Anda di halaman 1dari 78

ANA

ALISIS KINERJA
K A KEUAN
NGAN DE
ENGAN M
METODE
E
ECON
NOMIC VALUE
V A
ADDED PADA
P PT
T. BANK C
CENTRA
AL
ASIA
A, TBK TAHUN
T 2007-TAH
2 HUN 20099

Oleh
h
PANI APRILIY
A YAN PAIS
SAL
H24087
7071

PR
ROGRAM
M SARJA
ANA ALIH JENIS MANAJJEMEN
D
DEPART
TEMEN MANAJE
M EMEN
FAKUL
LTAS EK
KONOMI DAN MA
ANAJEM
MEN
IN
NSTITUT
T PERTA
ANIAN BO
OGOR
BOGO
OR
2011
1
RINGKASAN

PANI APRILIYAN PAISAL. H24087071. Analisis Kinerja Keuangan dengan


Metode Economic value Added pada PT. Bank Central Asia, Tbk Tahun 2007-
Tahun 2009. Di bawah bimbingan WITA JUWITA ERMAWATI.

Bank dituntut untuk memperbaiki kinerja keuangannya agar tetap dapat


bertahan. Suatu bank harus bisa meyakinkan kepada masyarakat khususnya
pemegang saham dan kreditur tentang kondisi keuangan bank saat ini. Dalam hal
ini PT Bank Central Asia Tbk, harus memiliki kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan kondisi pasar didukung oleh kebijakan-kebijakan proaktif yang secara
efektif disiapkan untuk mengantisipasi dan merespon dampak-dampak negatif
yang berpotensi timbul pada saat krisis agar kinerja keuangan tidak mengalami
penurunan yang signifikan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis laporan laba rugi dan
neraca PT. Bank Central Asia, Tbk Asia periode tahun 2007-2009, (2)
Menganalisis kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk ditinjau berdasarkan
metode Economic Value Added selama periode tahun 2007 2009, (3)
Menganalisis kebijakan struktur modal yang diterapkan PT. Bank Central Asia,
Tbk pada periode tahun 2007-2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan PT. Bank
Central Asia, periode tahun 2007 2009 dan literatur terkait lainnya. Metode
pengolahan dan analisis data menggunakan alat analisis Economic Value Added
(EVA).
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa berdasarkan laporan neraca
keuangan dan laporan laba rugi PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009
nilai ekuitas dan nilai aktiva mengalami pertumbuhan, hal ini disebabkan karena
adanya pertumbuhan kredit dan adanya peningkatan laba bersih. Perhitungan
metode EVA pada PT Bank Central Asia Tbk, tahun 2007-2009 yang diperoleh
berdasarkan laporan laba rugi, dan neraca dapat diketahui bahwa nilai EVA tahun
2007 sebesar Rp 4.113.944,20 triliun, tahun 2008 naik menjadi Rp 4.592.571,72
triliun. Tahun 2009 naik menjadi Rp 6.349.792,57 triliun. Kenaikkan nilai EVA
ini disebabkan karena adanya kenaikkan laba bersih yang tiap tahun cenderung
meningkat. Biaya modal yang paling minimum terjadi pada tahun 2009 dengan
komposisi saham 96,16% dan hutang 3,84%dengan WACC 1,671 persen.
Nilai EVA yang tiap tahun cenderung meningkat mencerminkan kinerja
keuangan pada PT Bank Central Asia TBK selama periode tahun 2007-2009 dapat
dikatakan baik. Hal ini juga berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank, dengan
kecenderungan meningkatnya nilai EVA tiap tahunnya PT Bank Central Asia
TBK memiliki tingkat kesehatan bank yang baik. Tingkat kesehatan bank yang
baik dapat menjadi referensi bagi pihak yang berkepentingan seperti investor dan
stakeholder lainnya untuk mengambil keputusan berinvestasi pada PT Bank
Central Asia TBK. Investasi yang dapat dilakukan seperti penanaman modal dan
pembelian saham.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE
ECONOMIC VALUE ADDED PADA PT. BANK CENTRAL
ASIA, TBK TAHUN 2007-TAHUN 2009

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Oleh:

PANI APRILIYAN PAISAL

H24087071

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul : Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode Economic value Added
pada PT. Bank Central Asia, Tbk Tahun 2007-Tahun 2009.
Nama : Pani Apriliyan Paisal
NIM : H24087071

Menyetujui,
Pembimbing

Wita Juwita Ermawati, STP, MM


NIP. 197509072005012001

Mengetahui:
Ketua Departemen,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc


NIP. 196101231986011002

Tanggal Lulus :
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudulAnalisis Kinerja
Keuangan dengan Metode Economic value Added pada PT. Bank Central Asia,
Tbk Tahun 2007-Tahun 2009 adalah karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar
pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2011

Pani Apriliyan Paisal

H24087071
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 28 April 1987.


Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan H. Kurniadi dan Hj.
Nuryeti SE. Penulis bertempat tinggal di Kuningan, Jawa Barat. Pendidikan dasar
diselesaikan pada tahun 1999 Di SD Negeri 1 Windusengkahan, Kuningan.
Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP
Negeri 2 Kuningan, Jawa Barat. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMU Negeri 3
Kuningan dan melanjutkan pendidikan pada Program Diploma III Komunikasi
Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikannya
pada Program Studi Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penulis aktif dalam organisasi selama menuntut ilmu di IPB, yaitu sebagai
Staf Departemen Operasi dan Kewirausahaan Extension Of Management
(EXOM) club periode 2008-2009. Penulis juga pernah bekerja di PT Bank Central
Asia dari Januari 2009- Januari 2011. Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
dari IPB, Penulis menulis skripsi dengan judul Analisis Kinerja Keuangan dengan
Metode Economic value Added pada PT. Bank Central Asia, Tbk Tahun 2007-
Tahun 2009.

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode
Economic value Added pada PT. Bank Central Asia, Tbk Tahun 2007-Tahun
2009 dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini
menganalisis laporan keuangan dan laporan laba rugi, menganalisis kinerja
keuangan dengan metode Economic Value Added, menganalisis kebijakan struktur
modal untuk mengetahui tingkat kesehatan bank.
Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif sangat diperlukan demi tercapainya hal yang lebih baik.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, Amin.

Bogor, Maret 2011

Penulis

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Selama penyelesaian skripsi ini telah banyak pihak yang membantu


penulis sehingga dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih
kepada :

1. Apa, Mamah, Silpi dan semua keluarga, atas doa dan bantuannya.
2. Ibu Wita Juwita Ermawati, STP, MM., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
3. Bapak Liong We Sing, selaku pimpinan KCP BCA Raya Baru Bogor yang
telah memberikan masukan.
4. Bapak R. Wira Isnanto, SE selaku Head Teller KCP BCA Raya Baru Bogor
yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berarti.
5. Ibu Silviawati selaku Kabag BCA Raya Baru Bogor yang telah memberikan
bimbingan mengenai perbankan.
6. Mutia, Rika, Dita, Penti, Oki, Olan, Opik, Ferdi, Asep, selaku sahabat atas
perhatian dan keceriaan pada saat kuliah dan penyelesaian skripsi ini.
7. Dan teman-teman program sarjana alih jenis manajemen atas dukungan dan
kebersamaan disaat kuliah.

Bogor, Maret 2011

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 6
2.1 Laporan Keuangan ........................................................................................ 6
2.3 Economic Value Added (EVA) .................................................................. 12
2.4 Struktur Modal ............................................................................................ 15
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................................... 16
III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 18
3.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 18
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 19
3.3. Pengumpulan Data ..................................................................................... 20
3.4.Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 22
4.1. Gambaran Umum Perusahaan .................................................................... 22
4.1.1. Sejarah Perusahaan.............................................................................. 22
4.1.2. Visi dan Misi ....................................................................................... 23
4.1.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia ............................................... 23
4.1.4. Perluasan Operasi dan Jaringan .......................................................... 26
4.1.5. Teknologi Informasi Pendukung Kinerja ............................................ 27
4.2. Kondisi Keuangan Perusahaan................................................................... 28
4.2.1. Neraca Keuangan PT BCA Tbk. ......................................................... 28
4.2.2. Laporan Laba Rugi PT BCA Tbk ....................................................... 30
4.3.1. Biaya Modal Saham ............................................................................ 31
4.3.2. Utang Jangka Panjang ......................................................................... 33

vii
4.3.3. EVA..................................................................................................... 33
4.3.4. Struktur Modal .................................................................................... 35
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 38
1. Kesimpulan ................................................................................................. 38
2. Saran............................................................................................................ 38
LAMPIRAN .......................................................................................................... 40

viii
DAFTAR TABEL
No. Halaman

1. Neraca PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 ................................... 30


2. Laporan Laba Rugi PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 .............. 31
3. Data saham PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009. ........................... 32
4. Nilai biaya modal PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009. ................. 33
5. Jumlah utang jangka panjang PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009. 33
6. Nilai NOPAT PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 ........................ 34
7. Nilai COC PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009. ............................ 34
8. Perhitungan nilai EVA PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009. ......... 35
9. Perhitungan nilai Struktur Modal, EPS dan EVA PT Bank Central Asia Tbk. 35
10. Simulasi perhitungan nilai EPS tahun 2010. .................................................. 36

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian ................................................................... 19

x
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman

1. Ikhtisar data keuangan PT Bank BCA Tbk. ...................................................... 41


2. Perhitungan Economic Value Added PT Bank BCA Tbk 2007-2009. ............. 42
3. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
naik 1%, utang turun 1% (97,16 % dan 2,84%) ................................................ 43
4. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
turun 1%, utang naik 1% (95,16 % dan 4,84%) ................................................ 44
5. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
naik 2%, utang turun 2% (98,16 % dan 1,84%) ................................................ 45
6. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
turun 2%, utang naik 2% (94,16 % dan 5,84%) ................................................ 46
7. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
naik 3%, utang turun 3% (99,16 % dan 0,84%) ................................................ 47
8. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
turun 3%, utang naik 3% (93,16 % dan 6,84%) ................................................ 48
9. Tingkat Rata-rata Suku Bunga SBI (Rf) Bulanan 2008-2009 .......................... 49
10. Indeks IHSG 2007-2009 ................................................................................. 50
11. Neraca PT Bank BCA Tbk, tahun 2007-2008 ................................................ 51
12. Neraca PT Bank BCA Tbk, tahun 2008-2009 ................................................ 57
13. Ikhtisar Saham BCA Tahun 2007 ................................................................... 63
14. Ikhtisar Saham BCA 2008 .............................................................................. 64
15. Ikhtisar Saham BCA 2009 .............................................................................. 65

xi
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak bulan Agustus tahun 1997
sampai penghujung tahun 1998 menyebabkan kondisi keuangan dan sektor riil
semakin terpuruk, salah satunya adalah kepercayaan masyarakat luas terhadap
sektor perbankan menurun drastis. Banyak kegiatan usaha yang ditutup, bank-
bank yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah pengangguran.
Pada tahun 1997 pemerintah melakukan likuidasi terhadap sejumlah bank
yang sudah tentu berpengaruh negatif terhadap bank-bank yang masih ada. Pada
permulaan tahun 2009, prospek perekonomian Indonesia masih diliputi oleh
ketidakpastian, dimana para pelaku pasar melakukan antisipasi terhadap dampak
krisis ekonomi global yang belum sepenuhnya dirasakan oleh Indonesia. Pada
penghujung tahun 2008, kinerja ekspor Indonesia menurun signifikan sebagai
akibat dari jatuhnya harga komoditas dan melemahnya permintaan. Nilai tukar
Rupiah mengalami depresiasi.
Perbaikan kinerja perekonomian nasional harus dilakukan serentak dengan
perbaikan sektor perbankan. Beberapa indikator kinerja perbankan nasional
seperti pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), penyaluran kredit, perolehan
laba dan permodalan menunjukkan kecenderungan perbaikan. Pemulihan kinerja
di sektor perbankan tersebut menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan kembali meningkat, fungsi intermediasi perbankan nasional juga terus
membaik.
Kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan tersebut memicu
bank-bank untuk terus meningkatkan produk-produknya yang ditandai dengan
munculnya produk-produk baru dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang semakin
memudahkan nasabahnya untuk bertransaksi. Bank-bank dituntut untuk
meningkatkan kemajuannya secepat mungkin agar tidak tertinggal dari bank lain.
Penurunan kinerja bank secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya
Financial Distress yaitu keadaan yang sulit, bahkan dapat dikatakan mendekati
kebangkrutan yang apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak besar pada
bank-bank tersebut dengan kehilangan kepercayaan dari nasabah.
2

Laporan keuangan merupakan hal yang paling mendasar untuk


meyakinkan masyarakat tentang kinerja keuangan suatu bank dan kondisi
keuangan saat ini. Dengan laporan keuangan, masyarakat terutama pemegang
saham dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan serta perubahan posisi
keuangan suatu bank yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Di
tahun-tahun mendatang, industri perbankan di Indonesia akan menghadapi
tantangan yang semakin berat di tengah tingkat kompetisi yang meningkat dan
kondisi pasar yang sulit diprediksi.
Bank dituntut untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Suatu bank harus
bisa meyakinkan kepada masyarakat khususnya pemegang saham dan kreditur
tentang kondisi keuangan bank saat ini. Mereka perlu mengetahui bagaimana
kinerja keuangan bank tersebut. Untuk itu mereka bergantung pada laporan
keuangan yang menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan bank.
Adapun kinerja keuangan dipengaruhi oleh pertumbuhan asset, dana pihak ketiga,
penyaluran kredit, perolehan laba dan permodalan. Salah satu bank swasta yang
memperhatikan kinerja keuangannya yaitu PT. Bank Central Asia, Tbk. Apalagi
PT. Bank Central Asia, Tbk memiliki komitmen untuk senantiasa memenuhi
standar tertinggi terkait dengan aspek kepatuhan, transparansi, akuntabilitas dan
etika profesional.
Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian
dunia. Kekhawatiran akan runtuhnya sistem keuangan global merupakan ancaman
yang sangat nyata di paruh pertama tahun 2009. Selama masa yang penuh dengan
tantangan ini, PT. Bank Central Asia, Tbk berhasil mempertahankan soliditas
usaha dan kinerja keuangan sehingga menempatkan Bank pada posisi yang baik
untuk mendapatkan manfaat dari pemulihan ekonomi nasional maupun dunia.
(http:/klikbca.com).
Di tengah kondisi perekonomian yang masih dihadapkan pada beberapa
tantangan tersebut, PT. Bank Central Asia, Tbk mengambil langkah-langkah
proaktif untuk mempertahankan soliditas neraca dan posisi likuiditas. PT. Bank
Central Asia, Tbk tetap berkomitmen dalam memenuhi kebutuhan likuiditas bagi
para nasabahnya. PT. Bank Central Asia, Tbk. juga memperketat kebijakan kredit
untuk pemberian fasilitas pinjaman baru sebagai antisipasi dari ketidakpastian
3

kondisi ekonomi. PT. Bank Central Asia, Tbk. mengambil langkah konservatif
dalam menghadapi kemungkinan meningkatnya kredit macet dengan membentuk
cadangan kredit bermasalah yang memadai dengan menggunakan berbagai
skenario stress test. Tindakan-tindakan antisipasi ini telah memungkinkan PT.
Bank Central Asia, Tbk. untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan
mempertahankan kinerja keuangan yang kuat serta menjaga posisi BCA sebagai
bank utama andalan masyarakat dalam penyediaan layanan transaksi dan
penyelesaian pembayaran.
Beberapa tahun terakhir PT. Bank Central Asia Tbk, telah menerapkan
serangkaian langkah untuk memastikan bahwa bank mampu mengelola dampak
volatilitas pasar. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan kondisi pasar
didukung oleh kebijakan-kebijakan proaktif yang secara efektif disiapkan untuk
mengantisipasi dan merespon dampak-dampak negatif yang berpotensi timbul
pada saat krisis agar kinerja keuangan tidak mengalami penurunan yang
signifikan. PT. Bank Central Asia Tbk, juga sudah menganalisis kinerja keuangan
dengan menggunakan analisis rasio, tetapi dalam hal ini peneliti ingin melihat dari
analisis yang berbeda yaitu dengan menggunakan analisis Economic Value Added
(EVA).
Penilaian kinerja keuangan yang menyeluruh perlu diketahui dengan
menggunakan alat analisis yang bekenaan dengan kesehatan kinerja keuangan
dengan menggunakan pendekatan analisis Economic Value Added (EVA). EVA
dapat menjadi salah satu indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih
dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan. Di dalam konsep
EVA memungkinkan pemegang saham untuk mengetahui apakah ada atau tidak
nilai tambah yang dihasilkan dari operasional perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis
Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added Pada PT. Bank Central
Asia, Tbk. Tahun 2007-Tahun 2009.

1.2. Perumusan Masalah

PT. Bank Central Asia, Tbk. memiliki komitmen untuk senantiasa


memenuhi standar tertinggi terkait dengan aspek kepatuhan, transparansi,
akuntabilitas dan etika profesional. Salah satu unsur penting tata kelola
4

perusahaan di PT. Bank Central Asia, Tbk. adalah penerapan manajemen risiko
dan contingency plan yang efektif untuk mengantisipasi kondisi pasar yang
memburuk. EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau
value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi
perusahaan. Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak
(Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cos of
Capital). Konsep Economic Value Added (EVA) mampu menutupi kelemahan
dari analisis rasio keuangan. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana laporan laba rugi dan neraca PT Bank Central Asia periode tahun
2007-2009?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Central Asia Tbk, ditinjau berdasarkan
metode economic value added untuk periode tahun 2007 2009?
3. Apakah kebijakan struktur modal yang diterapkan PT. Bank Central Asia Tbk
pada periode tahun 2007-2009 sudah tepat?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditetapkan lebih dahulu agar dalam pelaksanaan nanti


dapat dijadikan pedoman guna melangkah selanjutnya. Adapun tujuan dalam
penelitian ini adalah :
1. Menganalisis laporan laba rugi dan neraca PT. Bank Central Asia, Tbk Asia
periode tahun 2007-2009.
2. Menganalisis kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk ditinjau
berdasarkan metode Economic Value Added selama periode tahun 2007
2009.
3. Menganalisis kebijakan struktur modal yang diterapkan PT. Bank Central
Asia, Tbk pada periode tahun 2007-2009.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :


a. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi PT. Bank Central Asia, Tbk untuk lebih
meningkatkan kinerja keuangan agar dapat terus bertahan di era globalisasi.
5

b. Bagi Nasabah
Memberikan informasi dalam menyimpan dana di PT. Bank Central Asia,
Tbk.
c. Bagi Pembaca
Menambah dan memperluas wawasan mengenai analisa laporan keuangan
untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam pengambilan keputusan
ekonomi serta sebagai bahan referensi tambahan bagi pihak-pihak lain yang
akan meneliti kasus yang sama.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Central Asia, Tbk. dengan
menganalisis kinerja keuangannya karena PT. Bank Central Asia, Tbk. sebagai
salah satu bank yang bertahan dari dampak krisis. Agar penelitian ini tidak terlalu
luas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada analisis laporan keuangan dan
kinerja keuangan berdasarkan metode Economic Value Added serta menganalisis
kebijakan struktur modal dalam hubungannya dengan kinerja keuangan bank.
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan


Menurut Harahap (2007), laporan keuangan dalam suatu perusahaan
sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus akuntansi dalam suatu
kesatuan akuntansi usaha, dimana proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan :
1) Mengumpulkan bukti-bukti transaksi
2) Mencatat transaksi dalam jurnal
3) Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja
4) Menyusun laporan keuangan
Menurut Munawir (2002), laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut. Hanafi (2003),
mendefinisikan laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi yang
meliputi 3 macam laporan du macam laporan keuangan yaitu (1) Neraca dan (2)
Laporan Rugi laba.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1,Tujuan
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
7

3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan


manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai
apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini
mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat
kembali atau mengganti manajemen.
Menurut Hanafi (2003), laporan keuangan adalah membuat pihak luar
menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan
operasional perusahaan dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode
tertentu.
2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK (2007),
merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna
bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok dapat dipahami
kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
1)Kemudahannya
Kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
2) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa
depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material
dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4) Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar
8

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja


keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
2.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang
mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan
ini bertujuan agar dalam membaca laporan keuangan tidak menimbulkan salah
tafsir.
Menurut Jumingan (2005), empat keterbatasan laporan keuangan adalah :
1) Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan intern report, bukan
merupakan laporan final karena laba rugi riil/final hanya dapat ditentukan bila
perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan tersebut laporan keuangan
perlu disusun untuk periode waktu tertentu.
2) Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti.
Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar
lain karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan.
3) Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari
waktu ke waktu.
4) Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai
keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor
yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua
faktor dapat diukur dalam satuan uang.
2.1.5 Jenis Laporan Keuangan
Menurut Warsono (2003), ada 2 macam bentuk laporan keuangan utama
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu Neraca dan Laporan laba rugi.
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
organisasi pada suatu periode tertentu. Neraca perusahaan ini disusun
berdasarkan persamaan dasar akuntansi, yaitu bahwa kekayaan atau aktiva
sama dengan kewajiban ditambah modal saham.
Laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang mengambarkan hasil-
hasil usaha yang dicapai selama periode tertentu. Laba rugi bersih adalah
9

selisih antara pendapatan total dengan biaya atau pengeluaran total. Pendapatan
mengukur aliran masuk asset bersih (setelah dikurangi utang) dari penjualan
barang atau jasa.
Menurut PSAK (2007) No. 31, Laporan keuangan merupakan hasil
tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan
disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang
menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan
perusahaan. Laporan keuangan bank menurut PSAK(2007) No. 31, terdiri atas:
1) Neraca
Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan
karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya; urutan likuiditas
secara garis besar akan sama dengan urutan jatuh temponya. Pos lancar dan
tidak lancar tidak disajikan secara terpisah karena sebagian besar aktiva dan
kewajiban suatu bank dapat direalisasikan atau diselesaikan dalam waktu dekat.
2) Laporan Laba Rugi
Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan pendapatan
dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang
(multiple step) yang menggambarkan pendapatan dan beban yang berasal dari
kegiatan operasional dan non operasiona
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan.
Kas dan setara kas terdiri atas kas, giro BI dan giro bank lain.
4) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva
bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang perlu penjelasan
harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Menurut Harahap (1998), jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari :
10

1) Neraca (posisi keuangan)


Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan
perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal
pada saat tertentu.
2) Laporan Laba Rugi
Memberikan informasi mengenai hasil usaha perusahaan periode tertentu.
3) Laporan arus kas
Menggambarkan sumber dan penggunaan kas pada periode tertentu.
2.1.6 Klasifikasi Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Salah satu tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan dan kinerja serta perubahan posisi keuangan
perusahaan. Laporan perubahan posisi keuangan mencerminkan perubahan dalam
berbagai unsur neraca dan berbagai unsur laporan laba rugi. Menurut Jumingan
(2005), unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aktiva, utang dan modal sendiri. Pos-pos ini didefinisikan
sebagai berikut :
a) Aktiva
Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya
dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki
oleh perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan
dengan jelas, diukur dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya
waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.
b) Utang
Utang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur. Dalam
jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib
memenuhi tagihan yang berasal dari pihak luar tersebut. Pemenuhan kewajiban
ini dapat berupa pembayaran uang, penyerahan barang atau jasa kepada pihak
yang telah memberikan pinjaman kepada perusahaan.
c) Modal Sendiri
Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Dalam catatan akuntansi modal sendiri ditentukan dengan mengurangkan
modal pinjaman dari jumlah keseluruhan modal yang ditanamkan dalam aktiva.
11

2.2. Analisis Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Pengertian analisa laporan keuangan menurut Harahap (1998), adalah
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil
dan melihat hubunganya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang
sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
2.2.2 Sifat Analisis Laporan keuangan
Menurut Ashari (2005), tujuan yang ingin dicapai dengan melalui analis
laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan dengan melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Menurut
Harahap (1998), analisa laporan keuangan memiliki sifat-sifat :
1) Fokus laporan adalah Laporan laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan
akumulasi transaksi dari kejadian histories, dan penyebab terjadinya dalam
suatu perusahaan.
2) Prediksi, analisa harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu
terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.
3) Dasar analisa adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip
tersendiri sehingga hasil analisa sangat tergantung pada kualitas laporan ini.
Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi, sangat diperlukan dalam
menganalisa laporan keuangan.
2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Munawir (2002), mengemukakan 8 teknik analisis yang biasa digunakan
dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1) Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis
dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau
lebih dengan menunjukkan :
a. data absolut atau jumlah dalam rupiah
b. kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. kenaikan atau penurunan dalam prosentase
12

d. perbandingan yang dinyatakan dalam rasio


e. prosentase dari total
2) Trend atau tendensi dari posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode
atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan
keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3) Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement, adalah
suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-
masing aktiva terhadap total aktivanya juga untuk mengetahui struktur
permodalannya.
4) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5) Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis), adalah
suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau
untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode
tertentu.
6) Analisis rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui sambungan dari
pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7) Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah analisis untuk
mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode
ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba
yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
8) Analisis Break-Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut
tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan
menganalisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan
atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

2.3 Economic Value Added (EVA)

EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari


kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan
13

sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan
manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar
sebuah perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan banyak hal
untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika
manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini (Steward,1993) :

1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal.


2. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih
besar dari biaya modal yang ada.
3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan.
Keunggulan EVA menurut Mirza (1997), yaitu EVA memfokuskan
penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhatikan beban biaya modal
sebagai konsekuensi investasi. Dengan diperhitungkannya biaya modal maka
dapat diketahui apakah perusahaan dapat menciptakan nilai tambah atau tidak.
Kelebihan EVA yang lain adalah dapat digunakan secara mandiri tanpa
memerlukan data pembanding.
Disamping beberapa keunggulan diatas, menurut Dewi dalam Utama
(2002), EVA juga memiliki kelemahan yaitu EVA hanya menggambarkan
penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu. Padahal nilai perusahaan
merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan. Sehingga suatu perusahaan
mempunyai nilai EVA pada periode tertentu postif tetapi nilai perusahaan tersebut
rendah karena nilai EVA di masa lalunya negatif.
Kelemahan EVA menurut Mirza (1997), yaitu dalam perhitungan biaya
modalnya EVA relatif sulit karena memerlukan data yang lebih banyak dan
dianalisa secara lebih mendalam. Dengan demikian secara tidak langsung
mendorong para eksekutif untuk berfikir dan bertindak seperti para pemegang
saham, yaitu memilih tingkat investasi yang meningkatkan tingkat return dan
meminimumkan tingkat biaya modal (cost of capital) sehingga nilai perusahaan
dapat maksimum.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan
antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan
dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan
perusahaan (operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali
14

investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam
kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok
perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio
keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif
disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini
menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
belum mampu untuk menghasilkan laba.
Keunggulan ROA diantaranya adalah sebagai berikut:
1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya
mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.
3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.
Disamping beberapa keunggulan diatas ROA juga memiliki kelemahan
yaitu (Lisa,1999):
1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi
memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang
menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek
tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara
keseluruhan.
2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan
bukan tujuan jangka panjang.
3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek,
tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka
panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan
budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relatif murah
sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.
15

2.4 Struktur Modal

Struktur modal adalah perbandingan hutang jangka panjang dengan modal


sendiri (Riyanto, 2001). Menurut Rodoni (2010), struktur modal pada intinya
terdiri dari dua bagian penting yaitu, debt dan equity. Nilai perusahaan
didefinisikan sebagai penjumlahan nilai dari hutang dan ekuitas peusahaan.
Menurut Warsono (2003), ada tiga alasan dalam penentuan biaya modal
antara lain: Pertama, memaksimumkan nilai perusahaan mensyaratkan bahwa
semua biaya input, termasuk biaya modal untuk diminimumkan. Kedua,
keputusan penganggaran modal mensyaratkan suatu estimasi biaya modal.
Terakhir, beberapa tipe keputusan lain, termasuk yang berhubungan dengan
peraturan utilitas public, sewa guna usaha, pendanaan kembali obligasi,
kompensasi eksekutif, dan manajemen asset jangka pendek.
Pada umumnya komponen biaya modal menurut Warsono (2003), terdiri
dari biaya hutang dan biaya modal sendiri.
1) Biaya Utang
Utang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan
menerbitkan surat pengakuan utang. Biaya utang yang berasal dari pinjaman
adalah merupakan bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya
utang dengan menerbitkan obligasi adalah tingkat pengembalian hasil yang
diinginkan yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai tingkat
diskonto dalam mencari nilai obligasi.
Suatu perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang, dengan
tujuan untuk memperbesar tingkat pengembalian modal sendiri (ekuitas).
Biaya Utang dibagi menjadi dua macam yaitu, biaya utang sebelum pajak dan
biaya utang setelah pajak.
Besarnya biaya utang sebelum pajak dapat ditentukan dengan menghitung
besarnya tingkat hasil internal (yield to maturity) atas arus kas obligasi, yang
dinotasikan dengan kd. Perusahaan yang menggunakan sebagian sumber
dananya dari utang akan terkena kewajiban membayar bunga. Bunga
merupakan salah satu bentuk beban bagi perusahaan (interest expense).
Beban bunga ini akan menyebabkan besarnya pembayaran pajak
penghasilan menjadi berkurang. Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan
16

mengalikan biaya utang sebelum pajak dengan (1 - T), dengan T adalah tingkat
pajak marginal.
2) Biaya Saham Preferen
Saham preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara utang dengan
modal sendiri atau saham biasa. Salah satu ciri saham preferen yang
menyerupai utang adalah adanya penghasilan tetap bagi pemiliknya. Selain itu,
ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku
dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan dengan saham
biasa.
Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena
memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian deviden
terlebih dahulu. saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham
biasa, karena jumlahnya yang sedikit.
3) Cost of Equity (Biaya Modal Sendiri)
Biaya modal saham merupakan tingkat hasil pengembalian atas saham
biasa yang diinginkan oleh para investor. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam perhitungan biaya modal laba ditahan, yaitu pendekatan
Capital Aset Pricing Model (CAPM), dimana biaya modal laba ditahan adalah
tingkat pengembalian atas modal sendiri yang diinginkan oleh investor yang
terdiri dari tingkat bunga bebas risiko dengan premi risiko pasar dikalikan
dengan (resiko saham perusahaan).
Menurut Iramani dan Febrian (2005), dalam praktek pembiayaan atau
pendanaan yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan
demikian biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan
biaya untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang dilakukan adalah Mubarok (2009), yang


meneliti tentang Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode
Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus Perusahaan Otomotif Go Publik).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa PT Multistrada Tbk memiliki kinerja
keuangan yang baik. Hal ini dikarenakan PT Multistrada mengalami peningkatan
kinerja keuangan pada periode tahun 2007 sampai tahun 2008. Tahun 2007 nilai
17

EVA PT multistrada negatif Rp18.698.277.623,57 dan naik pada tahun 2008


menjadi positif Rp 42.698.678.047,70 sehingga tidak terpengaruh oleh krisis
ekonomi global. Hal tersebut berbanding terbalik dengan PT Gajah Tunggal Tbk
yang mengalami penurunan kinerja pada periode tahun 2007 sampai tahun 2008.
Tahun 2007 nilai EVA PT Gajah Tunggal Tbk positif Rp 192.512.501.327,33 dan
turun menjadi negatif Rp 311.345.601.825,395.
Menurut Hakim (2006), yang meneliti Perbandingan Kinerja Keuangan
Perusahaan Dengan Metode EVA, ROA, Dan Pengaruhnya Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek
Jakarta, secara Simultan metode EVA dan ROA berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham. Namun secara parsial hanya ROA saja yang berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham, sedangkan EVA tidak berpengaruh
secara signifikan. Hasil ini menunjukkan pengukuran kinerja keuangan dengan
metode ROA lebih baik dibandingkan dengan metode EVA dalam pengaruhnya
terhadap return saham.
18

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Economic Value Added merupakan alat analisis untuk mengukur nilai


tambah perusahaan dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal
yang berasal dari pemegang saham maupun dari pinjaman, atau resiko yang
dihadapi perusahaan dalam melakukan investasi. Secara teknik analisis Economic
Value Added memperhitungkan keuntungan operasi setelah pajak dikurangi
dengan biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba yang digunakan
untuk menilai kinerja perusahaan. Perusahaan yang diteliti adalah PT Bank BCA
Tbk.
Kemampuan PT Bank BCA Tbk, dalam bertahan menghadapi dampak
krisis ekonomi global serta komitmennya untuk memenuhi standar tertinggi salah
satunya tidak terlepas dari peran kinerja keuangannya. Berdasarkan hal tersebut
kinerja keuangan dianalisis berdasarkan metode Economic Value Added.
Data laporan keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca digunakan
untuk menghitung kinerja keuangan berdasarkan metode Economic Value Added.
Economic Value Added dapat diperoleh dari NOPAT dikurangi biaya modal.
NOPAT merupakan laba bersih ditambah biaya bunga setelah pajak, sedangkan
biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian modal yang
dituntut oleh investor atas modal yang telah diinvestasikan di perusahaan. Nilai
NOPAT diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan biaya modal diperoleh dari
neraca perusahaan.
Nilai EVA yang diperoleh digunakan untuk mengukur apakah kebijakan
struktur modal yang telah diterapkan oleh PT Bank BCA Tbk sudah tepat, dengan
demikian kinerja keuangan PT Bank BCA Tbk, beserta tingkat kesehatan
perusahaan juga dapat diketahui. Nilai EVA biasanya menjadi referensi bagi
beberapa pihak yang berkepentingan seperti investor, stakeholder lainnya untuk
mengambil keputusan berinvestasi.
19

PT Bank Central Asia Tbk

Komitmen untuk memenuhi standar tertinggi


(kepatuhan, transparansi, akuntabilitas, etika profesi)

Analisis Kinerja Keuangan

Laporan Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
2. Neraca Keuangan

Kebijakan Struktur
Economic Value Added EVA) Modal Perusahaan

Kinerja Keuangan Perusahaan

Tingkat Kesehatan Bank dan


Kelangsungan Usaha

Ketertarikan Investor

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan


Februari 2011. Lokasi penelitian pada PT Bank BCA Tbk, Menara BCA,Grand
Indonesia, Jl. MH Thamrin Kav 1, Jakarta Pusat.
20

3.3. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif dari periode Januari 2007 sampai Desember
2009. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa laporan
keuangan dan gambaran umum perusahaan PT Bank BCA Tbk. Sumber data lain
yang digunakan adalah data yang relevan dengan penelitian yang diperoleh dari
buku, koran, jurnal, majalah, laporan penelitian, dan internet.

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah data sekunder terkumpul. Alat analisis


yang digunakan dalam mengolah data dalam penelitian ini adalah analisis
Economic Value Added (EVA).
EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After
Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital). Menurut Iramani dan
Febrian (2005), secara sederhana EVA dirumuskan sebagai berikut:
EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) Cost of Capital (COC)
EVA = NOPAT COC (1)
Keterangan:
NOPAT = EBIT Beban Pajak
COC = Biaya Modal
EBIT = Laba operasi sebelum pajak
Namun, manakala dalam struktur perusahaan terdiri dari hutang dan modal
sendiri, secara sistematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
EVA= NOPAT (WACC x TA) (2)
Keterangan:
NOPAT = Laba bersih operasi setelah pajak
WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)
TA = Total modal (Total Asset)
Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi sebagai berikut:
Jika EVA > 0, hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.
Jika EVA < 0, hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi
21

perusahaan.
Jika EVA = 0, hal ini menunjukkan posisi impas karena laba telah digunakan
untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun
pemegang saham.
Analisis EBIT-EPS digunakan untuk menentukan kebijakan struktur
modal yang lebih tepat bagi perusahaan. Kebijakan struktur modalyang tepat dan
optimal akan meningkatkan nilai tambah ekonomis perusahaan.
EPS = (EBIT-I) (1-t) P (3)
S
I = biaya bunga
P = dividen preferen
S = lembar saham biasa yang beredar
Rasio keuangan merupakan alat yang dapat digunakan untuk menentukan
kesehatan keuangan perusahaan. Rasio keuangan perusahaan tahun ini dan tahun
sebelumnya dapat dibandingkan dengan menganalisis neraca keuangan dan
laporan laba rugi perusahaan.
22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan


BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama
Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya dan yang
paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan
di Indonesia.
Kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat
mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai
menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah
Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih
BCA di tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA
berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998 dana
pihak ketiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp
67,93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53,36 triliun.
Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan
oleh BPPN ke Bank Indonsia pada tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan
publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000 dengan menjual
saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran
Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA.
Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN
mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Tahun 2002 BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender
penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di
Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh
tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi,
pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya.
23

4.1.2. Visi dan Misi

PT Bank BCA Tbk, mempunyai upaya berkelanjutan untuk meningkatkan


efisiensi operasional dan menyediakan kenyamanan layanan bagi nasabah. Sesuai
dengan visi dan misinya, PT Bank BCA Tbk terus fokus dalam membangun
keunggulan utama di bidang sistem pembayaran dan transaksi perbankan yang
ikut berperan memajukan perekonomian nasional.
Visi BCA
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar
penting perekonomian Indonesia.
Misi BCA
1) Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan
solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
2) Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan
finansialyang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
3) Meningkatkan nilai franchise dan nilai stakeholder BCA.
4.1.3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Penyediaan program-program pelatihan dan pengembangan yang
komprehensif merupakan salah satu landasan utama untuk membentuk sikap
profesionalisme, kepercayaan diri dan integritas yang berkelanjutan. BCA
Learning Center menyelenggarakan kelas-kelas pelatihan di berbagai bidang yang
relevan terhadap pengembangan keahlian yang dibutuhkan oleh masing-masing
karyawan.
Tujuan dari pelaksanaan program pelatihan oleh Bank tidak saja untuk
mengasah keterampilan dan pengetahuan teknis, namun juga bertujuan untuk
menanamkan sikap yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja secara kelompok
dan menjaga standar mutu layanan Bank yang tinggi. Oleh karena itu, pelatihan
seringkali diarahkan untuk menggali kompetensi-kompetensi baru dan untuk
membekali karyawan dengan berbagai keterampilan yang diperlukan dalam
kehidupan umum sehingga terbentuk keseimbangan antara kehidupan pribadi
dengan tuntutan dunia kerja. Di tahun 2009 sejumlah 1.550 kelas pelatihan telah
diselenggarakan dengan jumlah peserta sebanyak 39.000 orang. Total keseluruhan
waktu pelatihan adalah 127.445 hari.
24

Beberapa program yang diselenggarakan oleh BCA Learning Center


diantaranya adalah Management Development Program (MDP), Officer
Development Program (ODP) dan International Banking Officer Program
(IBOP). Program yang dimulai sejak pertengahan tahun 1990 tersebut, bertujuan
untuk memastikan keseimbangan akan kebutuhan staf manajemen, baik yang
bersifat generalis maupun spesialis, pada setiap unit bisnis Bank.
International Banking Officer Program bertujuan untuk menghasilkan
tenaga profesional spesialis dalam bidang perdagangan internasional untuk
menangani perdagangan internasional dan sistem pembayaran di Divisi Perbankan
Internasional. Di tahun 2009, sebagai upaya untuk memastikan program pelatihan
manajemen sesuai dengan arah bisnis dan strategi perusahaan, program pelatihan
MDP disesuaikan menjadi BCA Development Program (BDP).
Progam ini memiliki tujuan untuk menghasilkan tenaga profesional yang
memiliki spesialisasi sesuai kebutuhan unit-unit kerja. Pada akhir program,
peserta akan ditugaskan sebagai account officer, analis kredit, auditor internal, staf
operasional atau posisi lain yang relevan di Divisi Perbankan Internasional. Pada
akhir tahun 2009, sebanyak 4 program BDP telah dilaksanakan dengan total
peserta mencapai 84 orang.
BCA menggunakan e-Learning yaitu sebuah rangkaian modul program
pelatihan berbasis web yang dapat diakses melalui portal intranet BCA untuk
memastikan peluang pelatihan terbuka setiap saat bagi seluruh karyawan.
Sepanjang tahun 2009 BCA Learning Center telah menyelenggarakan 21
pelatihan e-Learning dan jumlah pelatihan tersebut akan terus ditambah di masa
mendatang. Sebanyak 10.082 karyawan telah mengikuti pelatihan e-Learning
sepanjang tahun 2009.
Sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah peserta pelatihan, Bank telah
menyiapkan fasilitas dan infrastruktur pendukung e-Learning di seluruh kantor
cabang. Di akhir tahun 2009, lebih dari 200 kantor cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia telah memiliki fasilitas e-Learning dan angka ini akan
bertambah lagi di tahun 2010.
Di tahun 2009, BCA terus mengadakan pelatihan khusus sertifikasi
manajemen risiko sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh Bank
25

Indonesia. Sejumlah 421 orang karyawan berhasil mendapatkan sertifikasi


manajemen risiko untuk berbagai tingkatan di tahun 2009. Secara keseluruhan
total karyawan yang memenuhi persyaratan mendapatkan sertifikasi manajemen
risiko jumlahnya menjadi 1.591 orang dengan 3.289 sertifikasi. BCA berharap
dapat sepenuhnya memenuhi persyaratan pelatihan manajemen risiko dari Bank
Indonesia.
BCA mengelola karyawan melalui sistem panel manajemen. Sistem ini
secara efektif menciptakan talent pool yang dapat diberdayakan untuk mengisi
posisi lowong dalam organisasi demi menjamin kelancaran jalannya operasi Bank.
Melalui mekanisme panel, BCA dapat mengidentifikasi dan menganalisa nilai
lebih maupun kompetensi karyawan yang kemudian digunakan untuk menentukan
Indikator Pencapaian Kinerja (IPK).
IPK memberi panduan untuk pelaksanaan promosi dan penempatan,
sekaligus berguna untuk memotivasi dan membangun kekompakan karyawan.
BCA memiliki program pengembangan karir bagi karyawan pilihan yang
terindentifikasi sebagai top performer dimana dalam program tersebut diberikan
serangkaian pelatihan dan penugasan khusus.
BCA juga menerapkan sistem apresiasi dan penghargaan yang jelas
dengan menggunakan standar remunerasi sesuai dengan target yang ditetapkan
sebagai upaya untuk memotivasi karyawan agar lebih meningkatkan kinerjanya.
Pada tahun 2009, BCA melanjutkan pelaksanaan program SMART yang
menggunakan tolak ukur industri dalam menilai kinerja cabang dalam tiga elemen
utama yaitu: sumber daya manusia, proses dan infrastruktur. Salah satu hasil dari
program SMART adalah teridentifikasinya karyawan-karyawan dengan kinerja
tinggi yang akan mendapat apresiasi pada acara tahunan BCA Award.
Upaya untuk mempertahankan standar tertinggi dalam pengembangan
sumber daya manusia tetap menjadi unsur penting dalam mempertahankan
keunggulan BCA di bidang perbankan transaksional. BCA berupaya untuk
merekrut bakat-bakat terbaik di industri perbankan maupun yang berasal dari
lulusan pendidikan tinggi. Kepemimpinan, komitmen dan integritas adalah nilai-
nilai utama yang terus ditanamkan oleh BCA untuk memperkuat identitas dan
budaya perusahaan. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif,
26

menyediakan program pelatihan terbaik dan memberikan peluang peningkatan


karir serta apresiasi, BCA dapat menjaga kepuasan dan loyalitas nasabah.
4.1.4. Perluasan Operasi dan Jaringan
BCA terus mengoptimalkan pengembangan, perluasan, dan kualitas
jaringan kantor cabang, ATM, dan electronic delivery channel lainnya. Sepanjang
tahun 2009, BCA membuka 35 cabang, menambah 614 ATM, dan 47.414 EDC
baru. Pada akhir tahun 2009, jaringan BCA beroperasi dengan 875 cabang dan
6.611 ATM yang tersebar di lokasi-lokasi strategis. Total populasi EDC mencapai
sebanyak 129.164 unit. Dalam pengembangan dan perluasan jaringan, unit
pendukung Operasi dan Jaringan berhubungan erat dengan unit-unit BCA terkait
dan terutama dengan divisi Teknologi Informasi dan Strategi Operasi, Perbankan
Cabang dan Logistik.
Meskipun popularitas penggunaan fasilitas perbankan melalui internet dan
telepon terus meningkat, BCA memahami keunikan peran cabang dalam
memperkuat hubungan dengan nasabah. Selain membuka cabang baru, di tahun
2009 BCA juga merenovasi dan merelokasi sejumlah kantor cabang. Desain dan
tata letak ruangan pada kantor cabang senantiasa diperbaiki, sesuai kebutuhan
nasabah serta prioritas BCA dalam mengembangkan bisnis di beberapa wilayah
tertentu. Oleh karena itu, BCA senantiasa memperkuat kehadirannya di tempat-
tempat strategis di seluruh Indonesia. Tujuan BCA adalah untuk mendekatkan
kegiatan operasionalnya dengan nasabah, dan menciptakan lingkungan yang
nyaman bagi nasabah untuk melakukan transaksi perbankan dalam rangka
membangun loyalitas dan kepuasan nasabah yang lebih tinggi.
Tahun 2002 BCA meluncurkan BCABIZZ, BCABIZZ secara khusus
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah UKM terutama pedagang.
Layanan BCABIZZ saat ini tersedia di lebih dari 131 cabang BCA di sentra-sentra
perdagangan dan pusat bisnis. Layanan ini kini telah digunakan oleh 34.303
nasabah. Selain kenyamanan dalam layanan perbankan transaksional BCA,
nasabah BCABIZZ juga dapat menikmati layanan perbankan yang lebih cepat,
mudah dan aman.
Layanan yang diberikan BCABIZZ yaitu layanan pengambilan dan
pengiriman uang tunai, layanan penukaran uang kecil terjadwal, informasi mutasi
27

rekening harian, serta layanan drop-bag yang memudahkan proses setoran tunai
tanpa harus menunggu di loket teller Bank.
BCA menyediakan pula fasilitas EDC BIZZ bagi nasabah merchant
BCABIZZ. Selain berguna untuk menerima pembayaran dengan menggunakan
kartu kredit atau kartu debet, EDC BIZZ juga dapat digunakan untuk berbagai
transaksi non-tunai antara lain: transfer dana ke rekening BCA atau bank lain;
pembayaran tagihan telepon, listrik, dan tagihan kartu kredit; permintaan
informasi saldo rekening; transaksi Debit BCA; serta permintaan informasi
tentang bunga dan nilai tukar mata uang asing. EDC BIZZ memungkinkan
nasabah merchant BCA untuk melakukan transaksi perbankan tanpa perlu
meninggalkan toko mereka.
Bagi segmen nasabah mass affluent, BCA menyediakan layanan BCA
Prioritas yang kini tersedia di 128 cabang. Nasabah BCA Prioritas dapat
menikmati layanan dan program eksklusif seperti pelayanan kesehatan, buletin
komunikasi eksklusif, executive lounge di bandara, penyediaan produk-produk
investasi, dan berbagai penawaran menarik lainnya yang menjadi nilai tambah
layanan BCA. Sejak akhir tahun 2009, jumlah nasabah BCA Prioritas adalah
sebanyak 96.182 nasabah, meningkat sebesar 6,9% dibanding tahun sebelumnya.
4.1.5. Teknologi Informasi Pendukung Kinerja
Penerapan sistem teknologi informasi yang andal merupakan kunci
keunggulan BCA dalam menyediakan layanan penyelesaian pembayaran dan
solusi keuangan sesuai kebutuhan nasabah. BCA memiliki komitmen untuk
menjaga posisi terdepan di bidang teknologi perbankan di Indonesia. BCA
senantiasa melakukan upgrade terhadap sistem yang digunakan untuk
meningkatkan aksesibilitas, menjamin keamanan dan keandalan sistem, serta pada
akhirnya dapat memberikan penghargaan atas kesetiaan para nasabah dengan
menyediakan pelayanan yang terbaik.
Sejalan dengan meningkatnya volume transaksi yang ditangani oleh BCA,
kebutuhan akan pemeliharaan dan upgrade sistem guna mendukung perputaran
dana dan informasi bukan hanya merupakan masalah penyediaan infrastruktur,
namun juga membutuhkan perencanaan strategis yang matang. Menyikapi
pertumbuhan signifikan yang dialami oleh BCA dan juga di seluruh sektor
28

keuangan, tantangan yang harus dihadapi adalah kemampuan untuk


mengantisipasi dan untuk berubah sejalan dengan perkembangan yang terjadi di
sektor perbankan.
Tuntutan terbesar bagi BCA adalah memelihara kenyamanan dan kualitas
pelayanan serta keamanan dan kepercayaan nasabah terhadap sistem yang
digunakan. Oleh karena itu, BCA secara berkesinambungan mengutamakan dan
melakukan pembaruan infrastruktur yang mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap kelangsungan usaha dan untuk merespon kebutuhan nasabah.

4.2. Kondisi Keuangan Perusahaan

4.2.1. Neraca Keuangan PT BCA Tbk.


Per 31 Desember 2008, total aktiva BCA mencapai Rp 245,570 triliun,
meningkat 12,6% dari posisi 31 Desember 2007 yang sebesar Rp 218,005 triliun.
Peningkatan tersebut mencerminkan peningkatan portofolio kredit, surat berharga
termasuk Sertifikat Bank Indonesia serta giro pada bank-bank lain. Total aktiva
per 31 Desember 2009 tercatat sebesar Rp 282,4 triliun, meningkat 15,0%
dibandingkan posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 245,570 triliun.
Peningkatan nilai aktiva tersebut didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga
sebesar 17,0% yang kemudian ditempatkan dalam bentuk aktiva produktif berupa
portofolio kredit dan surat berharga termasuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Portofolio kredit BCA tumbuh di semua segmen dan mencapai Rp
112,8 triliun pada akhir tahun 2008, atau meningkat sebesar 36,9%
dibandingkan dengan Rp 82,4 triliun pada tahun 2007. Portofolio kredit BCA
tumbuh sebesar 9,9% menjadi Rp 123,9 triliun pada akhir tahun 2009. Meskipun
pertumbuhan kredit ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, namun pertumbuhan tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit
rata-rata pada sektor perbankan.
Pada akhir tahun 2007 total ekuitas mencapai Rp 20,4 triliun, meningkat
13,1% dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,1 triliun sejalan dengan
peningkatan laba bersih BCA. Imbal hasil ekuitas (ROE) tercatat sebesar 26,7%.
Modal Inti, yang mencapai 88,2% dari seluruh modal tercatat sebesar Rp 17,1
triliun, meningkat 16,1% dan Modal Pelengkap meningkat 16,3% menjadi Rp 2,3
triliun pada akhir tahun 2007. Rasio kewajiban penyediaan modal minimum
29

(CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit dan pasar per akhir tahun 2007
tercatat sebesar 19,2%, turun dari 22,1% dibandingkan akhir tahun 2006.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan aktivitas penyaluran kredit
pada tahun 2007 yang membawa konsekuensi meningkatnya ATMR (Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko). Rasio CAR tersebut masih di atas persyaratan
minimum Bank Indonesia yang sebesar 8%.
Pada akhir tahun 2008 total ekuitas tercatat sebesar Rp 23,3 triliun,
tumbuh 13,9% dibandingkan pada posisi yang sama tahun sebelumnya yang
sebesar Rp 20,4 trilliun sejalan dengan peningkatan laba bersih BCA. Jumlah
modal inti dan modal pelengkap setelah dikurang dengan penyertaan pada anak
perusahaan meningkat sebesar 12,3% menjadi Rp 20,9 triliun pada akhir tahun
2008. Rasio CAR dengan mempertimbangkan risiko kredit dan risiko pasar
tercatat sebesar 15,8%, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun
2007 yang sebesar 19,2% sebagai konsekuensi atas pertumbuhan bisnis.
Pertumbuhan kredit yang signifikan sepanjang tahun 2008 telah menyebabkan
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) mengalami peningkatan signifikan
yang pada akhirnya berdampak pada turunnya rasio CAR. Meskipun demikian
rasio CAR BCA tersebut jauh di atas nilai minimum yang diwajibkan oleh
regulator sebesar 8%.
Total ekuitas meningkat sebesar 19,7% dari Rp 23,3 triliun menjadi Rp
27,9 triliun pada akhir tahun 2009, sejalan dengan peningkatan laba bersih pada
tahun 2009. Pada akhir tahun 2009, Bank memiliki modal inti dan modal
pelengkap sebesar Rp 22,8 triliun, meningkat 9,4% dari posisi tahun sebelumnya.
Hampir seluruh permodalan BCA adalah terdiri dari modal inti. Permodalan Bank
berhasil dijaga dan berada pada level yang cukup sehat dengan rasio kecukupan
modal (CAR), dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar, tercatat
sebesar 15,3% pada akhir tahun 2009, lebih tinggi dari persyaratan minimum yang
ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 8%. Peningkatan aktiva tertimbang
menurut risiko (ATMR) pada tahun 2009 menyebabkan rasio CAR mengalami
sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 15,8%. Laporan
neraca keuangan PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 dapat dilihat
pada tabel 1.
30

Tabel 1. Neraca PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 (dalam miliar
Rupiah).

Neraca 2007 2008 2009


Total Aktiva 218.005 245.570 282.392
Total Aktiva Produktif 181.870 216.119 254.686
Kredit gros 82.389 112.784 123.901
Surat-surat Berharga 72.801 84.045 113.460
Korporasi 6.051 6.149 6.103
Lainnya 66.750 77.896 107.357
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 19.928 6.323 -
Dana Pihak Ketiga 189.172 209.529 245.140
Giro 39.592 44.788 51.641
Tabungan 99.074 111.774 128.137
Deposito 50.506 52.967 65.362
Pinjaman yang Diterima 3.149 4.496 3.219
Ekuitas 20.442 23.279 27.857

4.2.2. Laporan Laba Rugi PT BCA Tbk


Pendapatan bunga bersih pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 12,4 triliun,
naik 29,0% dibandingkan tahun 2007 yang sebesar Rp 9,6 triliun. Sedangkan
marjin bunga bersih (NIM) membaik menjadi 6,6% pada tahun 2008
dibandingkan dengan 6,1% pada tahun sebelumnya. Pendapatan bunga tercatat
sebesar Rp 19,3 triliun atau meningkat 18,2% terutama disebabkan oleh
pertumbuhan portofolio kredit sebesar 36,9% pada tahun 2008. Selain itu,
pertumbuhan kredit yang signifikan pada akhir tahun 2007 mendorong juga
peningkatan pendapatan bunga kredit di tahun 2008. Pendapatan bunga bersih
meningkat 20,6% menjadi Rp 14,9 triliun pada tahun 2009 hal ini disebabkan oleh
pertumbuhan aktiva dan komposisi neraca yang menguntungkan.
Beban bunga relatif bergerak stabil dan hanya meningkat sebesar 2,9%
menjadi Rp 6,9 triliun pada tahun 2008, meskipun volume dana pihak ketiga
meningkat 10,8% menjadi Rp 209,5 triliun. Peningkatan dana dari rekening
transaksional berhasil memperbaiki komposisi dana pihak ketiga sehingga biaya
dana turun dari 4,1% pada tahun 2007 menjadi 3,5% pada tahun 2008. Pendapatan
operasional lainnya meningkat signifikan sebesar 35,7% menjadi Rp 3,9 triliun
pada tahun 2008. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah
peningkatan fee based income dan peningkatan laba selisih kurs. Beban bunga
meningkat 15,6% dari Rp 6,9 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 8,0 triliun pada
31

tahun 2009 sebagai konsekuensi dari pertumbuhan dana pihak ketiga terutama
deposito.
Laba sebelum pajak BCA pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp 7,7 triliun,
meningkat 20,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sehingga, BCA menutup tahun 2008 dengan kenaikan laba bersih sebesar 28,7%
menjadi Rp 5,8 triliun pada tahun 2008. Hasil positif tersebut sama dengan laba
per lembar saham (EPS) sebesar Rp 236 pada tahun 2008. Pada tahun 2009 BCA
membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 8,9 triliun, meningkat 15,9% dari
tahun sebelumnya. Laba bersih BCA pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp 6,8
triliun atau Rp 279 per saham, meningkat 17,8% dibandingkan tahun sebelumnya
yang sebesar Rp 5,8 triliun atau Rp 236 per saham. Rincian laporan laba rugi PT
Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 dapat dilihat di tabel 2.
Tabel 2. Laporan Laba Rugi PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009
(dalam miliar Rupiah).

Laba Rugi 2007 2008 2009


Pendapatan Bunga Bersih 9.579 12.356 14.900
Pendapatan Operasional Lainnya 2.846 3.863 4.332
Beban Operasional Lainnya (5.884) (6.810) (8.455)
Penyisihan Penghapusan Aktiva dan Lainnya (210) (1.741) (2.258)
Laba Operasional 6.331 7.668 8.519
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 6.402 7.720 8.945
Laba Bersih 4.489 5.776 6.807
Laba Bersih per Saham (EPS) 183 236 279

4.3. Perhitungan Economic Value Added


4.3.1. Biaya Modal Saham
Berdasarkan data bulanan harga saham periode 2007 2009 PT Bank
Central Asia Tbk, diperoleh data beta () yang merupakan suatu pengukuran
terhadap resiko pasar. Apabila nilai beta () lebih dari 1 maka perusahaan
memiliki resiko yang lebih besar dari pasar, sedangkan bila nilai beta () sama
dengan 1 maka memiliki resiko pasar rata-rata, dan bila nilai beta () kurang dari
1 memiliki resiko lebih kecil dari pasar. PT Bank Central Asia Tbk memiliki beta
() berturut-turut 2,72, negatif (8,14), dan 3,39. Pada tahun 2007 dan 2009,
memiliki resiko yang lebih besar dari resiko pasar, karena perusahaan memiliki
32

nilai beta () lebih dari satu. Sedangkan tahun 2008, memiliki resiko yang lebih
kecil dari resiko pasar, karena perusahaan memiliki nilai beta () kurang dari satu.
Kondisi tersebut disebabkan karena nilai kapitalisasi pasar pada tahun 2007 dan
2009 lebih tinggi daripada kapitalisasi pasar pada tahun 2008. Tahun 2007 nilai
kapitalisasi pasar sebesar 89,991 milyar, Tahun 2009 sebesar 119,577 milyar,
sedangkan tahun 2008 hanya sebesar 80,129 milyar. Hal ini sesuai dengan data
saham BCA yang ada di tabel 3.

Tabel 3. Data saham PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009.


Data Saham BCA (per 31
2007 2008 2009
Desember)
Jumlah Lembar Saham 24.655.010.000 24.655.010.000 24.655.010.000
Saham Dibeli Kembali oleh
90.986.000 289.767.000 289.767.000
BCA (Treasury Stock)
Kapitalisasi Pasar (dalam
89.991 80.129 119.577
miliar Rupiah)
Laba per Saham (dalam
183 236 279
Rupiah)
Nilai Buku per Saham
832 944 1.143
(dalam Rupiah)

Rata-rata tingkat pengembalian pasar yang diharapkan E(Rm) pada


periode 2007 2009 masing-masing sebesar 0,04 persen, negatif (0,06) persen,
dan 0,06 persen. MRP (market risk premium) diperoleh dari hasil pengurangan
antara pengembalian pasar yang diharapkan E(Rm) dengan Tingkat pengembalian
bebas risiko (Rf). Rata-rata tingkat suku bunga SBI perbulan pada tahun 2007
2009 masing-masing sebesar 8,6 persen, 8,67 persen, dan 7,15 persen. Dari
tingkat pengembalian pasar dan suku bunga SBI diatas, maka diperoleh biaya
modal saham (Ke). Perusahaan akan meminimalkan biaya modal saham (Ke)
dalam operasionalnya. Biaya modal saham (Ke) pada tahun 2007 2009 masing-
masing sebesar 20 persen, 54 persen, dan 17 persen. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa biaya modal saham yang baik terjadi pada tahun 2009 karena
biaya modal saham yang dikeluarkan hanya 17%. Nilai biaya modal dapat dilihat
pada tabel 4.
33

Tabel 4. Nilai biaya modal PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009
(dalam miliar Rupiah).
Keterangan 2007 2008 2009
Rf 0,00086 0,000867 0,000715
() 2,72 -8,14 1,48
MRP 0,04 -0,06 0,06
Ke 20% 54% 17%

4.3.2. Biaya Utang


Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tahun 2007 2009, perusahaan
memiliki persentase beban bunga terhadap utang jangka panjang yang cenderung
meningkat. Pada tahun 2007 perusahaan memiliki nilai utang jangka panjang
sebesar Rp 742,598 milyar. Pada tahun 2008 nilai utang jangka panjang turun
menjadi Rp 578,611 milyar. Pada tahun 2009 nilai utang jangka panjang kembali
naik menjadi Rp 1.115,221 milyar. Jumlah utang jangka panjang PT Bank BCA
Tbk pada tahun 2007-2009 dapat dilihat di tabel 5.
Tabel 5. Jumlah utang jangka panjang PT Bank Central Asia Tbk, Periode
2007-2009 (dalam milyaran Rupiah).
Utang Jangka Panjang 2007 2008 2009
Surat-surat berharga yang dijual
0 49,892 0
dengan janji dibeli kembali
Kewajiban derivative 12,265 80,394 31,226
Pinjaman yang diterima 730,333 448,325 1.083,995
Total utang jangka panjang 742,598 578,611 1.115,221

Tahun 2007 beban bunga PT Bank BCA Tbk sebesar Rp 8.031 milyar,
tahun 2008 turun menjadi Rp 6.944 milyar, tahun 2009 kembali turun menjadi Rp
6.748 milyar. Besarnya Kd* tahun 2007 sebesar -1,74%, turun pada tahun 2008
menjadi -2,33%, hal ini dikarenakan karena turunnya nilai utang jangka panjang.
Tahun 2009 kembali naik menjadi -1,54% karena adanya kenaikkan nilai utang
jangka panjang.
4.3.3. EVA
Berdasarkan perhitungan NOPAT pada Bank Central Asia tahun 2007-
2009, diperoleh data NOPAT untuk tahun 2007 sebesar Rp 4.496.000 triliun,
tahun 2008 naik menjadi Rp 5.783.083 triliun, tahun 2009 naik menjadi Rp
6.815.273 triliun. Kenaikkan tersebut dikarenakan meningkatnya jumlah laba
34

bersih setelah pajak tiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan perhtungan di tabel 6.
Tabel 6. Nilai NOPAT PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 (dalam
milyaran Rupiah).
Tahun 2007 2008 2009
Laba bersih setelah pajak 4.489.252 5.776.139 6.807.242
Biaya Bunga 6.748 6.944 8.031
NOPAT 4.496.000 5.783.083 6.815.273
Struktur modal merupakan penjumlahan bobot antara bobot ekuitas dan
bobot hutang. Bobot ekuitas (We) didapat dari perbandingan antara ekuitas
terhadap total aktiva. Sementara bobot hutang (Wd) didapat dari perbandingan
antara hutang dengan total aktiva. WACC merupakan penjumlahan antara
perkalian bobot dan biaya hutang dengan biaya ekuitas. Pada tahun 2007 We
0,09377. Tahun 2008 We naik menjadi 0,09480. Tahun 2009 We naik lagi
menjadi 0,09865. Sedangkan Wd pada tahun 2007 sebesar 0,003. Tahun 2008
turun menjadi 0,002, dan tahun 2009 naik menjadi 0,004. WACC tahun 2007
sebesar 1,869 persen, tahun 2008 naik menjadi 5,114 persen, dan tahun 2009
kembali turun menjadi 1,671 persen.
IC pada tahun 2007 sebesar 20.441,723 milyar, tahun 2008 naik menjadi
Rp 23.279,454 milyar dan tahun 2009 naik menjadi Rp 27.856,399 milyar. COC
pada tahun 2007 sebesar Rp 387.575,07 milyar, tahun 2008 naik menjadi Rp
1.197.262,32 milyar, tahun 2009 turun menjadi Rp 476.065,86 milyar. COC
didapat dari hasil pengalian antara WACC dan Invested Capital, sesuai dengan
tabel 7.
Tabel 7. Nilai COC PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 (dalam
jutaan Rupiah).
Periode WACC (a) IC (b) COC (a x b)
2007 1,896% 20.441.723 387.575,07
2008 5,143% 23.279.454 1.197.262,32
2009 1,709% 27.856.399 476.065,86

Nilai EVA diperoleh dari hasil pengurangan nilai NOPAT dengan nilai
COC. EVA tahun 2007 sebesar Rp 4.113.944,20 triliun, tahun 2008 naik menjadi
Rp 4.592.571,72 triliun. Tahun 2009 naik menjadi Rp 6.349.792,57 triliun.
Perhitungan nila EVA dapat dilihat di tabel 8.
35

Tabel 8. Perhitungan nilai EVA PT Bank Central Asia Tbk, Periode 2007-
2009 (dalam jutaan Rupiah).
Periode NOPAT (a) COC (b) EVA (a - b)
2007 4.496.000 387.575,07 4.113.944,20
2008 5.783.083 1.197.262,32 4.592.571,72
2009 6.815.273 476.065,86 6.349.792,57
Berdasarkan hasil tersebut Nilai EVA PT Bank Central Asia Tbk, Periode
2007-2009 mengalami peningkatan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh
penerapan kebijakan struktur modal yang tepat. Peningkatan nilai EVA tersebut
menunjukkan terjadinya nilai tambah ekonomis bagi perusahaan yang semakin
tinggi dari tahun ke tahun dan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi investor
untuk menginvestasikan modalnya di PT Bank Central Asia Tbk.
4.3.4. Struktur Modal
Kebijakan struktur modal yang tepat dan optimal akan meningkatkan nilai
tambah ekonomis perusahaan. Permasalahan mengenai struktur modal yaitu
bagaimana agar perusahaan dengan tepat memadukan komposisi antara utang dan
saham sehingga meminimumkan biaya modal.
Kombinasi saham dan utang tahun 2007 yaitu 96,50% dan 3,50% dengan
nilai WACC 1,869%. Tahun 2008 kombinasi saham dan utang yaitu 97,57% dan
2,43% dengan nilai WACC 5,114%. Tahun 2009 kombinasi saham dan utang
yaitu 96,16% dan 3,84% dengan nilai WACC 1,671%.
Nilai EPS PT Bank BCA Tbk tahun 2007 yaitu Rp 183, tahun 2008 naik
menjadi Rp 236, dan kembali naik menjadi Rp 279 pada tahun 2009. Berdasarkan
data tersebut, biaya modal yang paling minimum terjadi pada tahun 2009 dengan
komposisi saham 96,16% dan hutang 3,84% dengan nilai WACC minimum yaitu
1,671%. Perhitungan nilai struktur modal, EPS, dan EVA PT Bank Central Asia
Tbk, tahun 2007-2009 dapat dilihat di tabel 9.
Tabel 9. Perhitungan nilai Struktur Modal, EPS dan EVA PT Bank Central
Asia Tbk, Periode 2007-2009.

Struktur Modal
Periode WACC EPS EVA
Saham Utang
2007 96,50% 3,50% 1,869% 183 4.113.944,20
2008 97,57% 2,43% 5,114% 236 4.592.571,72
2009 96,16% 3,84% 1,671% 279 6.349.792,57
36

4.3.5. Tingkat Kesehatan Bank dan Kelangsungan Usaha


Berdasarkan nilai EPS dan nilai EVA yang meningkat setiap tahunnya
dapat dikatakan PT Bank Central Asia Tbk, memiliki tingkat kesehatan bank yang
baik karena ada nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan
operasionalnya. Hal ini menunjang kelangsungan usaha PT Bank Central Asia
Tbk untuk tetap bertahan dalam menghadapi persaingan dan krisis. Bagi investor
hal tersebut bisa menjadi referensi untuk menanamkan modalnya di PT Bank
Central Asia Tbk.
4.3.6. Simulasi perhitungan EPS dan EVA tahun 2010
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa selama tahun 2007-2009 nilai EPS
meningkat dan nilai EVA juga meningkat. Hal ini menjadi dasar bagi peneliti
untuk mencoba mensimulasikan perhitungan EPS dan EVA untuk mengetahui
apakah ada kondisi dimana nilai EPS dan nilai EVA bisa lebih tinggi dengan total
aktiva tetap seperti tahun 2009. Kenaikkan dan penurunan nilai saham dan utang
nilai EBIT, beban bunga, serta pajak untuk simulasi berdasarkan tren dari tahun
2007-2009.
Berdasarkan tren dari tahun 2007-2009 kenaikkan dan penurunan saham
serta utang berkisar sebesar 1% per tahun. Peneliti mencoba mensimulaikan
kenaikkan dan penurunan nilai saham serta utang sampai 3% per tahun. Tren
kenaikkan nilai EBIT dari tahun 2007-2009 sebesar 1.158.995 triliun, untuk beban
bunga 642 juta, dan untuk tren kenaikkan pajak yaitu 113 juta. Jadi nilai EBIT
untuk simulasi tahun 2010 sebesar 7.966.237 triliun, beban bunga 8,673 miliar,
2,249 miliar. Simulasi perhitungan EPS dan EVA tahun 2010 sesuai dengan tabel
11.
Tabel 10. Simulasi perhitungan nilai EPS tahun 2010 (dalam jutaan).

Struktur Modal Struktur Modal


Periode Saham Utang WACC EPS EVA
Saham Utang
% %
2010 (+1) (-1) 97,16% 2,84% 3.013% 323 7,135,477.92
2010 (-1) (+1) 95,16% 4,84% 2.951% 323 7,152,796.90
2010 (+2) (-2) 98,16% 1,84% 3.045% 323 7,126,818.43
2010 (-2) (+2) 94,16% 5,84% 2.920% 323 7,161,456.38
2010 (+3) (-3) 99,16% 0,84% 3.076% 323 7,118,158.95
2010 (-3) (+3) 93,16% 6,84% 2.889% 323 7,170,115.87
37

Berdasarkan data di atas, nilai EVA dengan komposisi saham yang


berkurang 3 % dan utang yang bertambah 3% per tahun menjadi nilai EVA
terbesar dan nilai WACC terkecil. Sedangkan nilai EPS tetap karena nilai EBIT
dan jumlah saham yang beredar sama. Hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan
bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan struktur modalnya pada tahun 2010.
38

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
a) Berdasarkan laporan neraca keuangan dan laporan laba rugi PT Bank
Central Asia Tbk, Periode 2007-2009 nilai ekuitas dan nilai aktiva
mengalami pertumbuhan, hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan
kredit dan adanya peningkatan laba bersih.
b) Berdasarkan perhitungan metode Economic Value Added pada PT Bank
Central Asia TBK tahun 2007-2009 yang diperoleh berdasarkan laporan
laba rugi, dan neraca dapat diketahui bahwa nilai EVA tahun 2007 sebesar
Rp 4.113.944,20 triliun, tahun 2008 naik menjadi Rp 4.592.571,72 triliun.
Tahun 2009 naik menjadi Rp 6.349.792,57 triliun. Kenaikkan nilai EVA
ini disebabkan karena adanya kenaikkan laba bersih yang tiap tahun
cenderung meningkat.
c) Biaya modal yang paling minimum terjadi pada tahun 2009 dengan
komposisi saham 96,16% dan hutang 3,84%dengan WACC 1,671 persen.
Nilai EVA yang tiap tahun cenderung meningkat mencerminkan kinerja
keuangan pada PT Bank Central Asia TBK selama periode tahun 2007-
2009 dapat dikatakan baik. Hal ini juga berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan bank, dengan kecenderungan meningkatnya nilai EVA tiap
tahunnya PT Bank Central Asia TBK memiliki tingkat kesehatan bank
yang baik.
2. Saran
a) Kebijakan struktur modal yang tepat dan optimal perlu dilakukan PT
Bank Central Asia Tbk, untuk meningkatkan nilai tambah ekonomis
perusahaan.
b) Penerapan kebijakan struktur modal dengan mengurangi komposisi saham
sebesar 3% dan menambah utang sebesar 3% bisa menjadi referensi bagi
perusahaan untuk penerapan kebijakan struktur modal pada tahun 2010.
39

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Penerbit ANDI,


Yogyakarta.
Hakim, R. 2006. Pebandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode
EVA, ROA dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Skripsi
Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Hanafi, 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi, Penerbit UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Harahap. 1998. Laporan Keuangan. www.mitrariset.com/2008/11/Laporan
Keuangan.html.[Agustus 2010].
Iramani dan Febrian. 2005. Financial Value Added: Suatu Paradigma dalam
Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol. 7 No. 1 Mei 2005.
Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Lisa. 1999. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 1 (1) 28-41.
Mirza,1997. Keunggulan EVA. www.mitrariset.com/2008/11/economic-value-
added.html.[Agustus 2010].
Mubarok, R. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode
Economic Value Added (EVA) Pada Perusahaan Otomotif Go Publik.
Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Munawir. S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
PSAK. 2007. Laporan Keuangan Bank. www.PSAK.com. [Agustus 2010].
Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat, Penerbit
BPFE, Yogyakarta.
Rodoni. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi revisi, Penerbit Mitra Wacana Media,
Jakarta.
Setioyoso, D. 2010. Laporan Keuangan. www.klikbca.com. [Agustus 2010].
Steward. 1993. Prinsip EVA. www.mitrariset.com/2008/11/economic-value-
added.html. [Agustus 2010].
Utama, 2002. Penilaian EVA (Economic Value added)
www.mitrariset.com/2008/11/economic-value-added.html.[Agustus 2010].
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Satu, Penerbit UMM Press, Malang.
40

LAMPIRAN
41

Lampiran 1. Ikhtisar data keuangan PT Bank BCA Tbk.

2009 2008 2007 2006 2005


Neraca (dalam miliar Rupiah)
Total Aktiva 282.392 245.570 218.005 176.799 150.181
Total Aktiva Produktif 254.686 216.119 181.870 146.512 125.906
Kredit gros 123.901 112.784 82.389 61.422 54.131
Surat-surat Berharga 113.460 84.045 72.801 48.565 22.672
Korporasi 6.103 6.149 6.051 3.872 4.422
Lainnya 107.357 77.896 66.750 44.693 18.250
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 1 - 6.323 19.928 28.935 34.001
Dana Pihak Ketiga 2 245.140 209.529 189.172 152.736 129.555
Giro 51.641 44.788 39.592 29.748 25.049
Tabungan 128.137 111.774 99.074 76.054 67.477
Deposito 65.362 52.967 50.506 46.934 37.029
Pinjaman yang Diterima 3 3.219 4.496 3.149 2.294 831
Ekuitas 27.857 23.279 20.442 18.067 15.847

Laba Rugi (dalam miliar Rupiah)


Pendapatan Bunga Bersih 14.900 12.356 9.579 9.460 7.653
Pendapatan Operasional Lainnya 4.332 3.863 2.846 2.248 1.979
Beban Operasional Lainnya (8.455) (6.810) (5.884) (5.115) (4.269)
Penyisihan Penghapusan Aktiva dan Lainnya (2.258) (1.741) (210) (584) (358)
Laba Operasional 8.519 7.668 6.331 6.009 5.004
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 8.945 7.720 6.402 6.067 5.124
Laba Bersih 6.807 5.776 4.489 4.243 3.598
Laba Bersih per Saham (EPS) 4 279 236 183 173 146

Rasio Keuangan 5
ROA 6 3,4% 3,4% 3,3% 3,8% 3,4%
ROE 7 31,8% 30,2% 26,7% 29,1% 28,2%
Marjin Bunga Bersih (NIM) 8 6,4% 6,6% 6,1% 7,2% 6,0%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) 9 15,3% 15,8% 19,2% 22,1% 21,5%
Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) 10 50,3% 53,8% 43,6% 40,3% 41,8%
Rasio NPL terhadap Total Kredit 11 0,7% 0,6% 0,8% 1,3% 1,7%

Indikator Utama Lainnya


Jumlah Rekening (dalam ribuan) 8.574 7.954 7.341 6.825 6.611
Jumlah Cabang (domestik dan luar negeri) 875 844 809 791 774
Jumlah ATM 6.611 5.997 5.654 5.042 4.173
Jumlah Kartu ATM (dalam ribuan) 7.990 7.392 6.718 6.142 5.859
Jumlah Kartu Kredit (dalam ribuan) 2.004 1.847 1.436 1.273 1.025
42

Lampiran 2. Perhitungan Economic Value Added PT Bank BCA Tbk 2007-2009.


LampiranPerhitunganNetOperatingProfitAfterTax(NOPAT)(dalamJutaanRupiah)
Periode NOPAT
2009 2008 2007
Lababersihsetelahpajak 6,807,242 5,776,139 4,489,252
BiayaBunga 8,031 6,944 6,748
NOPAT 6,815,273 5,783,083 4,496,000
LampiranPerhitunganKd*(dalamJutaanRupiah)
Tahun BebanBunga(a) HutangJ.Panjang(b) Kd(c=a:b) Kd*(c(1T)) 1T Kewajiban Ekuitas
2007 6,748 742,598 0.0091 1.74% 1.911 197,563,277 20,441,773
2008 6,944 578,611 0.0120 2.33% 1.942 222,290,546 23,279,310
2009 8,031 1,115,221 0.0072 1.54% 2.136 254,535,601 27,856,693
LampiranPerhitunganKe
Tahun kov E(Rm) varian Rf Ke
2007 0.001 0.04 0.0004 8.60% 20%
2008 0.007 0.05 0.0008 8.67% 54%
2009 0 0.06 0.002 7.15% 17%
LampiranPerhitunganProporsiUtangdanekuitas
Tahun utangJ.Panjang(a) Ekuitas(b) Aset(c) Wd(a/c) We(b/c)
2007 742,598 20,441,773 218,005,000 0.003 0.09377
2008 578,611 23,279,310 245,570,000 0.002 0.09480
2009 1,115,221 27,856,693 282,392,000 0.004 0.09865
PerhitunganWeightedAverageCapitalCost(WACC)
Tahun StrukturModal Kd* Ke axc bxd WACC
Wd(a) We(b) (c) (d) (e) (f) (e+f)
2007 0.003 0.09377 1.74% 20% (0.00006) 1.875% 1.869%
2008 0.002 0.09480 2.33% 54% (0.00005) 5.119% 5.114%
2009 0.004 0.09865 1.54% 17% (0.00006) 1.677% 1.671%
LampiranPerhitunganInvestedCapital(IC)(dalamJutaanRupiah)
Periode Aset(a) HutangBeban(b) IC(ab)
2007 218,005,000 197,563,277 20,441,723
2008 245,570,000 222,290,546 23,279,454
2009 282,392,000 254,535,601 27,856,399
LampiranPerhitunganCostofCapital(COC)(dalamJutaanRupiah)
Periode WACC(a) IC(b) COC(axb)
2007 1.869% 20,441,723 382,055.80
2008 5.114% 23,279,454 1,190,511.28
2009 1.671% 27,856,399 465,480.43
LampiranPerhitunganEconomicValueAdded(EVA)(dalamJutaanRupiah)
Periode NOPAT(a) COC(b) EVA(ab)
2007 4,496,000 382,055.80 4,113,944.20
2008 5,783,083 1,190,511.28 4,592,571.72
2009 6,815,273 465,480.43 6,349,792.57
43

Lampiran 3. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
naik 1%, utang turun 1% (97,16 % dan 2,84%)
LampiranPerhitunganNetOperatingProfitAfterTax(NOPAT)(dalamJutaanRupiah)
Periode 2007 2008 2009 2010
Lababersih 4,489,252 5,776,139 6,807,242 7,966,237
BiayaBunga 6,748 6,944 8,031 8,673
NOPAT 4,496,000 5,783,083 6,815,273 7,974,910
LampiranPerhitunganKd*(dalamJutaanRupiah)
Tahun BebanBunga(a) HutangJ.Panjang(b) Kd(c=a:b) Kd*(c(1T)) 1T Kewajiban Ekuitas
2007 6,748 742,598 0.0091 1.74% 1.911 197,563,277 20,441,773
2008 6,944 578,611 0.0120 2.33% 1.942 222,290,546 23,279,310
2009 8,031 1,115,221 0.0072 1.54% 2.136 254,535,601 27,856,693
2010 8,673 822,802 0.0105 2.37% 2.249 254,535,601 27,856,693
LampiranPerhitunganProporsiUtangdanekuitas
Tahun UtangJ.Panjang(a) Ekuitas(b) Aset(c) Wd(a/c) We(b/c)
2007 742,598 20,441,773 218,005,000 0.003 0.09377
2008 578,611 23,279,310 245,570,000 0.002 0.09480
2009 1,115,221 27,856,693 282,392,000 0.004 0.09865
2010 822,802 28,149,111 282,392,000 0.0029 0.09968
PerhitunganWeightedAverageCapitalCost(WACC)
Tahun StrukturModal Kd* Ke axc bxd WACC
Wd(a) We(b) (c) (d) (e) (f) (e+f)
2007 0.003 0.09377 1.74% 20% (0.00006) 1.875% 1.869%
2008 0.002 0.09480 2.33% 54% (0.00005) 5.119% 5.114%
2009 0.004 0.09865 1.54% 17% (0.00006) 1.677% 1.671%
2010 0.0029 0.09968 2.37% 30.3% (0.00007) 3.020% 3.013%
LampiranPerhitunganInvestedCapital(IC)(dalamJutaanRupiah)
Periode Aset(a) HutangBeban(b) IC(ab)
2007 218,005,000 197,563,277 20,441,723
2008 245,570,000 222,290,546 23,279,454
2009 282,392,000 254,535,601 27,856,399
2010 282,392,000 254,535,601 27,856,399
LampiranPerhitunganCostofCapital(COC)(dalamJutaanRupiah)
Periode WACC(a) IC(b) COC(axb)
2007 1.869% 20,441,723 382,055.80
2008 5.114% 23,279,454 1,190,511.28
2009 1.671% 27,856,399 465,480.43
2010 3.013% 27,856,399 839,432.08
LampiranPerhitunganEconomicValueAdded(EVA)(dalamJutaanRupiah)
Periode NOPAT(a) COC(b) EVA(ab)
2007 4,496,000 382,055.80 4,113,944.20
2008 5,783,083 1,190,511.28 4,592,571.72
2009 6,815,273 465,480.43 6,349,792.57
2010 7,974,910 839,432.08 7,135,477.92
44

Lampiran 4. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
turun 1%, utang naik 1% (95,16 % dan 4,84%)
LampiranPerhitunganNetOperatingProfitAfterTax(NOPAT)(dalamJutaanRupiah)
Periode 2007 2008 2009 2010
Lababersih 4,489,252 5,776,139 6,807,242 7,966,237
BiayaBunga 6,748 6,944 8,031 8,673
NOPAT 4,496,000 5,783,083 6,815,273 7,974,910
LampiranPerhitunganKd*(dalamJutaanRupiah)
Tahun BebanBunga(a) HutangJ.Panjang(b) Kd(c=a:b) Kd*(c(1T)) 1T Kewajiban Ekuitas
2007 6,748 742,598 0.0091 1.74% 1.911 197,563,277 20,441,773
2008 6,944 578,611 0.0120 2.33% 1.942 222,290,546 23,279,310
2009 8,031 1,115,221 0.0072 1.54% 2.136 254,535,601 27,856,693
2010 8,673 1,402,240 0.0062 1.39% 2.249 254,535,601 27,856,693
LampiranPerhitunganProporsiUtangdanekuitas
Tahun utangJ.Panjang(a) Ekuitas(b) Aset(c) Wd(a/c) We(b/c)
2007 742,598 20,441,773 218,005,000 0.003 0.09377
2008 578,611 23,279,310 245,570,000 0.002 0.09480
2009 1,115,221 27,856,693 282,392,000 0.004 0.09865
2010 1,402,240 27,569,673 282,392,000 0.0050 0.09763
PerhitunganWeightedAverageCapitalCost(WACC)
Tahun StrukturModal Kd* Ke axc bxd WACC
Wd(a) We(b) (c) (d) (e) (f) (e+f)
2007 0.003 0.09377 1.74% 20% (0.00006) 1.875% 1.869%
2008 0.002 0.09480 2.33% 54% (0.00005) 5.119% 5.114%
2009 0.004 0.09865 1.54% 17% (0.00006) 1.677% 1.671%
2010 0.0050 0.09763 1.39% 30.3% (0.00007) 2.958% 2.951%
LampiranPerhitunganInvestedCapital(IC)(dalamJutaanRupiah)
Periode Aset(a) HutangBeban(b) IC(ab)
2007 218,005,000 197,563,277 20,441,723
2008 245,570,000 222,290,546 23,279,454
2009 282,392,000 254,535,601 27,856,399
2010 282,392,000 254,535,601 27,856,399
LampiranPerhitunganCostofCapital(COC)(dalamJutaanRupiah)
Periode WACC(a) IC(b) COC(axb)
2007 1.869% 20,441,723 382,055.80
2008 5.114% 23,279,454 1,190,511.28
2009 1.671% 27,856,399 465,480.43
2010 2.951% 27,856,399 822,113.10
LampiranPerhitunganEconomicValueAdded(EVA)(dalamJutaanRupiah)
Periode NOPAT(a) COC(b) EVA(ab)
2007 4,496,000 382,055.80 4,113,944.20
2008 5,783,083 1,190,511.28 4,592,571.72
2009 6,815,273 465,480.43 6,349,792.57
2010 7,974,910 822,113.10 7,152,796.90
45

Lampiran 5. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
naik 2%, utang turun 2% (98,16 % dan 1,84%)
LampiranPerhitunganNetOperatingProfitAfterTax(NOPAT)(dalamJutaanRupiah)
Periode 2007 2008 2009 2010
Lababersihsetelahpajak 4,489,252 5,776,139 6,807,242 7,966,237
BiayaBunga 6,748 6,944 8,031 8,673
NOPAT 4,496,000 5,783,083 6,815,273 7,974,910
LampiranPerhitunganKd*(dalamJutaanRupiah)
Tahun BebanBunga(a) UtangJ.Panjang(b) Kd(c=a:b) Kd*(c(1T)) 1T Kewajiban Ekuitas
2007 6,748 742,598 0.0091 1.74% 1.911 197,563,277 20,441,773
2008 6,944 578,611 0.0120 2.33% 1.942 222,290,546 23,279,310
2009 8,031 1,115,221 0.0072 1.54% 2.136 254,535,601 27,856,693
2010 8,673 533,083 0.0163 3.66% 2.249 254,535,601 27,856,693
LampiranPerhitunganProporsiUtangdanekuitas
Tahun utangJ.Panjang(a) Ekuitas(b) Aset(c) Wd(a/c) We(b/c)
2007 742,598 20,441,773 218,005,000 0.003 0.09377
2008 578,611 23,279,310 245,570,000 0.002 0.09480
2009 1,115,221 27,856,693 282,392,000 0.004 0.09865
2010 533,083 28,438,830 282,392,000 0.0019 0.10071
PerhitunganWeightedAverageCapitalCost(WACC)
Tahun StrukturModal Kd* Ke axc bxd WACC
Wd(a) We(b) (c) (d) (e) (f) (e+f)
2007 0.003 0.09377 1.74% 20% (0.00006) 1.875% 1.869%
2008 0.002 0.09480 2.33% 54% (0.00005) 5.119% 5.114%
2009 0.004 0.09865 1.54% 17% (0.00006) 1.677% 1.671%
2010 0.0019 0.10071 3.66% 30.3% (0.00007) 3.051% 3.045%
LampiranPerhitunganInvestedCapital(IC)(dalamJutaanRupiah)
Periode Aset(a) HutangBeban(b) IC(ab)
2007 218,005,000 197,563,277 20,441,723
2008 245,570,000 222,290,546 23,279,454
2009 282,392,000 254,535,601 27,856,399
2010 282,392,000 254,535,601 27,856,399
LampiranPerhitunganCostofCapital(COC)(dalamJutaanRupiah)
Periode WACC(a) IC(b) COC(axb)
2007 1.869% 20,441,723 382,055.80
2008 5.114% 23,279,454 1,190,511.28
2009 1.671% 27,856,399 465,480.43
2010 3.045% 27,856,399 848,091.57
LampiranPerhitunganEconomicValueAdded(EVA)(dalamJutaanRupiah)
Periode NOPAT(a) COC(b) EVA(ab)
2007 4,496,000 382,055.80 4,113,944.20
2008 5,783,083 1,190,511.28 4,592,571.72
2009 6,815,273 465,480.43 6,349,792.57
2010 7,974,910 848,091.57 7,126,818.43
46

Lampiran 6. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
turun 2%, utang naik 2% (94,16 % dan 5,84%)
LampiranPerhitunganNetOperatingProfitAfterTax(NOPAT)(dalamJutaanRupiah)
Periode 2007 2008 2009 2010
Lababersihsetelahpajak 4,489,252 5,776,139 6,807,242 7,966,237
BiayaBunga 6,748 6,944 8,031 8,673
NOPAT 4,496,000 5,783,083 6,815,273 7,974,910
LampiranPerhitunganKd*(dalamJutaanRupiah)
Tahun BebanBunga(a) UtangJ.Panjang(b) Kd(c=a:b) Kd*(c(1T)) 1T Kewajiban Ekuitas
2007 6,748 742,598 0.0091 1.74% 1.911 197,563,277 20,441,773
2008 6,944 578,611 0.0120 2.33% 1.942 222,290,546 23,279,310
2009 8,031 1,115,221 0.0072 1.54% 2.136 254,535,601 27,856,693
2010 8,673 1,691,959 0.0051 1.15% 2.249 254,535,601 27,856,693
LampiranPerhitunganProporsiUtangdanekuitas
Tahun utangJ.Panjang(a) Ekuitas(b) Aset(c) Wd(a/c) We(b/c)
2007 742,598 20,441,773 218,005,000 0.003 0.09377
2008 578,611 23,279,310 245,570,000 0.002 0.09480
2009 1,115,221 27,856,693 282,392,000 0.004 0.09865
2010 1,691,959 27,279,954 282,392,000 0.0060 0.09660
PerhitunganWeightedAverageCapitalCost(WACC)
Tahun StrukturModal Kd* Ke axc bxd WACC
Wd(a) We(b) (c) (d) (e) (f) (e+f)
2007 0.003 0.09377 1.74% 20% (0.00006) 1.875% 1.869%
2008 0.002 0.09480 2.33% 54% (0.00005) 5.119% 5.114%
2009 0.004 0.09865 1.54% 17% (0.00006) 1.677% 1.671%
2010 0.0060 0.09660 1.15% 30.3% (0.00007) 2.927% 2.920%
LampiranPerhitunganInvestedCapital(IC)(dalamJutaanRupiah)
Periode Aset(a) HutangBeban(b) IC(ab)
2007 218,005,000 197,563,277 20,441,723
2008 245,570,000 222,290,546 23,279,454
2009 282,392,000 254,535,601 27,856,399
2010 282,392,000 254,535,601 27,856,399
LampiranPerhitunganCostofCapital(COC)(dalamJutaanRupiah)
Periode WACC(a) IC(b) COC(axb)
2007 1.869% 20,441,723 382,055.80
2008 5.114% 23,279,454 1,190,511.28
2009 1.671% 27,856,399 465,480.43
2010 2.920% 27,856,399 813,453.62
LampiranPerhitunganEconomicValueAdded(EVA)(dalamJutaanRupiah)
Periode NOPAT(a) COC(b) EVA(ab)
2007 4,496,000 382,055.80 4,113,944.20
2008 5,783,083 1,190,511.28 4,592,571.72
2009 6,815,273 465,480.43 6,349,792.57
2010 7,974,910 813,453.62 7,161,456.38
47

Lampiran 7. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
naik 3%, utang turun 3% (99,16 % dan 0,84%)
Lampiran Perhitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) (dalam Jutaan Rupiah)
Periode 2007 2008 2009 2010
Laba bersih setelah pajak 4,489,252 5,776,139 6,807,242 7,966,237
Biaya Bunga 6,748 6,944 8,031 8,673
NOPAT 4,496,000 5,783,083 6,815,273 7,974,910
Lampiran Perhitungan Kd* (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Beban Bunga (a) Utang J.Panjang(b) Kd (c= a : b) Kd* (c(1-T)) 1-T Kewajiban Ekuitas
2007 6,748 742,598 0.0091 -1.74% -1.911 197,563,277 20,441,773
2008 6,944 578,611 0.0120 -2.33% -1.942 222,290,546 23,279,310
2009 8,031 1,115,221 0.0072 -1.54% -2.136 254,535,601 27,856,693
2010 8,673 243,364 0.0356 -8.01% -2.249 254,535,601 27,856,693
Lampiran Perhitungan Proporsi Utang dan ekuitas
Tahun utang J. Panjang (a) Ekuitas (b) Aset (c) Wd (a/c) We (b/c)
2007 742,598 20,441,773 218,005,000 0.003 0.09377
2008 578,611 23,279,310 245,570,000 0.002 0.09480
2009 1,115,221 27,856,693 282,392,000 0.004 0.09865
2010 243,364 28,728,549 282,392,000 0.0009 0.10173
Perhitungan Weighted Average Capital Cost (WACC)
Tahun Struktur Modal Kd* Ke axc bxd WACC
Wd (a) We (b) (c) (d) (e) (f) (e+f)
2007 0.003 0.09377 -1.74% 20% (0.00006) 1.875% 1.869%
2008 0.002 0.09480 -2.33% 54% (0.00005) 5.119% 5.114%
2009 0.004 0.09865 -1.54% 17% (0.00006) 1.677% 1.671%
2010 0.0009 0.10173 -8.01% 30.3% (0.00007) 3.083% 3.076%
Lampiran Perhitungan Invested Capital (IC) (dalam Jutaan Rupiah)
Periode Aset(a) Hutang Beban (b) IC (a-b)
2007 218,005,000 197,563,277 20,441,723
2008 245,570,000 222,290,546 23,279,454
2009 282,392,000 254,535,601 27,856,399
2010 282,392,000 254,535,601 27,856,399
Lampiran Perhitungan Cost of Capital (COC) (dalam Jutaan Rupiah)
Periode WACC (a) IC (b) COC (a x b)
2007 1.869% 20,441,723 382,055.80
2008 5.114% 23,279,454 1,190,511.28
2009 1.671% 27,856,399 465,480.43
2010 3.076% 27,856,399 856,751.05
Lampiran Perhitungan Economic Value Added (EVA) (dalam Jutaan Rupiah
Periode NOPAT (a) COC (b) EVA (a - b)
2007 4,496,000 382,055.80 4,113,944.20
2008 5,783,083 1,190,511.28 4,592,571.72
2009 6,815,273 465,480.43 6,349,792.57
2010 7,974,910 856,751.05 7,118,158.95
48

Lampiran 8. Perhitungan Simulasi Economic Value Added (EVA) PT BCA 2010 saham
turun 3%, utang naik 3% (93,16 % dan 6,84%)
LampiranPerhitunganNetOperatingProfitAfterTax(NOPAT)(dalamJutaanRupiah)
Periode 2007 2008 2009 2010
Lababersihsetelahpajak 4,489,252 5,776,139 6,807,242 7,966,237
BiayaBunga 6,748 6,944 8,031 8,673
NOPAT 4,496,000 5,783,083 6,815,273 7,974,910
LampiranPerhitunganKd*(dalamJutaanRupiah)
Tahun BebanBunga(a) UtangJ.Panjang(b) Kd(c=a:b) Kd*(c(1T)) 1T Kewajiban Ekuitas
2007 6,748 742,598 0.0091 1.74% 1.911 197,563,277 20,441,773
2008 6,944 578,611 0.0120 2.33% 1.942 222,290,546 23,279,310
2009 8,031 1,115,221 0.0072 1.54% 2.136 254,535,601 27,856,693
2010 8,673 1,981,678 0.0044 0.98% 2.249 254,535,601 27,856,693
LampiranPerhitunganProporsiUtangdanekuitas
Tahun utangJ.Panjang(a) Ekuitas(b) Aset(c) Wd(a/c) We(b/c)
2007 742,598 20,441,773 218,005,000 0.003 0.09377
2008 578,611 23,279,310 245,570,000 0.002 0.09480
2009 1,115,221 27,856,693 282,392,000 0.004 0.09865
2010 1,981,678 26,990,235 282,392,000 0.0070 0.09558
PerhitunganWeightedAverageCapitalCost(WACC)
Tahun StrukturModal Kd* Ke axc bxd WACC
Wd(a) We(b) (c) (d) (e) (f) (e+f)
2007 0.003 0.09377 1.74% 20% (0.00006) 1.875% 1.869%
2008 0.002 0.09480 2.33% 54% (0.00005) 5.119% 5.114%
2009 0.004 0.09865 1.54% 17% (0.00006) 1.677% 1.671%
2010 0.0070 0.09558 0.98% 30.3% (0.00007) 2.896% 2.889%
LampiranPerhitunganInvestedCapital(IC)(dalamJutaanRupiah)
Periode Aset(a) UtangBeban(b) IC(ab)
2007 218,005,000 197,563,277 20,441,723
2008 245,570,000 222,290,546 23,279,454
2009 282,392,000 254,535,601 27,856,399
2010 282,392,000 254,535,601 27,856,399
LampiranPerhitunganCostofCapital(COC)(dalamJutaanRupiah)
Periode WACC(a) IC(b) COC(axb)
2007 1.869% 20,441,723 382,055.80
2008 5.114% 23,279,454 1,190,511.28
2009 1.671% 27,856,399 465,480.43
2010 2.889% 27,856,399 804,794.13
LampiranPerhitunganEconomicValueAdded(EVA)(dalamJutaanRupiah)
Periode NOPAT(a) COC(b) EVA(ab)
2007 4,496,000 382,055.80 4,113,944.20
2008 5,783,083 1,190,511.28 4,592,571.72
2009 6,815,273 465,480.43 6,349,792.57
2010 7,974,910 804,794.13 7,170,115.87
49

Lampiran 9. Tingkat Rata-rata Suku Bunga SBI (Rf) Bulanan 2008-2009

2007 2008 2009


Bulan SBI Bulan SBI Bulan SBI
Januari Januari Januari
9.50% 8.00% 8.75%
Februari Februari Februari
9.25% 8.00% 8.25%
Maret Maret Maret
9.00% 8.00% 7.75%
April April April
9.00% 8.00% 7.50%
Mei Mei Mei
8.75% 8.25% 7.25%
Juni Juni Juni
8.50% 8.50% 7.00%
Juli Juli Juli
8.25% 8.75% 6.75%
Agustus Agustus Agustus
8.25% 9.00% 6.50%
September September September
8.25% 9.25% 6.50%
Oktober Oktober Oktober
8.00% 9.50% 6.50%
November November November
8.25% 9.50% 6.50%
Desember Desember Desember
8.25% 9.25% 6.50%
Rata-rata 8.60% Rata-rata 8.67% Rata-rata 7.15%
50

Lampiran 10. Indeks IHSG 2007-2009

2007 2008 2009

Bulan IHSGt IHSGt-1 Rmt Bulan IHSGt IHSGt-1 Rmt Bulan IHSGt IHSGt-1 Rmt

Januari 1757.26 1805.52 -0.03 Januari 2627.25 2745.83 -0.04 Januari 1332.67 1355.41 -0.02

Februari 1740.97 1757.26 -0.01 Februari 2721.94 2627.25 0.04 Februari 1285.48 1332.67 -0.04

Maret 1830.92 1740.97 0.05 Maret 2447.30 2721.94 -0.10 Maret 1434.07 1285.48 0.12

Rata-rata 0.01 Rata-rata -0.04 0.02

April 1999.17 1830.92 0.09 April 2304.52 2447.30 -0.06 April 1722.77 1434.07 0.20

Mei 2084.32 1999.17 0.04 Mei 2444.35 2304.52 0.06 Mei 1916.83 1722.77 0.11

Juni 2139.28 2084.32 0.03 Juni 2349.11 2444.35 -0.04 Juni 2026.78 1916.83 0.06

Rata-rata 0.05 Rata-rata -0.01 0.12

Juli 2348.67 2139.28 0.10 Juli 2304.51 2349.11 -0.02 Juli 2323.24 2026.78 0.15

Agustus 2194.34 2348.67 -0.07 Agustus 2165.94 2304.51 -0.06 Agustus 2341.54 2323.24 0.01

September 2359.21 2194.34 0.08 September 1832.51 2165.94 -0.15 September 2467.59 2341.54 0.05

Rata-rata 0.04 Rata-rata -0.08 0.07

Oktober 2643.49 2359.21 0.12 Oktober 1256.70 1832.51 -0.31 Oktober 2367.70 2467.59 -0.04

November 2688.33 2643.49 0.02 November 1241.54 1256.70 -0.01 November 2415.84 2367.70 0.02

Desember 2745.83 2688.33 0.02 Desember 1355.41 1241.54 0.09 Desember 2534.36 2415.84 0.05

Rata-rata 0.05 Rata-rata -0.08 Rata-rata 0.01

Rata-rata E(Rm) 0.04 Rata-rata E(Rm) -0.05 Rata-rata E(Rm) 0.06


51

Lampiran 11. Neraca PT Bank BCA Tbk, tahun 2007-2008


52

Lanjutan Lampiran 11.


53

Lanjutan Lampiran 11.


54

Lanjutan Lampiran 11.


55

Lanjutan Lampiran 11.


56

Lanjutan Lampiran 11.


57

Lampiran 12. Neraca PT Bank BCA Tbk, tahun 2008-2009


58

Lanjutan Lampiran 12.


59

Lanjutan Lampiran 12.


60

Lanjutan Lampiran 12.


61

Lanjutan Lampiran 12.

62

Lanjutan Lampiran 12.


63

Lampiran 13. Ikhtisar Saham BCA Tahun 2007


64

Lampiran 14. Ikhtisar Saham BCA 2008


65

Lampiran 15. Ikhtisar Saham BCA 2009

Anda mungkin juga menyukai