Anda di halaman 1dari 12

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN RM ..

Nama : ..
RUANGAN ANGGREK Umur : ...
No. RM : ..
DISUSUN OLEH KELOMPOK II STASE MANAJEMEN KELAS Tgl Masuk RS : ..
RSUD 45 KUNINGAN NON REGULER Dokter : ...............
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

RENCANA KEPERAWATAN

NO/ DIAGNOSA TGL/NAMA


TUJUAN RENCANA TINDAKAN NAMA
TGL KEPERAWATAN STOP PERUB
1. Gangguan Oksigenasi : Bersihan jalan nafas 1. Kaji
tidak efektifnya bersihan efektif dalam waktu frekuensi/kedalaman
jalan nafas berhubungan .x 24 jam, pernafasan dan gerakan
dengan : dengan kriteria hasil : dada

Inflamasi Ventilasi dan 2. Auskultasi area paru,


tracheobronchial oksigenasi adekuat catat area penurunan/tak
Peningkatan produksi untuk kebutuhan ada aliran udara dan buni
sputum individu nafas, seperti ronhi, rales
Ketidakmampuan untuk atau wheezing
melakukan batuk Klien mampu
efektif menunjukan 3. Bantu pasien latihan
Obstruksi perilaku mencapai nafas sering.
tracheobronchial bersihan jalan Tunjukan/bantu pasien
nafas dengan mempelajari melakukan
Karakteristik : batuk efektif batuk efektif, misal :
menekan dada dan batuk
Adana perubahan Menunjukan jalan efektif sementara posisi
frekuensi dan nafas paten dengan duduk tinggi.
kedalaman pernafasan buni nafas bersih,
Bunyi nafas tidak tidak ada dispnea 4. Lakukan suction sesuai
normal (Ronchi) atau sianosis indikasi
Terdapat penggunaan
otot-otot bantu 5. Berikan cairan
pernafasan sedikitnya 2500 ml/hari
Dispnea (kecuali kontra indikasi),
Sianosis tawarkan air hangat
Batuk efektif atau tidak daripada air dingin.
efektif dengan /tanpa
produksi sputum 6. Berikan therapy obat
sesuai indikasi :
mukolitik, ekspektoran,
bronchodilator atau
analgetik.

7. Berikan cairan
tambahan, misal IV,
oksigen humidifikasi

8. Observasi hasil rontgen


thorak dan hasil
laboratorium AGD.
2. Gangguan oksigenasi : Kerusakan pertukaran 1. Observasi tanda-tanda
kerusakan pertukaran gas tidak terjadi vital dan irama jantung
gas berhubungan dalam waktu .x
dengan : 24 jam, dengan 2. Kaji frekuensi,
kriteria hasil : kedalaman dan
Perubahan membrane kemudahan bernafas
alveolar-kapiler (efek Menunjukan
inflamasi) perbaikan ventilasi 3. Observasi warna kulit,
Gangguan kapasitas dan oksigenasi membrane mukosa dan
pembawa oksigen darah jaringan dengan kuku, catat adanya
(demam, perpindahan AGD dalam batas sianosis perifer (kuku)
kurva oksihemoglobin) normal atau sianosis sentral
Gangguan pengiriman (sirkumoral)
oksigen (hipoventilasi) Tidak ada gejala
Kelemahan otot dan distress pernafasan 4. Kaji status mental
keletihan sekunder
akibat : kerusakan Pasien 5. Awasi adanya
fungsi pernafasan, berpartisipasi peningkatan suhu tubuh
kurstatus hemodinamik dalam program sesuai indikasi, bantu
tidak pengobatan untuk tindakan kenyamanan
memaksimalkan untuk menurunkan
Karakteristik : oksigenasi demam dan menggigil

Dispnea 6. Pertahankan istirahat


Sianosis tidur dan dorong
Tachycardia menggunakan teknik
Gelisah/perubahan relaksasi
mental, letargi
Keletihan 7. Tinggikan kepala
Hipoksia tempat tidur, bantu
Peningkatan PCO2 pada pasien untuk memilih
pemeriksaan AGD posisi yang mudah
Bernafas dengan mulut untuk bernafas
dengan bibir
dimonyongkan dengan 8. Dorong nafas dalam
fase ekspirasi yang perlahan atau nafas
lama bibir sesuai kebutuhan
atau toleransi individu

9. Dorong mengeluarkan
sputum, penghisapan
bila di indikasikan

10. Auskultasi bunyi nafas,


catat area penurunan
aliran udara dan atau
bunyi tambahan

11. Observasi
penyimpangan kondisi,
catat hipotensi,
banyaknya jumlah
sputum merah muda/
berdarah, pucat,
sianosis, perubahan
tingkat kesadaran,
dipsneu berat atau
gelisah

12. Awasi hasil


pemerikasaan AGD

13. Berikan oksigen


tambahan sesuai
indikasi

3. Gangguan oksigenasi : Kerusakan perfusi 1. Awasi tanda vital, kaji


kerusakan perfusi jaringan tidak terjadi CRT, warna kulit,
jaringan dalam waktu . X 24 membrane mukosa dan
berhubungan dengan : jam dengan criteria dasar kuku
hasil :
Penurunan komponen 2. Tinggikan kepala
seluler yang diperlukan Menunjukan tempat tidur sesuai
untuk pengiriman perfusi adekuat toleransi
oksigen atau nutrient ke Tanda vital dalam
sel batas normal, 3. Awasi upaya
Penghentian aliran stabil pernafasan, auskultasi
darah arteri/vena Membrane bunyi nafas, perhatikan
Kelemahan aliran darah mukosa warna adanya bunyi nafas
sekunder akibat adanya merah muda tambahan (rales, ronchi,
gangguan vaskuler CRT < 2 detik wheezing)
(arteriosklerosis, Pengeluaran urin
hipertensi, aneurisma, adekuat 4. Observasi adanya
hipotensi, diskrasia Status mental baik keluhan nyeri dada dan
darah, anemia) Ekstremitas teraba palpitasi
Penurunan volume hangat
yang bersirkulasi Kadar hb darah 5. Kaji untuk respon
sekunder akibat dalam batas verbal melambat,
dehidrasi normal mudah terangsang
agitasi, gangguan
Karakteristik : memori dan bingung

Palpitasi 6. Orientasikan ulang


Kulit pucat, membrane pasien sesuai
mukosa kering, kuku kebutuhan. Catat jadwal
dan rambut rapuh aktivitas pasien untuk
Kadar hb darah dirujuk, berikan cukup
dibawah normal waktu untuk pasien
Ekstremitas dingin berpikir, komunikasi
CRT > 2 detik dan aktivitas.
Penurunan keluaran
urin 7. Catat keluhan rasa
Mual, muntah, distensi dingin, pertahankan
abdomen suhu lingkungan dan
Perubahan tekanan tubuh hangat sesuai
darah indikasi
Ketidakmampuan
berkonsentrasi dan 8. Observasi pemeriksaan
disorientasi laboratorium hb, ht dan
jumlah sel darah merah
serta AGD

9. Berikan transfuse sel


darah merah
lengkap/packed produk
darah sesuai indikasi,
observasi ketat untuk
komplikasi transfuse

10. Berikan oksigen


tambahan sesuai
indikasi

4. Gangguan Gangguan 1. Kaji yang disukai dan


keseimbangan cairan keseimbangan cairan tidak disukai, berikan
dan elektrolit dan elektrolit tidak cairan kesukaan dalam
berhubungan dengan : terjadi dalam waktu batasan diet
x 24 jam, dengan
Mual dan muntah kriteria hasil : 2. Rencanakan tujuan
Peningkatan frekuensi masukan cairan untuk
BAB cair akibat diare Masukan cairan setiap pergantian (mis.
Menurunnya motivasi oral adekuat 1000 ml selama siang
untuk minum cairan Adanya hari, 800 ml selama sore
sekunder akibat depresi keseimbangan hari, 300 ml pada malam
dan keletihan antara intake dan hari)
Peningkatan laju output cairan
metabolisme akibat Penurunan/peningk 3. Kaji pengertian individu
hipertermi atan berat badan tentang alas an-alasan
Kesulitan menelan atau berlebih tidak untuk mempertahankan
makan sendiri sekunder terjadi hidrasi yang adekuat
akibat nyeri mulut dan Turgor kulit baik
keletihan dan membrane 4. Pantau intake cairan,
Kehilangan cairan mukosa lembab pastikan sedikitnya 1500
melalui kateter Penurunan/peningk ml cairan per oral setiap
indwelling atau drain atan pengeluaran 24 jam
Penggunaan yang urine tidak terjadi
berlebihan laksatif, Frekuensi BAB 5. Timbang berat badan
enema diuretic atau cair, muntah- setiap hari.
alkohol muntah
berkurang/tidak 6. Pantau kadar elektrolit
Karakteristik : ada darah, nitrogen urea
Peningkatan suhu darah, urine dan serum,
Ketidakcukupan tubuh lebih dari osmolalitas, kreatinin,
masukan cairan oral 37C tidak terjadi hematokrit dan
Keseimbangan negative Nafsu makan hemoglobin
intake dan output cairan makan meningkat
Penurunan/peningkatan Motivasi untuk 7. Berikan kompres hangat
berat badan berlebih menambah intake untuk membantu
Turgor kulit dan cairan meningkat menurunkan suhu tubuh
membrane mukosa Kesulitan menelan
kering tidak ada 8. Untuk drainase luka,
Penurunan/peningkatan pertahankan catatan ang
pengeluaran urine cermat tentang jumlah
Peningkatan frekuensi dan jenis drainase, balut
BAB cair, muntah- luka untuk
muntah meminimalkan
Peningkatan suhu tubuh kehilangan cairan
lebih dari 37C
Anoreksia
Kesulitan menelan
5. Aktivitas intoleran Pasien toleransi 1. Evaluasi respon pasien
berhubungan dengan : terhadap aktivitas terhadap aktivitas. Catat
dalam waktux 24 laporan dipsneu,
Ketidak seimbangan jam dengan criteria peningkatan
antara suplay oksigen hasil : kelemahan/kelelahan
(pengiriman dan dan perubahan tanda
kebutuhan) Pasien vital selama dan setelah
Kelelahan akibat menunjukan aktivitas
gangguan pola tidur peningkatan
yang berhubungan toleransi terhadap 2. Kaji kehilangan atau
dengan aktivitas gangguan
ketidaknyamanan batuk Tidak adanya keseimbangan gaya
berlebihan dan dipsneu dipsneu jalan, dan kelemahan
Gangguan system Tidak adanya otot
transfor oksigen kelemahan
sekunder akibat berlebihan, tanda 3. Berikan lingkungan
penyakit jantung, vital dalam batas yang tenang, batasi
pernafasan dan sirkulasi normal pengunjung selama fase
Peningkatan kebutuhan Menunjukan akut sesuai indikasi,
metabolisme sekunder penurunan tanda dorong penggunaan
akibat adanya infeksi fisiologis manajemen stress dan
akut/ kronik gangguan intoleransi mis. pengalihan yang tepat
endokrin/metabolic dan Nadi, pernafasan,
penyakit kronik dan TD masih 4. Ubah posisi pasien
Ketidak adekuatan dalam rentang dengan perlahan dan
sumber energy normal pasien pantau terhadap pusing
sekunder akibat Kadar hb dalam
obesitas/ malnutrisi batas normal 5. Jelaskan pentingnya
Penurunan transfor istirahat dalam rencana
oksigen sekunder akibat pengobatan dan
hipovolemia perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat
Karakteristik :
6. Bantu pasien memilih
Adanya keluhan verbal posisi nyaman untuk
kelemahan, keletihan istirahat dan untuk tidur
dan kelelahan
Dipsneu karena kerja, 7. Bantu aktivitas
tachipneu perawatan diri yang
Tachikardia sebagai diperlukan
respon terhadap
aktivitas 8. Berikan kemajuan
Pucat, sianosis peningkatan aktivitas
Peningkatan tekanan selama fase
darah/ respon penyembuhan
pernafasan dengan ke
jaringan 9. Gunakan teknik
Lebih banyak penghematan energy
memerlukan istirahat mis. Mandi dengan
tidur duduk, duduk untuk
melakukan tugas-tugas

10. Anjurkan pasien untuk


menghentikan aktivitas
bila terjadi palpitasi,
nyeri dada, nafas
pendek, kelemahan atau
pusing

11. Awasi tanda-tanda vital


selama dan sesudah
aktivitas

12. Catat respon terhadap


tingkat aktivitas

13. Untuk pasen anak,


berikan permainan dan
aktivitas sesuai usia
yang tenang dan
menantang

14. Berikan petualangan


sensori (seperti apa bau,
bunyi atau
pemandangan rumah
sakit)

15. Menceritakan dan


menulis cerita,
membuat susunan
benda, bermain dengan
boneka atau bermain
drama

6. Gangguan nutrisi : Gangguan nutrisi 1. Identifikasi factor yang


kurang dari kebutuhan kurang dari menimbulkan
berhubungan dengan : kebutuhan tidak mual/muntah seperti
terjadi dalam ..x 24 sputum yang banyak,
Peningkatan kebutuhan jam dengan criteria pengobatan aerosol,
metabolic sekunder hasil : dispnea berat dan nyeri
terhadap demam dan
proses infeksi Menunjukan 2. Berikan wadah tertutup
Anoreksia yang peningkatan nafsu untuk sputum dan
berhubungan dengan makan buang sesering
toksin bakteri, bau, dan Meningkatnya BB mungkin. Berikan/bantu
rasa sputum dan Pasien kebersihan mulut
pengobatan aerosol menyatakan setelah muntah, setelah
Masukan makanan pemahaman tindakan aerosol dan
yang tidak adekuat tentang nutrisi drainase postural dan
karena rangsangan Tidak terdapat sebelum makan
muntah sendiri tanda-tanda
Penggunaan laksatif malnutrisi 3. Jadwal pengobatan
kronis/berlebihan Menunjukan pernafasan sedikitnya 1
Kegagalan untuk perilaku, jam sebelum makan
mencerna atau perubahan pola
ketidakmampuan hidup untuk 4. Auskultasi bising usus,
mencerna meningkatkan dan observasi/palpasi
makanan/absorpsi mempertahankan distensi abdomen
nutrient yang BB yang sesuai
diperlukanuntuk Tidak ada mual 5. Berikan makan porsi
pembentukan sel darah muntah kecil tapi sering
merah Konjunctiva tak termasuk makanan
Disfagia sekunder anemis kering dan atau
(cedera Membrane makanan yang menarik
serebrovaskuler, mukosa lembab pasien
serebral palsi) merah muda
Penurunan keinginan Pasien tampak 6. Evaluasi status umum,
untuk makan sekunder lebih segar, tidak ukur BB dasar
akibat perubahan tampak kelelahan
tingkat kesadaran atau keletuhan saat 7. Konsul pada ahli gizi
beraktivitas untuk memberikan
Karakteristik : terapi nutrisi dalam
program pengobatan
BB 15% atau lebih rumah sakit sesuai
dibawah yang indikasi
diharapkan atau dalam
rentang normal 8. Berikan diet cair dan
Konjunctiva dan atau makanan
membrane mukosa selang/hiperalimentasi
pucat, turgor kulit/tonus bila diperlukan
otot buruk
Kehilangan rambut 9. Berikan terapi obat
berat antiemetic sesuai
Amenorea indikasi
Ketidaseimbangan
elektrolit 10. Observasi dan catat
Hipotermia kejadian mual/muntah,
Bradikardia, jantung flatus dan gejala lain
tak teratur, hipotensi, yang berhubungan
edema
Terjadi penurunan 11. Pantau pemeriksaan
toleransi untuk laboratorium ( hb, ht,
aktivitas, kelemahan BUN, albumin, protein,
dan kehilangan tonus asam folat, elektrolit)
otot

7. Resiko tinggi infeksi Resiko tinggi infeksi 1. Observasi tanda-tanda


berhubungan dengan : tidak terjadi dalam vital secara ketat,
.. x 24 jam dengan khususnya selama
Ketidakadekuatan criteria hasil : terapi
pertahanan utama
(penurunan kerja silia, Mencapai wktu 2. Anjurkan pasien untuk
perlengketan secret perbaikan infeksi memperhatika
pernafasan) berulang tanpa pengeluaran secret
Tidak adekuat komplikasi (misal meningkatkan
pertahanan sekunder Mengidentifikasi pengeluaran daripada
(adanya infeksi, intervensi untuk menelannya) dan
penekanan imun, mencegah/menuru melaporkan perubahan
penyakit kronis dan nkan resiko warna, jumlah dan bau
malnutrisi infeksi secret
Penurunan kadar Meningkatnya
hemoglobin leucopenia penyembuhan luka 3. Ubah posisi/ambulasi
Adanya kerusakan Bebas drainase dengan sering dan
integritas jaringan kulit purulen atau berikan pembuangan
Adanya luka tindakan eritema dan paru yang baik, latihan
invasive demam batuk dan nafas dalam
Stasis cairan tubuh Produksi sputum
minimal dan dapat 4. Batasi pengunjung
Karakteristik : dikeluarkan sesuai indikasi
dengan mudah
Peningkatan produksi Tidak terdapat 5. Lakukan isolasi
sputum dan kesulitan tanda-tanda pencegahan sesuai
untuk terjadinya infeksi individual
mengeluarkannya (colour, dollor,
Terdapat luka tindakan pallor, tumor dan 6. Observasi perubahan
invasive fungsiolaesa) tiba-tiba/penyimpangan
Terdapat kerusakan Personal hygine kondisi seperti
integritas jaringan kulit pasien adekuat peningkatan nyeri dada,
Terdapat tanda-tanda bunyi jantung ekstra,
terjadinya infeksi gangguan sensori,
(colour, dollor, pallor, berulangnya demam
tumor dan dan perubahan
fungsiolaesa) karakteristik sputum
Personal hygiene tidak
adekuat 7. Tingkatkan cuci tangan
yang baik oleh pemberi
perawatan dan pasien

8. Pertahankan teknik
aseptic dan antiseptic
ketat pada
prosedur/perawatan
luka

9. Berikan perawatan
kulit, oral dan perianal
dengan cermat

10. Tingkatkan masukan


cairan dan nutrisi yang
adekuat

11. Observasi peningkatan


suhu tubuh, catat
adanya mengigil dan
takhicardia dengan atau
tanpa demam

12. Ambil sampel specimen


untuk kultur/sensitivitas
sesuai indikasi

13. Dorong keseimbangan


istirahat adekuat dengan
aktivitas sedang

14. Berikan antiseptic


topical dan
antimikrobial sistemik
sesuai indikasi

8. Diare , berhubungan Diare tidak terjadi 1. Observasi dan catat


dengan : dalam ..x 24 jam, frekuensi defekasi,
dengan criteria hasil : karakteristik, umlah dan
Transit cepat makanan factor pencetus
melalui usus halus Menyatakan factor
pendek penyebab dan 2. Tingkatkan tirah baring,
Perubahan diet serat rasional program berikan alat-alat di
dan bulk pengobatan samping tempat tidur
Inflamasi, iritasi dan Mengidentifikasi/
malabsorpsi usus menghindari factor 3. Buang feses dengan
Adanya toksin pemberat cepat, berikan
Penyempitan segmental Meningkatnya pengharum ruangan
lumen fungsi usus
Stress dan ansietas mendekati normal 4. Identifiksi makanan dan
Adanya penurunan cairan yang
Karakteristik : frekuensi bab cair mencetuskan diare,
Konsistensi feses misal sayuran segar dan
Frekuensi bab cair lembek berbentuk buah, sereal, bumbu,
lebih dari normal Pasien tampak minuman karbonat, dan
Feses cair lebih segar produk susu
Peningkatan bising
usus lebih dari 5. Mulai lagi pemasukan
12x/menit cairan per oral secara
Adanya nyeri abdomen, bertahap, tawarkan
tiba-tiba (nyeri tiba-tiba minuman jernih tip jam,
perlu defekasi) hindari minuman dingin
Adanya kram perut 6. Berikan kesempatan
Pasien keletihan karena untuk menyatakan
kekurangan cairan frustasi sehubungan
Turgor kulit menurun dengan proses penyakit

7. Observasi demam,
takhikardia, letargi,
leukositosis, penurunan
protein serum, ansietas
dan kelesuan

8. Berikan perawatan
perianal untuk
mencegah iritasi akibat
seringnya bab cair

9. Berikan obat sesuai


indikasi seperti obat-
obat antikolinergik,
steroid, antacid dan
antibiotik.

Untuk pasien anak :

1. Untuk bayi yang


menyusu : hentikan
makanan padat, berikan
suplemen cairan jernih,
lanjutkan menyusu ASI

2. Untuk bayi atau


menyusu formula :
hindari cairan
karbohidrat tinggi
(misal minuman ringan,
gelatin, jus jeruk,
minuman berkafein,
kaldu ayam atau
daging), gunakan
larutan rehidrasi oral ,
secara bertahap
tambahan pada diet
regular (kecuali produk
susu) setelah 36-48 jam,
setelah 3-5 hari secara
bertahap tambahkan
susu skim pada susu
encer sampai menjadi
susu kental, secara
bertahap kenalkan
formula

3. Jelaskan diet BRAT


(bananas, rice,
applesause, tea dan
toast) untuk mengatasi
efek diare.

9. Gangguan termoregulasi Gangguan 1. Ajarkan pasien


: hipertermia termoregulasi : pentingnya
berhubungan dengan : hipertermia tidak mempertahankan
terjadi dalam ..x 24 masukan cairan yang
Kerusakan control suhu jam, dengan kriteria adekuat
sekunder akibat proses hasil :
infeksi dan inflamasi 2. Pantau masukan dan
Penurunan sirkulasi Suhu badan dalam pengeluaran
sekunder akibat batas normal
anemia, penyakit Kulit hangat, nadi 3. Jelaskan kebutuhan
kardiovaskuler dan reguler untuk menghindari
penyakit vaskuler Kulit kemerahan alcohol, kafein dan
perifer tidak ada makan banyak selama
Penurunan kemampuan Tidak terdapat cuaca panas
berkeringat peningkatan
Efek pendinginan dari kedalaman 4. Mandi dingin atau
infuse parenteral, pernafasan shower beberapa kali
transfuse darah, dialisi, Tidak ada sehari selama cuaca
selimut pendingin dan menggigil/merindi panas, jangan
ruangan operasi ng menggunakan sabun
Regulasi suhu tak Perasaan hangat
efektif sekunder akibat atau dingin 5. Ajarkan tanda awal
usia yang ekstrim Nyeri dan sakit hipertermia atau
(neonates dan lansia) yang spesifik atau sengatan panas (kulit
umum (misal sakit memerah, sakit kepala,
Karakteristik : kepala) tidak ada keletihan dan
Pasien tampak kehilangan nafsu
Suhu badan lebih dari lebih segar makan)
37,8C Nafsu makan
Kulit hangat, meningkat 6. Untuk pasien anak :
takhikardia Berkeringat jelaskan pada orang tua
Kulit kemerahan bahwa demam adalah
Peningkatan kedalaman tindakan perlindungan
pernafasan dan tidak berbahaya
Menggigil/merinding kecuali demam tinggi
Perasaan hangat atau lebih dari 41,1C,
dingin waspadakan untuk
Nyeri dan sakit yang tidak menyeka dengan
spesifik atau umum spons yang
(misal sakit kepala) menyebabkan sangat
Malaise, kelemahan menggigil
dan keletihan
Kehilangan nafsu 7. Berikan kompres
makan hangat pada daerah
Berkeringat lipat paha dan ketiak

8. Berikan terapi obat


antipiretik sesuai
indikasi

9. Berikan terapi obat


antibiotik sesuai
indikasi

10. Gangguan istirahat tidur Gangguan Istirahat 1. Ciptakan lingkungan


berhubungan dengan : tidur tidak terjadi yang nyaman bagi
dalam x 24 jam, pasien, hindarkan
Ketakutan dan enuresis dengan criteria hasil : kebisingan
pada pasien anak
Sering terbangun akibat Tidur nyenyak 2. Atur prosedur untuk
diare, inkontinensia, Kebugaran waktu memberikanjumlah
gangguan pernafasan, bangun atau terkecil gangguan
nyeri, batuk, demam sepanjang hari selama periode tidur
dan gangguan hepatic Badan terasa segar (misal, sewaktu
Kesulitan menjalani Tidak terdapat individu bangun untuk
posisi yang biasa agitasi pengobatan dan juga
sekunder akibat bidai, Perubahan suasana berikan penanganan dan
traksi, terapi IV dan hati menjadi lebih ukur tanda vital)
nyeri baik dan lebih
Tidur siang yang tenang 3. Jika berkemih
berlebihan sekunder Tampak tidak sepanjang malam
akibat penggunaan terdapat kantong mengganggu, batasi
obat-obatan mata hitam masukan cairan waktu
(transquilizer, sedative, Tekanan darah dan malam dan berkemih
hipnotik, barbiturate, nadi dalam batas sebelum berbaring
ampetamin) normal
Ketakutan 4. Kaji bersama individu,
Depresi keluarga atau orang tua
Hiperaktivitas yang terhadap waktu tidur
berlebihan akibat rutin, waktu praktek
gangguan bipolar, kebersihan, ritual
ansietas panic (membaca, mainan)

Karakteristik : 5. Batasi masukan


minuman yang
Kesulitan untuk tidur mengandung kafein di
Keletihan waktu sore hari
bangun atau sepanjang
hari Untuk pasien anak :
Badan terasa tidak
segar 1. Jelaskan waktu malam
Tidur sejenak pada anak (bulan dan
sepanjang hari bintang)
Agitasi
Perubahan suasana hati 2. Diskusikan bagaimana
Tampak kantong mata beberapa orang
hitam (perawat, pekerja
Cenderung pabrik) bekerja pada
hipotensi/hipertensi malam hari

3. Bandingkan kebalikan
bahwa jika malam
datang di tempat
mereka, maka akan
terjadi siang hari bagi
orang-orang di tempat
lain

4. Jika terjadi mimpi


buruk, dorong anak
untuk bicara mengenai
hal ini jika mungkin.
Berbagi perasaan
dengan anak bahwa
anda juga pernah
bermimpi

5. Berikan anak lampu


malam dan atau senter
untuk digunakan agar
anak dapat mengontrol
kegelapan

6. Yakinkan anak bahwa


anda akan berada di
dekatnya sepanjang
malam

7. Jelaskan kemungkinan
masalah tidur pada anak

Anda mungkin juga menyukai