TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fermentasi
Fermentasi berasal dari kata latin fervere yang berarti mendidih yang
menunjukkan adanya aktivitas dari yeast pada ekstrak buah-buahan atau biji-bijian.
Sedangkan dalam mikrobiologi industri fermentasi diartikan sebagai suatu proses
untuk mengubah bahan baku menjadi suatu produk oleh mikroba (Fatimah, dkk.,
2013).
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen
lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi
dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan
etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron
eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi (Musyair, dkk., 2012).
Reaksi pembuatan etanol dapat berdasarkan reaksi non enzimatis dan reaksi
enzimatis. Sintesis etanol non enzimatis misalnya pada hidrasi etilena menggunakan
katalis asam. Etanol dapat diproduksi dari bahan yang mengandung karbohidrat
dengan bantuan mikroorganisme yang disebut dengan fermentasi. Mikroorganisme
umumnya yang digunakan pada proses fermentasi tersebut adalah khamir
Saccharomyces cerevisiae. Reaksi pembuatan etanol dengan bantuan S.cerevisiae
merupakan reaksi enzimatis dengan melibatkan berbagai enzim untuk mengkonversi
glukosa menjadi etanol. Pengembangan proses pembuatan etanol secara fermentasi
akhir-akhir ini menjadi sangat populer dalam produksi sumber energi terbarukan
bioetanol (Hermansyah dan Novia, 2014).
Khamir mempunyai kemampuan untuk memecah pangan karbohidrat menjadi
alkohol dan karbondioksida. Proses ini diketahui sebagai fermentasi alkohol yaitu
proses anaerob. Khamir mempunyai sekumpulan enzim yang diketahui sebagai
zymase yang berperan pada fermentasi senyawa gula, seperti glukosa menjadi etanol
dan karbondioksida. Adapun tahapan dalam fermentasi alkohol adalah:
1. Persiapan bahan baku (Pretreatment)
Tahap persiapan bahan baku proses produksi bioetanol masing-masing baha
berbeda perlakuannya. Tujuan dari proses persiapan bahan baku ini adalah
mengkonversi bahan baku menjadi gula sehingga lebih mudah difermentasi
(Yusra, 2011).
2. Hidrolisis
Proses hidrolisis merupakan langkah selanjutnya untuk memecah struktur
polisakarida menjadi monosakarida. Selulosa merupakan komponen terbesar
kedua dari tanaman eceng gondok setelah hemiselulosa. Rantai selulosa
yang terhidrolisis akan menghasilkan disakarida selobiosa. Selanjutnya
selobiosa yang terhidrolisis lebih lanjut akan menghasilkan glukosa.
Selobiosa merupakan disakarida yang tersusun dari dua unit monomer
glukosa. Selobiosa diperoleh dari hidrolisis parsial selulosa (Merina dan
Trihadiningrum, 2011).
Hidrolisis
(C6H10O5)n + nH2O C6H12O6
(Utami dan Kindriari, 2008)
3. Fermentasi
Fermentasi pada dasarnya merupakan suatu proses enzimatik dimana enzim
yang bekerja mungkin sudah dalam keadaan terisolasi yaitu dipisahkan dari
selnya atau masih dalam keadaan terikat di dalam sel. Pada beberapa proses
fermentasi yang menggunakan sel mikroba, reaksi enzim mungkin terjadi
sepenuhnya di dalam sel mikroba karena enzim yang bekerja bersifat
intraselular. Pada proses lainnya reaksi enzim terjadi di luar sel karena
enzim yang bekerja bersifat ekstraseluler (Haryadi, 2013).
S. cereviseae
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
(Utami dan Kindriari, 2008)
4. Tahap pemurnian
Pada tahap pemurnian bioetanol, proses yang sering digunakan adalah
proses distilasi. Distilasi adalah salah satu metode dari pemurnian dengan
cara memisahkan dua atau lebih komponen-komponen dalam suatu cairan
berdasarkan perbedaan tekanan uap masing-masing komponen. Tahap
pemurnian dilakukan untuk memperoleh kadar bioetanol yang lebih tinggi
dari hasil fermentasi (Yusra, 2011).