Di Susun Oleh :
NARMIN
NPM.131020160010
PENDAHULUAN
keterampilan yang ditujukan pada tingkat kemahiran dalam konteks pendidikan dan
Salah satu kriteria pembelajaran yang efektif dalam pendidikan profesi kebidanan
belajar diperoleh di klinik dan 40% pengalaman belajar teori di kelas. Dengan
melihat jumlah persentase tersebut maka peran pembimbing klinik sebagai motivator,
fasilitator, observer dan role model serta evaluator sangat besar pengaruhnya terhadap
mahasiswa. pendapat ini diperkuat oleh Wafaa G. Ali 2012 bahwa pembimbing klinik
melakukan tindakan keperawatan klinis, jika pembimbing klinik peduli maka akan
berdampak pada prestasi belajar dan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiwa.3.4.5
Pembelajaran akan lebih efektif jika ditunjang dengan pembimbing klinik yang
afektif, dan psikomotor, yang merupakan standar yang berlaku secara nasional. Uji
diikuti oleh mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan. Uji
uji kompetensi nasional yang ditetapkan oleh kementerian riset, teknologi dan
perguruan tinggi.7
sesuai dengan menteri kesehatan nomor 36 tahun 2014 tentang registrasi tenaga
Indonesia nomor 12 tahun 2016 tentang tata cara pelaksanaan uji kompetensi
Data yang diperoleh dari kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi
panitia uji kompetensi nasional program Diploma III Kebidanan mengenai hasil uji
masih sangat rendah, yaitu : Akademi Kebidanan Graha Ananda Palu jumlah yang
mengikuti ujian kompetensi 119 orang yang kompeten 4 orang (3,36 %) yang tidak
kompeten 115 orang. Akademi Kebidanan Stikes Widya Nusantara yang mengikuti
ujian kompetensi berjumlah 50 orang, yang kompeten 5 orang (10 %) yang tidak
Faktor faktor yang mempengaruhi kelulusan uji kompetensi pada mahasiswa D III
Kebidanana di Poltekkes Palu pada tahun 2016 bahwa faktor yang mempengaruhi
kelulusan mahasiswa berasal dari beberapa faktor, yaitu faktor dosen, faktor
Keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh Hadina pada tahun 2016 yaitu
penelitian yang dilakukan hanya sampai pada membangun alat ukur (kusioner) yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya, sehingga belum dapat diketahui hubungan
antara faktor faktor yang telah teridentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan atas latar belakang diatas dapat disusun tema sentral sebagai berikut
: bahwa uji kompetensi merupakan suatu metode untuk mengevaluasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap tenaga profesi kesehatan. Hasil uji kompetensi digunakan
sebagai tolak ukur bagi tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi sesuai dengan
keahlian dan kewenangannya. Untuk meningkatkan kualitas kompetensi peserta didik
dapat dicapai dengan input dan proses yang berkualitas sesuai standar dan proses
yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data yang
diperoleh pada Agustus 2017 bahwa Akademi Kebidanan Graha Ananda Palu jumlah
yang mengikuti ujian kompetensi 119 orang yang kompeten 4 orang (3,36 %) yang
tidak kompeten 115 orang. Akademi Kebidanan Stikes Widya Nusantara yang
mengikuti ujian kompetensi berjumlah 50 orang, yang kompeten 5 orang (10 %) yang
tidak kompeten 45 orang. Akademi Kebidanan Poltekkes Palu yang mengikuti ujian
kompetensi 16 orang, yang kompeten 0 orang (0 %), dan Akademi Kebidanan
Poltekkes Poso yang ikut 9 orang yang kompeten 0 orang (0 %). Melihat pentingnya
masalah ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan untuk melihat
hubungan antara faktor dosen, mahasiswa, dan faktor saranan prasarana yang ada di
institusi yang teridentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi kelulusan uji
kompetensi pada mahasiswa Diploma III Kebidanan yang ada di kota Palu dan
bagaimana keterkaitan pembimbing klinik terhadap kelulusan uji kompetensi pada
mahasiswa Diploma III Kebidanan yang ada di kota Palu.
kompetensi pada mahasiswa Diploma III Kebidanan yang ada di kota Palu.
4) Bagi mahasiswa
LLC www.springerpub.com.
Indonesia. MKR,editor;Jakarta,2013.