Disusun Oleh :
Nim : 41160047
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2017
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri.
2. Mahasiswa memahami pengaruh paparan dingin terhadap tekanan darah arteri
3. Mahasiswa mampu memahami respon fisiologis tubuh terhadap aktivitas fisik berat
4. Mahasiswa mampu mengukur tingkat kebugaran jasmani
HASIL
Data Naracoba :
Pada percobaan darah pertama mengenai pengaruh gaya berat terhadap tekanan
darah,diketahui hasil dari perhitungan darah mengalami beberapa perubahan rata-rata tekanan
darah naracoba. Hasil rata rata :
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa gaya berat ( posisi tubuh) dapat mempengaruhi
tekanan darah. Hal tersebut dikarenakan ketika berbaring aliran darah mengalir secara merata
ke seluruh jaringan tubuh, hal hasil darah naracoba akan cenderung rendah karena darah tidak
perlu mengeluarkan tekanan tinggi untuk mendistribusikan darah karena letak jantung sejajar
dengan ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. Ketika naracoba duduk tekanan darah yang
diperoleh menunjukan hasil normal dikarenakan naracoba dalam keadaan yang rileks. Dalam
posisi berdiri tekanan darah di vena lebih besar dari pada tekanan darah arteri. Hal ini dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan tekanan darah akan naik dari keadaan semula karena
diperlukan tekanan pompa yang besar(meningkat) pada curah jantung untuk mengalirkan
darah ke bagian ekstremitas atas.Pada posisi berbaring tiba-tiba berdiri, tekanan darah
naracoba akan cenderung meningkat namun hal itu tidak akan berlangsung lama, berlangsung
kira-kira sekitar 3 menit, setelah itu akan cenderung kembali normal.
Selain pengaruh gaya berat pada faktor ekstrinsi, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tekanan darah, Faktor tersebut meliputi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor
intrinsik meliputi :
1. Curah jantung dimana tekanan darah akan berbanding lurus dengan curah jantung.
2. Tahanan perifer terhadap aliran darah, tekanan darah akan berbanding terbalik
terhadap tahanan dalam pembuluh darah.
1. Umur dimana semakin tua, tekanan darah semakin tinggi hal tersebut dikarenakan
kelenturan dari pembuluh darah menurun.
2. Jenis kelamin, perempuan lebih tinggi tekanan darahnya dibanding laki-laki
karena pada perempuan memiliki lebih banyak lemak yang salah satunya
terkandung pada hormon estrogen.
3. Suhu, semakin dingin suhu udara, maka vasokontriksi akan terjadi, yang akan
menyebabkan tekanan darah semakin tinggi.
4. Aktivitas fisik, semakin berat aktivitas fisik, maka tekanan darah juga akan
semakin meningkat.
Pada percobaan cold pressure test. Saat awal pengukuran tekanan darah didapatkan
hasil 120/70 mmHg, namun setelah tangan naracoba dicelupkan ke air es didapatkan bahwa
terjadi peningkatan tekanan darah pada detik ke 20 yang I hingga 20 detik yang ke VI. Pada
20 detik pertama tekanan darah menjadi 120/80 mmHg. Tekanan darah 120/80 mmHg
menunjukan tekanan darah naracoba memiliki nilai sistole (kontraksi) 120 mmHg dan
diastole (relaksasi) senilai 80 mmHg. Pada orang dewasa, tekanan 120/80 mmHg merupakan
ambang batas normal. Peningkatan tekanan darah ini terjadi karena saat tubuh berada pada
temperatur yang lebih rendah terjadi penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi).
Vasokontriksi bertujuan untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vaskontriksi
menyebabkan terjadinya peningkatan resisten perifer total sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah. Selain vaskontriksi hal lain yang mampu menyebabkan peningkatan tekanan
darah pada percobaan ini yaitu karena bersentuhannya tangan dengan air dingin yang
memiliki perbedaan suhu yang relatif besar maka mampu menyebabkan tubuh tidak dapat
mempertahankan kondisi hemeostatisnya sehingga menimbulkan respon stress. Respon
stress akan memicu hormon adrenalin yang akan memacu peningkatan aktivitas
kardiovascular termasuk peningkatan pada tekanan darah. Pada percobaan ini naracoba
termasuk dalam normoreaktor karena mengalami peningkatan diastol sebesar 10-19 mmHg
jika terjadinya peningkatan diastol dibawah 10 mmHg disebut hiporeaktor dan jika
peningkatan lebih dari 20 mmHg disebut dengan Hipereaktor. Hipereaktor merupakan
peningkatan reaktivitas vaskuler terhadap efek vasokontriksi dimana dapat dikatakan saraf
simpatis merespon berlebihan terhadap suhu tersebut.
Jika dalam 2-3 menit tekanan darah kembali normal walaupun tangan naracoba masih
berada di air es,hal ini disebabkan karena adanya refleks baroreseptor. Refleks baroresptor di
perantai secara otonom dan bertujuan untuk memulihkan tekanan darah ke normal dengan
cara mempengaruhi jantung serta pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan
resistensi perifer total. Peningkatan tekanan arteri akan meningkatkan potensial aksi di
baroresptor sehingga pembentukan potensial aksi di aferen juga meningkat. Pusat integrasi
yang menerima impuls aferen terletak di medula pada sistem batang otak yang merupakan
pusat kontrol kardiovaskuler.
C. Harvard Step Test
Dari percobaan harvard step test kita dapat menentukan batas kebugaran jasmani
seseorang dalam melakukan kegiatan atau aktivitas otot. Semakin lama bertahannya naracoba
dalam melakukan aktivitas otot ( naik turun bangku) dan semakin cepat frekuensi denyut nadi
dapat pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik kebugarannya. Aktivitas otot yang berat
akan meningkatkan denyut nadi. Seperti pada denyut nadi naracoba sebelum melakukan
aktivitas otot frekuensi awal = 77 x/ menit. Setelah melalukan aktivitas, frekuensi denyut nadi
menjadi meningkat. Hal tersebut karena selama bergerak otot akan memerlukan peningkatan
aliran darah yang banyak. Peningkatan ini akibat vasodilati dan vasokontriksi otot yang
disebabkan oleh peningkatan metabolisme otot yang memerlukan banyaknya kebutuhan
jaringan akan O2. Agar terpenuhinya kebutuhan akan O2 maka curah jantung perlu
ditingkatkan. Peningkatan curah jantung akan menyebabkan dipompanya darah lebih banyak
sehingga berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah
mengakbitkan gelombang tekanan yang berjalan di sepanjang arteri semakin cepat dan
mengakibatkan denyut nadi meningkat. Denyut nadi ditentukan oleh banyak sedikitnya arteri
mengembang dan berkontraksi dalam 1 menit sebagai respon terhadap detak jantung.
Guyton,A.C. and Hall, J.E.2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed 12. EGC.
Jakarta.