CASE REPORT
DERMATITIS SEBOROIK
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
1. Nama : Ny.A
2. Umur : 35 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Pasar Uler Plumpang B, RT 8/4 No. 14
6. Pendidikan : SMA
7. Suku : Jawa
8. Status : Sudah Menikah
9. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
10. Tanggal registrasi : 02 November 2017
B. Keluhan Utama
Bintik-bintik merah disertai gatal
2
D. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat sakit yang sama : (-)
2. Riwayat alergi obat : disangkal
3. Riwayat diabetes mellitus : sejak 6 bulan yang lalu
4. Riwayat hipertensi : disangkal
5. Riwayat penyakit Jantung : sejak 2 tahun yang lalu
G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis, GCS 456
3. Kooperatif : Kooperatif
4. Status gizi : Cukup
Status Dermatologi :
- Lokasi : Dada, Punggung, Lengan Kanan-kiri
- UKK :
Dada : eritema dengan skuama tipis berbatas tegas dan terdapat papul
Punggung/lengan kanan-kiri : tepi yang eritem dengan skuama berbatas
tegas
3
Punggung
4
LENGAN KANAN-KIRI
DADA
5
SAMPING LENGAN
I. Diagnosis Banding
1. Psoriasis
2. Kandidiasis
3. Rosasea / Ptiriasis Rosea
J. Diagnosis Kerja
Dermatitis seboroik
K. Rencana Terapi
1. Nonmedikamentosa
a. Management stres, dan jangan terlalu kelelahan.
b. Minum obat teratur, istirahat cukup
c. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP).
6
2. Medikamentosa
Topikal
R/ Betametason cream
R/ Gentamycin cream
Sistemik
L. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad cosmeticam : Dubia ad bonam
7
BAB III
PEMBAHASAN
Ny.A datang ke Poli kulit dengan keluhan utama bintik-bintik merah disertai gatal
pada bagian dada,punggung, lengan kanan dan lengan kiri, Keluhan ini sudah
dirasakan hampir 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku awalnya muncul bercak
kemerahan dan terasa semakin gatal apabila berkeringat, Rasa gatal berkurang
apabila pasien menggaruk- dan setelah itu mengeluarkan sisik berwarna putih
seperti plenting berisi cairan, mudah pecah dan berminyak tetapi tidak berbau.
Keluhan gatal hilang timbul, timbul apabila sedang banyak fikiran dan kelelahan
bekerja. Pasien sudah pernah mengobati penyakit ini dengan bedak herosin, namun
keluhan belum berkurang. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung sejak 2 tahun
yang lalu dan DM sejak 6 bulan yang lalu.
Bila disesuaikan dengan literatur maka gejala yang dialami oleh NY.A sangatlah
sesuai sebab predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak
8
terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu daerah kepala (kulit kepala,
telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata,
kelopak mata, glabellla, lipatan nasolabial, dagu), dan badan bagian atas (daerah
presternum, daerah interskapula, areolla mammae, umbilikus, lipatan paha, daerah
anogenital) .6 Tempat-tempat yang banyak mengandung kelenjar sebasea (regio
coli posterior/tengkuk kepala, regio dorsum pedis sinistra et dextra, regio anterior
antebrachii dextra) semua sesuai dengan teori yang ada.
Efloresensi : Makula eritematosa yang ditutupi oleh papul milier multiple diskrit
berbatas tak tegas disertai skuama halus dan berminyak. Pada lesi kadang-kadang
ditemukan erosi dengan krusta yang sudah mengering berwarna kekuningan.
9
terkait dengan penyakit ini. Musim dingin dan kelembapan yang rendah akan
memperburuk kondisi.Aktivitas meningkat pada musim dingin dan awal
musim semi, dengan remisi sering terjadi di musim panas. 4,8
Pada pasien Ny. A diberikan terapi Antibiotik dan Steroid Topikal
potensi kuat, serta diberikan anti histamine sebagai anti pruritus pada Ny.A.
Hal ini sesuai dengan literatur menjadi alternatif yang tepat untuk untuk
dermatitis seboroik dengan kortikosteroid karena tidak memiliki efek
5, 10
samping jangka panjang. Namun, pada pasien ny.A bila disesuaikan
dengan teori bisa di tambah antijamur sistemik seperti Itrakonazole.
Sediaan oral antijamur itrakonazol dengan dosis 200 mg per hari selama
1 minggu tampaknya menjadi pilihan ketika dermatitis seboroik menyebar
secara luas, tahan terhadap preparat topikal, atau ketika mempengaruhi
masalah psikologis yang dapat mengubah gaya hidup pasien. Efek anti
peradangan dan aktivitas antifungi terhadap Malassezia menunjukkan bahwa
itraconazole oral akan menjadi pengobatan lini pertama pilihan oral untuk
dermatitis seboroik di masa depan. Itrakonazol adalah anti jamur yang
lipofilik dan keratinofilik sistemik. Obat ini tidak memiliki potensi yang sama
untuk menyebabkan hepatotoksisitas sebagai ketokonazol dan mungkin,
karena itu, menjadi alternatif yang lebih aman untuk pasien yang memerlukan
pengobatan oral,walaupun begitu harus dipertimbangkan dengan cermat
dalam merencanakan pengobatan untuk kondisi kronis seperti dermatitis
seboroik.1, 12, 14
10
BAB IV
DASAR TEORI
I. DEFINISI
II EPIDEMIOLOGI
Tidak ada data yang tepat mengenai insiden dan prevalensi, tetapi
penyakit ini diyakini lebih umum dari psoriasis, misalnya mempengaruhi
setidaknya 2 sampai 5 persen dari populasi. Penyakit ini dapat menyerang
bayi ataupun pada orang dewasa. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada
umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan
insidensnya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang
pada umur tua. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada pria daripada
wanita. Terjadinya dermatitis seboroik pada pasien AIDS (Acquired
11
Immunodeficiency Syndrome) mempunyai prevalensi yang tinggi sampai 85
%. Laporan pertama pada tahun 1984 dengan mengikuti observasi dari
seluruh dunia. Pasien dengan gangguan sistem saraf pusat seperti epilepsi dan
penyakit Parkinson juga tampak rentan terhadap pengembangan dermatitis
seboroik.1, 4, 5
III. ETIOPATOGENESIS
12
ditemukan dalam kelimpahan yang tinggi pada kulit normal dan lipofilik.
Komposisi lipid pada kulit pasien ditemukan berbeda dalam proporsi
peningkatan kolesterol, trigliserida dan parafin. Kelainan pada lipid
permukaan dapat menyebabkan keratinisasi tidak efektif dan / atau aktivitas
lipase dari Pityrosporum ovale, yang dapat menghasilkan asam lemak
inflamasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa Malassezia furfur atau
metabolismenya sebesar-produk dapat menyebabkan peradangan melalui
respons yang diperantarai sel imun yang melibatkan sel T, sel Langerhans dan
kaskade komplemen. 5, 6
Banyak percobaan telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini
dengan infeksi oleh bakteri atau pityrosporum ovale yang merupakan flora
normal kulit manusia. Pertumbuhan P. Ovale yang berlebihan dapat
mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang
masuk ke dalam epidermis, maupun karena sel jamur itu sendiri, melalui
aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans. Status seboroik sering berasosiasi
dengan meningginya suseptibilitas terhadap infeksi piogenik, tetapi tidak
terbukti bahwa mikroorganisme iniliah yang menyebabkan dermatitis
seboroik. 1,
D.S. dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat
seperti pada psoriasis. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi dengan
sitostatik dapat memperbaikinya.1 Riwayat eksim dalam keluarga mungkin
mempengaruhi seseorang untuk terkena dermatitis seboroik.5Dermatitis
seboroik sering terkait dengan variasi kelainan neurologi, contohnya
postensefalitis parkinson, trauma supraorbital, kelumpuhan wajah, trauma
unilateral gangglion Gasser, poliomielitis, siringomelia, qudriplegia. Stress
emotional tampaknya memperburuk penyakit ini. Hal ini menunjukkan
bahwa sistem saraf mungkin terlibat, meskipun tidak ada bukti kuat belum
untuk mendukung teori ini.4, 5, 7, 8. Variasi musim dan temperatur kelembapan
juga terkait dengan penyakit ini. Musim dingin dan kelembapan yang rendah
akan memperburuk kondisi.Aktivitas meningkat pada musim dingin dan awal
musim semi, dengan remisi sering terjadi di musim panas. 4,8
13
IV. GEJALA KLINIS
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan batasnya agak kurang tegas. Kelainan kulit dapat disertai
rasa gatal walupun jarang. D.S. yang ringan hanya mengenai kulit kepala
berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang
kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus
dan kasar. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika (ketombe, dandruff).
Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai
eritema dan krusta-krusta yang tebal. 1, 9
14
Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan dapat berupa papul-papul.
Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama
dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi,
glabela, telinga posaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya
sering cembung. Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup
1
oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak sedap. Pada daerah
supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit
dibawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama
kekuningan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah
disertai skuama-skuama halus.1, 2
15
Dermatitis seboroik yang pada infantil terjadi pada tahun pertama
kehidupan, biasanya muncul usia 3-14 minggu, membaik secara spontan pada
usia 8-12 bulan. Kelainan kulit yang terjadi berupa skuama-skuama yang
kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit skalp
(Cradle cap). Lesi bisa terbatas di skalp namun dapat meluas ke regio lain,
antara lain : bagian tengah wajah(dahi, alis, hidung, bagian belakang kepala),
area retroauricular, dada, leher, daerah anogenital dan lipatan badan.6, 9 Regio
frontal dan parietal kulit kepala ditutupi dengan kulit yang berminyak dan
tebal, sering terdapat kerak-kerak yang pecah (crusta lactea or milk crust),
biasanya tanpa dasar yang merah. Kelainan kulit dapat disertai gatal ataupun
tidak, tetapi berlebihan menggaruk dapat menyebabkan peradangan, infeksi
ringan atau perdarahan. 5
16
Gambar 4 : Leiners Disease
Gambar 5 : Leiners Disease
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
17
sel limfohistiosit kadang-kadang disertai neutrofil; edema ringan pada papila
dermis; adanya fokus spongiosis pada infundibulum dan epidermis; serta
mound parakeratosis sengan globus kecil plasma pada bibir muara dan
diantara muara infundibulum.3
Gambaran histopatologis dermatitis seboroik pada AIDS berbeda
dengan dermatitis seboroik biasa, keratinosit yang nekrosis, kerusakan
setempat dari dermoepidermal oleh kelompok sel limfoid dan jarang
ditemukan spongiosis. Pada dermis tampak banyak pembuluh darah dengan
dinding yang menebal, banyak ditemukan sel plasma.10
VI. DIAGNOSIS
A. Kelainan kulit yang terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak
dan agak kekuningan batasnya agak kurang tegas (skuama dapat halus atau
kasar)1
Gambaran klinis yang khas pada D.S. ialah skuama yang berminyak
dan kekuningan dan berlokasi ditempat-tempat seboroik. 1
A. Psoriasis
18
Kelainan kulit pada psoriasis berupa eritema sirkumskrip dan merata
dengan skuama berlapis, kasar , berwarna putih seperti mika dan disertai
dengan Auspitz sedangkan pada dermatitis seboroik eritema dan skuama yang
berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang jelas. Skuama pada
psoriasis jika dicoba dilepas akan mungkin berdarah tetapi skuama pada
dermatitis seboroik dengan sangat mudah dilepas. Tempat predileksinya pun
berbeda , predileksi psoriasis antara lain skalp, perbatasan skalp dengan
muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut, dan daerah
lumbosakral, sedangkan predileksi dermatitis seboroik di : skalp, dahi, pipi,
hidung. Tempat lain yang mungkin : liang telingan luar, lipatan nasolabial,
daerah sternum, areola mame, lipatan dibawah mame pada wanita,
interskapular, umbilicus, lipat paha, dan daerah anogenital. Psoriasis biasanya
melibatkan kuku, disamping menimbulkan kelainan pada kulit, psoriasis
dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi walaupun jarang. Pada
dermatitis seboroik rasa gatal akan muncul jika sudah berat sedangkan pada
psoriasis gatal sudah dirasakan dari awal penyakit.1, 10, 12
19
tegas, bersisik, basah, dan eritematosa sedangkan pada dermatitis seboroik
eritema dan skuama berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang
jelas. Pada kandidosis, Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel - vesikel
dan pustul pustul yang kecil atau bula yang bila pecah meningalkan daerah
yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.
Dermatitis seboroik dan kandidosis intertriginosa juga dapat dibedakan pada
tempat predileksinya. Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian
tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea yaitu daerah kepala, wajah dan
badan bagian atas.6 Sedangkan predileksi kandidosis intertriginosa selain
pada lipat paha, lipatan payudara dan umbilikus, juga terdapat ada lipatan
kulit ketiak, intergluteal, antara jari tangan atau kaki, glands penis dan
umbilikus.Keluhan gatal yang lebih menonjol dapat mendukung diagnosis
kandidosis intertriginosa. 1
20
Gambar 8: kandiosis di lipatan payudara
C. Rosasea
Rosasea memiliki kesamaan dengan dermatitis seboroik karena dapat
12
menghasilkan eritema wajah menyerupai dermatitis seboroik. Tempat
predileksi rosasea adalah di sentral wajah, yaitu hidung, pipi, dagu, dahi, dan
alis, terkadang meluas ke leher bahkan pergelangan tangan atau kaki.
Sedangkan dermatitis seboroik terdapat pada tempat sebore, dengan skuama
yang berminyak dan agak gatal. Kelaianan kulit pada rosasea adalah eritema,
telangiektasia, papul, edema, dan pustul. Adanya eritema dan telangiektasia
yang persisten pada setiap episode merupakan gejala khas rosasea. Lesi
umumnya simetris. 1
Gambar 10 : Rosasea
VIII. PENATALAKSANAAN
21
secara topikal ataupun sistemik. Pengobatan secara topikal digunakan dalam
sebagian besar kasus Dermatitis Seboroik. 1, 10 -12
A. Pengobatan Sistemik
22
dengan cermat dalam merencanakan pengobatan untuk kondisi kronis seperti
dermatitis seboroik.1, 12, 14
B. Pengobatan Topikal
1. Anti-Inflamasi (imunomodulator)
2. Keratolitik
3. Antijamur Topikal
23
mempertahankan remisi. Tidak ada efek samping dalam penggunan antijamur
1, 10, 12
topikal.
4. Kortikosteroid Topikal
24
pengobatan yang aman dan berkhasiat untuk bayi dengan cradle cap.
Menggunakan sampo ringan dan lembut memijat kulit kepala akan membantu
menghilangkan skuama. Dermatitis Seboroik yang sudah melampaui kulit
kepala, obat topikal seperti krim antijamur atau kortikosteroid ringan
diperlukan, contohnya hidrokortison 1%. Untuk kasus yang parah pemberian
kortikosteroid topikal perlu dibatasi karena mungkin terjadi penyerapan
sistemik. 6, 9 13
IX. PROGNOSIS
25
DAFTAR PUSTAKA
26
7. Orkin M, Maibach HI, Dahl VD. Dermatologic manifestations of AIDS.
In:Dermatology. 1st Ed. Prentice-Hall International Inc. p. 144-145
8. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unair / RSU Dr. Soetomo
Surabaya. Dermatitis Seboroik. Atlas Penyakit kulit & kelamin. 4th Ed.
Surabaya : Penerbit Airlangga University Press; 2008. P. 113-115
9. Schwartz RA, Janusz CA, Janniger CK. Seborrheic dermatitis : An
Overview. Am Fam Physician. 2006 Jul 1;74 (1): 125-132
10. Ngan V. Leiners disease. Available at
:http://dermnetnz.org/dermatitis/leiner.html. Accesed on 02 November
2017.
11. Naldi L, Rebora A. Seborrheic Dermatitis. N Engl J Med
2009;360;368;387-96
12. L, Wahab A, Khan SI, Shirin S. Safety of oral itraconazol in the traetment
of seborrheic dermatitis. Journal of Pakistan Association od Dermatologist
2011;21:102-105
13. Sheffield RC, Crawford P. Whats the best treatment for cradle cap. THE
JOURNAL OF FAMILY PRACTICE. March 2007 Vol. 56, No. 3:
232-233.
14. Harms RW. Seborrheic Dermatitis. Available at
http://www.mayoclinic.com/health/seborrheic-dermatitis/DS00984.
Accesed on 02 November 2017.
15. Leiners Disease. Available at
http://vgrd.blogspot.com/2011/01/dermatitis-and-failure-to-thrive.html .
Accesed on 02 November 2017.
16. Anonymous. Dermatitis and failure to thrive. Available at
http://www.infodoctor.org/rss/rss/?cat=14446. Accesed on 02 November
2017.
17. Kusmayoni WM. Kandidosis intergluteal. Available
athttp://www.klikdokter.com/userfiles/kandi2.jpg. Accesed on 02
November 2017.
27
18. Simatupang MM. Kandidosis. Available athttp://3.bp.blogspot.com/-
yud1mH2IexA/T3WZs62e3QI/AAAAAAAAADE/WLUPYEfpQng/s160
0/blog+5.jpg. Accesed on 02 November 2017.
19. Alai NN, Cole GW, Shiel WC. Rosasea. Available
athttp://medicastore.com/penyakit/813/Rosaea.html. Accesed on 02
November 2017.
28