Anda di halaman 1dari 24

PT. WASKITA KARYA (PERSERO), Tbk.

MAKALAH
Sebagai persyaratan peningkatan status OJT menjadi PTT

Pemanfaatan Konsep Transfer Pricing Sebagai

Bentuk Sinergi Antara PT. Waskita Karya dan PT.

Waskita Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek

Civilwork of Jabung).

Rendra Septiano

150609922

15

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menjalankan on the job training (OJT)
dan menyelesaikan makalah ini selama bertugas pada Proyek Civilwork of
Jabung Headwork (Barrage). Adapun makalah yang berjudul
Pemanfaatan Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antara PT.
Waskita Karya dan PT. Waskita Beton Precast, ini menjadi salah satu
syarat dalam menyelesaikan masa OJT menjadi Pegawai PTT di PT.
Waskita Karya (Persero), Tbk.
Tak lepas dari berbagai hambatan, rintangan, dan kesulitan yang
muncul, namun berkat petunjuk dan bimbingan dari semua pihak yang
telah membantu, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sehubungan
dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah dan Ibu, yaitu Bapak Ishak Aziz dan Ibu Nelfia Adi yang
sudah mensupport saya sehingga bisa sampai dititik saat ini.
2. Keluarga besar Nurlelas yang juga menjadi motivasi saya
untuk tetap berkarya.
3. Bapak Ir. Munib Lusianto, MM. selaku Kadep DSMS berserta
staf
4. Bapak Ir. Ibnu Nouval selaku Kepala Divisi Regional Barat.
5. Bapak Ir. Jurianta selaku Kabag KSDMS Divisi Regional Barat
beserta Bapak Army Maulana Yusuf yang sudah bertanggung
jawab selama masa OJT ini.
6. Bapak Tujuanta Ginting, SE selaku Kabag Keuangan dan
Resiko Divisi Regional Barat berserta staf yang mengajarkan
sistem dan budaya kerja di Divisi Regional Barat.
7. Bapak Arvikho H Wibowo, ST. selaku Kepala Proyek Civilwork
of Jabung Headwork (Barrage) yang merangkap sebagai
pembimbing dalam proses OJT.

I
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

8. Bapak Berman Hamzah, SE. selaku Kasie. Keuangan dan SDM


Proyek Civilwork of Jabung Headwork (Barrage) yang juga
menjadi mentor pada masa training saya dan menjadi
pembimbing dalam penyusunan makalah ini.
9. Bapak Ardisa Putra selaku adkon dan Achmad Fauzi, ST.
selaku Kasie. Teknik yang juga memberi banyak masukan
dalam proses training dan penyelesaian makalah ini.
10. Bapak Lukman, Bapak Vicky dan segenap tim proyek Civilwork
of Jabung yang sangat ramah dan pengertian.
11. Keluarga Besar MT Waskita 2015 Batch 1 Berkarya Melalui
Waskita demi Nusa dan Bangsa atas kebersamaan dan
kekompakan selama menjalani masa OJT.
12. Dan semua pihak yang tidak bisa di sebutkan yang turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan, akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 20 Agustus 2015


Penulis

Rendra Septiano, SE.

II
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... I

DAFTAR ISI .................................................................................................. III

DAFTAR TABEL ........................................................................................... IV

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Maksud dan Tujuan .......................................................................... 2

C. Sistematika Penulisan ....................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Transfer Pricing ................................................................ 4

B. Tujuan Transfer Pricing ...................................................................... 5

C. Metode Transfer Pricing ..................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN

A. Permasalahan ..................................................................................... 8

B. Pemanfaatan Transfer Pricing............................................................. 9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

CURRICULLUM VITAE

III
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

DAFTAR TABEL

Table 1 Evaluasi Harga Penyedia Barang/ Jasa ............................................ 10

Table 2 Asumsi Perhitungan Laba PT. Waskita Beton Precast ...................... 11

Table 3 Asumsi Laba Proyek PT. Waskita Karya ........................................... 12

IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan bisnis yang berkesinambungan dan persaingan yang
tinggi membuat semua perusahaan di Indonesia mulai mengembangkan
semua potensi yang dimiliki. Profit-oriented menjadi mindset yang sangat
umum di dalam dunia bisnis. Hal ini membuat banyak perusahaan mulai
mencoba menguasai berbagai lini-bisnis yang terkait ataupun tidak terkait
dengan core-businessnya. Tentu saja berkaitan dengan penekanan biaya
seminimal mungkin dan meningkatkan laba semaksimal mungkin.
Pengembangan bisnis ke segala lini ini tentu saja akan menjadi
masalah apabila jenis kegiatan usaha yang dirintis bukanlah kegiatan
utama dari perusahaan. Pada UU No. 32 Tentang Wajib Daftar
Perusahaan pasal 1.b menjelaskan bahwa perusahaan adalah bentuk
usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-
menerus. Peraturan inilah yang menjadi halangan bagi perusahaan yang
ingin mengembangkan lini bisnis diluar core-businessnya. Solusi dari
permasalahan ini dengan mengharuskan perusahaan mendirikan sebuah
unit bisnis baru yang kepemilikannya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri
atau dikenal dengan anak perusahaan.
PT. Waskita Karya, (persero), tbk. merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang saat ini juga sedang mengembangkan dan
mencoba menguasai lini bisnis yang terkait dengan core-businessnya
yaitu, Konstruksi. Precast, Toll Road, Realty dan Energy menjadi contoh
bisnis baru yang saat ini mulai dirambah oleh PT. Waskita Karya.
Beberapa jenis usaha tersebut telah dituangkan dalam bentuk anak
perusahaan pada tahun 2014 yang lalu. Perusahaan tersebut adalah, PT.
Waskita Beton Precast, PT. Waskita Realty, PT. Waskita Toll Road, PT
Waskita Sangir Energy, dll. Pendirian anak perusahaan ini diharapkan

1
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

agar memberi sinergi yang positif pada induk perusahaan diberbagai


aspek.
Proyek Civilwork of Jabung Headwork (Baragge) adalah salah satu
proyek PT. Waskita Karya yang tengah menjajaki kerjasama dengan PT.
Waskita Beton Precast dalam hal pengadaan PC Girder. PC Girder ini
nantinya akan digunakan sebagai Operation and Maintanance (O&M)
Bridge pada bendungan yang saat ini sedang dilaksanakan. Proyek yang
bernilai Rp 88.678.800.000,- ini, mempertimbangkan PT. Waskita Beton
Precast menjadi opsi pertama dalam pengadaan PC Girder tersebut, demi
mewujudkan sinergi positif antar induk perusahaan dan anak perusahaan.
Namun, penawaran harga yang diberikan oleh PT. Waskita Beton
Precast tidak sesuai dengan prinsip yang dijelaskan dalam PW-
Procurement yaitu Efisien. Dimana PT. Waskita Beton Precast
memberikan penawaran harga yang sangat tinggi (terhadap APP ) serta
terdapat selisih harga yang cukup signifikan dengan penawaran harga dari
perusahaan lain. Hal ini membuat manajemen proyek Civil Work of
Jabung masih mempertimbangkan untuk mengajukan PT. Waskita Beton
Precast sebagai pemasok material yang dibutuhkan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengambil tema
Pemanfaatan Konsep Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar
PT. Waskita Karya dan PT. Waskita Beton Precast (Studi Kasus: Pada
Proyek Civilwork of Jabung).

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penulisan makalah ini adalah;
1. Menjelaskan konsep transfer pricing untuk mewujudkan sinergi
positif antara PT. Waskita Karya dan PT. Waskita Beton Precast
2. Menjelaskan manfaat dari konsep transfer pricing bagi PT.
Waskita Karya dan PT. Waskita Beton Precast.

2
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah;


1. Sebagai salah satu persyaratan peningkatan status pegawai
Management Trainee menjadi Pegawai Tidak Tetap.
2. Memberikan pertimbangan kepada managemen untuk
memaksimalkan kerjasama antar bisnis induk perusahaan dan
anak perusahaan terutama PT. Waskita Beton Precast.

C. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab I berisi latar belakang penulisan makalah, maksud dan
tujuan penulisan makalah, serta sistematika penulisan makalah
ini.
2. BAB II : LANDASAN TEORI
Bab II berisi tentang pengertian, tujuan dan metode transfer
pricing.
3. BAB III : PEMBAHASAN
Bab III berisi tentang pembahasan masalah yang terjadi dan
dampak yang muncul pada metode transfer pricing.
4. BAB IV : PENUTUP
Bab IV berisi tentang kesimpulan dari kajian yang dibahas pada
BAB III dan saran serta ide perbaikan atas kondisi yang
terimplementasikan saat ini.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Transfer Pricing


Transfer pricing diartikan Anthony and Govindarjan (2001) adalah
sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan. Dalam arti lain
Transfer Pricing adalah kebijakan suatu perusahaan dalam menentukan
harga jual atau harga beli khusus suatu transaksi antar divisi atau
perusahaan yang memiliki pertanggung jawaban laba yang sama.
Transfer pricing dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Intra - company transfer pricing
Intra company transfer pricing merupakan transfer pricing antar
divisi dalam suatu perusahaan.
2. Inter - company transfer pricing
Inter company transfer pricing merupakan transfer pricing
antara dua perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
Kedua perusahaan tersebut dapat berada dalam satu Negara (
domestic transfer pricing ) dan dapat juga berada di Negara
yang berbeda (international transfer pricing). Hubungan
istimewa yang dimaksudkan menurut UU PPh pasal 18 no. 4
adalah 1) Badan usaha yang mempunyai pernyertaan modal
langsung atau tidak langsung paling rendah 25% pada badan
usaha lain, atau hubungan antara badan usaha dengan
penyertaan paling rendah 25% pada dua badan usaha atau
lebih. 2) Badan usaha yang menguasai badan usaha lainnya
atau dua atau lebih badan usaha berada dibawah penguasaan
yang sama baik langsung maupun tidak langsung.
Transfer pricing dapat didefenisikan juga sebagai harga yang
diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer
barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Transfer pricing
biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate product)

4
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

yang merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok oleh


perusahaan penjual kepada perusahaan pembeli. Oleh karena itu transfer
pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga yang nantinya
bertujuan untuk menekan beban ataupun menurunkan dan menaikan
laba.

B. Tujuan Transfer Pricing


Tujuan penetapan harga transfer adalah untuk mentransmisikan data
keuangan diantara departemen-departemen atau divisi-divisi atau antar
perusahaan yang memiliki hubungan istimewa pada waktu mereka saling
menggunakan barang dan jasa satu sama lain (Mangoting, 2000). Selain
tujuan tersebut, transfer pricing terkadang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja di divisi dan memotivasi manajer divisi atau perusahaan penjual
untuk mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi atau
perusahaan penjual dan pembeli menuju keputusan yang serasi dengan
tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa


tujuan, antara lain:
1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit
usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya
dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita
(meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan
laba perusahaan).
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah, terutama pada penentuan
harga kesepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan
unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit,
harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga

5
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan
harga transfer menjadi hal yang sangat penting.

C. Metode Transfer Pricing

Metode dasar dari transfer pricing adalah bahwa harga transfer


sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk
tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Namun hal
tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya sedikit
perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan
metode-metode berikut:
1. Harga Transfer Berdasarkan Harga pasar (Market-Based
Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang Barang-
barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga
yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan
untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan
adalah harga yang sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah
jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua
barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar,
misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi
seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang
setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas
mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka
ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika
tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya
adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost-
based transfer price).

6
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer


Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer
atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam
memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini
relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.
Pertama, penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah
pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual tidak dapat
memproduksi dengan optiman sehingga menghasilkan biaya yang
lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan
pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai
harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba
dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang
berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang
bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya
berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya
penuh (full cost) dan biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus
markup).
3. Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan
memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga
transfer yang diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa
kelebihan. Pertama, pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan
konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi
cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba
potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.

7
BAB III
PEMBAHASAN

Pada Bab sebelumnya telah dijelaskan beberapa metode


penghitungan harga transfer. Adapun metode yang relevan dengan
pembahasan makalah ini adalah metode (b) harga transfer bedasarkan
biaya (Cost-Based Transfer Price) dan (c) harga transfer berdasarkan
negosiasi (Negotiated Transfer Price). Hal ini di karenakan produk yang
dihasilkan industri precast hanya tergantung pada BoQ suatu proyek dan
kemudian industri precast mengajukan penawaran harga terhadap BoQ
tersebut. Intinya tidak ada harga pasar yang tetap, melainkan hanya dapat
dibandingkan terhadap penawaran harga dari industri precast lainnya.
Sehingga metode (a) harga transfer berdasarkan pasar (Market-based
Transfer Price) tidak bisa digunakan.
Kemudian makalah ini hanya akan membahas transfer pricing
menggunakan metode (b) harga transfer berdasarkan biaya (Cost-Based
Transfer Price). Hal ini merujuk pada metode (c) harga transfer
berdasarkan negosiasi adalah kesepakatan antar kedua pihak dan tidak
bisa dilakukan pembahasan lebih lanjut.

A. PERMASALAHAN
Tingginya harga yang ditawarkan PT. Waskita Beton Precast
sebagai supplier/ vendor penyedia girder pada proyek Civilwork of Jabung
Headwork (Barrage), membuat sinergi antar induk dan anak perusahaan
terlihat belum baik. Berikut ditampilkan form penawaran harga sesuai
dengan PW-Procurement:

8
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

Tabel 1. Evaluasi Harga Penyedia Barang/ Jasa

Sumber: Adkon Civilwork of Jabung

Terlihat dari table diatas, penawaran yang di ajukan oleh PT.


Waskita Beton Precast adalah harga tertiggi di bandingkan dengan dua
pesaingnya. Selisih penawaran harga yang timbul antara PT. Waskita
Beton Precast dengan PT Indonesia Girder dan PT PPI adalah Rp.
764.940.000,- dan Rp. 327.162.000,-.

B. PEMANFAATAN TRANSFER PRICING


Kebijakan perusahaan dalam menentukan harga jual atau harga beli
khusus suatu transaksi antar divisi atau perusahaan yang memiliki
pertanggungjawaban laba yang sama adalah perlakukan dalam
menjalankan transfer pricing. Dapat diartikan bahwa PT. Waskita Beton
Precast membuat suatu kebijakan dalam menentukan harga jual khusus
ke PT. Waskita Karya, dimana harga tersebut dengan mengambil margin
yang tidak terlalu besar atau bahkan tidak mengambil margin sama sekali.

9
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

Sehingga beban PT. Waskita Karya relatif rendah dan memungkinkan PT.
Waskita Karya untuk menggunakan produk PT. Waskita Beton Precast.
Penerapan tranfer pricing pada kasus ini dapat dilakukan dengan
menggunakan metode transfer harga bedasarkan biaya (Cost-Based
Transfer Pricing). Metode ini dapat diterapkan dengan dua cara, yaitu
metode Full-Costing atau metode Full Costing plus Mark-Up. Untuk
metode Full-Costing berarti PT. Waskita Beton Precast hanya
membebankan harga pada PT. Waskita Karya sebesar harga pokok
produksi. Jadi keuntungan yang semula bisa didapat jika PT. Waskita
Beton Precast menjual sesuai margin, menjadi terakumulasi pada
keuntungan PT. Waskita Karya. Selanjutnya adalah metode full-costing
plus mark-up. Metode ini hampir sama dengan menjual dengan harga
sebenarnya, hanya saja margin yang diperoleh PT. Waskita Beton Precast
dibatasi jika melakukan penjual ke PT. Waskita Karya. Maksimal sama
dengan penawaran yang diajukan oleh supplier/vendor lainnya.
Berikut adalah contoh perhitungan dengan mengunakan transfer
pricing,
Tabel 2. Asumsi Perhitungan Laba PT. Waskita Beton Precast

Pada table 2 ditampilkan tiga perhitungan pendapatan PT. Waskita


Beton Precast jika, menggunakan metode konvensional, yaitu

10
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

diasumsikan mengambil margin 10% dari HPP, metode Full-Costing


Transfer Pricing, dimana PT. Waskita Beton Precast tidak mengambil
margin sama sekali dari penjual ke proyek PT. Waskita Karya, dan
metode Full-Costing Plus Mark Up Transfer Pricing, dimana PT. Waskita
Beton Precast mengambil keuntungan dibawah margin konvensional,
yaitu 5%. Untuk kejadian-kejadian lain seperti pendapatan dari eksternal,
beban-beban perusahan, bunga dan pajak diasumsikan sama. Pada
bunga dianggap tidak terdapat bunga atas pinjaman dan rate pajak yaitu
25%. Terlihat pada hasil akhir yaitu laba ditransfer ke induk perusahaan,
metode konvensional mendapatkan hasil yang lebih besar daripada
metode lainnya. Hanya jika proyek PT. Waskita Karya membeli produk
dari PT. Waskita Beton Precast.
Selanjutnya ditampilkan hasil perhitungan pendapatan proyek PT.
Waskita Karya menggunakan tiga metode diatas.
Tabel 3. Asumsi Perhitungan Laba Proyek PT. Waskita Karya

Tabel 3 diasumsikan PT. Waskita Karya hanya mempunyai satu


proyek dengan nilai 2 Milyar Rupiah. Dimana beban kontrak sementara
hanya dari PT. Waskita Beton Precast. Sehingga masing-masing
dibebankan senilai pendapatan internal PT. Waskita Beton Precast. Untuk
nilai bunga dan pajak dianggap sama, yaitu bunga atas pinjaman nol dan
pajak PPh final atas jasa kontruksi 3%. Dapat dilihat pada nilai laba yang

11
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

diperoleh PT. Waskita Karya menggunakan metode Full-Costing Transfer


Pricing menjadi yang paling tinggi. Hal ini di karenakan beban kontrak
yang disebabkan pembelian produk terhadap PT. Waskita Beton Precast
merupakan yang paling rendah. Kemudian jika ditambahkan dengan laba
yang ditransfer dari PT. Waskita Beton Precast, metode Full-Costing
Transfer Pricing tetap memperoleh hasil laba komprehensive yang paling
tinggi.
Disisi lain, jika dilihat dari sisi satu kesatuan, laba PT. Waskita Beton
Precast nantinya juga akan ditransfer ke induk perusahaan dalam laporan
keuangan konsolidasi. Sehingga margin PT. Waskita Beton Precast dari
transaksi internal juga akan kembali ke PT. Waskita Karya yang mana
dibebankan margin tersebut.
Pemanfaatan transfer pricing bukan hanya untuk mengurangi beban
PT. Waskita Karya pada transaksi internal, namun diharapkan juga dapat
menjadi image positif bagi PT. Waskita Beton Precast. Image positif yang
dimaksud adalah menanamkan nilai kepada kontraktor lain bahwa PT.
Waskita Karya menggunakan hasil produksi PT. Waskita Beton Precast
pada konstruksinya. Sekaligus menyatakan bahwa produk PT. Waskita
Beton Precast memiliki kualitas yang baik sehingga PT. Waskita Karya
selalu menggunakannya. Tentunya dengan persyaratan transaksi transfer
pricing menjadi rahasia internal. Sehingga diharapkan dengan
terbangunnya image positif tersebut PT. Waskita Beton Precast dapat
menjajaki pasar eksternal dengan menggunakan margin yang seharusnya
dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pasar eksternal.

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisis pada Bab
Pembahasan adalah:
1. PT. Waskita Beton Precast dapat melakukan transfer pricing
dengan membuat suatu kebijakan dalam menentukan harga
jual khusus ke PT. Waskita Karya, yang harga tersebut dengan
mengambil margin yang tidak terlalu besar atau bahkan tidak
mengambil margin sama sekali. Sehingga beban PT. Waskita
Karya relatif rendah dan memungkinkan PT. Waskita Karya
untuk menggunakan produk PT. Waskita Beton Precast.
2. Tingginya penggunaan produk PT. Waskita Beton Precast oleh
PT. Waskita Karya diharapkan dapat membangun image positif
di dunia kontruksi bahwa produk PT. Waskita Beton Precast
mempunyai kualitas yang baik. Sehingga diharapkan dengan
image ini PT. Waskita Beton Precast lebih dilirik oleh industri
konstuksi dan industri terkait agar dapat meningkatkan
penjualan ke pihak eksternal dan menaikan keuntungan PT.
Waskita Beton Precast dan juga PT. Waskita Karya secara
tidak langsung.
B. SARAN
Saran yang dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak
manajemen adalah sebagai berikut :
1. Menjajaki opsi transfer pricing untuk setiap transaksi internal
sehingga dapat memaksimalkan kapasitas produksi dan
memaksimalkan keuntungan induk dan anak perusahaan.
2. Menjadikan transfer pricing sebagai opsi atau sarana
pemasaran produk PT. Waskita Beton Precast dengan
membangun image produk yang dihasilkan memiliki kualitas
baik yang digunakan oleh PT. Waskita Karya.

13
Transfer Pricing Sebagai Bentuk Sinergi Antar PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast (Studi Kasus: Pada Proyek Civilwork of Jabung).
Rendra Septiano 150609922

3. Diharapkan adanya pejabat berwenang yang bertugas untuk


membangun sinergi atau mencari titik temu untuk menentukan
harga transfer antara PT. Waskita Karya dan PT. Waskita
Beton Precast

14
DAFTAR PUSTAKA

Anthony & Govindarajan. (2001). Management Control System.10th edition, Mc


GrawHill, Boston.

Mangotin, Yenni (2000). Aspek Perpajakan Dalam Transfer Pricing. Jurnal


Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 1,: 69 - 82
PENDIDIKAN FORMAL

Jurusan Akuntansi Program Studi S1 Internasional, 2010-2014


Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas.
Konsentrasi: Akuntansi Manajemen.
Skripsi: Effects of Intellectual Capital Performance to Companys
Financial Performance: An Empirical Study on Financial Sector Non-
Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange
IPK: 3.57 Skala: 4

SMA N 7 Padang 2007-2010


SMP N 7 Padang 2004-2007
SD N 02 Tanah Air Padang 1998-2004 DATA DIRI

PENDIDIKAN NON-FORMAL Nama Lengkap:


Rendra Septiano
Brevet Perpajakan A dan B, Program 2013-Sekarang Tempat, Tanggal Lahir:
Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi Bukittinggi, 06-09-1992

Universitas Andalas Jenis Kelamin:


Laki-Laki
Conversation in English Intermediate Level, Jan 2012-Juni 2012
Status Pernikahan:
LBA LIA Padang Belum Menikah
Conversation in English Elementary Level, July 2011-Des 2011 Kebangsaan:
Indonesia
LBA LIA Padang
Alamat:
PRESTASI/PENGHARGAAN Komplek Singgalang Blok A2
No. 14, Kelurahan Batang
Wisudawan Terbaik Fakultas Ekonomi Pada Wisuda IV Kabung Ganting, Kecamatan
Koto Tangah, Kota Padang.
Universitas Andalas pada November 2014
25172
Wisudawan Terbaik Program Internasional Pada Wisuda IV No. HP:
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas pada November 2014 085363444884

Bintang Aktifis Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Periode Email:


rendraseptiano@gmail.com
Wisuda IV 2014 yang diberikan oleh BEM KM Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas sebagai penghargaan atas kontribusi dalam
memajukan organisasi/ kegiatan mahasiswa di Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas pada November 2014
Outstanding Student at Level Conversation in English 2 diberikan
oleh LBA LIA PADANG pada Term IV/ 2011
Outstanding Student at Level Conversation in English 1 diberikan
oleh LBA LIA PADANG pada Term III/ 2011
PENGALAMAN KERJA

Maret 2015 - Sekarang, Management Trainee Bid. Keuangan PT. Waskita Karya (Persero),

Tbk.

Merupakan BUMN yang bergerak dibidang kontruksi . Saya bertanggung jawab untuk mengenal

visi, misi, budaya kerja, sistem kerja dan bisnis perusahaan serta memahami permasalahan yang ada.

Oktober 2013 - Oktober 2014, Announcer PT Radio SUSHI 99.1 FM Padang

Merupakan perusahaan media elektronik yang bergerak dibidang hiburan, berita, pengetahuan dan

budaya. Saya betanggung jawab untuk membawakan salah satu program yang bertujuan untuk

menghibur dan menemani kalangan menengah keatas khususnya wanita dalam beraktifitas di pagi

sampai siang hari dengan informasi yang bermanfaat.

Maret April 2013, Staff Biro Pengembangan Sistem Manajemen PT. Semen Padang

[Magang] Merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dibidang manufaktur pengolahan batu

kapur menjadi semen. Saya bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan manajer dalam

mempersiapkan laporan penelitian yang akan diberikan pada direksi perusahaan ataupun anak

perusahaan.

Agustus 2012 Mei 2014, Asisten Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Andalas

Saya bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan dosen dalam menyampaikan materi perkuliah

secara detail. Untuk itu saya diberikan kewajiban untuk mengajar 1 sks setiap minggu untuk minimal

8 kali pertemuan. Saya juga pernah diberi tanggung jawab untuk menyelenggarakan ujian dalam

bentuk evaluasi perkuliah selama satu semester.

PENGALAMAN ORGANISASI

2012 2013 Direktur Utama Pojok Bursa Efek Indonesia FE UA


Merupakan organisasi mahasiswa yang merupakan perpanjang tanganan BEI yang bergerak dibidang

edukasi dan fasilitator pasar modal di kalangan akademisi. Saya bertanggung jawab untuk tetap

menjaga pergerakan organisasi pada Visi dan Misi yang telah dicanangkan. Kemudian saya juga

bertanggung jawab menfasilitasi ide atau aspirasi anggota organisasi yang berjumlah 58 orang untuk

mengenalkan dunia pasar modal lebih luas lagi dalam bentuk event atau kegiatan sosial lainnya.
2011-2012 Staff Penelitian dan Pengembangan Pojok Bursa Efek Indonesia FE UA

Saya bertanggung jawab untuk melakukan riset mengenai pasar modal dan menfasilitasi anggota

untuk mempelajari dunia pasar modal. Saya juga pernah diberi tanggung jawab untuk melakukan

kegiatan simulasi trading saham untuk anggota Pojok BEI sebagai bentuk evaluasi pengetahuan dan

menarik minat dalam bermain saham.

PENGALAMAN KEPANITIAAN

2013 Ketua Koordinator Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata PPM Unand di Desa Rambai
Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman.

Jumlah anggota 17 orang. Program ini merupakan bentuk pengabdian mahasiswa pada masyarakat.

Saya bertanggungjawab untuk memastikan program kerja yang sudah direncanakan dapat terlaksana.

2012 Koordinator Lapangan pada Orientasi Pengenalan dan Bina Minat BAKTI Fakultas

Ekonomi Universitas Andalas.

Jumlah anggota 146 orang. Merupakan kegiatan wajib pada awal kuliah dalam mengenalkan dan

membina mahasiswa baru untuk menjalanin perkuliahan. Saya bertanggung jawab untuk memanage

agar terselenggaranya kegiatan sesuai dengan rencana.

2011 Koordinator Acara Accountino CUP 2011

Beranggotakan 20 orang. Merupakan kegiatan perlombaan olahraga antar mahasiswa akuntansi yang

mengangkat 10 cabang perlombaan. Saya bertanggung jawab untuk merancang cabang perlombaan

berserta aturan dan jadwal dari tiap-tiap pertandingan serta realisasi dari jadwal yang telah disetujui

bersama.

2010 Kepala Sekretariat Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Barat ke XI cabang Dayung di

Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Beranggotakan 3 orang. Saya bertanggung jawab dalam semua urusan administrasi dan hubungan

antara panitia, official dan peserta lomba pada perlombaan.


TRAINING/SEMINAR/WORKSHOP

2014 Australia National University-Indonesia Gifted Research Program Sebagai Peserta

Merupakan Training yang diberikan oleh dosen-dosen terbaik Australia National University untuk

menumbuhkan minat dalam melakukan penelitian.

2013 Leadership Development Djarum Beasiswa Plus Batch 7 Periode 2012-2013 Sebagai

Peserta

Merupakan training yang diberikan oleh Djarum Foundation kepada penerima Djarum Beasiswa Plus

untuk memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat menjadi sosok pemimpin.

2013 Character Building Djarum Beasiswa Plus Batch 3 Periode 2012-2013 Sebagai Peserta

Merupakan Training yang diberikan oleh Djarum Foundation kepada penerima Djarum Beasiswa Plus

dalam membentuk karakter dan pribadi yang siap untuk bersaing.

2011 Sekolah Pasar Modal Tingkat Basic dan Intermediate Sebagai Peserta

Merupakan Sebuah Training yang diberikan oleh trainer BEI untuk mengenalkan dan mengedukasi

masyarakat tentang pasar modal.

KETERAMPILAN OPERASIONAL MINAT/HOBI


Bahasa Membaca terutama berita kejadian terbaru
Indonesia, Inggris. Bernyanyi dan Bermain Gitar
Komputer Membawakan Acara (MC)
Microsoft Office, Paint, Browser. Sharing

Anda mungkin juga menyukai