Anda di halaman 1dari 5

Neza Ukhalima Hafia Sudrajat& Khairun Nisa | EfektifitasSenam Asma untuk Meningkatkan Fungsi Paru Penderita Asma

Efektifitas Senam Asma untuk Meningkatkan Fungsi Paru Penderita Asma

Neza Ukhalima Hafia Sudrajat1, Khairun Nisa2


1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang diakibatkan oleh hiperesponsif jalan napas dan menyebabkan episodik
berulang berupa mengi atau wheezing, sesak napas, perasaan berat pada dada, dan batuk terutama malam hari atau pagi
hari yang reversibledengan atau tanpa pengobatan.Diagnosis penyakit asma ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan uji
fungsi paru dengan menggunakanspirometer.Penatalaksanaan penyakit asma selain dengan pengobatan, dapat dilakukan
dengan pemberian terapi latihan fisik berupa senam asma.Senam asma merupakan sekelompok latihan (Exercise group)
yang dibentuk oleh Yayasan Asma Indonesia (YAI), yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan otot-otot yang
berkaitan dengan mekanisme pernapasan, meningkatkan kapasitas serta efisiensi dalam proses pernapasan. Senam asma
dapat meningkatkan kemampuan penderita asma dalam melakukan kegiatan sehari-hari, yaitu meningkatkan kemampuan
bernapas, meningkatkan efisiensi kerja otot-otot pernapasan, menambah aliran darah ke paru sehingga aliran udara yang
teroksigenasi lebih banyak, menyebabkan pernapasan lebih lambat dan efisien, mengurangi laju penurunan faal
paru,menurunkan gejala klinis,mengurangi frekuensi penggunaan bronkodilator hisap, dan menurunkan jumlah eosinofil
secara bermakna.Senam asma terbukti dapat meningkatkan fungsi paru diantaranya meningkatkan nilai APE, VEP1, dan
KVP.Senam asma yang dilakukan secara teratur efektif untuk meningkatkan kualitas hidup penderita asma.

Kata kunci:asma, fungsi paru, senam asma

Effectivityof Asthma Exercises to Increase Lung FunctionofAsthma Patient


Abstract
Asthma is the chronic inflammation disease that cause hiperresponsive airway and induce trial episode symptoms like
wheezing, breathlessness, feel heavy in chest,cough especially in the night or early morning that reversible with or without
therapy.Spirometry is used in clinical examination to diagnose and evaluation patient with asthma. In addition to medical
treatment, asthma treatment can be done with physical therapy in the form of asthma exercises. Asthma exercises is
exercises group formed by the Indonesia Asthma Foundation (YAI), which aims to improve the ability of the muscles
associated with breathing mechanism, improve the capacity and efficiency in the process of respiration / breathing. Asthma
exercises can increase the ability of people with asthma in doing daily activities, that is increasing the ability of breathing,
improving work efficiency of the respiratory muscles, increasing blood flow to the lungs so that the air flow is oxygenated
more, causing breathing more slowly and efficiently, reducing the rate of decline pulmonary function, decreasing the
clinical symptoms, lowering frequency of using bronchodilators suction, and lowering eosinophil count significantly.Asthma
exercisesdone regularly will increase the oxygen volume maximally. asthma exercises has proven can improve lung function
such asincrease the value of PEF, FEV1, and FVC.Conclusion, asthma exerciseshas effect on increasing quality of life asthma
patients.

Keywords: asthma, lung function, asthma exercises

Korespondensi:Neza Ukhalima Hafia Sudrajat, alamat: Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1, No. HP: 089625189296, e-mail:
nezahafia@yahoo.com

Pendahuluan maupun negara berkembang.Saat ini jumlah


Asma merupakan gangguan inflamasi pasien asma diperkirakan mencapai 300 juta
kronis saluran napas yang melibatkan banyak orang dan jumlah pasien meninggal karena
sel dan elemennya.Inflamasi kronis serangan asma mencapai 255.000 orang. Hasil
menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan penelitian Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
napas yang menimbulkan gejala episodik Nasional tahun 2007, prevalensi asma di
berulang berupa mengi, sesak napas, dada Indonesia 3,5% dari 987.205 Anggota Rumah
terasa berat, dan batuk-batuk terutama malam Tangga (ART), sedangkan prevalensi asma di
dan atau dini hari. Episodik tersebut Riau sebanyak 3,3% dari 29.966 ART.2
berhubungan dengan obstruksi jalan napas Penelitian terbaru tahun 2013 yang merupakan
yang luas, bervariasi, dan sering kali bersifat analisis lanjut data RISKESDES Nasional tahun
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.1 2007 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit
Prevalensi penyakit asma terus asma di Indonesia sebesar 3,32% dari 972.642
mengalami peningkatan baik di negara maju ART. Prevalensi tertinggi penyakit asma adalah
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 112
Neza Ukhalima Hafia Sudrajat& Khairun Nisa | EfektifitasSenam Asma untuk Meningkatkan Fungsi Paru Penderita Asma

provinsi Gorontalo (7,23%) dan terendah penyandang asma sebab latihan fisik atau
adalah NAD (Aceh) sebesar 0.09%. sedangkan kegiatan jasmani yang intensitas tinggi kadang
prevalensi asmadi DKI Jakarta sebesar 2,94%.3 justru dapat mencetuskan serangan asma yang
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan dikenal dengan istilah Exercise Induced
Dunia (WHO), jumlah penderita asma di dunia Asthma(EIA).Meskipun latihan fisikberat dapat
diperkirakan mencapai 300 juta orang dan menimbulkan serangan asma, hal ini tidak
diperkirakan meningkat hingga 400 juta pada boleh menjadi penghalang bagi penderita asma
tahun 2025. Jumlah ini dapat saja lebih besar untuk tetap melakukan latihan fisik dengan
mengingat asma merupakan penyakit yang lebih terukur dan sesuai metode yang
underdiagnosed. Buruknya kualitas udara dan disarankan. Dibutuhkan masukan dan bahkan
berubahnya pola hidup masyarakat perubahan persepsi bagi masyarakat luas dan
diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyandang asma itu sendiri bahwa peranan
penderita asma.4 latihan fisik dengan metode yang disarankan
Diagnosis asma ditegakkan berdasarkan bagi penyandang asma penting untuk
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan meningkatkan fungsi paru.9
pengukuran faal paru. Pengukuran faal paru Senam asma berguna untuk
lebih objektif untuk menilai derajat obstruksi mempertahankan dan atau memulihkan
saluran napas dengan cara pengukuran Arus kesehatan khususnya pada penderita asma.
Puncak Respirasi (APE) menggunakan peak Senam asma yang dilakukan secara teratur
flow meter sedangkan Volume Ekspirasi Paksa akan menaikkan volume oksigen maksimal,
dalam satu detik pertama (VEP1) dan Kapasitas selain itu dapat memperkuat otot-otot
Vital Paksa (KVP) diukur dengan spirometer. pernapasan sehingga daya kerja otot jantung
Pengukuran faal paru berulang dan kuesioner dan otot lainnya jadi lebih baik sehingga
digunakan untuk menilai perbaikan kualitas diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup
hidup.5 penderita asma.9 Review penelitian ini, penulis
Pasien dengan asma akan mengalami ingin mencoba mengkaji lebih jauh efekifitas
kelemahan pada otot-otot pernapasan. Hal ini senam asma dalam peningkatan fungsi paru.
disebabkan oleh sering terjadi dypsneadan
adanya pembatasan aktivitas. Melatih otot- Isi
otot pernapasan dapat meningkatkan fungsi Asma adalah penyakit gangguan
otot respirasi, mengurangi beratnya gangguan inflamasi kronis saluran pernapasan yang
pernapasan, meningkatkan toleransi terhadap ditandai adanya episode wheezing, kesulitan
aktivitas, dan menurunkan gejala dypsnea.6 bernapas, dada yang sesak, dan batuk.
Tujuan penatalaksanaan asma adalah Inflamasi ini terjadi akibat peningkatan
meningkatkan dan mempertahankan kualitas responsive saluran pernapasan terhadap
hidup agar pasien asma dapat hidup normal berbagai stimulus.10
tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas Pada asma bronkial terdapat
sehari-hari.7Latihan yang dapat digunakan ketidakmampuan mendasar dalam mencapai
untuk meningkatkan kebugaran fisik dan angka aliran udara normal pernapasan
ketahanan tubuh pada pasien asma adalah terutama pada ekspirasi yang dicerminkan
dengan melakukan senam asma. Senam asma dengan rendahnya APE. APE adalah nilai
dianjurkan karena melatih dan menguatkan kekuatan aliran udara maksimal paru untuk
otot-otot pernapasan.1 menilai ada dan berat obstruksi jalan napas,
Senam asma adalah salah satu cara respon pengobatan, dan asthma attack yang
penanganan asma selain dengan pengobatan terjadi pada pasien asma bronkial.1
medis. Uji latih dan patologi latihan makin Salah satu indikasi adanya obstruksi
mendapat perhatian para ahli karena kapasitas pada saluran pernapasan adalah VEP1
individu untuk berfungsi sangat erat menurun.VEP1 adalah jumlah udara yang
hubungannya dengan tampilan maksimal paru dikeluarkan secepat-cepatnya pada satu detik
dan sistem kardiovaskular. Respons fisiologi pertama sesudah mengambil napas sedalam-
dari latihan ini mencakup kardiorespirasi, dalamnya. Pada penyakit obstruksi, volume
neurohumoral, vaskuler, darah, dan otot.8 udara akan lebih lambat dikeluarkan.11
Selama ini masih terdapat keraguan KVP merupakan sejumlah udara (sekitar
dalam masyarakat mengenai latihan fisik bagi 4500ml) yang dapat didorong keluar dengan
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 113
Neza Ukhalima Hafia Sudrajat& Khairun Nisa | EfektifitasSenam Asma untuk Meningkatkan Fungsi Paru Penderita Asma

upaya sengaja setelah pernapasan yang diukur (30 menit), aerobik (5 menit) serta pendinginan
dengan menggunakan spirometer.12 (5 menit).4,9,12
Obstruksi saluran pernapasan Latihan menyebabkan perangsangan
merupakan gangguan fisiologis terpenting pada pusat otak yang lebih tinggi pada pusat
asma akut. Gangguan ini akan menghambat vasomotor di batang otak yang menyebabkan
aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi terjadinya peningkatan tekanan arteri dan
sehingga proses ventilasi terganggu. Untuk ventilasi paru.6Gerakan tubuh terutama lengan
menilai beratnya gangguan yang terjadi dapat dan tungkai dianggap meningkatkan ventilasi
dinilai dengan tes fungsi paru yaitu dengan paru dengan merangsang propioseptor sendi
pemeriksaan spirometri dan nilai APE. Selain dan otot, yang kemudian menjalarkan impuls
menggunakan spirometri, nilai APE dapat eksitasi ke pusat pernapasan.Hipoksia yang
diperoleh melalui pemeriksaan yang lebih terjadi dalam otot selama latihan,
sederhana dengan menggunakan Peak menghasilkan sinyal saraf aferen ke pusat
Expiratory Flow meter (PEF meter). Hasil tes pernapasan untuk merangsang pernapasan.
fungsi paru pada pasien asma, dapat diketahui Hal ini juga karena otot-otot yang bekerja akan
adanya obstruksi jalan nafas bila nilai rasio membentuk karbondioksida dalam jumlah yang
VEP1<80% nilai prediksi.Fungsionalresidual luar biasa banyaknya dan menggunakan
capacity(FRC), total lung capacity (TLC), dan banyak sekali oksigen sehingga tekanan
residual volume (RV) akan mengalami suatu karbondioksida (CO2) dan oksigen (O2) berubah
peningkatan sebagai akibat daripada udara secara nyata antara siklus inspirasi dan siklus
yang terperangkap di dalam paru-paru.6 ekspirasi pada pernapasan.13
Penyempitan saluran napas umumnya Olahraga dengan melatih otot-otot
dapat diobati, akan tetapi postur tubuh yang pernapasan seperti senam asma secara rutin
berubah, otot-otot pernapasan yang akan meningkatkan kerja jantung, sehingga
menegang, pola bernapas yang salah serta peredaran darah ke seluruh tubuh bertambah
kecenderungan untuk panik saat serangan lancar, khususnya otot-otot tubuh termasuk
datang hanya dapat diatasi dengan rehabilitasi otot pernapasan. Aliran darah yang lancar akan
medik berupa terapi latihan (therapeutic membawa nutrisi dan oksigen yang lebih
exercise).11 Pasien asma akan mengalami banyak ke otot-otot pernapasan. Nutrisi yang
kelemahan pada otot-otot pernapasan. Hal ini cukup termasuk zat kalsium dan
disebabkan oleh sering terjadi dypsnoe dan kalium.Peningkatan ion kalsium dalam sitosol
adanya pembatasan aktivitas. Melatih otot- terjadi akibat pelepasan ion yang semakin
otot pernapasan dapat meningkatkan fungsi banyak dari retikulum sarkoplasmik. Ion
otot respirasi, mengurangi beratnya gangguan kalsium yang ada di dalam otot berfungsi untuk
pernapasan, meningkatkan toleransi terhadap melakukan potensial aksi otot sehingga massa
aktivitas, dan menurunkan gejala otot dapat dipertahankan dan kerja otot dapat
dyspnea.Terapi latihanuntuk penyandang asma meningkat.13,14
tersebut dirangkai dalam satu paket senam Senam asma dapat meningkatkan
yang dikenal dengan senam asma.6 kapasitas penderita asma dalam melakukan
Yayasan Asma Indonesia telah kegiatan sehari-hari, yaitu meningkatkan
merancang senam bagi peserta Klub Asma kemampuan pernapasan, meningkatkan
yang disebut dengan Senam Asma Indonesia. efisiensi kerja otot-otot pernapasan,
Senam asma merupakan suatu jenis kelompok menambah aliran darah ke paru sehingga
latihan (exercise group) yang melibatkan aliran udara yang teroksigenasi lebih banyak,
aktivitas gerakan tubuh atau merupakan suatu menyebabkan pernapasan lebih lambat dan
kegiatan yang membantu proses rehabilitasi efisien, mengurangi laju penurunan faal paru,
pernapasan pada penderita asma. Tujuannya dan memperpendek waktu yang diperlukan
meningkatkan kemampuan otot-otot yang untuk pemulihan. Kemampuan tersebut dapat
berkaitan dengan mekanismepernapasan, dibuktikan dengan menaikkan toleransi
meningkatkan kapasitas serta efisiensi dalam terhadap latihan, berkurangnya kekambuhan,
proses pernapasan. Yayasan Asma Indonesia menurunnya depresi dan kecemasan,
telah membakukan bentuk senam bagi perbaikan faal paru, dan menurunnya resiko
penderita asma yaitu pemanasan dan kematian sebelum waktunya.9
peregangan (10-15 menit), latihan inti A dan B
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 114
Neza Ukhalima Hafia Sudrajat& Khairun Nisa | EfektifitasSenam Asma untuk Meningkatkan Fungsi Paru Penderita Asma

Berdasarkan penelitian Camalia et al, Terdapat peningkatan KVP, VEP1 dan


didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa APE yang bermakna pada penyandang asma
dengan senam asma yang dilakukan oleh yang mengikuti Senam Asma Indonesia 4 kali
pasien asma baik derajat ringan maupun seminggu.4Peningkatan KVP yang bermakna
sedang selama delapan minggu berturut-turut, pada kelompok senam.6Pada pasien asma yang
dimana seminggu melakukan senam tiga kali, melakukan senam asma terjadi perbaikan
secara statistik dapat meningkatkan kekuatan kemampuan otot ekspirasi, berkurangnya
otot pernapasan sekitar 280 ml (41,4%). obstruksi saluran napas dan inflamasi.
Namun, secara klinis peningkatan belum Berkurangnya obstruksi menyebabkan
mencapai nilai normal dari jumlah volume menurunnya hiperinflasi paru dan gerakan
inspirasi maksimal sebagai gambaran dari diafragma menjadi lebih baik sehingga volume
kekuatan otot pernapasan, yang nilai inspirasi menjadi lebih besar. Perbaikan faal
normalnya yaitu 1200 ml. Rerata peningkatan paru terjadi karena gerakan senam akan
volume inspirasi maksimal responden meningkatkan kemampuan otot-otot
meningkat dari 676 ml menjadi 956 ml. Senam pernapasan. Peningkatan kemampuan otot
akan memberi hasil bila dilakukan sedikitnya disebabkan oleh terjadinya perubahan berupa
selama enam sampai delapan minggu. Senam hipertrofi, meningkatnya jumlah mitokondria,
asma yang dilakukan oleh pasien asma baik enzim oksidatif dan mioglobin. Faal paru yang
derajat ringan maupun derajat sedang selama meningkat selain karena gerakan juga
delapan minggu secara berturut-turut, dimana disebabkan karena penderita sebelumnya tidak
satu minggu pasien melakukan senam asma pernah senam.15
tiga kali,dapat meningkatkan fungsi paru
11,9%. Secara klinis peningkatan tersebut Ringkasan
cukup baik, banyak responden yang nilai APE- Asma merupakan gangguan inflamasi
nya meningkat dari 68,32% menjadi 80,22%. kronis saluran napas yang melibatkan banyak
Hal ini berarti terjadi perubahan derajat asma, sel dan elemennya.Inflamasi kronis ini ditandai
dari asma derajat sedang menjadi derajat dengan mengi atau wheezing, sesak napas, dan
ringan, asma derajat ringan nilai APEnya adalah batuk yang berulang.Episodik berulang ini
>80%. Sedangkan, pada pasien asma derajat diakibatkan oleh hiperesponsif jalan napas,
ringan maupun sedang yang tidak melakukan konstriksi atau spasme otot bronkus, inflamasi
senam asma ataupun olah raga lain yang dapat mukosa bronkus, dan produk lendir kental
melatih otot-otot pernapasan, setelah delapan berlebihan.
minggu dievaluasi fungsi paru pasien asma juga Senam asma merupakan salah satu
meningkat tetapi hanya sedikit kenaikannya.6 metode penanganan asma, suatu jenis terapi
Senam asma secara teratur selama 3 latihan yang dilakukan dalam bentuk kelompok
bulan selain tidak terjadi EIAjuga didapatkan latihan (exercise group) yang melibatkan
manfaat lain yaitu mengurangi gejala klinis, aktivitas gerakan tubuh atau merupakan suatu
pemakaian bronkodilator hisap, meningkatkan kegiatan yang membantu proses rehabilitasi
fungsi paru, menurunkan Hb, Ht dan eosinofil pernapasan pada penderita asma. Senam asma
darah.8 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
Senam asma tiga kali seminggu otot-otot yang berkaitan mekanisme
berpengaruh terhadap peningkatan KVP pernapasan, meningkatkan kapasitas serta
danVEP1.Hasil pada ujit-test menunjukkan efisiensi dalam proses pernapasan dan senam
(p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa terdapat asma yang dilakukan secara teratur
pengaruh yang signifikan pemberian senam akanmenaikkan volume oksigen maksimal.
asma tiga kali seminggu terhadap peningkatan
KVP dan VEP1 pada asma persisten sedang.
Senam asma yang teratur dapat meningkatkan Simpulan
ambilan oksigen maksimal (VO2 max) secara Senam asma memiliki tingkat
bermakna, APE, VEP1, KVP menunjukkan efektifitas tinggi dalam meningkatkan fungsi
kecenderungan yang meningkatkan pada paru penderita asma.Terbukti terdapat
kelompok senam. Senam asma yang teratur peningkatan nilaiAPE, VEP1, dan KVP, serta
juga dapat menurunkan jumlah eosinofil secara terdapat penurunan gejala klinis dan
bermakna dibandingkan kelompok kontrol.12 penggunaan bronkodilator hisap serta
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 115
Neza Ukhalima Hafia Sudrajat& Khairun Nisa | EfektifitasSenam Asma untuk Meningkatkan Fungsi Paru Penderita Asma

menurunkan jumlah eosinofil secara 8. Christoph TAZ, Faisal Y, Wiwien HW.


bermakna.Berbagai hasil penelitian Perbandingan manfaat klinis senam
menunjukkan efektifitasnya dalam peningkatan merpati putih dengan senam asma
fungsi paru penderita asma dan pada akhirnya Indonesia pada penyandang asma. Jurnal
dapat diharapkan meningkatkan kualitas hidup Respirologi Indonesia. 2011;31(2):72-80.
penderita asma. 9. Murgi H. Hubungan antara sebelum dan
setelah mengikuti senam asma dengan
Daftar Pustaka frekuensi kekambuhan penyakit asma.
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jurnal Kesehatan Surya Medika. 2004;
Pedoman dan penatalaksanaan asma di 3(1):1-12.
Indonesia. Jakarta: Balai Penerbitan FK UI; 10. Lemon-Burke. Medical surgical nursing.
2004. New Jersey: Mosby Company; 2000.
2. Uci TA, SrI MM, Eka B. gambaran faal paru 11. Tortora GJ, Derricson BH.Principles of
pasien asma yang melakukan senam asma Anatomy and Physiolpogy. 1frs.ed. 12.
dengan yang tidak melakukan senam New York: John Wiley and Sons Inc; 2009.
asma. Jom FK. 2016; 3(1):1-17. 12. Darmayasa IK. Senam asma tiga kali
3. Ratih O, Marice S, Qomariah. Faktor-faktor seminggu lebih meningkatkan kapasitas
yang berhubungan dengan penyakit asma vital paksa (KVP) dan volume ekspirasi
di Indonesia. Media Lubang Kesehatan. detik (VEP1) daripada senam asma satu
2010;20(1):1-10. kali seminggu pada penderita asma
4. Yunus F, Anwar J, Fachrurodji H, Wiyono persisten sedang. Unit Rehabilitasi Medik
WH, Jusuf A. Pengaruh Senam Asma Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.
Indonesia terhadap Penderita Asma. Denpasar;2013.
Jurnal Respirologi Indonesia. 2002; 13. Guyton AC, Hall JE. human physiology&
22:118-24. diseases mechanism. Edisi ke-3. Jakarta:
5. Pompini A. Kualitas hidup penderita asma. PenerbitBuku Kedokteran EGC; 2001.
Jurnal Respirologi Indonesia. 2005; 14. Yunus F.Penatalaksanaan asma untuk
25(2):89-94. pertahankan kualitas hidup [internet].
6. Camalia SS, Dewi I, Sutanto PH. Jakarta: Pustaka Gramedia Kompas; 2004.
Peningkatan kekuatan otot pernapasan [diakses tanggal 28 April 2016]. Tersedia
dan fungsi paru melalui senam asma dari http://www.kompas.com.
padapasien asma. Jurnal Keperawatan 15. Madal D, Singal P, Kaur H. Spirometric
Indonesia. 2011; 14(2):101-106. evaluation of pulmonary function tests in
7. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan bronchial asthma patients. Journal of
Klinik. Pharmaceutical care untuk penyakit Exercise Science and Physiotherapy. 2010;
asma. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 6(2):106-11.
2007.

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 116

Anda mungkin juga menyukai