Anda di halaman 1dari 2

DAMPAK NEGATIF AKTIVITAS PERTANIAN

Aktivitas pertanian tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga memberikan dampak
negatif bagi ekosistem. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor dan adapun dampak negatif yang
ditimbulkan yaitu :
TERGANGGUNYA EKOSISTEM SISTEM HIDRO-OROLOGI
EROSI LAHAN KRITIS
EROSI PROSES SEDIMENTASI PENDANGKALAN DAMPAK LAIN
LIMPASAN PERMUKAAN BANJIR
Hal yang paling jelas terlihat pada terganggunya ekosistem. Mengapa terjadi demikian,
hal ini dimulai dengan aktivitas pertanian yang menjadi pengatur sistem hidro-orologi
atau perairan sehingga jika aktivitas pertanian tidak mampu mengatur perairan dalam
tanah tersebut maka tentu akan menimbulkan dampak negatif seperti erosi atau
pengikisan tanah, sehingga lahan pertanian menjadi kritis atau kekurangan karena telah
terbawa oleh aliran permukaan air tanah. Dari dampak erosi yang ditimbulkan dapat pula
terjadi proses sedimentasi yang mengakibatkan pendangkalan pada lahan pertanian
sehingga sulit jika ingin dijadikan lahan pertanian kembali. Selain terjadi erosi dapat pula
terjadi limpasan permukaan yang tentu akan menyebabkan banjir di sekitar daerah
pertanian tersebut.
LONGSOR
Longsor merupakan pengikisan tanah yang terjadi secara besar-besaran atau dapat
dikatakan bahwa lahan yang berpindah dari tempat tinggi ke tempat yang rendah.
Pemicu terjadinya longsor dimulai dari aktivitas pertanian yang tidak terkendali
sehingga lahan tersebut mengalami pengikisan akibat pengaturan sistem hidro-
orologi yang tidak maksimal, dan lama kelamaan akan menjadi longsor. Sebagai
contoh yaitu ketika suatu hutan akan dijadikan suatu lahan pertanian maka
dilakukan pembukaan lahan secara besar-besaran yang mengakibatkan tumbuhan
yang ada di lahan tersebut mati sehingga tidak ada lagi yang dapat mengatur
sistem perairan pada lahan tersebut dan akibatnya longsor terjadi.
MENURUNNYA KESUBURAN TANAH
Dengan terus menerus melakukan aktivitas pertanian tentu akan menurunkan
tingkat keusuburan tanah. Contohnya saja pada saat kegiatan penanaman padi lalu
di panen kemudian di tanami padi kembali dan seterusnya. Maka lahan di tempat
tersebut akan turun tingkat kesuburan tanahnya. Maka salah satu hal yang dapat
dilakukan yaitu pemberian bahan organik pada lahan tersebut.
KERUSAKAN FISIK TANAH
Sejalan dengan menurunnya kesuburan tanah maka hal lain yang kemudian timbul
yaitu kerusakan fisik tanah akibat yang terlalu sering diolah sehingga menjadikan
partikel tanah menjadi semakin kecil akhirnya tanah tersebut akan memadat.
PENCEMARAN TANAH, AIR DAN UDARA
Pencemaran yang dapat ditimbulkan akibat kegitan pertanian yaitu pencemaran
tanah, air dan udara. Penggunaan pestisida secara tidak benar dapat mencemari
segala komponen2 yang ada dalam ekosistem. Contohnya saja penggunaan
pestisida secara berlebihan pada suatu lahan pertanian sehingga menyebabkan
segala jenis hama dan musuh alaminya juga ikut mati. Selain terjadi peledakan
hama, maka hal lain yang ditimbulkan yaitu air tanah yang ada pada daerah
tersebut juga ikut tercemar sehingga organisme lain yang ingin memanfaatkan air
tanah dari lahan tersebut juga mengalami kematian atau kerugian. Hal lain yang
juga ikut tercemar yaitu udara di sekitar lahan pertanian akan tidak kondusif bagi
segala jenis makhluk hidup.
EUTROFIKASI
Eutrofikasi adalah peningkatan populasi alga dan tumbuhan air di ekosistem
perairan akibat aliran nutrisi dari lahan pertanian. Hal ini mampu menyebabkan
hilangnya kadar oksigen di air ketika jumlah alga dan tumbuhan air yang mati dan
membusuk di perairan bertambah dan dekomposisi terjadi. Hal ini mampu
menyebabkan kebinasaan ikan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan
menjadikan air tidak bisa digunakan sebagai air minum dan kebutuhan masyarakat
dan industri. Penggunaan pupuk berlebihan di lahan pertanian yang diikuti dengan
aliran air permukaan mampu menyebabkan nutrisi di lahan pertanian terkikis dan
mengalir terbawa menuju ke perairan terdekat. Nutrisi inilah yang menyebabkan
eutrofikasi
PEMANASAN GLOBAL
Pertanian dapat memitigasi sekaligus memperburuk pemanasan global. Beberapa
dari peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dikarenakan
dekomposisi materi organik yang berada di tanah, dan sebagian besar gas metanan
yang dilepaskan ke atmosfer berasal dari aktivitas pertanian, termasuk
dekomposisi pada lahan basah pertanian seperti sawah, dan aktivitas digesti
hewan ternak. Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan denitrifikasi
dan hilangnya nitrogen dari tanah, menyebabkan lepasnya gas nitrat oksida dan
nitro oksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca. Perubahan metode
pengelolaan pertanian mampu mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan
tanah dapat difungsikan kembali sebagai fasilitas sekuestrasi karbon

Anda mungkin juga menyukai