Anda di halaman 1dari 13

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi hasil penelitian

Untuk mengukur kecemasan dan untuk melihat gambaran kecemasan yang dialami

oleh responden, peneliti membagi responden penelitian ini ke dalam tiga kategori yaitu

rendah, sedang dan tinggi. Untuk menentukan tingkat kecemasan yang di alami responden

dalam tiga kategori tersebut peneliti menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) yaitu

menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu

kontinum berdasarkan atribut yang diukur.

Cara untuk mengelompokkan responden (Azwar,2000) adalah mencari rentang

maksimum-minimumnya yang di dapat dari jumlah item alat ukur yaitu 22 x 1 = 22, sampai

dengan 22 x 3- 66 atau 22-66, sehingga luas jarak sebarannya adalah 66-22 = 44,dengan

demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai 44/6 = 7, dan mean teoritisnya adalah

(22+66)/2 = 44. Kemudian penggolongan subjek dibagi ke dalam 3 kategori,maka keenam

satuan deviasi standar itu dibagi jadi 3, menjadi :

Rendah : nilai min x < -

: 22 x < 37

Sedang :- x<+

: 37 x < 51

Tinggi : + x < nilai max

: 51 x < 66

Maka rentangan penyebaran skor skala yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1

Rentangan Sebaran Skor Skala

Rentangan penyebaran skor 22 x 3 = 66 22 x 1 = 22 (44)

Mean teoritis () 44

Standar deviasi () 7

4.2 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan angket dalam

mengumpulkan data. Uji validitas dilaksanakan dengan rumus korelasi bivariate

person dengan alat bantu SPSS versi 16. Item angket dalam uji validitas dikatakan

valid jika r hitung > r tabel pada nilai signifikansi 5%. Sebaliknya,item dikatakan

tidak valid jika r hitung < r tabel pada nilai signifikansi 5%. Adapun hasil uji validitas

yang diolah menggunakan SPSS sebagaimana data dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Uji Validitas Variabel X

Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 skor_total

item_1 Pearson
1 .250 .250 .062 -.210 .563**
Correlation

Sig. (2-tailed) .288 .288 .794 .374 .010

N 20 20 20 20 20 20

item_2 Pearson
.250 1 -.111 .250 -.140 .470*
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .641 .288 .556 .037

N 20 20 20 20 20 20

item_3 Pearson
.250 -.111 1 -.167 .327 .470*
Correlation

Sig. (2-tailed) .288 .641 .482 .160 .037

N 20 20 20 20 20 20

item_4 Pearson
.062 .250 -.167 1 .140 .563**
Correlation

Sig. (2-tailed) .794 .288 .482 .556 .010

N 20 20 20 20 20 20

item_5 Pearson
-.210 -.140 .327 .140 1 .454
Correlation

Sig. (2-tailed) .374 .556 .160 .556 .056

N 20 20 20 20 20 20

skor_total Pearson
.563** .470* .470* .563** .454 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .010 .037 .037 .010 .056

N 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-

tailed).
Tabel 4.3

Uji Validitas Variabel Y

Correlations

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item

item_1 Pearson Correlation 1 .783** .766** .783** .437 .759** .8

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .054 .000

N 20 20 20 20 20 20

item_2 Pearson Correlation .783** 1 .897** .888** .549* .881** .9

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .012 .000

N 20 20 20 20 20 20

item_3 Pearson Correlation .766** .897** 1 .897** .593** .889** .9

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000

N 20 20 20 20 20 20

item_4 Pearson Correlation .783** .888** .897** 1 .549* .881** .9

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .012 .000

N 20 20 20 20 20 20

item_5 Pearson Correlation .437 .549* .593** .549* 1 .796** .6

Sig. (2-tailed) .054 .012 .006 .012 .000

N 20 20 20 20 20 20

item_6 Pearson Correlation .759** .881** .889** .881** .796** 1 .9

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000


N 20 20 20 20 20 20

item_7 Pearson Correlation .830** .947** .945** .947** .646** .946**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .000

N 20 20 20 20 20 20

item_8 Pearson Correlation .367 .590** .498* .590** .140 .378 .5

Sig. (2-tailed) .111 .006 .025 .006 .556 .100

N 20 20 20 20 20 20

item_9 Pearson Correlation .426 .497* .563** .497* .293 .411 .5

Sig. (2-tailed) .061 .026 .010 .026 .209 .072

N 20 20 20 20 20 20

item_10 Pearson Correlation .582** .695** .711** .695** .518* .645** .7

Sig. (2-tailed) .007 .001 .000 .001 .019 .002

N 20 20 20 20 20 20

skor_total Pearson Correlation .817** .934** .936** .934** .650** .912** .9

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .000

N 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

R tabel dengan jumlah N=20 adalah sebesar 0,444. Adapun dasar pengambilan

keputusan yaitu sebagai berikut :

Jika R hitung > R tabel, maka instrumen dapat dikatakan valid, dan

Jika R hitung < R tabel, maka instrumen dapat dikatakan tidak valid.
Untuk menginterpretasikan dengan konsep yang lebih sederhana lagi, maka peneliti

klasifikasikan hasil data yang diolah dengan SPSS ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Angket Pola Asuh

No Item Rhitung R tabel 5% (n=20) Keterangan

1 0,563 0,444 Valid

2 0,470 0,444 Valid

3 0,470 0,444 Valid

4 0,563 0,444 Valid

5 0,454 0,444 Valid

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Angket Kecemasan

No Item Rhitung R tabel 5% (n=20) Keterangan

1 0,817 0,444 Valid

2 0,934 0,444 Valid

3 0,936 0,444 Valid

4 0,934 0,444 Valid

5 0,650 0,444 Valid

6 0,912 0,444 Valid

7 0,983 0,444 Valid

8 0,646 0,444 Valid

9 0,664 0,444 Valid

10 0,845 0,444 Valid


Hasil perhitungan uji validitas sebagaimana tabel-tabel diatas,menunjukkan bahwa

semua r hitung > r tabel pada nilai signifikansi 5%. Oleh karena itu,dapat disimpulkan

bahwa semua item dalam angket penelitian ini valid, sehingga dapat digunakan sebagai

instrumen penelitian.

4.3 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kekonsistensansian angket dalam

mengumpulkan data. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Uji

signifikan dilakukan pada taraf a = 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai

alpha lebih besar dari Rtabel (0,444). Adapun hasil uji reliabilitas yang diolah

menggunakan SPSS sebagaimana data dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Uji Reliabilitas Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.454 5

Adapun R tabel dengan jumlah N=20 adalah sebesar 0,444. Dasar pengambilan

keputusan dalam hal ini adalah jika Alpha > R tabel instrumen dapat dikatakan

konsisten/reliabel, dan jika Alpha < R tabel instrumen dikatakan tidak konsisten/tidak

reliabel. Nilai alpha dalam hasil pengolahan data oleh SPSS menunjukkan angka (0,454)

yang berarti angka tersebut > R Tabel (0,444). Dan angket dapat dikatakan reliabel atau

konsisten.
Tabel 4.7

Uji Reliabilitas Variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.953 10

Adapun R tabel dengan jumlah N=20 adalah sebesar 0,444. Dasar pengambilan

keputusan dalam hal ini adalah jika Alpha > R tabel instrumen dapat dikatakan

konsisten/reliabel, dan jika Alpha < R tabel instrumen dikatakan tidak konsisten/tidak

reliabel. Nilai alpha dalam hasil pengolahan data oleh SPSS menunjukkan angka (0,953)

yang berarti angka tersebut > R Tabel (0,444). Dan angket dapat dikatakan reliabel atau

konsisten.

Untuk menginterpretasikan dengan konsep yang lebih sederhana lagi, maka peneliti

klasifikasikan hasil data yang diolah dengan SPSS ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Variabel R x,y Rtabel 5% (n=20) Keterangan

X 0,454 0,444 Reliabel

Y 0,953 0,444 Reliabel

Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reabilitas angket X sebesar 0,454 dan Y

sebesar 0,953. Berdasarkan nilai koefisien reabilitas tersebut dapat disimpulkan


bahwa semua angket dalam penelitian ini reabilitas atau konsisten, sehingga dapat

digunakan sebagai instrumen penelitian (perhitungan selengkapnya pada lampiran)

4.4 Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel

yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Jenis hubungan antar variabel x dan y

dapat bersifat positif dan negatif. Adapun dasar pengambilan keputusan, jika nilai

signifikansi <0,05, maka berkorelasi. Jika nilai signifikansi >0,05,maka tidak berkorelasi.

Yang merupakan pedoman derajat hubungan adalah sebagai berikut :

- Nilai pearson correlation 0,00 s/d 0,20 = tidak ada korelasi

- Nilai pearson correlation 0,21 s/d 0,40 = korelasi lemah

- Nilai pearson correlation 0,41 s/d 0,60 = korelasi sedang

- Nilai pearson correlation 0,61 s/d 0,80 = korelasi kuat

- Nilai pearson correlation 0,81 s/d 1,00 = korelasi sempurna

Correlations

Pola_Asuh Kecemasan

Pola_Asuh Pearson
1 .287
Correlation

Sig. (2-tailed) .020

N 20 20

Kecemasan Pearson
.287 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .020


Correlations

Pola_Asuh Kecemasan

Pola_Asuh Pearson
1 .287
Correlation

Sig. (2-tailed) .020

N 20 20

Kecemasan Pearson
.287 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .020

N 20 20

Berdasarkan nilai signifikansi dari output diatas antara pola asuh (X) dengan

kecemasan (Y) nilai signifikansi 0,20 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang

signifikan dengan derajat hubungan korelasi lemah.

4.5 UJI CHI SQUARE

Uji Chi Square atau sering juga orang menyebutnya uji chi kuadrat bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara variabel yang terdapat pada baris dengan kolom.

Jenis data yang digunakan untuk uji chi square harus berbentuk data frekuensi, bukan

data yang berbentuk rasio ataupun skala.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji Chi Square dapat dilakukan dengan

melihat nilai output Chi Square Test hasil olah data dengan SPSS. Dalam

pengambilan keputusan kita dapat berpedoman pada dua hal, yakni membandingkan
nilai Asymp. Sig dengan batas kritis yakni 0,05 atau dapat dengan cara

membandingkan antara nilai chi square hitung dengan chi square tabel.

Melihat nilai Asymp.Sig :

1. Jika nilai Asymp.Sig < 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara

baris dengan kolom

2. Jika nilai Asymp.Sig > 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara baris dengan kolom.

Melihat nilai Chi Square :

1. Jika nilai Chi Square Hitung > Chi Square Tabel, maka terdapat hubungan

antara baris dengan kolom.

2. Jika nilai Chi Square Hitung < Chi Square Tabel, maka tidak terdapat

hubungan antara baris dengan kolom.

Output 1 :
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

X_1 * Y_1 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_2 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_3 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_4 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_5 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_6 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_7 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_8 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_9 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_1 * Y_10 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_1 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_2 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%


X_2 * Y_3 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_4 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_5 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_6 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_7 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_8 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_9 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_2 * Y_10 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_1 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_2 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_3 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_4 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_5 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_6 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_7 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_8 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_9 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_3 * Y_10 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_1 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_2 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_3 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_4 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_5 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_6 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_7 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_8 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_9 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_4 * Y_10 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_1 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_2 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_3 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_4 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_5 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_6 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_7 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_8 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%


X_5 * Y_9 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

X_5 * Y_10 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Case Processing Summary terdapat 20 data yang semuanya diproses (tidak ada data yang
missing atau hilang), sehingga tingkat kevalidannya 100%

Output 2 :

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 1.597a 2 .450

Likelihood Ratio 1.430 2 .489

Linear-by-Linear Association 1.361 1 .243

N of Valid Cases 20

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,40.

Pada bagian Pearson Chi Square terlihat nilai Asymp.Sig (2-sided) sebesar 0,450. Karena

nilai Asymp.Sig sebesar 0,450 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Artinya

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara X dan Y.

Anda mungkin juga menyukai