Tata Ruang PDF
Tata Ruang PDF
id
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh :
Rosianita Dewi Adia Siswi
NIM : E. 1107068
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi)
Disusun oleh :
ROSIANITA DEWI ADIA SISWI
NIM : E1107068
Dosen Pembimbing
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PENGUJI
Disusun oleh :
ROSIANITA DEWI ADIA SISWI
NIM : E 1107068
Telah diterima dan di sahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 14 April 2011
TIM PENGUJI
1. Pius Tri Wahyudi, S.H., M.Si :
Ketua
2. Purwono, S.R., S.H. :
Sekretaris
3. Lego Karjoko, S.H., M.H. :
Anggota
MENGETAHUI
Dekan,
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
NIM : E1107068
NIM.E1107068
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Barang siapa yang ingin kebahagiaan dunia harus dengan ilmu dan barang siapa
yang ingin kebahagiaan di akhirat harus dengan ilmu dan siapa yang ingin
bahagia dunia dan akhirat harus berilmu.
(H.R. Tabrani)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
&
Civitas Akademika
Fakultas Hukum UNS.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Rosianita Dewi Adia Siswi. E1107068. 2011. A Juridical Review on the
Implementation of the License of land use shift from agricultural to non-
agricultural function in Madiun Regency. Law Faculty of Surakarta Sebelas
Maret University. Law Writing (skripsi).
Nearly all physical buildings need land. The shift of land use results in
decreased land width in Madiun Regency. The most converted land is farmland,
namely, rice farmland changed into dry land and into non-agricultural land used
for building, store, office, and etc.
The farmland width, particularly the rice farmland, relates to the rice
production level. The land use shift of rice farmland occurring, of course, affects
the rice production in Madiun Regency. If the rice farmland width decreases
continually because of the land use shift from agricultural to non-agricultural
function, the rice production would also decrease.
The problems studied in this research are (1) How is the implementation of
the license of land use shift from agriculture to non-agriculture in Madiun
Regency, (2) How is the Madiun Regency Governments policy in controlling the
land use shift from agricultural to non-agricultural function. This study belongs to
a normative research while the analysis technique used was syllogism and
interpretation, using deductive thinking pattern as well as juridical review that are
logical and systematical in nature. Juridical review is the one adjusted to the
writers thinking and organized by looking for the relationship of such thinking to
the studied theories, all of which are related to the provisions used by Madiun
Regency. The interpretation method used by the writer in this research is the
processing and elaboration of data obtained from the related institutions relevant
to the land use shift from agricultural to non-agricultural function in Madiun
Regency.
The result obtained from the research is that the license application of land
use shift from agricultural to non-agricultural function in Madiun Regency has
been decrease with the enacted legislation, that is, to select the license application
of land use shift from agricultural to non-agricultural function filed both
administratively and technically. In the attempt of controlling the land use shift
from agricultural to non-agricultural function, Madiun Regency has such policies
as applying incentive and disincentive to maintain the farmland, so that it can
mitigate and nullify the land use shift from agricultural to non-agricultural
function.
Keywords: Procedure, Policy, Land Use Shift From Agriculture to Non-
Agriculture
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ROSIANITA DEWI ADIA SISWI. E1107068. 2011. KAJIAN YURIDIS
PELAKSANAAN IZIN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON
PERTANIAN DI KABUPATEN MADIUN. Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulisan Hukum (Skripsi).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan 1) Bagaimana
pelaksanaan ijin alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di kabupaten madiun
2) Bagaimana kebijakan pemerintah kabupaten madiun dalam pengendalian alih
fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah normatif dengan sifat
penelitian preskriptif yaitu dilakukan untuk menghasilkan argumentasi
argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. pendekatan penelitian yang di gunakan adalah pendekatan
perundang-undangan (Statute Approach), karena yang akan diteliti adalah
berbagai aturan hukum yang digunakan Kabupaten Madiun dalam memproses
izin alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta upayanya dalam
mengendalikan alih fungsi. Jenis dan Sumber Bahan Hukum, menggunakan bahan
hukum primer dan sekunder. Primer terdiri atas peraturan perundang-undangan
yang digunakan Kabupaten Madiun dalam hal alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian, sedangkan bahan sekunder terdiri atas catatan-catatan resmi yang
berkaitan dengan obyek penelitian dari instansi-instansi terkait yang berhubungan
dengan penelitian, antara lain dinas pertanian, pertanahan dan bapeda. Teknik
pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini dengan melakukan studi
dokumen atau bahan pustaka baik dari buku, media cetak maupun dari media
elektronik serta bahan-bahan dari pemerintah Kabupaten Madiun, sedangkan
teknik analisis bahan hukum dalam penelitian ini adalah silogisme dan interpretasi
dengan pola berfikir deduktif serta tinjauan yuridis.
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pertama pengajuan
permohonan izin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian di
kabupaten madiun kurang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
digunakan, meskipun penerapan seleksi permohonan alih fungsi lahan pertanian
ke non pertanian yang dimohonkan secara administratif maupun secara teknis
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, namun terdapat pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan mengenai keputusan untuk menentukan
dikabulkan atau tidaknya permohonan, hal ini tentunya termasuk dari pelanggaran
kebijakan dari pemerintah Kabupaten Madiun dan jangka panjangnya luas lahan
pertanian, khususnya lahan sawah yang berhubungan dengan tingkat produksi
padi akan mempengaruhi produksi padi dan kelestarian lahan sawah secara
nasional dan jangka panjang dari itu adalah akan terjadi krisis pangan di negara
agraris indonesia. Kedua dalam mengupayakan pengendalian alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian, kabupaten madiun mempunyai kebijakan-kebijakan
yaitu menerapkan mekanisme insentif dan disisentif untuk mempertahankan lahan
pertanian, sehingga dapat diupayakan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
dapat ditekan atau tidak terjadi.
Kata Kunci : Prosedur, Kebijakan, Pengalihan Tanah Pertanian Non Pertanian.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR RAGAAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
Untuk mencapai sasaran penelitian yang terarah dan jelas serta
mengingat latar belakang masalah maka peneliti merumuskan beberapa pokok
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan izin alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian di kabupaten madiun?
2. Bagaimana kebijakan pemerintah Kabupaten Madiun dalam
pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai sebagai
jawaban atas permasalahan yang dihadapi (tujuan obyektif) maupun untuk
memenuhi kebutuhan (tujuan subyektif). Tujuan penelitian dirumuskan secara
commit to user
deklaratif dan merupakan pernyataan-pernyataan tentang apa yang hendak
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian diharapkan akan memberikan manfaat yang berguna,
khususnya bagi ilmu pengetahuan bidang penelitian tersebut. Adapun manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis:
a. Bagi mahasiswa penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengalaman, pengetahuan, dan wawasan mengenai alih fungsi lahan,
dari lahan pertanian ke lahan non pertanian.
b. Bagi Universitas Sebelas Maret, penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi mengenai pengalihan fungsi lahan pertanian ke non pertanian
serta untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan
hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab
isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2009:35). Dalam
penelitian hukum perlu adanya metode penelitian yang harus digunakan, agar
penelitian tersebut dapat terarah sesuai dengan tujuan dan tidak keluar dari
maksud dan tujuannya.
Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian hukum normatif.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian hukum normatif atau doktrinal.
Adapun yang dimaksud metode penelitian hukum normatif adalah suatu
prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika
commit to
keilmuan hukum dari sisi normatifnya user Ibrahim, 2005:57).
(Johnny
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
2. Sifat Penelitian
Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat
preskriptif dan terapan (Peter Mahmud Marzuki, 2009:22). Dari hasil telaah
dapat dibuat opini atau pendapat hukum. Opini atau pendapat hukum yang
dikemukakan oleh ahli hukum merupakan suatu preskripsi. Untuk dapat
memberikan preskripsi itulah guna keperluan praktik hukum dibutuhkan
penelitian hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2009:37). Dalam penelitian ini
penulis menggambarkan mengenai bagaimana seharusnya pelaksanaan izin alih
fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Kabupaten Madiun serta kebijakan
yang dilakukan pemerintah Kabupaten Madiun, dalam mengupayakan
pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
3. Pendekatan Penelitian
Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan
pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek
mengenai isu yang sedang dicoba utuk dicari jawabannya. Pendekatan-
pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian hukum adalah pendekatan
undang-undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach),
pendekatan historis (historical approach), pendekatan comparatif (comparative
approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). (Peter Mahmud
Marzuki, 2009:93)
Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan Undang-Undang (statute approach). Suatu penelitian normatif
tentu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan
diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema
sentral (Johnny Ibrahim, 2005:302). Menurut Peter Mahmud Marzuki dalam
bukunya Metode Penelitian Hukum menjelaskan bahwa pendekatan
perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
sedang ditangani.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
F. Sistematika Skripsi
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang sistematika
penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum,
maka penulis menggunakan sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika
penulisan hukum ini terdiri dari 4 (empat) bab yang tiap bab terbagi dalam sub-
sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap
keseluruhan hasil penelitian ini. Sistematika keseluruhan penulisan hukum ini
adalah sebagai berikut:
Dalam Bab I penulis akan mengemukakan tentang latar belakang
terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Kabupaten Madiun,
dimana dari latar belakang tersebut akan penulis kerucutkan atau khususkan
menjadi dua rumusan masalah yang di dasarkan dengan dasar-dasar teori.
Dasar-dasar teori yang penuliscommit
maksudtotersebut,
user kemudian akan dibahas dalam
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
Bab II. Secara khusus Bab II tersebut akan memaparkan sejumlah landasan
teori yang digunakan dalam penulisan hukum ini, antara lain mengenai tata
ruang, perizinan dan teori berlakunya perundang-undangan baik dari para pakar
dan doktrin hukum maupun berdasarkan literatur-literatur yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian yang diangkat.
Dari landasan-landasan teori tersebut akan dikombinasikan dengan
bahan-bahan yang penulis dapatkan berkaitan dengan penelitian ini. Dimana
akan masuk dalam Bab III, dalam bab ini penulis akan mencoba untuk
menyajikan pembahasan berupa jawaban atas pertanyaan dalam perumusan
masalah. Setelah penulis melakukan pembahasan dalam Bab III tersebut,
kemudian dalam Bab IV, penulis akan mengemukakan dari hasil penelitian
serta memberikan saran yang relevan dengan penelitian terhadap pihak-pihak
yang terkait dengan penelitian tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
merupakan norma penutup dari semua norma yuridis yang ada. Hal ini
dikarenakan lahirnya izin pasti akan didahului dengan adanya norma
abstrak terlebih dahulu atau norma yang sifatnya masih umum belum
ditunjuk subyeknya, waktunya, tempatnya dan izin akan terletak pada
deretan paling akhir dari semua norma abstrak yang mendahuluinya dan
tentang hal yang dituju atau sudah bersifat konkrit, individual dan final
sehingga akan langsung digunakan untuk melakukan aktifitas tertentu.
(Philipus M.Hadjon, 2002: 2-3)
d. Prosedur Penerbitan Izin
Prosedur penerbitan izin secara umum akan meliputi tahap-
tahapan sebagai berikut:
1) Acara Permulaan
Acara permulaan ini berupa kegiatan pengajuan permohonan dari
pihak yang berkepentingan kepada pihak pemerintah yang harus
diajukan secara tertulis, berisikan identitas dari pemohon, izin yang
diminta dan data/surat yang tertentu sesuai dengan persayaratan
yang ada.
2) Acara Persiapan dan Peran serta (inspraak)
Dalam tahapan ini pemerintah akan mengadakan pemeriksaan
terhadap permohonan izin, yang mana ini harus dilakukan secara
tertib dan teliti serta mendengarkan penjelasan dari pemohon
ataupun masukan dari pihak ketiga.
3) Acara Persiapan Luas
Dalam tahapan ini pemerintah akan mengumumkan keputusan
perizinan dengan secara luas melalui kantor organ pemerintah atau
media masa. Macam keputusan perizinan ini bisa berisi pernyataan
tidak dapat diterima, penolakan izin atau pemberian izin.
(www.umy.ac.id/hukum. Perijinan. Nurwigati< 5 Oktober 2010,
pukul 17:30 WIB).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Agar penelitian ini bisa dilaksanakan secara lancar, dan mengarahkan
analisisnya pada tujuan, di sini perlu dikembangkan kerangka berpikir yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Secara singkat kerangka berpikir
digambarkan dengan skema sebagai berikut:
KESIMPULAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Obyek
1. Wilayah dan Geografis
Bentuk permukaan lahan wilayah Kabupaten Madiun sebagian
besar (67.576 Ha) relatif datar dengan tingkat kemiringan lereng 0-15%.
Secara rinci kemiringan lereng Kabupaten Madiun sebagai berikut :
a. 0 2 % seluas 44.278,375 Ha (43,80 %)
b. 2 15 % seluas 23.298,92 Ha (23,05 %)
c. 15 40 % seluas 15.585,00 Ha (15,59 %)
d. dan > 40 % seluas 17.140,005 Ha (16,85 %)
Berdasarkan penggunaan lahan Wilayah Kabupaten Madiun, terinci
sebagai berikut:
a. Pemukiman/Pekarangan : 15.322,26 Ha (15,16 %)
b. Sawah : 30.951 Ha (30,62 %)
c. Tegal : 7.091,54 Ha ( 7,02 %)
d. Perkebunan : 2.472 Ha ( 2,45 %)
e. Hutan Negara : 40.511 Ha (40,08 %)
f. Perairan : 836 Ha ( 0,83 %)
g. Lain-lain (jalan,sungai,makam) : 3.0902,2 Ha ( 3,86%)
Wilayah Kabupaten Madiun, secara administratif terdiri dari 15
wilayah kecamatan dan terdiri dari 216 Desa dan 8 kelurahan yang terbagi
dalam 715 dusun. Luas wilayah Kabupaten Madiun adalah 7 12 - 7 483
Lintang Selatan dan 111 2545-111 51 Bujur Timur salah satu
Kabupaten dari 39 Kabupaten di Jawa Timur terletak di bagian barat 175
dari ibukota propinsi. Sebagian besar (42,13 Persen) wilayahnya terletak di
dataran rendah 21-100 m dpl dan 43,80 persen berlereng 0-2 Persen.
Secara administratif Kabupaten Madiun memiliki batas wilayah:
Sebelah Barat: Kabupaten Magetan
Sebelah Utara: Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi
commitPonorogo
Sebelah Selatan: Kabupaten to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Kabupaten
Bojonegoro
Kabupaten N
Ngawi
W E
Pilangkenceng
Saradan S
Balerejo
Kabupaten
Nganjuk
Sawahan
Madiun Mejayan
Wonoasri Gemarang
Jiwan
Kabupaten Wungu
Geger
Magetan
Kare
Kebonsari
Dagangan
Dolopo
Kabupaten
Ponorogo
0,83%
40,08%
3,86%
15,16%
2,45%
30,62%
7,02%
Pemukiman/Pekarangan Sawah Tegal
Perkebunan Hutan Negara Perairan
Lain-lain (Jalan,Sungai dsb)
Marketed Output
Unpriced Benefit
Sarana Rekreasi
Pendidikan Lingkungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
Proses Penelitian,
Penyerahan Pengolahan Data dan
Pemohon Pertimbangan Teknis Penerbitan
Pertanahan Pertimbangan Teknis
Pertanahan
commit to
Ragaan 3: Alur Pengajuan user
Permohonan Alih Fungsi Lahan.
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Madiun
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
Kantor
Pelayanan
BAPPEDA pajak
Badan
Pertanahan
Nasional
Dinas Pertanian Dinas Kesehatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
itu sendiri. Hal tersebut mengingat lahan yang ada mempunyai nilai
yang berbeda, baik ditinjau dari segi jasa (service) yang dihasilkan
maupun beragam fungsi yang melekat di dalamnya. Strategi
pengendalian alih fungsi lahan pertanian yang dipengaruhi oleh
partisipasi masyarakat adalah dengan melibatkan peran serta aktif
segenap pemangku kepentingan (stakeholders) sebagai entry point
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian (fokus analisis)
perundang-undangan dan peraturan yang ada. Namun partisipasi
masyarakat ini tidak akan terwujud bila tidak diiringi dengan
pendekatan dalam bentuk sosialisasi dan advokasi dari pemerintah
daerah.
Dalam melaksanakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian
ke non pertanian, Kabupaten Madiun tentunya menggunakan peraturan
perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar daripada
pelaksanaan pengendaliannya. Adapun peraturan perundang-undangan
yang digunakan adalah:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria;
b. Undang-Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban
dan Pendayagunaan Tanah Terlantar;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tetang Penatagunaan
Tanah;
f. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pertanahan Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;
g. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia/Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang
izin Lokasi;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. SARAN
1. Agar dalam pemberian izin pengalihan fungsi tanah pertanian
ke non pertanian benar-benar dapat disesuaikan berdasarkan
aspek penatagunaan tanah dan rencana tata ruang wilayah
sehingga penggunaannya dapat optimal tanpa mengganggu
pemanfaatan tanah.
2. Dilakukannya sosialisasi yang lebih menyeluruh kepada
masyarakat Kabupaten Madiun mengenai
RUTRK/RDTRK/IKK agar masyarakat mengetahui zonasi-
zonasi daerah masing-masing sehingga akan menimbulkan
kesadaran diri masyarakat untuk turut serta mengendalikan
perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian.
commit to user