Petir telah banyak membuat kerugian pada manusia dan kerusakan pada
peralatan sejak dulu. Semakin banyaknya pemakaian alat elektronik dan
peralatan tegangan rendah saat ini telah meningkatkan jumlah statistik
kerusakan yang ditimbulkan oleh pengaruh sambaran petir baik langsung
maupun tidak langsung. Manusia merasa terancam dengan adanya fenomena
alam tersebut. Maka dari itu manusia berusaha menciptakan sebuah alat yang
dapat menghindari sambaran petir yang dapat merusak atau bahkan
menghilangkan nyawanya sendiri. Bila kita melihat atau sedang terjadi hantaran
petir sebaiknya kita menghindari tempat yang terbuka dan basah.
sumber: Spiderbeat.com
Kabel konduktor
Tempat pembumian
Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan
listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat
naik melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan
listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan
semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan
negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan
mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir
tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan
melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di
bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan
kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar
petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik
(surge arrestor).
Sarana exit harus direncanakan dan dibuat agar mudah dijangkau, tidak buntu
pada ujungnya, tidak melewati ruangan yang mungkin terkunci seperti dapur, kloset
atau ruang kerja, dan rambu menuju pintu exit harus jelas dan mudah dilihat. Tangga
darurat dibangun di tempat yang terhindar dari jangkauan asap dan api kebakaran.
C SISTEM PENGAMAN KUNCI
Berikut ini adalah cara kerja pada sebuah sistem keamanan: Sistem Akses pada
titik masuk yang sudah dilengkapi dengan scanner elektronik berfungsi untuk
memverifikasi informasi yang dimasukkan oleh pengguna / user. Ketika Informasi
dimasukkan ke dalam scanner (baik dengan menggesekkan / menempelkan kartu akses
atau memasukkan informasi biologis seperti sidik jari, wajah, retina mata, dsb), reader
kemudian mentrigger relay informasi ke pusat kontrol. Komputer memverifikasi
kredensial keamanan atau menolak entri yang sesuai, dengan melakukan pencatatan log
history pada sistem.
3) Kemampuan untuk mencatat Record / Log History masuk dan keluar akses