Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 9

Populasi : Faktor-Faktor Utama Yang Mempengaruhi Populasi Dan


Penyebarannya

2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Populasi


Di dalam sebuah populasi, ada dua faktor besar yang mempengaruhi populasi yaitu
1. Faktor jumlah : sebuah populasi bisa hidup dengan ideal dan berlanjut aman jika
jumlah yang ada masih tergolong ideal. Faktor jumlah ini sebenarnya tidak bisa
lepas dari faktor lingkungannya. Semakin ideal jumlah anggota dalam sebuah
kelompok, semakin tinggi pula tingkat keamanan dan kelangsungan hidup yang
bisa diraih. Jika jumlah suatu kelompok semakin lama semakin berkurang, maka
hal itu bisa merupakan tanda-tanda kepunahan.
Misalnya, jumlah komodo di dunia ini yang semakin lama semakin sedikit, maka
perlu diadakan upaya pelestariannya sehingga populasi komodo tidak akan
mengalami kepunahan.
2. Faktor lingkungan : Semakin baik lingkungan, semakin bagus pula jumlah populasi
yang ada. Lingkungan disini mencakup ketersediaan jumlah makanan, predator
atau pemangsa, persaingan antara sesama makhluk hidup berjenis sama atau pun
berbeda, iklim atau cuaca, dan juga adanya sebuah penyakit.
Misalnya pada manusia misalnya, selama persediaan air dan sumber-sumber
makanan di dunia ini masih banyak sehingga tidak akan terjadi perebutan yang
tidak sehat, iklim dan cuaca yang masih bersahabat dengan keadaan tubuh
manusia, dan tidak adanya wabah penyakit yang menyerang secara besar-besaran,
maka populasi di dunia ini masih akan terus bisa bertahan.

2.2. Penyebaran Populasi Dan Pola Penyebaran Populasi


Penyebaran populasi merupakan pergerakan individu ke dalam atau keluar dari
populasi. Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari
tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum menempatinya.
Penyebaran populasi dapat disebabkan karena dorongan mencari makanan,
menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim, terbawa air/angin, kebiasaan kawin
dan faktor fisik lainnya (Anonim, 2011).

1
Populasi sebagai suatu individu yang dinamis dapat bertumbuh dalam perjalanan
ruang dan waktu. Penanaman populasi dapat mengalami kenaikan atau penyusutan
kepadatannya, tergantung pada kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidupnya. Bila
daya dukung lingkungan tidak mendukung suatu kepadatan populasi, maka kepadatan
populais dapat mengalami penyusutan, sebaliknya jika daya dukung lingkungan itu
menunjang, sehingga kebutuhan populasi akan makanan, habitat serta kebutuhan lain
terpenuhi maka akan meningkatkan populasi. Dengan kata lain adanya interaksi-interaksi
antar individu di dalam populasi itu maupun dengan individu lain dari luar populasi maka
populasi merupakan suatu kesatuan yang dinamis yang dikenal dengan istilah seleksi
alam (Resosoedarmo, 1990).
Ruang dan tersedianya bahan-bahan yang diperlukan jenis untuk hidupnya
berpengaruh terhadap pertumbuhan populasi. Pertumbuhan cenderung untuk melaju terus
dengan cermat apabila ruang dan bahan-bahan berlimpah, dan akan mundur apabila kedua
faktor tersebut berkurang yang kemudian akan mendatar bila ruang dan bahan-bahan
menjadi terbatas (Heddy, 1986).
Penyebaran populasi dalam suatu ekosistem dapat terjadi melalui tiga pola yaitu
(Umar, 2011) :
1) Emigrasi, yaitu pergerakan individu keluar daerah populasinya ke tempat
lainnya dan tinggal secara permanen.
2) Imigrasi, yaitu pergerakan individu dari suatu daerah populasi lainnya dan
tinggal secara permanen.
3) Migrasi, yaitu pergerakan secara dua arah suatu individu dari suatu daerah
ke daerah populasi lainnya secara periodik.
Penyebaran individu-individu di dalam populasi dapat menyebar dalam tiga pola
yaitu (Umar, 2011) :
1) Penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada
tempat tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan
yang keras sehingga timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang
hidup yang sama.
2) Penyebaran secara acak (random), dimana individu-individu menyebar
dalam beberapa tempat dan mengelompok dalam tempat lainnya.
Penyebaran ini jarang terjadi, hal ini terjadi jika lingkungan homogen.
3) Penyebaran berkelompok/berumpun (clumped), dimana individu-individu
selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri

2
secara terpisah. Pola ini umumnya dijumpai di alam, karena adanya
kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama.
Dari ketiga kategori ini, rumpun/berkelompok adalah pola yang paling sering
diamati di alam dan merupakan gambaran pertama dari kemenangan dalam keadaan yang
disukai lingkungan. Pada tumbuhan penggerombolan disebabkan oleh reproduksi
vegetatif, susunan benih lokal dan fenomena lain. Dimana benih-benih cenderung
tersusun dalam kelompok. Pada hewan-hewan tingkat tinggi, agregasi dapat disebabkan
oleh pengelompokan sosial. Penyebaran seragam sering terjadi di alam baik diantara
hewan-hewan tingkat rendah dimana adanya seekor hewan tidak memberikan pengaruh
terhadap adanya hewan lain dengan jenis yang sama. Pada tumbuhan, penyebaran acak
seperti ini adalah umum dimana penyebaran benih disebabkan angin (Michael, 1994).
Populasi cenderung diatur oleh komponen-komponen fisik seperti cuaca, arus air,
faktor kimia yang membatasi pencemaran dan sebagainya dalam ekosistem yang
mempunyai keanekaragaman rendah atau dalam ekosistem yang menjadi sasaran
gangguan-gangguan luar yang tidak dapat diduga, sedangkan dalam ekosistem yang
mempunyai keanekaragaman tinggi, populasi cenderung dikendalikan secara biologi dan
seleksi alam.Faktor negatif ataupun positif bagi populasi adalah , Ketidaktergantungan
pada kepadatan (density independent), apabila pengaruhnya tidak tergantung dari
besarnya populasi. Contohnya iklim sering kali, tetapi tidak berarti selalu.
Ketergantungan pada kepadatan (density dependent), apabila pengaruhnya pada populasi
merupakan fungsi dari kepadatan. Contohnya faktor biotik (persaingan, parasit, dan
sebagainya) tetapi tidak selalu (Odum,1993).
Populasi dapat konstan dapat pula berfluktuasi atau dapat pula meningkat atau
menurun terus. Perubahan-perubahan demikian merupakan fokus utama ekologi populasi.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh empat faktor yang saling mempengaruhi, yaitu
kelahiran (natality), kematian (mortality) dan migrasi (emigrasi dan imigrasi) (Mc
Naughton, 1990).
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-
kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan
kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang
menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan
tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di
sebut deme. Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa populasi merupakan totalitas
semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun

3
kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan
jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Nurhidayah, 2011).

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyebaran Populasi

1. Makanan
Makanan diperlukan untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktivitas.
Selain itu, makanan juga berperan dalam proses regenerasi sel-sel, pembentuk tubuh
dan menjaga stabilitas cairan tubuh.
2. Perilaku sosial (pada hewan)
Perilaku sosial pada hewan berhubungan dengan interaksi soasil antara hewan yang
ada di suatu tempat. Hal ini berkaitan dengan keberadaan pradator disuatu tempat
dimana akan menjadi faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi.

3. Temperatur/suhu
Temperatur merupakan faktor lingkungan yang dapt menembus dan menyebar
ke berbagai tempat. Temperatur dapat berpengaruh terhadap hewan dalam proses
reproduksi,metabolisme serta aktivitas hidup lainnya. Suhu optimum adalah batas
suhu yang dapatditolerir oleh hewan, lewat atau kurang dari suhu tersebut
menyebabkan hewan terganggu bahkan menuju kematian karena tidk tahan
terhadap suhu. Hewan dapat hidup dengan baik pada suhu optimum, yaitu antara
10 C-38C. Pada umumnya hewan tingkat tinggi tidak dapat hidup pada suhu di
bawah 0C dan di atas 40C. Hal ini berhubungan dengan kerja enzim pada proses-
proses fisiologi hewan.
4. Cahaya
Hewan membutuhkan cahaya untuk membantu proses penulangan (osifikasi).
Cahaya matahari mengubah provitamin D menjadi vitamin D, sehingga tulang kuat
dan tumbuh sempurna. Cahaya juga dapat mempengaruhi hewan, misalnya warna
tubuh, gerakan hewan dantingkah laku.
5. Tanah
Bagi hewan tanah adalah substrat sebagai tempat berpijak dan tempat tinggal,
kecuali hewan yang hidup di dalam tanah. Kondisi tanah yang berpengaruh terhadap
hewan tersebut adalah kekerasannya.Faktor dalam tanah yang mempengaruhi

4
kehidupan hewan tanah antara lainkandungan air (drainase), kandungan udara
(aerase), suhu, kelembaban serta sisa-sisa tubuhtumbuhan yang telah lapuk. Jika
tanah banyak mengandung air maka oksigen di dalam tanah akan berkurang dan
karbondioksidanya akan meningkat.
6. Air
Air sangat menentukan kondisi lingkungan fisik dan biologis hewan. Perwujudan
air dapat berpengaruh terahadap hewan. Misalnya jika air dalam tubuh hewan akan
berubah menjadi dingin atau membeku karena penurunan suhu lingkungan,
menyebabkan sel dan jaringan tubuh akan rusak dan metabolosme tidak akan bejalan
noremal, sebaliknya penguapan air yan berlebihan dari dalam tubuh hewan
menyebabkan tubuh kekurangan air.

7. pH
Setiap hewan memiliki kadar ketahanan yang relatif sama pada derajat keasaman
pada pH normal. Jika hewan berada pada kondisi di atas pH normal, maka proses
metabolisme akan terganggu. Pengaruh pH terhadap organisme terjadi melalui 3
cara, yaitu; 1) secara langsung,mengganggu osmoregulasi, kerja enzim dan
pertukaran gas di respirasi, 2) tidak langsung,mengurangi kualitas makanan yang
tersedia bagi organisme, 3) meningkatkan konsentarasiracun logam berat terutama
ion AI.Di lingkungan daratan dan perairan, pH menjadi faktor yang sangat
berpengaruhterhadap kehidupan dan penyebaran organisme. Toleransi hewan yang
hidup di lingkunganair umumnya pHnya bervartiasi.
8. Salinitas
Salinitas adalah kondisi lingkungan yang menyangkut konsentrasi garam
dilingkungan perairan dan air yang terkandung di dalam tanah. Di lingkungan
perairan tawar,air cenderung meresap ke dalam tubuh hewan karena salinitasi air
lebih renadah daripadacairan tubuh. Hewan yang hidup di phabitat laut umumnya
bersifat isotonic terhadapsalinitas air laut sehingga tidak ada peresapan air ke dalam
tubuh hewan.

5
6
7

Anda mungkin juga menyukai