proses berfikir dan kaitannya dengan keadaan emosi, prilaku, dan psikologi. CBT berpusat pada
ide bahwa orang tertentu mampu mengubah kognisi mereka, dan karenanya mengubah dampak
antara terapi prilaku dan terapi kognitif yang didasarkan pada asumsi bahwa prilaku manusia
secara bersama dipengaruhi oleh pemikiran, perasaan, proses fisiologis serta konsekuensinya
program yang terstruktur langkah demi langkah Program seperti ini dapat mencakup :
1) Menciptakan hubungan yang sangat dekat dngan aliansi kerja antara konselor dan konseli.
6) Mengakhiri dan merancang program lanjutan untuk menguatkan dari apa yang didapat.
mendapatkan kesepakatan prilaku sasaran dengan klien (konseli). Teknik yang biasanya
digunakan adalah:
1) Menantang keyakinan irasional.
2) Membingkai kembali isu; misalnya, menerima kondisi emosional internal sebagai sesuatu
3) Mengulang kembali penggunaan beragam pernyataan diri dalam role play dengan konselor.
4) Mencoba menggunakan berbagai pernyataan diri yang berbeda dalam situasi rill
terapis menilai bahwa treatment yang diberikan tidak membantu atau tidak ada lagi kemajuan
yang didapat, terapis dapat mengakhiri treatment yang sedang berlangsung. Sedangkan apabila
klien dianggap membuat kemajuan namun masalah residual masih ada, terapis dapat melanjutkan
treatment yang sedang berlangsung. Terapis juga patut mempertimbangkan keuntungan bagi
klien untuk menangai masalah residual yang muncul secara mandiri. Hal ini dapat dilakukan
dengan memperpanjang jarak waktu antar sesi sehingga klien memiliki tanggung jawab yang
lebih besar untuk menangani masalah residual dan kemunduran lainnya dan tetap dapat memiliki
kesempatan untuk melakukan pembahasan dengan terapis. Tidak ada komitmen khusus
mengenai lamanya sebuah sesi berlangsung. Sebuah sesi dapat berlangsung selama 50 menit,
ataupun 2 sampai 3 jam apabila melibatkan in-vivo experiments. Terapi juga dapat berlangsung
selama 20 menit apabila hanya melibatkan pembahasan mengenai sesi-sei sebelumnya pada
akhir sebuah treatment. Terapis perlu ingat bahwa apabila terapis sudah memberikan tugas-tugas
rumah yang relevan dan produktif, maka mayoritas treatment sudah dilakukan di luar jam terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Christine Wilding dan Aileen Milne, Cognitive Behavior Therapy, (Jakarta: Indeks, 2013), hlm.
XVII.
Miftahus F. 2015. Konsep Bimbingan Dan Konseling Cognitive Behavior Therapy (Cbt) Dengan
Pendekatan Islam Untuk Meningkatkan Sikap Altruisme Siswa. Jurnal Hisbah, Vol. 12,
No. 2
Stallard, P. (2004). Think Good Feel Good: A Cognitive Behavior Therapy Workbook for
Children and Young People. West Sussex: john Wiley & Sons.
Westbrook, D., Kennerly, & Kirk, J. (2007). An Introduction to Cognitive Behavior Therapy: