PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam proses
pembelajarannya. Dalam pendidikan siswa tidak hanya ditekankan pada
penguasaan materi, melainkan ditekankan juga dalam penguasaan keterampilan.
Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan materi atau pengetahuan saja.
Tetapi juga soft skills dalam melihat, menganalisis, memecahkan masalah,
sehingga hasil dari pembelajaran mendapat sebuah penilaian.
Pembelajaran dengan pendekatan discovery-inquiry di mana siswa diberi
kesempatan untuk berfikir mandiri, belajar secara aktif, saling membantu teman
satu sama lain, sehingga terbentuk sebuah keterampilan, dan tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan kelompok.
Selama proses discovery-inquiry berlangsung, seorang guru tidak boleh
bertanya atau berbicara, karena akan mengurangi proses belajar discovery-inquiry.
Dalam pendekatan discovery-inquiry ini menekankan aktivitas siswa. Siswa dapat
merasakan jerih payah penyelidikan, menemukan keberhasilan dan kadang
kegagalan dan termotivasi sendiri untuk belajar .
BAB II
LANDASAN TEORI
1 Roestiah N.K, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), Hal.20
2 Mulyati, Psikologi Belajar ( Yogyakarta : CV Andi Offsheet, 2005), hal.67
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi juga meraka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pembelajaran itu sendiri.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
rasa percaya diri. Guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.
3) Mengembangkan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.
Dengan demikian, siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, tetapi juga bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya. Siswa yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat
mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa
dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa
menguasai materi pelajaran.
Strategi pembelajaran discovery Inquiry merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered
appproach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
3 Asmadianto, Model dan Pembelajaran Kreatifn berkarakter.(Bogor : Ghalia Indonesia. 2014), Hl.222
2) Pendekatan ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya
sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
3) Pengajaran discovery-inquiry lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan pengembangan aspek, konsep, keterampilan
dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
4) Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang,
sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
4
Suryobroto, Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan pendekatan bru dalam proses mengajar
(Yogyakarta : Amarta,1985), hlm 42.
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah itu guru membagi kelompok dan modul atau panduan untuk
melakukan eksperimen untuk menetukan tujuan pembelajaran yang kedua.
Sehingga siswa-siswinya diharapkan mampu menganalisis dan menarik
kesimpulan dari eksperimen yang telah dilakukan mengenai konstanta pegas pada
hukum hooke.Setelah itu setiap kelompok mampu mempersentasikan hasil
eksperimen yang telah dilakukan.
Adapun materi yang akan dibahas, yaitu Elastisitas
Elstisita adalah suatu benda yang dapat kembali ke bentuk semula. Contohnya:
karet gelang, pegas, pentil dan lain-lain. Sedangkan plastis adalah suatu benda
yang tidak dapat kembali ke bentuk semula. Contohnya: plastic, kayu, batu, dll.
Pada umumnya setiap benda yang mempunyai sifat elastis juga
mempunyai sifat plastis. Apabila pegas kita rentangkan dengan gaya yang lebih
besar, maka pada saat tertentu akan terjadi keadaan di mana pegas tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Dalam keadaan ini berati batas elastisitas benda sudah
terlampaui. Jika gaya kita perbesar terus, benda akan mejalani sifat plastis hingga
pada titik tertentu di mana pegas akan patah.
Hukum hooke menyatakan hubungan antara gaya (F) yang meregangkan
pegas dan pertambahan panjang pegas (x) pada daerah elastisitas pegas. Secara
matematis dirumuskan
F = kx
F = gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
x = pertambahan panjang pegas (m)
k = konstanta pegas (N/m)
Bunyi Hukum Hooke: pada daerah elastisitas benda, gaya yang bekerja
pada benda sebanding dengan pertambahan panjang benda.5
5
Supiyanto, Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI. (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama,2006).Hl 32
BAB IV
KESIMPULAN
1) pendekatan discovery-inquiry adalah suatu proses belajar mengajar yang
berpusat pada siswa, guru tidak perlu memberikan seluruh informasi
kepada siswa tetapi siswa diberi kesempatan untuk mencari dan
menemukan informasi dari bahan ajar yang dipelajari.
2) Karakter pendekatan discovery inquiry : Menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan permasalan
sehingga memunculkan sikap percaya diri, Mengembangkan berpikir
secara sistematis, logis, dan kritis, dan pembelajaran yang berpusat kepada
siswa.
3) Langkah langkah pelaksanaan Pendekatan Discovery Inquiry : Orientasi,
Merumuskan masalah, Merumuskan hipotesis, Menguji hipotesis,
Mengumpulkan data, dan menarik kesipulan.
4) Kelebihan pendekatan discovery inquiry yaitu mampu menanamkan
kemampuan siswa untuk berfikir kreatif, pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna. Kekurangan dari pendekatan
discovery inquiry yaitu ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar dan
Pengajaran discovery-inquiry lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan pengembangan aspek, konsep, keterampilan dan
emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadianto, Model dan Pembelajaran Kreatifn berkarakter.2014. Bogor :
Ghalia Indonesia.
Mulyati, Psikologi Belajar. 2005. Yogyakarta : CV Andi Offsheet.
Roestiah N.K, Strategi Belajar Mengajar. 2008. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Supiyanto, Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI.2006. Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama.