HASIL PENELITIAN
Untuk mengukur kecemasan dan untuk melihat gambaran kecemasan yang dialami
oleh responden, peneliti membagi responden penelitian ini ke dalam tiga kategori yaitu
rendah, sedang dan tinggi. Untuk menentukan tingkat kecemasan yang di alami responden
dalam tiga kategori tersebut peneliti menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) yaitu
menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
maksimum-minimumnya yang di dapat dari jumlah item alat ukur yaitu 22 x 1 = 22, sampai
dengan 22 x 3- 66 atau 22-66, sehingga luas jarak sebarannya adalah 66-22 = 44,dengan
demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai 44/6 = 7, dan mean teoritisnya adalah
: 22 x < 37
Sedang :- x<+
: 37 x < 51
: 51 x < 66
Maka rentangan penyebaran skor skala yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Mean teoritis () 44
Standar deviasi () 7
person dengan alat bantu SPSS versi 16. Item angket dalam uji validitas dikatakan
valid jika r hitung > r tabel pada nilai signifikansi 5%. Sebaliknya,item dikatakan
tidak valid jika r hitung < r tabel pada nilai signifikansi 5%. Adapun hasil uji validitas
yang diolah menggunakan SPSS sebagaimana data dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Correlations
item_1 Pearson
1 .250 .250 .062 -.210 .563**
Correlation
N 20 20 20 20 20 20
item_2 Pearson
.250 1 -.111 .250 -.140 .470*
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .641 .288 .556 .037
N 20 20 20 20 20 20
item_3 Pearson
.250 -.111 1 -.167 .327 .470*
Correlation
N 20 20 20 20 20 20
item_4 Pearson
.062 .250 -.167 1 .140 .563**
Correlation
N 20 20 20 20 20 20
item_5 Pearson
-.210 -.140 .327 .140 1 .454
Correlation
N 20 20 20 20 20 20
skor_total Pearson
.563** .470* .470* .563** .454 1
Correlation
N 20 20 20 20 20 20
tailed).
Tabel 4.3
Correlations
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
N 20 20 20 20 20 20
R tabel dengan jumlah N=20 adalah sebesar 0,444. Adapun dasar pengambilan
Jika R hitung > R tabel, maka instrumen dapat dikatakan valid, dan
Jika R hitung < R tabel, maka instrumen dapat dikatakan tidak valid.
Untuk menginterpretasikan dengan konsep yang lebih sederhana lagi, maka peneliti
klasifikasikan hasil data yang diolah dengan SPSS ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4
Tabel 4.5
semua r hitung > r tabel pada nilai signifikansi 5%. Oleh karena itu,dapat disimpulkan
bahwa semua item dalam angket penelitian ini valid, sehingga dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian.
mengumpulkan data. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Uji
signifikan dilakukan pada taraf a = 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai
alpha lebih besar dari Rtabel (0,444). Adapun hasil uji reliabilitas yang diolah
Tabel 4.6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.454 5
Adapun R tabel dengan jumlah N=20 adalah sebesar 0,444. Dasar pengambilan
keputusan dalam hal ini adalah jika Alpha > R tabel instrumen dapat dikatakan
konsisten/reliabel, dan jika Alpha < R tabel instrumen dikatakan tidak konsisten/tidak
reliabel. Nilai alpha dalam hasil pengolahan data oleh SPSS menunjukkan angka (0,454)
yang berarti angka tersebut > R Tabel (0,444). Dan angket dapat dikatakan reliabel atau
konsisten.
Tabel 4.7
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.953 10
Adapun R tabel dengan jumlah N=20 adalah sebesar 0,444. Dasar pengambilan
keputusan dalam hal ini adalah jika Alpha > R tabel instrumen dapat dikatakan
konsisten/reliabel, dan jika Alpha < R tabel instrumen dikatakan tidak konsisten/tidak
reliabel. Nilai alpha dalam hasil pengolahan data oleh SPSS menunjukkan angka (0,953)
yang berarti angka tersebut > R Tabel (0,444). Dan angket dapat dikatakan reliabel atau
konsisten.
Untuk menginterpretasikan dengan konsep yang lebih sederhana lagi, maka peneliti
klasifikasikan hasil data yang diolah dengan SPSS ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reabilitas angket X sebesar 0,454 dan Y
Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel
yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Jenis hubungan antar variabel x dan y
dapat bersifat positif dan negatif. Adapun dasar pengambilan keputusan, jika nilai
signifikansi <0,05, maka berkorelasi. Jika nilai signifikansi >0,05,maka tidak berkorelasi.
Correlations
Pola_Asuh Kecemasan
Pola_Asuh Pearson
1 .287
Correlation
N 20 20
Kecemasan Pearson
.287 1
Correlation
Pola_Asuh Kecemasan
Pola_Asuh Pearson
1 .287
Correlation
N 20 20
Kecemasan Pearson
.287 1
Correlation
N 20 20
Berdasarkan nilai signifikansi dari output diatas antara pola asuh (X) dengan
kecemasan (Y) nilai signifikansi 0,20 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang
Uji Chi Square atau sering juga orang menyebutnya uji chi kuadrat bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara variabel yang terdapat pada baris dengan kolom.
Jenis data yang digunakan untuk uji chi square harus berbentuk data frekuensi, bukan
Dasar pengambilan keputusan dalam uji Chi Square dapat dilakukan dengan
melihat nilai output Chi Square Test hasil olah data dengan SPSS. Dalam
pengambilan keputusan kita dapat berpedoman pada dua hal, yakni membandingkan
nilai Asymp. Sig dengan batas kritis yakni 0,05 atau dapat dengan cara
membandingkan antara nilai chi square hitung dengan chi square tabel.
1. Jika nilai Asymp.Sig < 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara
2. Jika nilai Asymp.Sig > 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan
1. Jika nilai Chi Square Hitung > Chi Square Tabel, maka terdapat hubungan
2. Jika nilai Chi Square Hitung < Chi Square Tabel, maka tidak terdapat
Output 1 :
Case Processing Summary
Cases
Case Processing Summary terdapat 20 data yang semuanya diproses (tidak ada data yang
missing atau hilang), sehingga tingkat kevalidannya 100%
Output 2 :
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 20
Pada bagian Pearson Chi Square terlihat nilai Asymp.Sig (2-sided) sebesar 0,450. Karena
nilai Asymp.Sig sebesar 0,450 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Artinya