompetensi nasional yang ditetapkan oleh kementerian riset, teknologi dan

perguruan tinggi.7

Pelaksanaan uji kompetensi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan harus

sesuai dengan menteri kesehatan nomor 36 tahun 2014 tentang registrasi tenaga

kesehatan. Tata cara pelaksanaan uji kompetensi mahasiswa bidang kesehatan

berdasarkan peraturan menteri riset, tekhnologi dan pendidikan tinggi Repulik

Indonesia nomor 12 tahun 2016 tentang tata cara pelaksanaan uji kompetensi

mahasiswa bidang Kesehatan.7

Data yang diperoleh dari kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi

panitia uji kompetensi nasional program Diploma III Kebidanan mengenai hasil uji

kompetensi tertanggal 22 Agustus 2017, menunjukkan bahwa hasil uji kompetensi

masih sangat rendah, yaitu : Akademi Kebidanan Graha Ananda Palu jumlah yang

mengikuti ujian kompetensi 119 orang yang kompeten 4 orang (3,36 %) yang tidak

kompeten 115 orang. Akademi Kebidanan Stikes Widya Nusantara yang mengikuti

ujian kompetensi berjumlah 50 orang, yang kompeten 5 orang (10 %) yang tidak

kompeten 45 orang. Akademi Kebidanan Poltekkes Palu yang mengikuti ujian


kompetensi 16 orang, yang kompeten 0 orang (0 %), dan Akademi Kebidanan

Poltekkes Poso yang ikut 9 orang yang kompeten 0 orang (0 %).

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hadina tentang

Faktor faktor yang mempengaruhi kelulusan uji kompetensi pada mahasiswa D III

Kebidanana di Poltekkes Palu pada tahun 2016 bahwa faktor yang mempengaruhi

kelulusan mahasiswa berasal dari beberapa faktor, yaitu faktor dosen, faktor

mahasiswa, dan faktor sarana prasarana yang ada di lingkungan institusi.

Keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh Hadina pada tahun 2016 yaitu

penelitian yang dilakukan hanya sampai pada membangun alat ukur (kusioner) yang

telah teruji validitas dan reliabilitasnya, sehingga belum dapat diketahui hubungan

antara faktor faktor yang telah teridentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi

dengan kelulusan uji kompetensi. Keterbatasan berikutnya bahwa informasi proses

pembelajaran di klinik hanya diperoleh dari alumni tidak dieksplorasi kepada

pembimbing klinik, sehingga tidak diketahui kendala yang menyebabkan

pembelajaran kurang efektif.

Berdasarkan atas latar belakang diatas dapat disusun tema sentral sebagai berikut
: bahwa uji kompetensi merupakan suatu metode untuk mengevaluasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap tenaga profesi kesehatan. Hasil uji kompetensi digunakan
sebagai tolak ukur bagi tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi sesuai dengan
keahlian dan kewenangannya. Untuk meningkatkan kualitas kompetensi peserta didik
dapat dicapai dengan input dan proses yang berkualitas sesuai standar dan proses
yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data yang
diperoleh pada Agustus 2017 bahwa Akademi Kebidanan Graha Ananda Palu jumlah
yang mengikuti ujian kompetensi 119 orang yang kompeten 4 orang (3,36 %) yang
tidak kompeten 115 orang. Akademi Kebidanan Stikes Widya Nusantara yang
mengikuti ujian kompetensi berjumlah 50 orang, yang kompeten 5 orang (10 %) yang
tidak kompeten 45 orang. Akademi Kebidanan Poltekkes Palu yang mengikuti ujian
kompetensi 16 orang, yang kompeten 0 orang (0 %), dan Akademi Kebidanan
Poltekkes Poso yang ikut 9 orang yang kompeten 0 orang (0 %). Melihat pentingnya
masalah ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan untuk melihat
hubungan antara faktor dosen, mahasiswa, dan faktor saranan prasarana yang ada di
institusi yang teridentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi kelulusan uji
kompetensi pada mahasiswa Diploma III Kebidanan yang ada di kota Palu dan
bagaimana keterkaitan pembimbing klinik terhadap kelulusan uji kompetensi pada
mahasiswa Diploma III Kebidanan yang ada di kota Palu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :

1. Bagaimana hubungan antara faktor dosen, mahasiswa, dan faktor saranan

prasarana yang ada di institusi yang teridentifikasi sebagai faktor yang

mempengaruhi kelulusan uji kompetensi pada mahasiswa Diploma III Kebidanan

yang ada di kota Palu.

2. Bagaimana keterkaitan pembimbing klinik terhadap kelulusan uji kompetensi

pada mahasiswa Diploma III Kebidanan yang ada di kota Palu.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis hubungan antara faktor yang teridentifikasi sebagai faktor yang

mempengaruhi kelulusan uji kompetensi pada mahasiswa Diploma III Kebidanan

yang ada di kota Palu.

2. Mengeksplorasi keterkaitan pembimbing klinik terhadap kelulusan uji

kompetensi pada mahasiswa Diploma III Kebidanan yang ada di kota Palu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi institusi

pendidikan dan instansi terkait sebagai pemangku kebijakan untuk memperbaiki

sistem pembelajaran terkait sarana prasarana dan sumber daya manusia.


1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi pembimbing di lahan praktik

Hasil peneltian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan

kualitas kompetensi yang dimiliki oleh mahasaiawa Diploma III Kebidanan

dalam memberikan layanan kebidanan kepada masyarakat.

2) Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas

input dan proses pada institusi pendidikan Diploma III Kebidanan.

3) Bagi dosen dan tenaga kependidikan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas

layanan yang diberikan kepada mahasiswa.

4) Bagi mahasiswa

Diharapkan dapat meningkatkan persiapan diri untuk meraih prestasi pada

pelaksanaan uji kompetensi bidan di Indonesia yang merupakan salah satu

prasyarat dalam pengurusan Surat Tanda Registrasi (STR) bidan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Sistem Penjaminan

Mutu Pendidikan Tinggi. Dikti kemendikbud;2016

2. Fullerton, Gherissi, Johnson, Thompson. Competence and Competency: Core

Concepts for International Midwifery Practice. International Journal Of

Childbirth Volume 1, Issue 1, 2011 2011 Springer Publishing Company,

LLC www.springerpub.com.

3. Wafaa G. Ali. Caring and Effective Teaching Behavior of Clinical

NursingInstructors in Clinical Area as Perceived by Their Students. Journal

of Education and Practice www.iiste.orgISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-

288X (Online)Vol 3, No 7, 2012.

4. Levett-Jones, Gersbach, Arthur, Roche.Implementing a clinical competency

assessment model that promotes critical reflection and ensures nursing

graduates readiness for professional practice. T. Levett-Jones et al. / Nurse

Education in Practice 11 (2011) 64e69.

5. Horner,Passant, Brodie,Kil dea,Leap,Pincombe,et all. The role of the midwife

in Australia: views of women and midwives. 0266-6138/$-seefrontmatter &

2007 PublishedbyElsevierLtd. doi:10.1016/j.midw.2007.11.003.

6. Schytt, Waldenstrom, How well does midwifery education prepare for

clinical practice? Exploring the views of Swedish students, midwives and

obstetrician.E. Schytt,U.Waldenstrom /Midwifery29(2013)102109.


7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 46 tahun 2013 tentang registrasi tenaga kesehatan

Indonesia. MKR,editor;Jakarta,2013.

Anda mungkin juga menyukai