Anda di halaman 1dari 2

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Peluang Pasar


Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin pesat. Peningkatan ini tampak
dengan semakin banyak berdirinya pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi,
serta meningkatnya industri barang untuk modal termasuk industri mesin dan peralatan.
Seiring dengan berkembangnya industri di Indonesia, maka produksi triacetin yang dapat
digunakan sebagai bahan baku terbarukan juga sangat dibutuhkan.

Kebutuhan klorobenzen di Indonesia dipenuhi dengan impor. Jumlah impor


klorobenzen yang masuk ke indonesia pada tahun 2015 mencapai 5500 ton, dimana 83%
didatangkan dari China, 15,1 % dari India dan sisanya dari Jepang, Singapura dan Jerman
(BPS, 2015). Meskipun produksi klorobenzen mengalami penurunan dibanding beberapa
dekade lalu, pertumbuhan kuat di China dan permintaan global p-diklorobenzen yang
meningkat telah mesntalbilkan tren pasar klorobenzen, menghasilkan pertumbuhan rata rata
4% pada periode terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peluang pasar bagi Indonesia
untuk memproduksi klorobenzen sehingga dapat memenuhi permintaan dan mengurangi
impor klorobenzen Indonesia.

1.2 Pentingnya Pendirian Pabrik


Indonesia merupakan negara penghasil petrokimia sehingga bahan baku benzen dan
klorin bisa didatangkan dari dalam negeri. Ketersediaan bahan baku akan membantu pendirian
pabrik klorobenzen di Indonesia. Dengan demikian pendirian pabrik akan mengurangi
ketergantungan impor klorobenzen negara Indonesia dan dapat menjadikan klorobenzen
sebagai komoditi ekspor.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gliserol

2.2 Triacetin
Triacetin juga dikenal sebagai 1,2,3-triacetoypropane arau gliserin triasetat. Ini
merupakan ester gliserol yang terbentuk dengan asam asetat. Triasetin dapat diproduksi dari
reaksi gliserol dan asam asetat menggunakan katalisator yang bersifat asam. Katalis yang
digunakan dapat berbentuk homogen maupun heterogen. Secara teoritik setiap 1 mol gliserol
dibutuhkan 3 mol asam asetat. Reaksi diikuti pelepasan air sebagaimana reaksi yang terjadi
dalam produksi Triasetin (Nugroho dkk, 2010).
Triasetin dapat dipergunakan sebagai bioaditif untuk menaikkan angka oktan pada
bahan bakar minyak. Triasetin dapat menggantikan octane booster seperti tetraethyl lead
(TEL), methyl tertiary butyl eher (MTBE) dan ethyl tertiary butyl eter (ETBE) yang ketiganya
memiliki beberapa kelemahan karena melepaskan timbal (Pb) ke udara yang dapat menganggu
kesehatan dan polusi udara (Mufrodi dkk, 2010). Triasetin juga digunakan untuk pemadatan
serat selulosa asetil dalam pembuatan filter rokok dan plastik. Pembuatan filter rokok harus
memperhatikan kadar air yang dijaga konstan untuk mencapai pembekuan konstan. Selain itu
triasetin juga digunakan sebagai penguat rasa dalam industri makanan dan sebagai platicizer
untuk permen karet (Nuryoto dkk, 2010).
Sistematis triasetin adakah reaksi kompleks antara gliserol dan asam asetat sebagai
reaktan katalis asam mengikuti mekanisme pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Rute Reaksi dari Asetilasi Gliserol

Anda mungkin juga menyukai