Anda di halaman 1dari 11

Bahasa

Indonesia

By

Alif Utama Perwiranegara


I011171320
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Makassar, 29 Agustus 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar(1)
Daftar Isi..(2)
Bab 1.....(3)
Bab 2.(4)
Bab 3...(10)

2
BAB 1

1.1 Pendahuluan
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan suatu hal di
dalam masyarakat. Bahasa selain dapat diucapkan secara vocal, juga dapat diungkapkan
melalui gerak tubuh (gesture) yang lebih dikenal sebagai Bahasa tubuh. Seperti
menggelengkan kepala yang berarti tidak atau menganggukkan kepala yang bisa iya.
Bahasa sendiri menurut Syamsuddin (1986) memberi dua pengertian :
Bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan
perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
Bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda
yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Bahasa yang ada di dunia diperkirakan mencapai 6.000 7.000 bahasa, salah satunya adalah
Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia
juga merupakan Bahasa Pemersatu Bangsa, lantas bagaimana Bahasa Indonesia ini dapat
terbentuk? Bagaimana sejarah lahirnya Bahasa Indonesia? Bagaimana perkembangan
Bahasa Indonesia dari dulu sampai sekarang? Kami akan mencoba membahasnya secara
singkat dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah lahirnya Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana pula perkembangan Bahasa Indonesia selama ini?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


1. Memberikan informasi tentang sejarah lahirnya Bahasa Indonesia
2. Memberikan informasi tentang perkembangan Bahasa Indonesia

3
BAB 2

2.1 Pembahasan

Sejarah Lahirnya Bahasa Indonesia


Bahasa indonesia itu pada umunya berasal dari bahasa melayu, pada zaman
sebelumnya lebih tepatnya pada di zaman Kerajaan Sriwijaya. Bahasa Melayu itu banyak
digunakan ialah sebagai bahasa penghubung antar suku pada plosok nusantara. Selain itu
juga bahasa melayu tersebut di gunakan ialah sebagai bahasa perdagangan antar
pedagang dalam suatu nusantara ataupun juga dari luar nusantara.
Bahasa melayu itu kemudian menyebar pada pelosok nusantara bersamaan dengan
penyebaran agama islam, dan juga makin kokoh keberadaan nya dikarenakan bahasa
melayu tersebut mudah untuk diterima oleh masyarakat nusantara disebabkan karena
bahasa melayu itu digunakan ialah untuk sebagai penghubung antar suku, antar pulau,
antar pedagang, dan juga antar kerajaan.
Bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu yang kemudian dijadikan sebagai bahasa
resmi bangsa Indonesia serta bahasa persatuan. Bahasa Indonesia pada awalnya
diresmikan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu satu hari sesudahnya,
bersamaan dengan dimulainya konstitusi. Di negara Timor Leste, bahasa Indonesia
berstatus menjadi bahasa kerja.
Dilihat dari sudut pandang linguistik, sejarah bahasa Indonesia merupakan ragam
dari bahasa Melayu. Dasar yang digunakan ialah dari bahasa Melayu Riau (Kepulauan
Riau) dari abad ke-19. Penamaan dari "Bahasa Indonesia" pada awalnya diawali sejak
adanya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, guna menghindari kesan mengenai
"imperialisme bahasa" jika nama dari bahasa Melayu masih dipakai. Proses tersebut
membuat adanya perbedaan dengan Bahasa Indonesia yang sekarang dengan adanya
varian bahasa Melayu yang dipakai di Riau dan Semenanjung Malaya. Sampai saat ini,
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang tetap hidup dan menghasilkan kata-kata baru, baik
itu dengan melalui penciptaan ataupun penyerapan dari bahasa asing dan bahasa daerah.
Di dalam sumpah pemuda terdapat tiga hal yang diikrarkan pemuda saat itu yaitu:
1. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu. Tanah Air
Indonesia
2. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu. Bangsa Indonesia
3. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung tinggi Bahasa persatuan. Bahasa
Indonesia.
Berdasarkan ikrar tersebutlah Bahasa Indonesia dianggap lahir pada tanggal 28 Oktober
1928.
Terdapat beberapa factor mengapa Bahasa Melayu Riau diangkat menjadi Bahasa
Indonesia saat itu, di antaranya :
1. Bahasa Melayu sudah menjadi sebuah lingua franca bagi Bangsa Indonesia, bahasa
perdagangan, dan bahasa perhubungan.

4
2. Sistem Bahasa Melayu yang cukup sederhana, sehingga mudah untuk dipelajari
karena Bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan bahasa.
3. Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku yang lainnya dapat dengan sukarela untuk
menerima Bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia untuk digunakan sebagai bahasa
nasional.
4. Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk digunakan sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang sangat luas.
5. Bahasa Melayu Riau lebih mudah dipelajari dibandingkan dengan bahasa Jawa yang
memiliki tingkatan bahasa (halus, biasa, kasar).
6. Suku Melayu berasal dari Riau. Sultan Malaka yang terakhir juga lari ke Riau setelah
Malaka direbut oleh Portugis. Selain itu, bahasa Melayu Riau paling sedikit
terpengaruh bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
7. Menumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara tetangga, seperti
Malaysia, Brunei, dan Singapura yang juga menggunakan bahasa Melayu dan
nasibnya sama dengan Indonesia, yaitu dijajah Inggris.
8. Para pejuang kemerdekaan diharapkan bersatu lagi dengan tujuan persatuan dan
kebangsaan.
Bahasa suku suku di Indonesia tidak dijadikan Bahasa Indonesia karena Bahasa daerah
yang satu sulit dipahami oleh daerah lain, warga negara asing yang ingin belajar bahasa
Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu banyak kosakata, masyarakat menjadi kurang
paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa
menggunakan bahasa daerah, dapat menimbulkan kesalahpahaman. Pada bahasa-bahasa
daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam tulisan dan pelafalan
tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya :
a. Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak ada.
Suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek.
b. Kenek dalam bahasa Batak bermakna kernet (pembantu sopir)
Kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena.
c. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak.
Abang dalam bahasa Jawa bermakna merah.
d. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga.
Mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan.
e. Maen dalam bahasa Indonesia bermakna bermain.
Maen dalam bahasa Batak bermakna gadis.
f. Gedang dalam bahasa Sunda bermakna pepaya.
Gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang.
g. Cungur dalam bahasa Sunda bermakna sejenis kikil.
Cungur dalam bahasa Jawa bermakna hidung.
h. Jagong dalam bahasa Sunda bermakna jagung.
Jagong dalam bahasa Jawa bermakna duduk.
i. Nini dalam bahasa Sunda bermakna nenek.

5
Nini dalam bahasa Batak bermakna anak dari cucu laki-laki.
j. Tulang dalam bahasa Indonesia bermakna tulang.
Tulang dalam bahasa Batak bermakna abang atau adik dari ibu.
Dan masih banyak lagi yang lainnya. Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan
bahasa daerah memiliki tafsiran yang berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut
digunakan dalam situasi formal seperti seminar, lokakarya, simposium, proses belajar
mengajar yang pesertanya beragam daerahnya akan memiliki tafsiran makna yang
beragam. Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah haruslah pada waktu, tempat,
situasi, dan kondisi yang tepat.

Perkembangan Bahasa Indonesia


Terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi selama perkembangan Bahasa
Indonesia, di antaranya :
Disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dimuat dalam
Ktab Logat Melayu yang digunakan bangsa Indonesia selama 46 tahun
Tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda membangun badan penerbit buku bacaan
yang kemudian diberi nama yaitu Commissie voor de Volkslectuur atau Taman
Bacaan Rakyat. Pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit
tersebut menerbitkan berbagai macam novel, seperti Siti Nurbaya, buku penuntun
bercocok tanam, dan lain sebagainya yang membantu dalam penyebaran bahasa
Melayu.
Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo memakai bahasa Indonesia di dalam
pidatonya. Hal ini merupakan pertamakalinya di sidang Volksraad, terdapat
seseorang yang berpidato dengan memakai bahasa Indonesia.
Tanggal 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan supaya
bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia.
Tahun 1933 berdiri angkatan sastrawan muda yaitu Pujangga Baru dan dipimpin oleh
Sutan Takdir Alisyahbana.
Tanggal 25-28 Juni 1938 dilaksanakan atau diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia I di kota Solo. Dari hasil kongres tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha
pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dilakukan secara sadar oleh
budayawan dan cendekiawan Indonesia pada saat itu.
Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, pada pasal 36 menetapkan
bahwa bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa negara.
Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan tentang penggunaan ejaan Republik sebagai
pengganti dari ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya berlaku.
Tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia II
di Medan. Kongres Bahasa Indonesia II ini adalah perwujudan mengenai tekad
bangsa Indonesia untuk tetap terus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat
menjadi bahasa kebangsaan serta ditetapkan menjadi bahasa negara Indonesia.

6
Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia pada masa itu yaitu Presiden
Soeharto meresmikan penggunaan EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dengan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR dan
dikuatkan dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu
menetapkan mengenai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi diberlakukan di
Indonesia (Wawasan Nusantara).
Tanggal 28 Oktober - 2 November 1978 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia III
di Jakarta. Kongres tersebut untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-50. Selain
telah memperlihatkan kemajuan, perkembangan, dan pertumbuhan bahasa Indonesia,
juga telah berusaha untuk memantapkan kedudukan serta fungsi bahasa Indonesia itu
sendiri.
Tanggal 21-26 November 1983 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia IV di
Jakarta. Kongres Bahasa Indonesia IV ini dilaksanakan untuk memperingati hari
Sumpah Pemuda ke-55. Dalam putusannya itu disebutkan bahwa pengembangan dan
pembinaan bahasa Indonesiab yang harus ditingkatkan sehingga amanat tercantum
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, dimana mewajibkan kepada warga negara
Indonesia untuk memakai bahasa Indonesia dengan benar dan dapat tercapai dengan
semaksimal mungkin.
Tanggal 28 Oktober - 3 November 1988 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia V
di Jakarta. Kongres Bahasa Indonesia V ini dihadiri oleh sekitar 700 pakar bahasa
Indonesia dari seluruh Indonesia serta terdapat peserta tamu dari berbagai negara
sahabat. Kongres tersebut ditandatangani dengan dipersembahkannya karya dari
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada para pencinta bahasa Indonesia
di Nusantara, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia serta Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia.
Tanggal 28 Oktober - 2 November 1993 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VI
di Jakarta. Pesertanya yaitu 770 pakar bahasa dari Indonesia dan terdapat 53 peserta
tamu dari mancanegara. Kongres ini mengusulkan supaya Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa untuk lebih ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa
Indonesia, dan mengusulkan agar disusun Undang-Undang Bahasa Indonesia.
Tanggal 26-30 Oktober 1998 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Jakarta.
Hasil kongres mengusulkan agar dibentuk Badan Pertimbangan Bahasa. Badan ini
memiliki anggota dari tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian
terhadap bahasa dan sastra.
Kongres Bahasa Indonesia VIII dilaksanakan 1417 Oktober 2003 di Jakarta.
Banyaknya negara yang membuka studi mengenai Indonesia mendorong panitia
mengagendakan pembuatan bahan ajar pelajaran Bahasa Indonesia untuk para
penutur asing. Hal ini dibuktikan dengan adanya 35 negara yang telah memiliki pusat
studi tentang Indonesia di perguruan tinggi. Agar para penutur asing itu harus bisa

7
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dibutuhkan pedoman buku ajar. Selian
itu, akan dikembangkan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI tidak
hanya ditujukan bagi para warga asing yang akan bekerja di Indonesia, tetapi juga
warga Indonesia sendiri.
Kongres Bahasa Indonesia IX dilaksanakan pada 2831 Okober 2008 di Jakarta.
Hasil kongres ini menyatakan bahwa bentuk-bentuk pemakaian bahasa Indonesia
yang diajarkan di sekolah adalah bentuk-bentuk pemakaian bahasa dari variasi
bahasa baku.
Bentukan bahasa dari berbagai variasi, misalnya berdasarkan dialek geografi,
dialek sosial, register (digunakan oleh profesi tertentu, misalnya dokter,
pengacara, dsb.) dapat diperoleh siswa dalam berbagai pemakaian bahasa di
masyarakat.

Perkembangan dan Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan-ejaan ini bahasa Indonesia mengalami beberapa usaha untuk penyempurnaan.
Perkembangan ejaan ini diawali dari cikal bakal ejaan bahasa Indonesia yang berasal dari
Kitab Logat Melayu, yaitu ejaan van Ophuijsen hingga Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan
huruf Latin. Van Ophuijsen merupakan tokoh yang
telah merancang ejaan ini. Van Ophuijsen tidak
sendirian, ia dibantu oleh Engku Nawawi Gelar
Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim. Usaha ini tidaklah sia-sia karena ejaan ini
ditetapkan pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini,
yaitu :
a. Huruf j, misalnya jang, pajah, sajang, dsb.
b. Huruf oe, misalkan goeroe, itoe, oemoer, dsb.
c. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, misalkan mamoer, akal, ta,
pa, dinamai, dsb.

8
Ejaan Soewandi
Ejaan ini dipilih pemerintah Indonesia di masa-
masa awal kemerdekaan untuk menggantikan
ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini resmi
menggantikan ejaan Van Ophuijsen pada
tanggal 19 Maret 1947. Karena berdekatan
dengan proklamasi, ejaan ini disebut Ejaan
Republik. Penamaan ini sekaligus menunjukkan
semangat kemerdekaan yang baru berumur
hamper dua tahun. Ciri-ciri ejaan ini yaitu :
a. Huruf oe diganti dengan u, misalkan guru,
itu, umur, dsb.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, misalkan tak, pak, rakjat, dsb.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, misalkan kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-
an
d. Awalan di- dan kata depan di ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya, misalkan dipasar, dipukul, dibaca
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan bahasa Indonesia yang hingga kini
masih berlaku adalah ejaan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Ejaan ini diresmikan
pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972
oleh Presiden Republik Indonesia, yaitu
almarhum Presiden Soeharto. Peresmian ini
dikuatkan dengan Putusan Presiden No. 57
Tahun 1972. Dan kemabngkan lagi
berdasarkan Permendiknas Nomor 46 Tahun
2009.

9
BAB 3

3.1 Simpulan
1. Sumber dari terciptanya bahasa Indonesia adalah bahasa melayu.
2. Secara sosiologis, bahasa Indonesia resmi dipakai sebagai bahasa persatuan sejak
tanggal 28 Oktober 1928. Akan tetapi, secara yuridis Bahasa Indonesia di akui pada
saat setelah kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 18 Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, hal ini karena bahasa melayu sudah
digunakan sebagai lingua franca atau bahasa pergaulan di nusantara serta bahasa
Melayu yang sederhana sehingga mudah untuk dipelajari dan tidak terdapat tingkatan
bahasa.
Sejarah bahasa Indonesia adalah sejarah perjuangan bangsa dalam menetapkan
eksistensinya di mata negara-negara lain di dunia. Perjuangan bangsa Indonesia guna
membuat bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional bukan merupakan perkara mudah,
mengingat bahwa negara Indonesia sempat dijajah berkali-kali, dan hal tersebut mengubah
cara pengejaan kata demi kata walaupun tidak terlalu signifikan.
3.2 Daftar Pustaka
http://woocara.blogspot.co.id/2016/04/sejarah-bahasa-indonesia-dan-fungsi-bahasa-
indonesia.html
http://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-bahasa-indonesia-terlengkap/
http://www.portalsejarah.com/sejarah-dan-asal-usul-bahasa-indonesia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=--g19M2I2rI
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas%20Te
ntang%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia
http://www.academia.edu/28705224/Alasan_Bahasa_Melayu_Diangkat_Menjadi_Baha
sa_Indonesia
http://karinarisaf.blogspot.co.id/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia.html
https://manhijismd.wordpress.com/2009/11/29/dari-ejaan-van-ophuijsen-hingga-eyd/

10

Anda mungkin juga menyukai