Anda di halaman 1dari 16

D.

PERENCANAAN/ INTERFENSI KEPERAWATAN

DAFTAR MASALAH

Nama Pasien : Tn. P N No.rekam medis : 22-03-51


Umur : 56 Tahun No Register : 1011-000354

NO.DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MUNCUL TERATASI TANGAN

1 12/11/2010 PRE OPERATIF : 12/11/2010


Cemas berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang
tindakan dan riwayat operasi.

2 12/11/2010 PRE OPERATIF : -


Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan proses
penyakit.

3 12/11/2010 INTRA OPERATIF 12/11/2010


Resiko obstruksi jalan nafas
berhubungan dengan
tindakan anestesi umum
(pemasangan LMA).

4 12/11/2010 INTRA OPERATIF 12/11/2010


Resiko gangguan
keseimbangan cairan
berhubungan dengan puasa

5 12/11/2010 POST OPERATIF -


Gangguan rasa nyaman nyeri
post operatif berhubungan
dengan luka pembedahan

34
E. RENCANA ASUHAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Jam Evaluasi TT

1 12/11/2010 Cemas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat 1. Identifikasi, 1. Mengkaji tingkat S=Klien
dengan kurang keperawatan selama 10 kecemasan pemilihan Kecemasan pasien mengatakan
pengetahuan tentang menit (ringan, sedang, interfensi Hasil : Kecemasan yang sangat
tindakan dan riwayat - Kecemasan dapat berat atau panik). kecemasan dan dialami Tn. PN adalah berterimah
operasi. berkurang / hilang. meningkatkan kecemasan tingkat kasih kepada
- TTV dalam batas kemampuan sedang.(scala 6) dokter dan
Data Subyektif : normal pasien untuk dengan tanda- tanda perawat karena
Klien mengatakan T/D, S : 100-140 mmhg menghadapinya vital T/D 130/80 mmhg, sudah
merasa cemas D : 60-90 mmhg dengan lebih N : 98 x/m, RR : 12 x/m, dioperasi.
karena operasi N : 60-100 x/m realitas. S : 36,3 0 C, SPO2 : O=
untuk ke-3 kalinya RR : 12-20 x/m 100 %. - Wajah klien
( riwayat operasi S : 36-37 0 C tampak tenang
BPH dan SPO2 : 99-100 % 2. Berikan waktu 2. Mengungkapkan 2. Memberikan waktu - TTV dalam batas
endoscopi digestiv) kepada pasien perasaan secara kepada pasien untuk normal
Klien sering untuk verbal dapat mengungkapkan (T/D:120/80
bertanya kapan mengungkapkan mengurangi perasaan yang mmhg, N=96
operasinya perasaan yang kecemasan. dialaminya x/m, RR=
dimulai. dialaminya Hasil: Tn. PN 18x/m, S= 36,7,
mengatakan cemas SPO2 : 100 %.
Data Obyektif : tetapi akan berusaha
Wajah klien untuk tenang dalam A=Masalah
tampak cemas menjalani operasi teratasi
TTV (T/D: 120/80 untuk ke -3 kalinya
mmhg, nadi : 114 (riwayat operasi BPH P = Interfensi
x/m, RR: 20 x/m, dan endoscopi dihentikan
digestive)

35
3. Sediakan 3. Meningkatkan 3. Menyediakan
kesempatan untuk Pengajaran dan kesempatan untuk
melatih batuk, aktivitas pasca melatih batuk, napas
napas dalam dan operasi. dalam dan latihan otot
latihan otot Hasil : Tn.PN mengerti
pernapasan. apa yang diajarkan
dapat mengulangi
kembali.

4. Jelaskan kepada 4. Membina 4. Menjelaskan kepada


pasien peralatan hubungan saling pasien peralatan kamar
kamar operasi percaya, operasi (bedah dan
(bedah dan mengetahui apa anestesi), proses
anestesi), proses yang diharapkan operasi, anestesi dan
operasi, anestesi dan menurunkan ada dokter dan
dan ada dokter rasa takut akan perawat.
dan perawat. kehilangan kontrol Hasil: Tn. PN mengerti
pada lingkungan penjelasan yang
yang baru serta disampaikan.
meningkatkan
mekanisme koping
pasien.

5. Kolaborasi dengan 5. Pemberian therapi 5. Melakukan kolaborasi


dokter dalam yang tepat sesuai dengan dokter
pemberian program Hasil : Injeksi
therapi (sedative / pengobatan akan Midasolam 3 mg (iv).
trancuiliser) mengurangi dan
mengatasi causa
kecemasan

36
2 12/11/2010 Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat, 1. Mengidentifikasi 1. Mengkaji tingkat skala S=Klien
nyaman nyeri keperawatan diharapkan : intensitas , tingkat nyeri untuk nyeri (0-10). mengatakan
berhubungan - Gangguan rasa nyaman karakteristik nyeri memilih dan Hasil : Nyeri pre op sakit pada luka
dengan proses nyeri berkurang. (scala 0-10) selidiki prioritas yang dialami tingkat operasinya
penyakit. - Wajah klien tampak dan laporkan intervensi. sedang (scala = 6), mulai
tenang. perubahan nyeri tanda- tanda vital T/D berkurang
Data Subyektif : - TTV dalam batas dengan tepat. 130/80 mmhg, N : 98 setelah
Klien normal x/m, RR : 12 x/m, S: disuntik.
mengatakan T/D, S : 100-140 mmhg 36,3 0C, SPO2 : 100 %.
nyeri pada ulu D : 60-90 mmhg O=
hati, nyeri perut N : 60-100 x/m 2. Ajarkan teknik 2. Mengurangi 2. Mengajarkan teknik - Wajah klien
kanan bawah, RR : 12-20 x/m relaksasi dan intensitas nyeri relaksasi dan distraksi tampak tenang
pusing dan S : 36-37 0 C distraksi dan dapat (menarik nafas dalam setelah disuntik
lemas. SPO2 : 99-100 % (sesuaikan dengan mengalihakan dan mengeluarkan petidin 25 mg
skala nyeri) perhatian pasien lewat hidung, (iv) nyeri
Data Obyektif : dari causa nyeri menganjurkan pasien ringan (skala =
Wajah klien untuk berdoa dan 4 ).
tampak meringis berceritera dengan - TTV dalam batas
kesakitan (nyeri pasien) normal
tingkat sedang Hasil : Tn.PN (T/D:136/90
=scala 6). mengatakan walaupun mmhg, N=94
Tungkai kanan nyeri terasa tetapi akan x/m, RR=
kurang tenang untuk menjalani 16x/m, S= 36,5,
pergerakan operasi. SPO2 : 100 %.
akibat nyeri
(Nilai Motorik A= Masalah
ext tungkai sebagian
kanan = 4). teratasi
TTV (T/D: 120/80
mmhg, nadi : 114
x/m, RR: 20 x/m, S:
36,3 0c.

37
Hasil lab; 11-11-
2010 3. Menjelaskan 3. Mengerti dan 3. Menjelaskan proses P = Interfensi
(leukosit : 15.000 proses nyeri / memahami apa nyeri kepada pasien dilanjutkan di
mm3 , proses penyakit yang terjadi Hasil : Tn.PN mengerti ruangan
Eosinofil;5%, kepada pasien. membantu dengan penjelasan, perawatan.
monosit; 10%. menurunkan tampak sedikit tenang
stress. dan mengatakan harus
dioperasi agar cepat
sembuh.

4. Kolaborasi dengan 4.Mengatasi causa 4. Melakukan Kolaborasi


dokter untuk nyeri dan infeksi dengan dokter (terapi).
pemberian therapy (mediator nyeri dan Hasil : Injeksi Ranitidin
(antibiotic dan SSP) HCL 1 ampul (50 mg)
analgetik) dan tanda-tanda vital :
SPO2 : 100%, T/D:
120/80 mmhg, nadi :
111 x/m, RR: 17 x/m, S:
36,3 c).

38
3 12/11/2010 Resiko obstruksi jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Pastikan LMA 1. Mencegah 1. Mengecek kelayakan S= - Klien
nafas berhubungan keperawatan selama terfiksasi dengan tercabutnya LMA sebelum dipasang mengatakan
dengan tindakan proses anestesi obstruksi kuat. LMA dan obstruksi (pipa dan cuff tidak sesak(-),
anestesi umum tidak terjadi dengan airway. dalam keadaan rusak) menelan(+),
(pemasangan LMA). kriteria : pemberian premedikasi batuk (+).
Tidak ada gurgling, dan medikasi.
Data Subyektif : - snoring, Hasil : LMA standar no: O=- Airway (+),
Data Obyektif : crowing/stridor . 4 dalam keadaan baik gurgling(-),
Tidak terdapat Saturasi oksigen 99- dan layak pakai dan snoring(-),
sianosis, akral 100% triase terpenuhi sesuai Crowing/strid
hangat, CRT <2 LMA tidak ada kebutuhan. or(-), sesak(-
detik, Gurgling (- kebocoran dan ),spasme (-),
), Snoring (-), besarnya sesuai 2. Cek kelayakan LMA 2. Mengidentifikasi 2. Memastikan LMA respirasi
Crowing/stridor kebutuhan sebelum dipasang kualitas alat yang terfiksasi dengan kuat, adekuat,
(-). Kedalamn LMA sesuai dipakai. monitor dan catat TTV Rhonci (-),
Pola napas dengan batasan ukuran. Hasil : Tidak bergerak, Whessing (-),
normal, Tidak TTV dalam batas airway (+) pola napas
terdapat bunyi normal T/D ;120/ 70 mmhg, N ; normal
paru tambahan T/D, S : 100-140 mmhg 79 x/m, RR ; 12x/m, (RR=17 x/m).
(rhonci, whesing D : 60-90 mmhg SPO2 ; 100 %),
), retraksi N : 60-100 x/m P= TTV dalam
intercostals (-), RR : 12-20 x/m 3. Jaga plester fiksasi 3. Keefektifan suplai 3. Menjaga plester fiksasi batas normal
0
asma(-), penyakit S : 36-37 C jangan sampai oksigen dan jangan sampai basah (T/D:136/90
paru (-) SPO2 : 99-100 % basah mencegah (keringat,saliva) mmhg,
TTV (SPO2 : (keringat,saliva) tercabutnya LMA. Hasil : LMA tetap N=94 x/m,
100%, T/D: berada pada posis RR= 16x/m, S=
120/80 mmhg, basah (-), salvias (-), 36,5, SPO2 :
nadi : 114 x/m, apnoe (-) dan airway(+). 100 %.
RR: 20 x/m,
Terpasang LMA A= Masalah
dan terfiksasi teratasi
baik.

39
4. Isi cuff sesuai 4. Posisi LMA tidak 4. Mengisi cuff inflator P = Interfensi
kebutuhan mobile. sesuai kebutuhan (20 dihentikan
cc)
Hasil : Balon cuff
mengembang, dan
palpasi pengembangan
LMA pada area trachea
(+)

5. Observasi 5. Mengetahui airway 5. Seting mesin anestesi


kepatenan LMA dan suplai oksigen. oksigen dan N2O ( 3L /
3L), gas isofluran 2 vol
% dan tekanan valve 20
cm H20,
mengobservasi
kepatenan LMA
Hasil : oksigenasi
,hipnotik dan analgetik
sesuai kebutuhan

6. Observasi saturasi 6. Mengetahui 6. Mengobservasi saturasi


O2, TTV, sirkuit, oksigenasi, Oksigen, TTV, sirkuit,
mesin anestesi dan mencegah mesin anestesi dan
ventilator obstruksi atau ventilator.
hipoksia Hasil ;Tidal volume ;600
(kebutuhan dan l/m, RR; 12x/m, Minute
gangguan Volume ;8l/m, I:E ;1:2,
hemodinamik) seting valve ;20 cm
H2O)

40
Hasil : Oksigenasi (100
%) sesuai kebutuhan
dan tidak ada
disconnect alat dan
hipoksia. vital sign (T/D
;140/ 70 mmhg, N ; 82
x/m, RR ; 12x/m, SPO2 ;
100 %).
Injeksi torasic ; 30 mg
(iv)

7. Kolaborasi dengan 7. Memberikan 7. Melakukan.Kolaborasi


dokter sebelum tindakan sesuai dengan dokter dalam
melakukan program seting ventilator dan
tindakan pengobatan medis mesin anestesi apabila
kolaboratif. berdasarkan terjadi gangguan
kebutuhan pasien hemodinamik
Hasil : pemberian
intruksi berdasarkan
program pengobatan.

41
4 12/11/2010 Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor Vital sign 1. Mengetahui fungsi 1. Monitoring Vital sign S=-Klien
keseimbangan keperawatan selama (T/D, S, N, RR, vital, oksigenasi (T/D, S, N, RR, SPO2) mengatakan
cairan perioperatif untuk SPO2) (hemodinamik) Hasil : T/D = 167/78 haus dan lapar
berhubungan pemenuhan cairan untuk mmhg, MAP= 96, N=80
dengan puasa tercukupi dengan kriteria : metabolisme x/m, S=36,20c RR=12 O =-Cairan yang
Balance cairan (input tubuh. x/m, spo2= 100 % masuk lewat
Data Subyektif : - dan output) infuse : 1450
Tidak terjadi overload 2. Mengukur dan ml,Airway (+),
Data Obyektif : atau dehidrasi ( MAP 2. Ukur dan catat 2. Mengetahui mencatat intake dan gurgling(-),
Badan klien normal). intake dan output Kebutuhan dan output cairan (balance). snoring(-),
tampak lemah TTV dalam batas cairan. keseimbangan Hasil : Cairan masuk pre Crowing/stridor
Mata tampak normal cairan (balance). op ( Pengganti puasa= (-), sesak(-
cekung (+), T/D, S : 100-140 mmhg 1420 ml) Ring as 1500 ),spasme(-),
turgor normal, D : 60-90 mmhg ml, Urine =900 ml ( respirasi
mukosa bibir N : 60-100 x/m pispot). adekuat, Rhonci
kering (dehidrasi RR : 12-20 x/m (-), Whessing (-
sedang). S : 36-37 0 C 3. Hitung dan penuhi 3. Pemenuhan 3. Menghitung dan ), pola napas
TTV (T/D: 120/80 SPO2 : 99-100 % kebutuhan cairan kebutuhan cairan memenuhi kebutuhan normal (RR=17
mmhg, nadi : 114 (Mantenence, perioperatif cairan x/m).
x/m, RR: 20 x/m, puasa, Stres &Mengisi Volume (Mantenence,Pengganti = Output cairan (
S: 36,3 oc. operasi, jam I,II,III intravaskuler. puasa, Stres operasi, Urine = 100 ml,
Laboratorium operasi). Jam I, II, III operasi). perdarahan =
tanggal (12-11- Hasil : Kebutuhan 100 ml)
2010) cairan (M:142 ml/jam, = TTV dalam
(Masa SO:426 ml, PP : 1420 batas normal
perdarahan ; 30 ml Jam I :1278 + Jam (T/D:140/90
menit, masa II: 923 ml, Jam III: 568 mmhg, N=90
pembekuan : 10- ml. (BB=71 kg dan lama x/m, RR=
11 0 menit, PT puasa=10 jam). 16x/m, S= 36,2,
;11,6, APTT; 35,9, SPO2 : 100 %.
Trombosit
;360.000,

42
Hematokrit 4. Berikan cairan 4. Mencegah syok 4. Memberikan Guyur
;46%, Ureum ; melalui intravena hipovolemik dan cairan Ring-as 300 ml A = Masalah
14, kreatinin apabila terjadi memenuhi guyur (perbandingan sebagian
:0,8, na; 136, cl ; perdarahan kebutuhan cairan kris/kol/darah = 3-1-1) teratasi
99, ca; 9,3, p; (kristaloid,koloid, elektrolit Hasil : TTV stabil
4,0, mg; 0,6, darah = 3-1-1) berdasarkan causa (T/D:127/78 mmhg, P = Interfensi
k=4,5 ). dan sesuai MAP;94 mmhg, N:86 dilanjutkan di
program x/m) ruangan
pengobatan. perawatan

5. Memperhatikan 5. Mencegah 5. Memperhatikan selalu


selalu daerah keterlambatan daerah operasi, urine
operasi resusitasi serta bag
mengetahui Hasil : Mengetahui
perubahan perkembangan pasien
hemodinamik. (perdarahan 100 ml,
urine : 150 ml) dan
perubahan pada
monitor TTV.

6. Kolaborasi dengan 6. Memenuhi 6. Melakukan Kolaborasi


dokter dalam kebutuhan cairan dengan dokter dalam
pemilihan dan elektrolit pemenuhan cairan dan
pemenuhan berdasarkan causa elektrolit.
kebutuhan cairan dan sesuai Hasil : Kebutuhan cairan
dan elektrolit program dan elektrolit tercukupi
(kristaloid / koloid pengobatan. - Cairan masuk selama
atau darah).serta intra operatif = 1850
pemeriksaan ml
elektrolit. - Cairan keluar selama
operasi = 1150 ml
(perdarahan 100 ml +
urine 1050 )

43
5 12/11/2010 Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat, 1. Mengidentifikasi 1. Mengkaji tingkat nyeri S=Klien
nyaman nyeri post keperawatan diharapkan : intensitas, tingkat nyeri untuk post op (skala 0-10). mengatakan
operatif Kecemasan dapat karakteristik dan memilih dan Hasil : Nyeri post op nyeri berkurang
berhubungan dengan berkurang / hilang.
catat nyeri post prioritas intervensi tingkat sedang ( scala 7)
luka pembedahan. TTV dalam batas
normal op (skala 0-10). T/D Normal (150/90 O=-Wajah klien
Data Subyektif : - T/D, S : 100-140 mmhg mmhg,N: 104x/m, RR;14 tampak tenang,
D : 60-90 mmhg x/m, SPO2 : 100%, airway Airway (+),
Data Obyektif : N : 60-100 x/m (+) gurgling(-),
Post ekstubasi RR : 12-20 x/m snoring(-),
LMA ; tampak S : 36-37 0 C 2. Ajarkan teknik 2. Mengurangi nyeri 2. Melakukan kolaborasi Crowing/stridor
wajah klien SPO2 : 99-100 %
relaksasi dan dan dapat dengan dokter untuk (-), sesak(-
meringis
kesakitan. nyeri distraksi mengalihakan pemberian therapi ),spasme(-),
tingkat sedang (sesuaikan skala perhatian pasien Hasil : Nyeri skala berat pola napas
(scala = 6). nyeri apabila nyeri dari causa nyeri Pemberian OPIOID: normal (RR=19
TTV (T/D: dapat ditoleransi Petidin 25 mg x/m), skala
140/100 mmhg, oleh pasien). (iv).antibiotik: stabixin pulih sadar =
nadi : 132 x/m, 2x2 gram (iv), 10, pupil isokor
RR: 19 x/m, S:
dgn diameter 4
36,2 oc,
SPO2=100%, 3. Menjelaskan 3. Mengerti dan 3. Menjelaskan proses mm dan
Scala pulih sadar proses nyeri post memahami apa nyeri post op kepada respirasi
=>9 op kepada pasien yang terjadi, pasien setelah adekuat.
Stabixin 2x1 setelah kesadaran membantu kesadaran pulih. = TTV dalam
gram (iv), pulih. relaksasi dan Hasil : Tn.PN mengerti batas normal
torasic 2x30 mg
menurunkan stress penjelasan yang (T/D:130/80
(iv), IVFD Ring-
as 20 tts/mnt. diberikan mmhg, N=91
Mengenal waktu tempat x/m, RR=
dan orang. (mengatakan 18x/m, S=
namanya, mengangkat 4 36,3 0c, SPO2 :
ekstremitas, batuk (+), 100 %.

44
Menelan (+), Pupil isokor, A=Masalah
T/D Normal (130/90 sebagian
mmhg,N: 97x/m, RR;14 teratasi
x/m, SPO2 : 100%, airway P = Interfensi
(+). scala pulih sadar = 9. dilanjutkan di
ruangan
4. Kolaborasi dengan 4. Mengatasi causa 4. Mengajarkan teknik perawatan.
dokter untuk nyeri (mediator relaksasi dan distraksi
pemberian therapi nyeri dan SSP) (menarik nafas dalam
dan mengeluarkan
lewat hidung,
menganjurkan pasien
untuk berdoa.
Hasil : Tn.PN
mengatakan nyeri
berkurang

45
PELAYANAN ANESTESI PADA TN. P N DENGAN TEKNIK ANESTESI UMUM
( PEMASANGAN LMA)

Persiapan alat & Obat

Penerimaan pasien

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan dan riwayat


operasi.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit

Persiapan Pasien kamar Bedah Persiapan Alat

Hemodinamik baik (monitoring)

Pembiusan (monitoring)

Tidur (hipnotik) Hilang Nyeri (analgesia) Relaksasi otot(muscle relaxan)

Hemodinamik Baik (monitoring)

Pemasangan LMA
Resiko obstruksi jalan nafas berhubungan dengan tindakan anestesi umum (pemasangan
LMA).
Resiko gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan puasa

(Potensial Terlepasnya LMA & spasme)

Pembedahan selesai & ekstubasi, Hemodinamik Baik (monitoring)

Oksigenasi & pindah ke Recovery room


Hemodinamik Baik (monitoring)

Gangguan rasa nyaman nyeri post operatif berhubungan dengan luka pembedahan

46
PEMASANGAN LMA
1. Mencuci tangan, menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan, menyuntik Ranitidin 50 mg (iv). (SPO2 : 100%, T/D: 130/80 mmhg,
nadi : 114 x/m, RR: 20 x/m, S: 36,3 c).
2. Memasang monitor EKG (elektroda) dan menghidupkan monitor.
3. Memasang manset tekanan darah.
4. Memasang pulse oksimetri.
5. Monitoring TTV dan memberikan Premedikasi ;injeksi Milos 3mg dan fentanyl
100 mcg dan induksi ; Recofol 100 mg (iv), atracurium 25 mg (iv). Sambil dilakukan
oksigenasi insuflasi sampai refleks bulu mata (-) dan tertidur. Oksigenasi dengan face
mask O2 100 % dan seting vaporizer (isofluran 2 vol%) dan melakukan hiperventilasi
sampai pernapasan apnu dengan tanda- tanda : tekanan darah 90/60 mmhg , nadi ;
70x/m dan SPO2 100 %.skin test stabixin 0,3 mg (ic) hasil :-, injeksi stabixin 2 gram
(IV).
6. Pemasangan LMA dilakukan dengan teknik blind dan ekstubasi.
Melalui medium rongga mulut
Leher fleksi dan kepala ekstensi
Setelah LMA no 4 masuk tepat pada posisi, cuff diisi udara 20 cc
Fiksasi LMA dibagian tengah dengan plester dan menyambungkan
konektor LMA ke selang respirasi sambil mengobservasi terjadinya
kebocoran dan memperhatikan pengembangan dada, perut dan observasi
monitor TTV .
Melakukan seting pada mesin anestesi (02 ;3l/m, N2O ;3l/m, Isofluran 2
Vol % sambil melakukan asist control respirasi 14 x/m dengan reservoir
bag.
Setelah hemodinamik stabil.
Melakukan Seting ventilator (Tidal volume ;600 l/m, RR; 12x/m, Minute
Volume ;8l/m, I:E ;1:2, seting valve ;20 cm H2O) sambil mengobservasi
monitor dan pengembangan dada.
Memindahakan valve dari asist control ke control ventilator
Monitor vital sign (T/D ;120/ 70 mmhg, N ; 79 x/m, RR ; 12x/m, SPO2 ; 100
%), monitoring cairan, obat anestesi, efek obat anestesi dan jantung,
paru-paru dan SSP.
Operasi berjalan sudah atau operator sedang menjahit otot maka valve
mesin di pindahkan kembali ke asist control sambil melakukan beging

47
dengan teknik hipoventilasi sambil merasakan pengembangan reservoir
bag hingga ekspirasi adekuat dan iramanya teratur sampai pengembangan
reservoir bag spontan, adanya pengembangan dada dan sambil
memonitoring TTV dan SPO2 sampai akhir operasi dan pemberian torasic
30 mg (iv). vital sign (T/D ;140/ 70 mmhg, N ; 82 x/m, RR ; 12x/m, SPO2 ;
100 %),
Ekstubasi LMA dilakukan pada saat anestesi masih dalam sambil
menyiapkan masker, spuit cuff, guedel, mesin suction (slang dan cateter),
nierbeken.
Setelah ekstubasi, Off N2O, Off Isofluran melakukan O2 flush, pemasangan
guedel dan memberikan oksigenasi 100% selama 15 menit dan Setelah
airway paten, gurgling (-), snoring(-), Crowing/stridor (-) dan vital sign
(T/D ;140/ 80 mmhg, N ; 85 x/m, RR ; 12x/m, SPO2 ; 100 %).
Melakukan Look, listen dan feel; ekspirasi adekuat, pupil isokor dengan
diameter 3mm, irama pernafasan teratur, bunyi napas tambahan (-),
kesadaran somnolen. Dengan penilaian scor alderete 8. (T/D ;140/ 80
mmhg, N ; 85 x/m, RR ; 12x/m, SPO2 ; 100 %).
Tn. PN dipindahkan ke RR dengan brancard sambil melakukan posisi
ekstensi kepala, airway (+).
Merapikan peralatan, mesin dan mencuci tangan.
7. Mendokumentasikan tindakan.

48
F. Perawatan RR (recovery room)

Penilaian dengan Aldrette score

Kesadaran 2 1 0
Kesadaran Sadar, orientasi baik Dapat dibangunkan Tidak dapat
dibangunkan

Warna Merah muda (pink ), Pucat kehitaman, perlu Sianosis,dengan O2 nilai


tanpa O2,nilai SpO2 O2 agar SpO2 >90% SpO2 < 90%
>92%
Aktifitas Ke-4 ekstremitas dapat Dua ( 2 ) ektremitas Tidak bergerak sama
bergerak bergerak sekali
Respirasi Dapat nafas dalam, Nafas dangkal, sesak Apneu, obstruksi
batuk nafas
Kardiovaskuler TD berubah 20% Berubah 20-30 % Berubah > 50%

- Jam 10.00 WIB Tn. PN tiba di RR dengan pemberian oksigen canul 5l/m, ekstensi kepala dengan
menggunakan cairan infus 1000 ml pada punggung, menggantungkan cairan infuse Ring-as 20
tts/mnt, memasang manset, memasang pulse oksimetri dan memberikan selimut hangat dengan
seting temperature 400c pemeriksaan fisik ;ekspirasi Adekuat, pupil isokor dengan diameter 3mm,
irama pernafasan teratur, bunyi napas tambahan (-), kesadaran somnolen. Dengan penilaian scor
0
alderete 8.dan tanda- tanda vital T/D 130/80 mmhg, N : 112 x/m, RR : 13 x/m, S : 35,4 C, SPO2 :
100 %.
- Jam 10.14 WIB, Tn. PN membuka kelopak mata, reflex menelan dan batuk (+), sadar penuh dan
orientasi baik dengan scor aldrette = 10, Wajah klien mengekspresikan kesakitan dengan tingkat
nyeri sedang (skala =7) dan mengatakan rasa sakit pada luka operasi dengan tanda- tanda vital T/D
150/100 mmhg, N : 115 x/m, RR : 13 x/m, S : 36,4 0 C, SPO2 : 100 %.
- Jam 10.18 Melakukan kolaborasi dengan dokter anestesi tentang nyeri dan terapi yang diberikan
adalah Injeksi petidin 25 mg (IV).sambil melakukan observasi berdasarkan scor aldrete dan ekstensi
kepala.
- Jam 10.25 WIB Tn.PN tertidur dan nyeri berkurang dengan tanda- tanda vital T/D 130/90 mmhg, N :
94 x/m, RR : 12 x/m, S : 36,5 0 C, SPO2 : 100 %, airway (+).
- Jam 10.30 WIB Tn.PN sadar penuh dan scor aldrette 10. Menghubungi ruangan dan siap
dipindahakan atas isin dokter anestesi dengan tanda- tanda vital T/D 120/80 mmhg, N : 81 x/m, RR :
12 x/m, S : 36,4 0 C, SPO2 : 100 %, airway (+).
- Jam 10.39 WIB Tn.PN dipindahakan ke ruangan.

49

Anda mungkin juga menyukai