Anda di halaman 1dari 82

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


DEPRESI PADA PASIEN PASCA STROKE DI RSUD
PIDIE JAYA KABUPATEN PIDIE JAYA

OLEH :

CHAIRUL HAMNA
NIM. 1307201061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2017
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


DEPRESI PADA PASIEN PASCA STROKE DI RSUD
PIDIE JAYA KABUPATEN PIDIE JAYA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

OLEH :

CHAIRUL HAMNA
NIM. 1307201061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2017
Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Muhammadiyah
Lhokseumawe
Skripsi, Oktober 2017

CHAIRUL HAMNA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Pada Pasien Pasca


Stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2017

Abstrak

Stroke merupakan serangan otak yang timbul mendadak akibat tersumbat


atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan masalah kesehatan yang
besar dalam kehidupan modern saat ini. Depresi pasca stroke dipengaruhi oleh
faktor usia, lama menderita stroke dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi pada pasien
pasca stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya.
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan crossectional. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 35 orang penderita stroke dengan teknik accidental
sampling. Penelitian ini dilakukan di RSUD Pidie Jaya dengan menggunakan
lembar kuesioner. Analisa statistik yang digunakan uji chi square.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara usia dengan depresi pada pasien pasca stroke di
RSUD Pidie Jaya dengan nilai (0,002), ada hubungan yang signifikan antara
lama menderita stroke dengan depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie
Jaya dengan nilai (0,002), ada hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga dengan depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya dengan
nilai (0,002).
Diharapkan petugas kesehatan memperhatikan aspek psikososial pada
penanganan pasien paska stroke agar dapat mengantisipasi terjadinya depresi
paska stroke serta.

Kata Kunci : Usia, Lama Menderita Stroke, Dukungan Keluarga, Depresi


Daftar Bacaan : 14 buku bacaan (2008-2016) + 8 jurnal (2008-2016)

v
Nursing Science Program
STIKes Muhammadiyah
Lhokseumawe
Thesis, October 2017

CHAIRUL HAMNA

Factors Associated With Depression in Post-Stroke Patients in Pidie Jaya


Hospital Pidie Jaya District 2017

Abstract

Stroke is a sudden brain attack caused by clogging or rupture of blood


vessels of the brain. Stroke is a major health problem in modern life today. Post-
stroke depression is affected by age, long stroke and family support. This study
aims to determine the factors associated with depression in patients post-stroke in
Pidie Jaya Hospital Pidie Jaya District.
This research is analytical with crossectional approach. The sample in
this study amounted to 35 people with stroke accidental sampling technique. This
research was conducted in RSUD Pidie Jaya by using questionnaire. Statistical
analysis used chi square test.
Based on the results of the study, it can be concluded that there is a
significant relationship between age with depression in post-stroke patients in
Pidie Jaya Hospital with a value of (0.002), there is a significant relationship
between the long suffering stroke with depression in post-stroke patients in RSUD
Pidie Jaya with value (0.002), there was a significant relationship between
family support and depression in post-stroke patients at Pidie Jaya Hospital with
(0.002).
It is expected that health workers pay attention to the psychosocial
aspects in the handling of post-stroke patients in order to anticipate the
occurrence of post-stroke depression as well.

Keywords : Age, Long Suffering Stroke, Family Support, Depression


Reading List : 14 reading books (2008-2016) + 8 journals (2008-2016)

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi pada pasien

pasca stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya. Shalawat dan salam

semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya karena berkat

perjuangan mereka kita dapat mengecap manisnya ilmu pengetahuan.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat dan beban studi untuk memperoleh

gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Lhokseumawe. Untuk dapat menyelesaikan Skripsi ini, penulis

telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan secara langsung maupun tidak

langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Bapak Ibrahim, SKM, M.Kes selaku Ketua STIKes Muhammadiyah

Lhokseumawe.

2. Ibu Ns. Jufrizal, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe .

3. Ibu Ns. Inong Sri Rahayu, M.Kep selaku pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan skripsi ini

sehingga dapat selesai dengan baik.

vi
4. Bapak dr. Rizal selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

dan pemikiran dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat selesai

dengan baik.

5. Bapak Ns. Mursal, M.Kep selaku penguji I dan Ibu Ns. Ida Suyawati, M.Kep

selaku penguji II yang telah memberikan kritikan dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh staf dan dosen pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Lhokseumawe yang telah membantu peneliti sejak awal

sampai akhir perkuliahan.

7. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah membantu mendoakan dan

memberikan motivasi.

8. Rekan-rekan seperjuangan yang turut memberikan semangat baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan

dan kelemahan baik dari segi penyajian, bahasa maupun dari segi materi. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan

kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan

tulisan ini.

Lhokseumawe, Oktober 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL LUAR
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA ..................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3. Tujuan ........................................................................................................ 6
1.4. Manfaat ...................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Konsep Depresi .......................................................................................... 8
2.2. Konsep Stroke ............................................................................................ 14
2.3. Konsep Resiko Stroke Dengan Depresi ..................................................... 21
2.4. Kerangka Teoritis ....................................................................................... 22

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN


3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................... 23
3.2. Hipotesis .................................................................................................... 23
3.3. Definisi Operasional .................................................................................. 24

BAB IV METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN


4.1. Desain Penelitian........................................................................................ 25
4.2. Populasi dan Sampel .................................................................................. 25
4.3. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 26
4.4. Etika Penelitian .......................................................................................... 26
4.5. Instrumen Penelitian .................................................................................. 28
4.6. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 31
4.7. Pengolahan Data ........................................................................................ 32
4.8. Analisa Data ............................................................................................... 33

ix
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 35
5.2. Hasil Penelitian ................................................................................... 36
5.3. Pembahasan ........................................................................................ 40
5.4. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 45
6.2. Saran ................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................ 25

Tabel 5.1 Ruang RSUD Pidie Jaya ......................................................................... 35

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Demografi ...................... 36

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Usia Responden .................................................... 36

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Lama Menderita Stroke ........................................ 37

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga .............................................. 37

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Depresi Pasca Stroke ............................................ 37

Tabel 5.7 Hubungan Usia Dengan Kejadian Depresi Pasca Stroke ........................ 38

Tabel 5.8 Hubungan Lama Menderita Stroke Dengan Kejadian Depresi Pasca
Stroke ...................................................................................................... 38

Tabel 5.9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Depresi Pasca


Stroke ...................................................................................................... 39

xi
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori ................................................................................... 22

Skema 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 23

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Responden

Lampiran 2 : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembaran Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal dari STIKes Muhammadiyah

Lampiran 5 : Surat Selesai Pengambilan Data Awal dari RSUD Pidie Jaya

Lampiran 4 : Master Tabel Hasil Uji Instrumen

Lampiran 5 : Hasil Uji Instrumen

Lampiran 6 : Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 7 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Lampiran 8 : Crosstab Hasil Uji Chi Square

Lampiran 9 : Surat Izin Uji Instrumen dari STIKes Muhammadiyah

Lampiran 10 : Surat Selesai Uji Instrumen dari RSUD Cut Meutia

Lampiran 11 : Surat Izin Penelitian dari STIKes Muhammadiyah

Lampiran 12 : Surat Selesai Penelitian dari RSUD Pidie Jaya

Lampiran 13 : Pernyataan Etika

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke merupakan serangan otak yang timbul mendadak akibat tersumbat

atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan masalah kesehatan yang

besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya terus meningkat

setiap tahun bukan hanya menyerang usia tua tetapi juga mereka yang berusia

muda dan produktif (Asmawati, dkk. 2009).

Kejadian stroke menurut American Heart Asotiation (AHA) 2013 kejadian

kematian karena stroke mencapai 23% dari jumlah penderita stroke. Rata-rata

setiap 4 menit terjadi kematian yang diakibatkan stroke. Dari jumlah total

penderita stroke di Indonesia, sekitar 2,5% atau 250 ribu orang meninggal dunia

dan sisanya cacat ringan maupun berat. Penderita stroke di Indonesia disebabkan

iskemik sebesar 52,9%, perdarahan intraserebral (hemoragik) 38,5%, emboli 7,2%

dan perdarahan subaraknoid 1,4% (Dinata, dkk, 2013).

Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun 500.000 penduduk terkena

serangan stroke Sekitar 2,5% atau 125.000 meninggal dan sisanya cacat ringan

maupun berat. Stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit mematikan

setelah penyakit jantung dan kanker dan merupakan urutan pertama penyebab

kematian di Rumah Sakit. Di Indonesia, data yang valid tentang stroke belum ada

(Asmawati, dkk. 2009).

Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) jumlah penderita stroke di

Indoneisa tahun 2007 usia 45-54 sekitar 8 persen, sedangkan pada tahun 2013

1
2

mencapai 10 persen. Selanjutnya jumlah penderita stroke usia 55-64 tahun pada

Riskesdas 2007 sebanyak 15 persen, sedangkan pada Riskesdas 2013 mencapai 24

persen. Pada Riskesdas 2013 jumlah penderita stroke pada usia 15-24 tahun sudah

ada yakni 0,2 persen dan ini termasuk tinggi (Riskesdas, 2013).

Stroke menyebabkan kecacatan fisik dan hilangnya fungsi fisik seperti

kelumpuhan dan gangguan komunikasi. Hal tersebut menimbulkan dampak

terhadap psikologis seperti kecemasan dan perubahan konsep diri. Depresi

merupakan gangguan neuropsikiatri yang paling banyak terjadi pada klien pasca

stroke sekitar 35% mengalami depresi. Penelitian oleh Scuber, et al., ditemukan

hampir 50%-80% kasus depresi yang dibawah diagnosis oleh non-pskiatri dan

psikiater. Depresi adalah meliputi 5 komponen gejala yaitu gejala afektif,

motivasi, kognitif, perilaku dan fisik. Klien depresi cenderung memandang

dirinya, pengalamannya dan masa depannya dengan cara yang negatif. Beberapa

penelitian menunjukan bahwa penanganan depresi akan memperbaiki prognosis

penyakit, meningkatkan kualitas hidup klien, dan mengurangi beban yang

dirasakan oleh klien (Biantoro, dkk. 2010).

Pasien stroke juga mengalami gangguan persepsi dengan ketidakmampuan

untuk menginterprestasikan sensasi baik berupa visual, spasial maupun sensori.

Selain itu juga kerusakan pada fungsi kognitif dan efek psikologis berupa

kapasitas memori atau fungsi intelektual. Sehingga disfungsi ini menyebabkan

lapang pandang terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi.

Hal ini menyebabkan pasien frustasi dalam program rehabilitasi mereka.

Kerusakan kognitif yang meliputi hilangnya ingatan, kesulitan dalam


3

berkonsentrasi dan gangguan emosional lainnya juga akan membuat pasien

menghindar atau menolak teman bahkan keluarga mereka (Hayulita & Sari,

2014).

Penyebab depresi dapat berupa sebab-sebab dari luar individu maupun

dari dalam individu. Seseorang bisa jatuh dalam keadaan depresi apabila tidak

mampu menanggulangi stressor psikososial yang dialaminya. Gejala depresi dapat

dialami pada orang yang mengalami stroke yang disebut depresi pasca stroke.

Prevalensi depresi pada pasien stroke mencapai 40-60% dalam bulan pertama

setelah terjadi stroke Depresi pasca stroke terjadi pada 11-68% penderita pasca

stroke dan 50-80% kasus depresi pasca stroke tidak terdiagnosa oleh dokter non

psikiater. Prevalensi depresi pasca stroke pada fase akut dan pada 1 tahun pertama

stroke mencapai 25-31% (Asmawati, dkk. 2009).

Faktor umur seseorang, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan,

sosial ekonomi, lamanya sakit, dan stres merupakan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap meningkatnya atau menurunnya frekuensi depresi pada

seseorang, disamping faktor fisiologik (seperti kelainan hormonal, nutrisi,

elektrolit, efek obat-obatan, kelainan fisik yang multipel yang diakibatkan oleh

penyakit-penyakit serebral/ sistemik). Data demografi yang berhubungan dengan

depresi diantaranya adalah jenis kelamin, umur, ras, pendapatan, tingkat

pendidikan dan wilayah tempat tinggal (Biantoro, dkk. 2010).

Masalah depresi pada pasien stroke akan membuat penderita bertambah

parah dan bertambah susah untuk merehabilitasinya apalagi menyembuhkannya.

Depresi sangat menguras tenaga energi psikis secara sia-sia yang jika diolah
4

secara positif dapat digunakan untuk penyembuhan. Depresi akan memperlambat

proses penyembuhan, mengganggu memperberat gejala program rehabilitasi,

fisik, dan meningkatkan angka kematian. Dengan penanganan yang baik, meliputi

pemberian anti depresan, konseling, serta dukungan seluruh keluarga, depresi

akan sembuh 70% (Asmawati, 2009).

Depresi menurut WHO (World Health Organization) pada kasus parah,

depresi dapat menyebabkan bunuh diri. Sekitar 80% lansia depresi yang menjalani

pengobatan dapat sembuh sempurna dan menikmati kehidupan mereka, akan

tetapi 90% mereka yang depresi mengabaikan dan menolak pengobatan gangguan

mental tersebut. Prevalensi depresi di dunia pada populasi lansia diperkirakan 1-

2%, prevalensi perempuan 1,4% dan laki-laki 0,4%. Suatu penelitian

menunjukkan variasi prevalensi depresi pada lansia antara 0,4-35%, rata-rata

prevalensi depresi mayor 1,8%, depresi minor 9,8%, dan gejala klinis depresi

nyata 13,5%. Sekitar 15% lansia tidak menunjukkan gejala depresi yang jelas dan

depresi terjadi lebih banyak pada lansia yang memiliki penyakit medis (Irawan,

2013).

Prevalensi stroke di Provinsi Aceh berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

sebesar 6,6% dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar

10,5%. Jadi, sebanyak 62,8% penyakit stroke telah terdiagnosis oleh tenaga

kesehatan. Prevalensi penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke terlihat

meningkat seiring peningkatan umur responden. Prevalensi stroke pada laki-laki

lebih tinggi daripada perempuan. Prevalensi Stroke berdasarkan terdiagnosis

dokter dan gejala tertinggi terdapat di Kota Sabang (29,8%), diikuti


5

Lhokseumawe (19,2%) dan Bireuen sebanyak (18,2 %) (Riskesdas Provinsi Aceh,

2013).

Peneliti telah melakukan pengambilan data awal di RSUD Pidie Jaya

Kabupaten Pidie Jaya pada Kamis tanggal 09 Agustus 2017 diperoleh data jumlah

kunjungan penderita stroke 42 orang pada bulan Januari sampai dengan Juli 2017.

Setelah dilakukan wawancara didapat dari 12 orang responden 5 diantaranya yang

depresi ringan; merasa sangat sedih dengan penyakitnya, merasa masa depannya

tidak punya harapan lagi, merasa mudah terganggu dengan masalah apapun,

sering menangis lebih dari biasanya, sulit untuk membuat keputusan, tidak dapat

mengerjakan apapun sama sekali, selera makan tidak sebaik biasanya, kehilangan

berat badan, dan sangat mengkhawatirkan masalah fisiknya dan 7 responden

depresi berat; mengalami gangguan pada kemampuan fisiknya dalam melakukan

kegiatan sehari-hari serta kurangnya dukungan keluarga dalam menghadapi

penyakitnya. Klien kebanyakan semenjak terserang stroke sudah tidak mampu

bekerja lagi. Selanjutnya, 4 orang berusia 36-45 tahun dan 8 orang diantaranya

berusia 46-55 tahun. Dari 12 orang responden 8 diantaranya telah menderita

stroke > 6 bulan berusia 46-55 tahun 6 orang dengan depresi sedang dan berusia

36-45 tahun 2 orang dengan depresi sedang. Sedangkan 5 orang menderita stroke

< 6 bulan berusia 46-55 tahun dengan depresi ringan.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, diperoleh bahwa dampak dari

penyakit stroke dapat menyebabkan penderita mengalami depresi dikarenakan

penyakit stroke merupakan penyakit yang penyembuhannya memerlukan waktu


6

lama dan kesembuhan yang terjadi tidak 100%. Hal ini dikarenakan penyakit

stroke menyebabkan kematian dan kecacatan. Oleh karena beratnya akibat

menderita stroke serta fenomena dan hasil penelitian yang ada maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja faktor-faktor yang

berhubungan dengan depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya

Kabupaten Pidie Jaya.

1.3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi

pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui hubungan faktor usia dengan depresi pada pasien pasca

stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya.

2) Untuk mengetahui hubungan faktor lamanya menderita stroke dengan

depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie

Jaya.

3) Untuk mengatahui hubungan faktor dukungan keluarga dengan depresi

pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis

Sebagai bahan informasi bagi kepentingan dan tambahan kepustakaan

dalam mengembangkan ilmu di STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe. Sebagai


7

sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu yang telah diberikan dan

diterima dalam rangka pengembangan kemampuan diri dan sebagai syarat dalam

menyelesaikan studi di STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi untuk menambah

wawasan dalam bidang keperawatan jiwa tentang kejadian depresi pasca stroke

dan sebagai bahan masukan kepada penderita agar dapat mengatasi depresi yang

dialaminya.

.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Depresi

2.1.1 Pengertian Depresi

Krishna (2010) depresi merupakan manifestasi salah satu perasaan gundah

dan cemas yang berkelanjutan tersebut. Depresi bisa memperlihatkan gejala-gejala

yang berbeda tergantung dari faktor yang melatar belakanginya.

Depresi adalah kondisi kesehatan mental yang tersebar luas. Depresi

merupakan masalah social dan pribadi yang signifikan. Ada dua klasifikasi

besar dari depresi klinis; biologis (mengakar dalam kimia tubuh dan

membutuhkan pengobatan) dan psikologis (berdasarkan pada factor-faktor

emosional (Dinkmeyer & Mckay, 2010).

Depresi merupakan bagian dari kehilangan dan berduka dan merupakan

permasalahan yang serius bagi populasi lanjut usia. Banyak factor lain yang juga

berpengaruh terhadap terjadinya depresi pada lanjut usia. Teori biologis

menyebutkan bahwa depresi terjadi akibat pengaruh serotonin dan epinefrin.

Kadar serotonin dan epinefrin yang rendah disebut sebagai penyebab depresi.

Rendahnya kadar serotonin dan epinefrin dipengaruhi oleh factor eksternal seperti

stress (Dewi, 2014).

2.1.2 Faktor Resiko Depresi

Menurut Tamher (2009) faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya

depresi adalah sebagai berikut;

1) Kehilangan/ meninggal orang (objek) yang dicintai.

8
9

2) Sikap pesimistik.

3) Kecenderungan berasumsi negatif terhadap suatu pengalaman yang

mengecewakan.

4) Kehilangan integritas pribadi.

5) Berpenyakit degeneratif kronik, tanpa dukungan sosial yang adekuat.

Lebih lanjut Tamher (2009) menyebutkan resiko depresi lainnya yaitu;

1) Riwayat Keluarga

2) Sindrom Down

3) Trauma kepala

4) Penyakit Tiroid dan

5) Penyakit Stroke

2.1.3 Gejala dan Tanda Umum Depresi

Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka yang dipakai

pedoman adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya, lama

gejala yang muncul, dan ada tidaknya episode depresi ulang (Mayasari, 2014).

Sebagaimana tersebut berikut ini :

1) Gejala utama

a) Afek depresi

b) Kehilangan minat dan kegembiraan

c) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah

lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya

aktivitas.

d) Konsentrasi dan perhatian berkurang


10

e) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

f) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

g) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

h) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

i) Tidur terganggu

j) Nafsu makan berkurang

2) Kategori diagnosis depresi ringan, sedang dan berat hanya digunakan untuk

episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresi berikutnya harus

diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis gangguan depresi berulang.

a) Pedoman diagnostik episode depresi ringan

(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama depresi seperti

tersebut di atas

(2) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya

b) Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya lamanya seluruh episode

berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

c) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang biasa

dilakukannya.

d) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Sedang

(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama

(2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4 dari gejala lainnya

(3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu

(4) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,

pekerjaan, dan urusan rumah tangga.


11

e) Pedoman diagnostik episode depresi berat tanpa gejala psikotik

1) Semua 3 gejala utama depresi harus ada

2) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa

diantaranya harus berintensitas berat

3) Bila ada gejala penting (misal retardasi psikomotor) yang menyolok,

maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan

banyak gejalanya secara rinci.

f) Pedoman diagnostik episode depresi berat dengan gejala psikotik

Episode depresi berat yang memenuhi kriteria tersebut di atas,

disertai waham, halusinasi atau stupor depresi.Waham biasanya

melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang

mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi

auditorik atau alfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau

menuduh, atau bau kotoran. Retardasi psikomotor yang berat dapat

menuju pada stupor.

2.1.4 Faktor Yang Menyebabkan Depresi

Berdasarkan hasil penelitian Hayulita & Sari (2014) depresi pasca stroke

disebbakan oleh beberapa factor berikut;

1) Usia

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-

penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi

pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang

dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin


12

bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan

seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang

diperoleh dari orang lain (Notoatmodjo, 2010).

Untuk mengukur usia menggunakan metode check list pada lembar

kuesioner dengan kriteria menurut WHO dalam Efendi (2009) yaitu usia

pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74

tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di

atas 90 tahun

2) Lama Menderita Stroke

Kerusakan akibat stroke bersifat cepat dan agresif. Pemulihannya

berjalan lambat dan bertahap. Pemulihan dan penyembuhan dapat terjadi

secara spontan. Namun, terdapat bantuan medis yang dapat membantu

memaksimalkan proses pemulihan fungsional. Umumnya, penanganan stroke

membantu meningkatkan hasil keseluruhan pasca stroke, tetapi biasanya

pengobatan tidak mempercepat laju pemulihan (Hayulita & Sari, 2014).

Untuk mengukur lamanya menderita stroke menggunakan metode

check list pada lembar kuesioner dengan kriteria menurut Asmawati (2009)

sebagai berikut;

a. > 6 bulan (kronis)

b. < 6 bulan (akut)

3) Dukungan Keluarga

Menurut Muhith & Siyoto (2016) menyatakan dukungan keluarga

adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga dengan penderita yang sakit.
13

Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan

anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu

siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Sedangkan menurut Friedman (1998) dalam Harnilawati (2013)

menyatakan dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan sosial. Dukungan keluarga telah

mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga, baik

dukungan-dukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat

bermanfaat. Seperti yang dikemukan oleh Friedman di atas bahwa dukungan

terbaik bagi lansia adalah dukungan keluarga.

Menurut Harnilawati (2013) setiap bentuk dukungan keluarga

mempunyai ciri-ciri, yaitu:

1) Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan

oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi,

meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya

yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain

yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hamper sama.

2) Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari

orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta dan

kepercayaan dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang

menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri

tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala
14

keluhannya, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya,

bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

3) Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah

seeorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-

persoalan yang dihadapinya, misalnya dengan menyediakan peralatan

lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang

dibutuhkan dan lain-lain.

4) Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan

seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi yang sebenarnya dari

penderita. Penilaian ini bias positif dan negarif yang mana pengaruhnya

sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan social keluarga

maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif.

2.2. Konsep Stroke

2.2.1 Pengertian Stroke

Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi system saraf yang

terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke

terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan peredaran darah otak

dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah

di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan

menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan

kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala

stroke (Pinzon, 2010).


15

Menurut Ginsberg (2011) stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda

atau gejala hilangnya fungsi system saraf pusat fokal (global) yang berkembang

cepat (dalam detik atau menit). Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam

atau menyebabkan kematian.

2.2.2 Jenis-jenis Stroke

Menurut Pinzon (2010) secara patologi ada dua macam stroke, yaitu

sumbatan (stroke iskemik) dan stroke perdarahan.

1) Stroke sumbatan (stroke iskemik)

Stroke sumbatan terjadi ketika pembuluh darah ke otak mengalami sumbatan.

Stroke sumbatan dibagi menjadi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan

sumbatan akibat emboli. Thrombus terjadi di dinding pembuluh darah sebagai

bagian dari proses pengerasan dinding pembuluh darah (artherosklerosis).

Emboli adalah jendalan darah yang berasal dari tempat lain (misalnya:

jendalan darah dari jantung).

2) Stroke perdarahan (stroke hemoragik)

Stroke perdarahan terjadi akibatnya pecahnya pembuluh darah yang menuju

ke otak. Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu stroke perdarahan

intraserebral (pada jaringan otak) dan stroke perdarahan subarachnoid

(dibawah jaringan pembungkus otak).

2.2.3 Penyebab Stroke

Menurut Mahendra dan Rachmawati (2010) beberapa penyebab stroke

dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni stroke yang disebabkan faktor

pembuluh darah dan faktor dari luar pembuluh darah.


16

1) Faktor pembuluh darah

a) Aterosklerosis pembuluh darah otak

Aterosklerosis adalah penumpukan aterom atau lemak pada lapisan dalam

pembuluh darah. Jika aterom ini sudah menutupi seluruh lumen pembuluh

darah maka darah akan tersumbat. Akibatnya, jaringan yang ada didepan

pembuluh darah akan kekurangan oksigen dan akibat lebih lanjut dapat

terjadi kematian jaringan.

b) Malformasi arteri (pembuluh nadi) otak

Adanya aneurisma (kelemahan) pembuluh darah otak dan tipisnya dinding

pembuluh darah akan memudahkan dinding pembuluh darah robek jika

terjadi peningkatan tekanan aliran darah. Aneurisma dibagi menjadi dua

yaitu congenital (bawaan dari lahir) dan bukan bawaan. Aneurisma ini

tidak memberikan gejala apapun sampai suatu saat dapat pecah sendiri jika

terjadi peningkatan aliran darah ke otak dan terjadilah stroke.

c) Trombosis vena (penyumbatan)

Penyebabnya seperti thrombus embolus, cacing, parasite atau leukemia.

d) Pecahnya pembuluh darah otak

Pecahnya pembuluh darah otak dapat terjadi diruang subarachnoid

(dibawah selaput otak) atau intracerebral (dalam jaringan otak). Akibatnya

adalah darah dari arteri otak akan terus mengalir keluar tanpa ada yang

dapat menghentikan. Darah akan menutupi dan menekan sebagian besar

jaringan otak sehingga jaringan otak yang tertekan akan mengalami


17

hipoksia disertai dengan kematian jaringan otak, bahkan mungkin disertai

dengan kematian biologis.

2) Faktor dari luar pembuluh darah

a) Penurunan perfusi (aliran) darah ke otak

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti hipertensi menahun

yang menyebabkan terjadinya perubahan anatomi jantung, gagal jantung

kongestif, atau hiperkolesterol. Adanya perubahan tersebut menyebabkan

darah menjadi relative lebih pekat dan alirannya menjadi lambat.

b) Embolus atau thrombus yang mengalir didalam pembulus darah tersangkut

disalah satu cabang pembuluh darah otak yang kecil sehingga menyumbat

aliran darah. Kejadian ini akan menyebabkan kematian jaringan otak.

2.2.4 Faktor Resiko Stroke

Menurut Pinzon (2010) seseorang menderita stroke karena memiliki resiko

stroke. Faktor resiko stroke dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang tidak

dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.

Tabel 2.1 Faktor Risiko Stroke

No Faktor Yang Tidak Dapat Diubah Faktor Yang Dapat Diubah


1. Usia Tua Hipertensi
2. Jenis Kelamin Laki-laki Diabetes Mellitus
3. Ras Dislipdemia
4. Riwayat Keluarga Merokok
5. Riwayat Stroke Sebelumnya Obesitas

2.2.5 Gejala Stroke

Menurut Mahendra dan Rachmawati (2010) beberapa tanda dan gejala

stroke sebagai berikut;

1) Gejala stroke sementara (sembuh dalam beberapa menit/jam)


18

a) Tiba-tiba sakit kepala,

b) Pusing, bingung,

c) Penglihatan atau kehilangan ketajaman pada satu atau dua mata.

d) Kehilangan keseimbangan (limbung), lemah,

e) Rasa kebal atau kesemutan pada sisi tubuh.

2) Gejala stroke ringan (sembuh dalam beberapa minggu);

a) Beberapa atau semua gejala diatas,

b) Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki,

c) Bicara tidak jelas.

3) Stroke berat (sembuh atau mengalami perbaikan dalam beberapa bulan atau

tahun, tidak bisa sembuh total):

a) Semua/ beberapa gejala stroke sementara dan ringan,

b) Koma jangka pendek (kehilangan kesadaran),

c) Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki,

d) Bicara tidak jelas atau hilangnya kemampuan bicara,

e) Sukar menelan,

f) Kehilangan control terhadap pengeluaran air seni dan feses,

g) Kehilangan daya ingat atau konsentrasi,

h) Terjadinya perubahan perilaku, misalnya bicara tidak menentu, mudah

marah, tingkah laku seperti anak kecil.


19

Holistic Health Solution (2011) menyatakan tanda-tanda gejala stroke

sebagai berikut;

1) Rasa lemah atau mati rasa mendadak pada wajah, lengan atau kaki disalah satu

sisi tubuh.

2) Tiba-tiba kehilangan penglihatan, atau penglihatan menjadi gelap dan kabur,

terutama disalah atu mata.

3) Hilangnya kemampuan bicara, kesulitan berbicara, atau kesulitan memahami

pembicaraan.

4) Sakit kepala yang hebat secara mendadak, tanpa penyebab yang jelas.

5) Rasa pusing yang tidak dapat dijelaskan, sempoyongan, atau tiba-tiba jatuh,

terutama apabila disertai dengansalah satu dari gejala-gejala yang telah

disebutkan sebelumnya.

Menurut Pinzon (2010) stroke memiliki gejala-gejala umum sebagai

berikut;

1) Kelumpuhan Anggota Gerak

Kelemahan anggota gerak merupakan gejala yang umum dijumpai pada

stroke. Bila seseorang tiba-tiba merasa kehilangan kekuatan pada salah satu

lengan dan tungkai atau lengan dan tungkai pada satu sisi, pikirkanlah sebagai

gejala stroke. Kelemahan pada umumnya sesisi, kanan atau kiri. Gangguan

peredaran darah otak disebelah kanan akan menyebabkan kelemahan anggota

gerak sebelah kiri. Kelemahan yang ringan pada umumnya kurang disadari.

Pasien mengeluh kurang mampu mengancingkan baju atau tidak dapat

memakai sandal dengan baik.


20

2) Wajah Perot

Wajah perot merupakan gejala yang sering muncul pada penderita stroke. Ada

banyak penyebab wajah perot, sehingga untuk konfimasi gejala tanyakanlah

kepada petugas kesehatan dengan pengetahuan tentang stroke yang memadai.

Wajah perot pada stroke muncul akibat terganggunya nevus grande 7 di

sentral. Wajah perot pada stroke dapat berdiri sendiri atau bersamaan dengan

gejala yang lain, misalnya bicara pelo atau kelemahan anggota gerak.

2.2.6 Manifestasi Klinis

Dewanto (2009) menyatakaan manifestasi klinis bergantung pada

neuroanatomi dan vaskularisasinya. Gejala klinis dan deficit neurologic yang

ditemukan berguna untuk menilai lokasi iskemi.

1) Gangguan peredaran darah arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis

dan hemihipestesia kontralateral yang terutama melibatkan tungkai.

2) Gangguan peredaran darah arteri serebri media menyebabkan hemiparesis

dan hemihipestesia kontralateral yang terutama mengenai lengan disertai

gangguan fungsi luhur berupa afasia (bila mengenai area otak dominan) atau

hemispatial neglect (bila mengenai area otak nondominan).

3) Gangguan peredaran darah arteri serebri posterior menimbulkan hemianopsia

homonym atau kuadrantanopsi kontralateral tanpa disertai gangguan motorik

maupun sensorik. Gangguan daya ingat terjadi bila terjadi infark pada lobus

temporalis medial. Aleksia tanpa agrafia timbul bila infark kalosum. Agnosia

dan prosopagnosia (ketidakmampuan mengenali wajah) timbul akibat infark

pada korteks tempo oksipitalis inferior.


21

4) Gangguan peredaran darah batang otak menyebabkan gangguan saraf kranial

seperti disartria, diplopia dan vertigo; gangguan serebelar, seperti ataksia

atau kehilangan keseimbangan; atau penurunan kesadaran.

5) Infark lacunar merupakan infark kecil dengan klinis gangguan murni motorik

atau sensorik tanpa disertai gangguan fungsi luhur.

2.3 Resiko Stroke Dengan Depresi

Menurut penelitian yang dilakukan Centers for Disease Control and

Prevention di Amerika Serikat, penderita gejala-gejala depresi memiliki resiko

yang lebih tinggi untuk mengalami stroke. Dalam Psychosomatic Medicine, orang

afro-amerika yang depresi menunjukkan peningkatan resiko yang paling nyata.

Resiko stroke pada orang dengan depresi paling berat meningkat 73%, sementra

orang dengan depresi sedang meningkat 23%. Meskipun demikian, masih belum

jelas apakah memng depresi yang menyebabkan stroke atau ada faktor tertentu

yang memicu depresi sebelum terserang stroke (Mahendra & Rachmawati, 2010).

Menurut Mahendra & Rachmawati (2010) mekanisme depresi

mengakibatkan stroke adalah depresi menyebabkan peningkatan tekanan darah

yang berarti meningkatkan risiko stroke. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

depresi dapat menjadi salah satu faktor terjadinya stroke.


22

2.4 Kerangka Teoritis

Penyebab Depresi;
Faktor Risiko Stroke 1. Riwayat Keluarga
1. Jenis Kelamin laki-laki 2. Sindrom Down
2. Ras 3. Trauma kepala
3. Riwayat Keluarga 4. Penyakit Tiroid dan
4. Riwayat Stroke Sebelumnya 5. Penyakit Stroke
5. Usia Tua (Tamher, 2009)
6.

Faktor Yang Menyebabkan Depresi: Kejadian Depresi


1. Usia Pasca Stroke
2. Lamanya menderita stroke
3. Dukungan keluarga
(Hayulita & Sari, 2014)

Gambar2.1 Kerangka Teori

Keterangan:

= diteliti
= tidak diteliti
= yang mempengaruhi
BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema

kerangka konsep modifikasi menurut Hayulita & Sari (2014) usia, lama menderita

stroke dan dukungan keluarga mempengaruhi kejadian depresi pasca stroke

sebagai berikut :

Independen Dependen

Faktor Depresi Pasca Stroke;


1. Usia Kejadian Depresi
2. Lama Menderita Stroke Pasca Stroke
3. Dukungan Keluarga

Skema 3.1
Kerangka Konsep Penelitian.

3.2. Hipotesis Penelitian

a) Ha = Ada hubungan usia dengan depresi pada pasien pasca stroke di

RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya tahun 2017.

b) Ha = Ada hubungan lama menderita dengan depresi pada pasien pasca

stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya tahun 2017.

c) Ha = Ada hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada pasien pasca

stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya tahun 2017.

23
24

3.3. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Defnisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Independen
1 Usia Jumlah tahun Penyebaran Kuesioner Nominal 1. 36-45 tahun
kehidupan yang kuesioner 2. 46-55 tahun
telah dilalui 3. 55-56 tahun
penderita stroke
atau umur
penderita stroke
saat ini
2 Lamanya Jumlah tahun Penyebaran Kuesioner Nominal 1. > 6 bulan
menderita kehidupan yang kuesioner 2. < 6 bulan
stroke telah dilalui
selama
menderita
penyakit stroke
3 Dukungan Perilaku atau Penyebaran Kuesioner Ordinal 1. Baik
keluarga tindakan kuesioner Jika x >
keluarga dalam 2. Kurang
menerima Jika x <
keadaan dan
memberikan
dorongan
kepada
penderita stroke
Dependen
1 Kejadian Kelainan Penyebaran Kuesioner Ordinal 1. Depresi
depresi perasaan berupa kuesioner Jika x >
kehilangan 2. Tidak Depresi
minat atau Jika x <
kesenangan
dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari dikarenakan
penyakit stroke
.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan bersifat analitik dengan pendekatan

crossectional yaitu yang dilakukan pada sekali waktu atau pada satu saat yang

bersamaan (Machfoedz, 2010).

4.2. Populasi dan Sampel

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh subjek penelitian atau obyek yang diteliti

(Notoadmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita

stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya yang berjumlah 48 orang data

bulan Agustus 2017.

b. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan

objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh objek (Notoatmodjo, 2010).

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

teknik accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara sengaja dan

kebetulan (Mahfoed, 2010). Dalam hal ini yang akan dijadikan sampel adalah

semua penderita stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya yang kebetulan

ditemui selama penelitian dengan jumlah sampel 35 orang.

Kriteria Sampel:

1. Bersedia menjadi responden

25
26

2. Mampu berkomunikasi dengan baik

3. Penderita stroke

4.3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie

Jaya.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 25 September sampai

dengan 02 Oktober 2017.

4.4. Etika Penelitian

Prinsip-prinsip etik tersebut meliputi (Notoatmodjo, 2010) :

a. Otonomi

Peneliti memberikan informasi kepada responden secara lengkap tentang

tujuan dan prosedur penelitian (Infomed consent). Peneliti memberikan jaminan

berupa penjelasan atas ketidaknyamanan yang mungkin terjadi. Pada saat

dilakukan wawancara dengan responden, peneliti berusaha berlaku caring dengan

komunikasi verbal yang baik.

Peneliti memberikan penjelasan bahwa responden hak memutuskan

keterlibatannya dalam kegiatan penelitian termasuk apabila responden ingin

mengundurkan diri ketika kegiatan penelitian sedang berlangsung (self

determination). Kesediaan responden dibuktikan dengan penandatanganan surat

persetujuan menjadi responden.


27

b. Berbuat baik

Dalam penelitian ini responden diberikan kuesioner dan diminta untuk

mengisinya, jika dinilai tidak memungkinkan mengisi kuesioner maka peneliti

akan langsung mengambil alih pengisian dengan menanyakan pada responden

pertanyaan yang tertera pada kuesioner dan mengisi jawaban yang diberikan oleh

responden.

c. Keadilan

Dalam penelitian ini peneliti memperlakukan responden sama baik yang

kaya atau yang miskin dan sebelum, selama dan setelah berpartisipasi dalam

penelitian, tanpa adanya diskriminasi atau perbedaan perlakuan yang diterima

oleh responden.

d. Tidak merugikan

Peneliti tidak bertindak kasar dengan bersuara keras dan memaksa, tidak

mempublikasikan data responden yang telah diberikan sebagai bahan untuk tujuan

dan manfaat penelitian. Dalam hal ini peneliti berupaya tidak merugikan

responden baik secara fisik maupun psikis.

e. Kejujuran

Peneliti memberikan penjelasan dengan sejujur-jujurnya kepada responden

terkait semua informasi tentang penelitian ini dan peneliti berkomitmen dalam

komunikasi harus sejujur-jujurnya dengan responden. Hal ini dilakukan agar

peneliti memperoleh data dengan sebenar-benarnya.


28

f. Menepati janji

Peneliti telah berjanji dan menepati janji untuk menyimpan rahasia yang

diberikan responden dalam penelitian berupa data responden yang terkait dengan

penelitian ini dan peneliti telah bertanggung jawab penuh terhadap hal-hal yang

terjadi pada responden selama penelitian ini berlangsung.

g. Kerahasiaan

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden yang telah diberikan

dalam penelitian, peneliti tidak mencatumkan nama pada lembar pengumpulan

data yang diisi responden, tetapi lembar tersebut hanya di beri kode tertentu

(anonymity). Kerahasiaan informasi yang di berikan responden di jamin peneliti

dan data yang di peroleh digunakan untuk penelitian ini saja.

h. Akuntabilitas

Peneliti melakukan penelitian ini sesuai standar penelitian keperawatan

dan dapat peneliti pertanggungjawabkan berdasarkan sumber-sumber terpecaya

dan data-data yang mendukung hasil penelitian ini.

4.5. Instrumen Penelitian

4.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini dibuat berdasarkan tinjauan pustaka yang

dikembangkan sendiri oleh peneliti dan mendapat bimbingan dari dosen

pembimbing. Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu

A. Data demografi

Yaitu data yang menyangkut identitas responden penelitian seperti jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, tipe keluarga.


29

B. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Depresi Pasca Stroke

1. Usia

Untuk mengukur usia menggunakan metode check list dengan 3 kategori

menurut WHO dalam Efendi (2009) yaitu

a) usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun,

b) lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun,

c) lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun,

d) usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun

2. Lama Menderita Stroke

Untuk mengukur lama menderita stroke menggunakan metode check list

dengan 2 kategori menurut Hayulita (2014) yaitu;

a) > 6 bulan

b) < 6 bulan

3. Dukungan keluarga

Untuk mengukur dukungan keluarga menggunakan kuesioner 15 pernyataan

positif dengan skala guttman yang terdiri dari 2 alternatif yaitu; 1 untuk

jawaban Ya, 0 untuk jawaban Tidak untuk pernyataan positif dan untuk

pernyataan negatif 0 untuk jawaban Ya, 1 untuk jawaban Tidak dengan

kategori:

a) Baik, x >

b) Kurang, x <
30

4. Kejadian Depresi

Untuk mengukur tingkat depresi lansia menggunakan kuesioner 15 pernyataan

dengan skala guttman yang terdiri dari 2 alternatif yaitu; 1 untuk jawaban

Ya, 0 untuk jawaban Tidak untuk pernyataan positif dengan pernyataan

no. 1, no. 5, no. 7, no. 9, no. 11, no. 13 dan untuk pernyataan negatif 0 untuk

jawaban Ya, 1 untuk jawaban Tidakdengan kategori:

a) Depresi, x >

a) Tidak Depresi, x <

4.5.2 Uji Instrumen

Uji coba instrumen telah dilakukan dengan wawancara menggunakan

kuesioner pada 10 orang responden di RSUD Cut Meutia Lhokseumawe pada

tanggal 24 September 2017. Uji coba instrumen untuk menilai validasi dengan

reliabilitas kuesioner yang telah disusun akan dianalisa dengan menggunakan

program komputerisasi.

1) Uji validitas

Uji Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita

susun mampu mengukur apa yang hendak kita ukur maka dilakukan melalui

teknik korelasi product moment. Untuk jumlah responden 10, berdasarkan nilai

tabel, taraf yang diperlukan yaitu di atas 0,632 maka akan di katakan valid.

Sebaliknya bila nilai korelasi di bawah nilai tabel 0,632 maka pernyataan dalam

kuesioner tersebut tidak valid (Notoatmodjo, 2010). Adapun hasil uji valid

variabel dukungan keluarga diperoleh pernyataan yang valid 12 item dan yang
31

tidak valid 3 item yaitu no.1, no.12, no.14. hasil uji valid variabel depresi pasca

stroke diperoleh pernyataan yang valid 13 item dan yang tidak valid 2 item yaitu

no.1, no.7. Untuk pernyataan yang tidak valid dihilangkan dan nomor diurutkan

kembali.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang akan dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat di percaya atau dapat di

andalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengumpulan data itu

tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama. Tetapi bila hasil yang diperoleh di bawah angka kritis maka kuesioner

tersebut tidak reliabel (Notoatmodjo, 2010). Dalam menguji reliabilitas digunakan

uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach (Arikunto,

2012). Adapun nilai alpha cronbach dukungan keluarga 0,745 dan depresi 0,698

> r 0,632.

4.6. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner,

adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut:

1) Tahap Orientasi

Pada tahap ini, sebelum peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian, peneliti memperkenalkan diri dan membina hubungan saling percaya

terlebih dahulu dengan penderita stroke, dengan mengajak para responden

bersama-sama berkumpul, sehingga terbina hubungan saling percaya antara

peneliti dan penderita stroke. Kemudian menjelaskan maksud dan tujuan


32

penelitian,kerahasiaan data yang diberikan dan menjelaskan hak penderita stroke.

Kemudian peneliti menanyakan kepada penderita stroke tentang kesediaan untuk

berpartisipasi pada penelitian. Apabila penderita stroke bersedia, penderita stroke

diminta menandatangani lembar persetujuan dan dapat membatalkannya dengan

suatu alasan selama proses wawancara belum berakhir.

2) Tahap Pelaksanaan

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan sebanyak satu kali, dikarenakan

data lengkap atau tidak perlu validasi data, maka peneliti tidak melakukan

wawancara kembali. Peneliti mengajukan pertanyaan sesuai dengan pedoman

wawancara yang telah disusun peneliti. Peneliti mencatat hal-hal yang peneliti

anggap penting. Bila wawancara atau penjelasan penderita stroke keluar dari

pertanyaan yang diajukan, maka peneliti mengarahkan kembali penderita stroke

pada pertanyaan penelitian.

3) Tahap Penutup

Setelah melakukan wawancara, peneliti mengecek keabsahan data dan

kualitas data, kemudian mengakhiri wawancara dengan mengucapkan terima

kasih. Data yang akan didapatkan kemudian diorganisasikan dan disistematiskan

agar siap dianalisis.

4.7. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo, (2010) pengolahan data merupakan proses yang

sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan baik dan

benar. Pengolahan data dilakukan secara manual yaitu melalui tahap:


33

1) Pemeriksaan data (editing)

Peneliti memeriksa data yang telah dikumpulkan dari daftar pertanyaan

yang disebarkan kepada responden. Dalam hal ini peneliti menjumlahkan dan

melakukan koreksi terhadap jawaban yang disi responden pada lembaran

kuesioner seperti pengecekan identitas responden dan mengecek kelengkapan data

dengan memeriksa isi instrumen pengumpulan data.

2) Pemberian kode (coding)

Peneliti memberikan kode pada setiap hasil jawaban responden untuk

mempermudah pengolahan data. Dalam hal ini peneliti memberikan kode 1 untuk

jawaban Ya dan 0 untuk jawaban Tidak pada tabulasi data pada microsoft

excel. Kode 1 jenis kelamin laki-laki dan 2 perempuan. Kode 1 pendidikan dasar,

2 menengah dan 3 tinggi. Kode 1 usia 36-45 tahun, 2 usia 46-55 tahun dan 3 usia

56-65 tahun. Kode 1 > 6 bulan dan 2 < 6 bulan. Kode 1 dukungan keluarga baik

dan 2 kurang. Kode 1 depresi pasca stroke dan 2 tidak depresi.

3) Pemrosesan data (processing)

Peneliti memberi menyusun data secara berurutan dari responden pertama

sampai dengan responden terakhir, selanjutnya data yang telah diberi kode

dimasukkan kedalam tabel tabulasi data pada microseoft excel untuk diproses

secara formal.

4) Penyusunan data (tabulating)

Peneliti melakukan pengorganisasian data seperti dijelaskan di atas agar

dengan mudah dapat dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk disajikan pada Bab V

dan VI. Dalam hal ini peneliti menyajikan data tersebut dalam bentuk distribusi
34

frekuensi kemudian peneliti menguraikan setiap data kedalam bentuk deskripsi

dan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

4.8. Analisa Data

1) Univariat

Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari

tiap variabel dengan menggunakan rumus (Machfoedz, 2010):

Keterangan:

P = Presentase

f = Frekuensi yang diamati

n = Sampel

Adapun rumus untuk mengetahui mean adalah sebagai berikut (Saepudin,

2012):

=

Keterangan :

= mean

x = jumlah nilai pengamatan

n = jumlah sampel
35

2) Bivariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan dependen. Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan (Notoatmodjo, 2010).

Analisa bivariat yang digunakan adalah teknik chi square menggunakan

program SPSS versi 20 dengan dasar pengambilan keputusan penerimaan

hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai ) sebesar 5% (0,05) dengan

kriteria penerimaan hipotesis yaitu nilai p < ( = 0,05 ; df = 1) maka hipotesis

penelitian (Ha) diterima dan (Ho). Metode Chi Square (uji X2) dengan rumus

sebagai berikut (Saepudin, 2011):

x2 =

Keterangan:

x2 = chi square

fo = data observasi

fe = data harapan
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

RSUD Pidie Jaya yaitu satu dari sekian RS milik Pemkab Pidie Jaya yang

berbentuk RSU, dipimpin oleh dr. Ernida sebagai Direktur dan dikelola oleh

Pemda Kabupaten Islam dan termuat kedalam RS Tipe C. RS ini telah terdaftar

sedari 20/08/2015 dengan Nomor Surat Izin 138 TAHUN 2011 dan Tanggal

Surat Izin 30/05/2011 dari Bupati Pidie Jaya dengan Sifat Tetap, dan berlaku

sampai. Setelah mengadakan Proses Akreditasi Rumah sakit Seluruh Indonesia

dengan proses akhirnya ditetapkan status Akreditasi Rumah Sakit. RSU ini

berlokasi Jl. Banda Aceh KM. 158, Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. No telp.:

0653-8003067.

RSU Milik Pemkab Pidie Jaya ini mempunyai luas tanah 40.000 dengan

luas bangunan 3.495 dengan jumlah ruangan sebagai berikut:

Tabel 5.1 Ruang di RSUD Pidie Jaya

No Ruang Jumlah
1. Ruang Rawat Inap Kelas III 72 Unit
2. Ruang ICU 5 Unit
3. Ruang IGD 8 Unit
4. Ruang Operasi 2 Unit
Sumber: RSUD Pidie Jaya tahun 2017.

35
36

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Demografi

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Demografi di


RSUD Pidie Jaya tahun 2017 (n = 35)

No Demografi Frekuensi Persentase


Jenis Kelamin
1. Laki-laki 23 65,7
2. Perempuan 12 34,3
Jumlah 35 100
Pendidikan
1. Dasar 23 65,7
2. Menengah 8 22,9
3. Tinggi 4 11,4
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh hasil bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (65,7%) dan

berpendidikan dasar sebanyak 23 orang (65,7%).

5.2.2 Analisa Univariat

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Usia Responden di RSUD Pidie Jaya


tahun 2017 (n = 35)

Jumlah
No Usia
Frekuensi Persentase
1. 36-45 tahun 12 34,3
2. 46-55 tahun 21 60
3. 56-65 tahun 2 5,7
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh hasil bahwa responden di RSUD

Pidie Jaya berusia 46-55 tahun sebanyak 21 orang (60%).


37

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Lama Menderita Stroke di RSUD Pidie


Jaya tahun 2017 (n = 35)

Jumlah
No Lama Menderita Stroke
Frekuensi Persentase
1. > 6 bulan 22 62,9
2. < 6 bulan 13 37,1
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh hasil bahwa responden di RSUD

Pidie Jaya menderita stroke > 6 bulan sebanyak 22 orang (62,9%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden di


RSUD Pidie Jaya tahun 2017 (n = 35)

Jumlah
No Dukungan Keluarga
Frekuensi Persentase
1. Baik 15 42,9
2. Kurang 20 57,1
Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh hasil bahwa sebagian dukungan

keluarga responden pada kategori kurang sebanyak 20 orang (57,1%).

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Depresi Pasca Stroke di RSUD Pidie


Jaya tahun 2017 (n = 35)

Jumlah
No Depresi Pasca Stroke
Frekuensi Persentase
1. Depresi 19 54,3
2. Tidak Depresi 16 45,7
Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh hasil bahwa sebagian besar

responden depresi sebanyak 19 orang (54,3%).


38

5.2.3 Analisa Bivariat

Tabel 5.7 Hubungan Usia Dengan Depresi Pasca Stroke di RSUD Pidie
Jaya tahun 2017 (n=35)

Depresi Pasca Stroke


Usia Depresi Tidak Depresi %
f % f %
36-45 tahun 6 17,1 6 17,1 12 34,3
46-55 tahun 12 34,3 9 25,7 21 60 0,007
56-65 tahun 1 2,9 1 2,9 2 5,7
Jumlah 19 54,3 16 45,7 35 100

Berdasarkan tabel 5.7 diperoleh usia 36-45 tahun dengan depresi

pasca stroke berjumlah 6 orang (17,1%) dan tidak depresi 6 orang

(17,1%). Usia 46-55 tahun dengan depresi pasca stroke 12 orang (34,3%),

usia 46-55 tahun dengan tidak depresi pasca stroke 9 orang (25,7%). Usia

56-65 tahun dengan depresi pasca stroke 1 orang (2,9%) dan tidak depresi

1 orang (2,9%).

Hasil uji chi square dengan tingkat kepercayaan 5% didapatkan

nilai (0,007) < (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara usia dengan depresi pada

pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya.

Tabel 5.8 Hubungan Lama Menderita Stroke Dengan Depresi Pasca


Stroke di RSUD Pidie Jaya tahun 2017 (n=35)

Depresi Pasca Stroke


Lama Menderita
Depresi Tidak Depresi %
Stroke
f % f %
> 6 bulan 16 45,7 6 17,1 22 62,9
0,002
< 6 bulan 3 8,6 10 28,6 13 37,1
Jumlah 19 54,3 16 45,7 35 100

Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh lama menderita stroke > 6 bulan

dengan depresi pasca stroke berjumlah 16 orang (45,7%). Lama menderita


39

stroke > 6 bulan dengan tidak depresi pasca stroke berjumlah 6 orang

(17,1%). Lama menderita stroke < 6 bulan dengan depresi pasca stroke

berjumlah 3 orang (8,6%) dan lama menderita stroke < 6 bulan dengan

tidak depresi pasca stroke berjumlah 10 orang (28,6%).

Hasil uji chi square dengan tingkat kepercayaan 5% didapatkan

nilai (0,002) < (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara lama menderita stroke dengan

depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya.

Tabel 5.9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Depresi Pasca Stroke


di RSUD Pidie Jaya tahun 2017 (n=35)

Depresi Pasca Stroke


Dukungan
Depresi Tidak Depresi %
Keluarga
f % f %
Baik 4 11,4 11 31,4 15 42,9
0,002
Kurang 15 42,9 5 14,3 20 57,1
Jumlah 19 54,3 16 45,7 35 100

Berdasarkan tabel 5.9 diperoleh dukungan keluarga baik dengan

depresi pasca stroke sebanyak 4 orang (11,4%). Dukungan keluarga baik

dengan tidak depresi pasca stroke sebanyak 11 orang (31,4%). Dukungan

keluarga kurang dengan depresi pasca stroke sebanyak 15 orang (42,9%)

dan dukungan keluarga kurang dengan tidak depresi pasca stroke

sebanyak 5 orang (14,3%).

Hasil uji chi square dengan tingkat kepercayaan 5% didapatkan

nilai (0,002) < (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya.


40

5.3 Pembahasan

5.31 Hubungan Usia Dengan Kejadian Depresi Pasca Stroke

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Pidie Jaya

terhadap 35 responden ditemukan ada hasil penelitian yang spesifik yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara usia dengan depresi pada pasien

pasca stroke di RSUD Pidie Jaya dengan sebagian besar umur responden

penelitian adalah 46-55 tahun.

Penulis berasumsi, bahwa sebagian besar responden berusia 46-55

tahun tergolong usia lanjut. Pada usia ini responden cenderung mengalami

berbagai macam masalah kesehatan khususnya stroke. Usia lanjut

mempengaruhi responden dalam pemulihan penyakit stroke yang diderita. Hal

ini dikarenakan risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun, setelah

mencapai 50 tahun dan setiap penambahan usia tiga tahun meningkatkan

risiko stroke sebesar 11-20%. Penderita yang menderita stroke akibat

hipertensi atau penyakit jantung akan sering datang berobat, dikarenakan

terapi hipertensi berlangsung lama biasanya seusia hidup

Hal ini sejalan dengan Feigin (2006) yang menyatakan bahwa faktor

usia sangat menentukan kepulihan pasien, semakin muda usia pasien yang

terkena serangan stroke pemulihannya cenderung lebih cepat dari pada yang

berusia lanjut, dan semakin muda usia pasien prognosisnya juga akan lebih

baik sehingga kemandiriannya juga akan lebih cepat tercapai dengan harapan

untuk sembuh lebih besar daripada lansia, sehingga usia semakin muda maka

angka kejadian depresi semakin rendah.


41

Menurut Mojtabai (2014) dalam Bayu (2014) usia merupakan salah

satu faktor risiko terjadinya depresi. Semakin meningkatnya usia maka

risiko terjadinya depresi juga akan menjadi dua kali lipat. Hal ini disebabkan

karena pada masa tersebut banyak terjadi suatu perubahan pada diri

seseorang. Perubahan tersebut baik perubahan secara fisik, psikologis,

ekonomi, sosial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup seorang

lansia.

Glamcevski et al (2002 dalam Hayulita, 2014) menyatakan bahwa

usia lanjut sebagai faktor resiko terjadinya depresi. Depresi paska stroke di

usia lanjut mungkin memiliki hubungan biologi dasar, dengan berkurangnya

neurotransmitter yang berkaitan dengan mood dan emosi. Hal ini juga

diperkuat oleh Feigin (2006) dalam Astrid (2008) bahwa resiko terkena

stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setelah mencapai 50 tahun, setiap

penambahan usia tiga tahun meningkatkan resiko stroke sebesar 11%-20%.

5.3.2 Hubungan Lama Menderita Stroke Dengan Kejadian Depresi Pasca


Stroke

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Pidie Jaya

terhadap 35 responden ditemukan ada hasil penelitian yang spesifik yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara lama menderita stroke dengan

depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya dengan mayoritas lama

stroke > 6 bulan.

Penulis berasumsi bahwa, lama menderita stroke mempengaruhi

responden dalam mengatasi dan mengenal penyakit yang diderita. Dalam hal

ini stroke merupakan kasus medical emergency, yang dapat menyebabkan


42

kerusakan neurologis secara permanen, komplikasi dan kematian jika tidak

didiagnosis dan diterapi dengan tepat bentuk stroke beragam dari yang ringan,

sedang dan berat. Pada stroke yang ringan ada yang pulih sempurna gejalanya

dalam 24 jam. Ada Stroke ringan yang sembuh sempurna gejalanya dalam

waktu lebih dari 24 jam. Penderita yang sudah terkena stroke akan mengalami

kecacatan dan perlu terapi dan rehabilitasi. Dalam hal ini proses penyembuhan

penyakit stroke beragam, ada yang pulih sempurna, ada yang sembuh dengan

cacat ringan sampai cacat berat. Yang paling banyak cacat adalah pada

kelompok penderita usia di atas 45 tahun. Lama menderita stroke paling kecil

adalah 2 hari dan yang paling lama adalah 13 hari. Pasien stroke yang telah

berlangsung lama memiliki pengalaman yang berbeda terhadap penyakitnya,

dibanding dengan pasien yang baru didiagnosa.

Berdasarkan teori perilaku sakit menjelaskan bahwa seseorang yang

sering mengalami kondisi sakit atau merasakan adanya gejala sakit memiliki

kecenderungan untuk berperilaku dengan menaruh perhatian terhadap gejala-

gejala pada dirinya dan kemudian mencari pertolongan (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatoye (2009) yang

menyatakan bahwa lama menderita stroke akan mempengaruhi kondisi

seseorang dalam menerima keadaan.

5.3.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Depresi Pasca Stroke

Dari hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga dengan depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie

Jaya dengan sebagian dukungan keluarga responden pada kategori kurang.


43

Penulis berasumsi bahwa dukungan keluarga yang kurang dapat

diartikan bahwa masih ada responden yang kurang baik mendapat dukungan

keluarga terhadap penyakitnya. Anggota keluarga seperti anak mempunyai

aktivitas bekerja untuk menghidupi ekonomi keluarga. Bahkan anak

responden tidak memberikan dukungan seperti dukungan informasi karena

pagi hari sudah berangkat untuk bekerja.

Friedman (2010) menyatakan dukungan keluarga adalah sikap,

tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga

dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga.

Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu

siap memberikan pertolongan dan bantuan jika di perlukan. Dukungan

keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan

lingkungan.

Penulis berasumsi bahwa depresi merupakan kasus yang secara

dramatis dapat merubah perilaku atau membatasi kemampuan sesorang untuk

berfungsi atau berkomunikasi, dan merupakan hal sulit bagi seseorang di

sekeliling kita untuk menghadapi ketidakmampuan sehingga menjadi depresi

yang tidak dapat didiagnosis. Dalam hal ini sebagian penderita akan membaik

dalam tahun pertama, namun ada sebagian kecil yang berkembang menjadi

depresi kronik, sehingga dpat mempengaruhi kesembuhan.

Depresi merupakan salah satu komplikasi psikiatrik dart stroke yang

insidennya terjadi pada 11-68% pasca stroke. Depresi sering tidak terdiagnosa

oleh tim medis dan tidak mendapat pengobatan semestinya dalam praktik 50-
44

80% kasus depresi pasca stroke tidak terdiagnosis dokter non psikiater. Ini

juga didukung oleh pendapat Hachinski bahwa depresi pasca stroke

merupakan satu masalah utama pasca stroke dengan diinensi biologis dan

psikososial yang kompleks. Prevalensi depresi pasca stroke berkisar antara 20-

65% (Asmawati, 2009).

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan penelitian yang dilakukan,

sehingga hasil penelitian masih banyak kekurangan dan hambatan sebagai berikut;

1. Pada saat pengumpulan data, sebagian responden tidak bisa menuliskan

sendiri kuesioner sehingga peneliti harus menanyakan satu persatu pertanyaan

dan menuliskan pada lembar kuesioner.

2. Peneliti yang menjadi hambatan yang dirasakan peneliti adalah responden

yang hadir pada saat penelitian tidak menentu, sehingga peneliti

membutuhkan waktu penelitian selama 1 minggu.


45

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil uji statistik diketahui nilai adalah 0,007 berarti lebih kecil dari

nilai (0,05), sehingga Ha diterima, yang bermakna Ada hubungan yang

signifikan antara usia dengan depresi pada pasien pasca stroke di RSUD

Pidie Jaya.

2. Hasil uji statistic diketahui nilai adalah 0,002 berarti lebih kecil dari

nilai (0,05), sehingga Ha diterima, yang bermakna Ada hubungan yang

signifikan antara lama menderita stroke dengan depresi pada pasien pasca

stroke di RSUD Pidie Jaya.

3. Hasil uji statistic diketahui nilai adalah 0,002 berarti lebih kecil dari

nilai (0,05), sehingga Ha diterima, yang bermakna Ada hubungan yang

signifikan antara dukungan keluarga dengan depresi pada pasien pasca

stroke di RSUD Pidie Jaya.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisa data penelitian, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi mengenai depresi

paca stroke.

45
46

2. Kepada peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat mengembangkan variabel terkait yang lebih kompleks

dan menjadi informasi dan data sekunder dalam pengembangan penelitian

selanjutnya.

3. Bagi STIKes Muhammadiyah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur bagi pengembangan ilmu

riset dalam lingkup keperawatan dan digunakan sebagai bahan

perbandingan penelitian selanjutnya, serta untuk meningkatkan mutu

pendidikan dalam hal pengembangan potensi tenaga keperawatan.

4. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan menambah informasi tentang depresi pasca stroke agar dapat

mengantisipasi terjadinya depresi paska stroke serta memperhatikan aspek

psikososial pada penanganan pasien paska stroke.


DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, dkk. (2009). Hubungan Usia dan Lamanya Menderita Stroke Dengan
Kejadian Depresi Pasca Stroke di Poli Saraf RSU Mataram. Jurnal
Kesehatan Prima. 2009. 3 (1):414-427.

Astrid. (2008). Stroke dan depresi paska stroke. Majalah Kedokteran


Damianus. Vol. 8 No.1. Januari 2009

Bayu.I.G.M., Ratep. N., Westa. W. (2014). Gambaran Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kubu II Januari-Februari 2014. Journal Keperawatan.

Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Republik Indonesia.

Dewanto. (2009). Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Saraf.
Jakarta: EGC.

Dewi. (2014). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish

Dinata, dkk. (2013). Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat
Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode
1 Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2 (2).

Dinkmeyer & McKay. (2009). Rahasia kekuatan Pilihan Emosional. Jakarta:


EGC.

Dudung. (2015). Prevalensi Depresi Pada Pasien Stroke Yang Di Rawat Inap Di
Irina F Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic (eCl),
2015. 3 (1).

Fatoye, F. O. (2009). Depressive Symtoms and assosiated faktor following


serebrovaskular accident among Nigerians. Jurnal of Mental Health, june
2009; 18 (3):224-232

Feigin. (2006). Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan Dan Pemulihan


Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan. Praktek.
Jakarta : EGC

Ginsberg. (2011). Lectures Note Neurologi. Jakarta: Erlangga.

Hayulita & Sari. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Pada
Pasien Paska Stroke Di Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Stroke Nasional
(Rssn) Bukittinggi Tahun 2014. Jurnal Kesehatan. Program Studi S1
Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi.

Holistic Health Solution. (2010). Stroke di Usia Muda. Jakarta: Grasindo.

Irawan. (2013). Gangguan Depresi pada Lanjut Usia. CDK-210/ vol. 40 no. 11, th.
2013.Khrisna. 2010. Mengenali keluhan Anda: Info Kesehatan Untuk
Patient. Jakarta: EGC.

Machfoedz, I. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Bidang


kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedoketran. Yogyakarta:
Fitramaya.

Mahendra dan Rachmawati. (2010). Atasi Stroke Dengan Tanaman Obat. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Maryam, R. Siti, dkk, (2010). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.

Mundiartasari. (2014). Perbedaan Kejadian Depresi pada Pasien Stroke Iskemik


Lesi Hemisfer Kiri dan Hemisfer Kanan di RSUD Kabupaten Kudus.
Naskah Publikasi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pinzon. (2010). Awas Stroke! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan &


Pencegahan. Yogyakarta: Andi.

Saepudin. (2012). Metode Penelitian Kesehatan Masyarakat. Jakarta: TIM.

Tamher. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan pendekatan Asuhan


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Calon responden penelitian
di- Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Chairul Hamna
NIM : 1307201061
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Lhokseumawe tingkat akhir yang akan melakukan penelitian
dalam rangka menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana keperawatan.
Penelitian yang akan di adakan tersebut berjudul Faktor-faktor yang
berhubungan dengan depresi pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya
Kabupaten Pidie Jaya
Oleh karena itu, saya memohon kesediaan saudara untuk dapat
berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden dengan menjawab setiap
pertanyaan yang telah dipersiapkan peneliti.
Bila saudara setuju berpartisipasi dalam penelitian ini, mohon
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah disediakan.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saudara dan kerahasiaan
informasi yang saudara berikan akan di jaga yang hanya digunakan untuk
penelitian. Atas perhatian dan bantuan yang saudara berikan, saya ucapkan terima
kasih.
Peneliti,

Chairul Hamna
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa saya bersedia
untuk ikut berpastipasi dalam penelitian yang akan di laksanakan oleh mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, yang
bernama :
Nama : Chairul Hamna
NIM : 1307201061
Penelitian ini berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi
pada pasien pasca stroke di RSUD Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya
Saya mengetahui informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya
demi kepentingan dan pengembangan bidang keperawatan di Indonesia. Demikian
pernyatan ini saya buat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Pidie Jaya, September 2017


Responden

(.)
Lampiran 6

LEMBARAN KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


DEPRESI PADA PASIEN PASCA STROKE DI RSUD
PIDIE JAYA KABUPATEN PIDIE JAYA

No. Reponden (diisi oleh Peneliti) : ..

Tanggal : ..

A. DATA DEMOGRAFI

Beri tanda checklist () untuk pilihan jawaban yang Ibu pilih. Jika ada yang tidak
dimengerti tanyakan pada peneliti.

Inisial nama : (tulis)

Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki-laki 2. ( ) Perempuan

Pendidikan Terakhir : 1. ( ) SD 4. ( ) DIII


2. ( ) SMP 5. ( ) S1
3. ( ) SMA

Type Keluarga : 1. ( ) Besar


2. ( ) Inti

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Depresi Pasca Stroke

1. Usia

Usia : tahun (tulis)

2. Lamanya Menderita Stroke

Lama Menderita Stroke : 1. ( ) < 6 bulan 2. ( ) > 6 bulan


3. Dukungan Keluarga

Petunjuk : Berilah tanda checklist () pada kolom jawaban yang telah


disediakan disamping pernyataan berikut ini.

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah keluarga Bapak/Ibu memberikan informasi yang
berhubungan dengan kegiatan berobat jalan?
2 Apakah keluarga Bapak/Ibu memberitahukan tempat-
tempat berobat jalan kepada Bapak/Ibu?
3 Apakah keluarga Bapak/Ibu mengingatkan jadwal
berobat jalan kepada Bapak/Ibu?
4 Setelah mengetahui penyakit Bapak/Ibu, apakah
Bapak/Ibu secara serta merta berminat untuk berobat
jalan?
5 Apakah keluarga Bapak/Ibu setuju dengan keinginan
Anda?
6 Apakah keluarga menganjurkan kepada Bapak/ Ibu
untuk pergi ke rumah sakit?
7 Apakah keluarga mendukung pada saat Bapak/Ibu
menyatakan akan melakukan terapi ?
8 Apakah keluarga mendengarkan keluhan Bapak/Ibu?
9 Apakah keluarga bersedia mengantar pada saat
Bapak/Ibu menyatakan akan melakukan terapi?
10 Apakah keluarga bersedia menemani sampai selesai jika
Bapak/Ibu melakukan terapi?
11 Apakah keluarga mengatakan bahwa dengan berobat
jalan dapat menjaga kesehatan Bapak/Ibu?
12 Apakah keluarga mengatakan kesehatan Bapak/Ibu
menjadi lebih baik setelah rutin mengikuti pengobatan?

4. Depresi Pasca Stroke

No PERTANYAAN Ya Tidak
1 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat
atau kesenangan anda?
2 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong?
3 Apakah anda sering merasa bosan?
4 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?
5 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi
pada anda?
6 Apakah anda sering merasa tidak berdaya?
7 Apakah anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar
dan mengerjakan sesuatu yang baru?
8 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan
daya ingat anda dibanding kebanyakan orang?
9 Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan?
10 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat
ini?
11 Apakah anda merasa anda penuh semangat?
12 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
13 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
dari pada anda?
TABEL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

No Dukungan keluarga
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0
4 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
6 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
7 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
8 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
9 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

No Depresi
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
3 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0
4 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
5 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1
6 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
7 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
8 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
9 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1
10 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
DATASET ACTIVATE DataSet0. NEW FILE. RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001
VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009
VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VA R00014 VAR00015 /SCALE('ALL
VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE /SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.698 15

Item-Total Statistics

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

VAR00001 39.90 56.100 .063 .503

VAR00002 39.30 45.344 .665 .382

VAR00003 39.40 55.822 .733 .514

VAR00004 39.80 50.622 .711 .436

VAR00005 39.20 48.622 .705 .426

VAR00006 40.10 53.656 .682 .479

VAR00007 39.00 59.778 -.132 .545

VAR00008 40.20 52.844 .735 .469

VAR00009 40.10 43.656 .777 .344

VAR00010 39.20 52.400 .689 .477

VAR00011 39.80 53.067 .662 .484

VAR00012 39.40 54.489 .708 .496

VAR00013 39.20 57.733 .663 .540

VAR00014 39.90 54.100 .750 .486

VAR00015 40.10 53.656 .682 .479


DATASET ACTIVATE DataSet0. DATASET CLOSE DataSet3. NEW FILE. RELIABILITY
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VA R00014 VAR00015
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.748 15

Item-Total Statistics

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

VAR00001 9.80 5.733 .669 .463

VAR00002 9.80 5.733 .669 .463

VAR00003 9.80 6.178 .750 .747

VAR00004 9.80 4.208 .015 .105

VAR00005 9.80 8.178 -.450 .647

VAR00006 9.80 5.733 .669 .463

VAR00007 9.80 5.733 .669 .463

VAR00008 9.80 7.733 .799 .763

VAR00009 9.80 5.733 .669 .463

VAR00010 9.80 5.733 .669 .463

VAR00011 9.80 7.733 .799 .763

VAR00012 9.80 5.733 .669 .463

VAR00013 9.80 6.178 .750 .747

VAR00014 9.80 6.178 .315 .507

VAR00015 9.80 8.178 -.450 .647


MASTER TABEL

No Lama Jenis Dukungan Keluarga Depresi Pasca Stroke


Umr Pendidikan Jlh Kategori Jlh Kategori
Res Menderita Stroke Kelamin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 42 DIII > 6 bulan LK 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 7 Tidak Depresi
2 45 SMA < 6 bulan LK 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 Kurang 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 8 Depresi
3 43 SMP > 6 bulan LK 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 8 Baik 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 7 Tidak Depresi
4 40 SMA > 6 bulan LK 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Baik 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 7 Tidak Depresi
5 51 SMP > 6 bulan LK 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4 Kurang 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 8 Depresi
6 46 SMP > 6 bulan PR 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 3 Kurang 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 Depresi
7 43 SMP > 6 bulan LK 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 9 Depresi
8 47 SMP < 6 bulan PR 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 Kurang 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 6 Tidak Depresi
9 49 SMA > 6 bulan PR 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 Baik 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 8 Depresi
10 51 SMP < 6 bulan LK 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10 Baik 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6 Tidak Depresi
11 55 SMA > 6 bulan PR 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 Kurang 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 9 Depresi
12 41 S1 > 6 bulan LK 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 Kurang 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 7 Tidak Depresi
13 47 SMP > 6 bulan LK 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 6 Kurang 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Depresi
14 52 SMA < 6 bulan PR 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 8 Baik 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 6 Tidak Depresi
15 48 SD > 6 bulan PR 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 6 Kurang 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 8 Depresi
16 47 SMP < 6 bulan LK 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 8 Baik 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 5 Tidak Depresi
17 49 SMP > 6 bulan LK 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 8 Depresi
18 57 SMA > 6 bulan LK 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 Kurang 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 6 Tidak Depresi
19 42 SMP < 6 bulan LK 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 Kurang 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 9 Depresi
20 41 SMA > 6 bulan LK 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 Baik 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 8 Depresi
21 58 SD < 6 bulan LK 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 6 Kurang 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 9 Depresi
22 46 SMP < 6 bulan LK 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10 Baik 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 7 Tidak Depresi
23 45 DIII > 6 bulan PR 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 6 Kurang 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 Depresi
24 48 SD < 6 bulan PR 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 9 Baik 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 7 Tidak Depresi
25 39 SD > 6 bulan LK 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 Kurang 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9 Depresi
26 49 SMP > 6 bulan LK 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 7 Kurang 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 8 Depresi
27 47 SD > 6 bulan PR 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 7 Kurang 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9 Depresi
28 46 SMP > 6 bulan LK 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 9 Baik 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 7 Tidak Depresi
29 47 SD > 6 bulan PR 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 Kurang 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 9 Depresi
30 41 SD < 6 bulan LK 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 Kurang 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 7 Tidak Depresi
31 48 SMP < 6 bulan PR 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 8 Baik 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 4 Tidak Depresi
32 48 SMP > 6 bulan LK 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 7 Kurang 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 8 Depresi
33 48 S1 > 6 bulan PR 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 6 Kurang 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 9 Depresi
34 55 SMP < 6 bulan LK 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8 Baik 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 Tidak Depresi
35 42 SMA < 6 bulan LK 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 6 Kurang 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6 Tidak Depresi
Jumlah 258 Jumlah 264
Rata-rata : 7.4 Rata-rata : 7.54
Baik = 15 Orang Tidak Depresi = 16 Orang
Kurang = 20 Orang Depresi = 19 Orang
FREQUENCIES VARIABLES=Umur Jenis_kelamin Pendidikan Lama_Stroke
Dukungan_Keluarga Kejadian_Depresi /ORDER=ANALYSIS.

Frequency Table

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 36-45 tahun 12 34.3 34.3 34.3

46-55 tahun 21 60.0 60.0 94.3

56-65 tahun 2 5.7 5.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Jenis_kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 23 65.7 65.7 65.7

Perempuan 12 34.3 34.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 7 20.0 20.0 20.0

SMP 16 45.7 45.7 65.7

SMA 8 22.9 22.9 88.6

DIII 2 5.7 5.7 94.3

S1 2 5.7 5.7 100.0

Total 35 100.0 100.0


Lama_Stroke

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid > 6 bulan 22 62.9 62.9 62.9

< 6 bulan 13 37.1 37.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Dukungan_Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 15 42.9 42.9 42.9

Kurang 20 57.1 57.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Kejadian_Depresi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Depresi 19 54.3 54.3 54.3

Tidak Depresi 16 45.7 45.7 100.0

Total 35 100.0 100.0


CROSSTABS /TABLES=Umur Lama_Stroke Dukungan_Keluarga BY Kejadian_Depresi
/FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ /CELLS=COUNT EXPECTED TOTAL
/COUNT ROUND CELL /METHOD=EXACT TIMER(5).

Crosstabs

Umur * Kejadian_Depresi

Crosstab

Kejadian_Depresi

Depresi Tidak Depresi Total

Umur 36-45 tahun Count 6 6 12

Expected Count 6.5 5.5 12.0

% of Total 17.1% 17.1% 34.3%

46-55 tahun Count 12 9 21

Expected Count 11.4 9.6 21.0

% of Total 34.3% 25.7% 60.0%

56-65 tahun Count 1 1 2

Expected Count 1.1 .9 2.0

% of Total 2.9% 2.9% 5.7%

Total Count 19 16 35

Expected Count 19.0 16.0 35.0

% of Total 54.3% 45.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .173 2 .007 .002

Likelihood Ratio .173 2 .007 .002

Fisher's Exact Test .467 .002


b
Linear-by-Linear Association .065 1 .009 .000 .007

N of Valid Cases 35

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .91.

b. The standardized statistic is -.254.


Lama_Stroke * Kejadian_Depresi

Crosstab

Kejadian_Depresi

Depresi Tidak Depresi Total

Lama_Stroke > 6 bulan Count 16 6 22

Expected Count 11.9 10.1 22.0

% of Total 45.7% 17.1% 62.9%

< 6 bulan Count 3 10 13

Expected Count 7.1 5.9 13.0

% of Total 8.6% 28.6% 37.1%

Total Count 19 16 35

Expected Count 19.0 16.0 35.0

% of Total 54.3% 45.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 8.117 1 .004 .006 .006
b
Continuity Correction 6.240 1 .002

Likelihood Ratio 8.436 1 .004 .006 .006

Fisher's Exact Test .006 .006


c
Linear-by-Linear Association 7.885 1 .005 .006 .006

N of Valid Cases 35

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.94.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 2.808.


Dukungan_Keluarga * Kejadian_Depresi

Crosstab

Kejadian_Depresi

Depresi Tidak Depresi Total

Dukungan_Keluarga Baik Count 4 11 15

Expected Count 8.1 6.9 15.0

% of Total 11.4% 31.4% 42.9%

Kurang Count 15 5 20

Expected Count 10.9 9.1 20.0

% of Total 42.9% 14.3% 57.1%

Total Count 19 16 35

Expected Count 19.0 16.0 35.0

% of Total 54.3% 45.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 8.069 1 .005 .007 .006
b
Continuity Correction 6.239 1 .002

Likelihood Ratio 8.372 1 .004 .007 .006

Fisher's Exact Test .007 .006


c
Linear-by-Linear Association 7.838 1 .005 .007 .006

N of Valid Cases 35

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.86.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is -2.800.

Anda mungkin juga menyukai