BELAJAR
A. Pendahuluan
Teori belajar adalah teori yang prakmatik dan eklektik. Teori dengan sifat demikian
ini hampir dipastikan tidak pernah mempunyai sifat ekstrim. Tidak ada teori belajar yang
secara ekstrim memperhatikan aspek siswa saja, aspek guru saja, aspek kurikulum saja
dan sebagainya.
Titik fokus yang menjadi pusat perhatian suatu teori selalu ada. Ada yang lebih
mementingkan proses belajar, ada yang lebih mementingkan sistem informasi yang diolah
dalam proses belajar, dan lainlain. Namun faktorfaktor lain du luar titik fokus itu juga
selalu diperlukan untuk menjelaskan seluruh persoalan belajar yang dibahas.
Menurut aliran teori ini, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai
akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain perubahan yang
dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon
Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa stimulus
dan keluaran/output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara
stimulus dan respons itu dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati.
Faktor lain yang juga penting adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan
adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnys respons. Bila penguatan
ditambahkan disebut positive reinforcement, maka respons semakin kuat. Begitu juaga
bila penguatan dikurangi disebut negative reinforcement respons pun akan tetap
dikuatkan.
Pelopor teori belajar behaviorisme adalah Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Gutrie
dan Thorndike.
1
berjalan terpatahpatah, terpisahpisah, tapi melalui proses yang mengalir,
bersambungsambung, menyeluruh.
Asumsi dasar teori ini adalah, bahwa setiap orang telah mempunya pengalaman
dan pengetahuan di dalam dirinya. Pengalaman dan pengatahuan ini tertata dalam
bentuk struktur kognitif. Proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran
yang baru beradaptasi (bersinambung) secara klop dengan struktur kognitif yang
sudah dimiliki oleh siswa.
Dalam perkembangannya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori
kognitivisme, yaitu teori Perkembangan Piaget, Teori Kognitif Bruner, dan teori
bermakna Ausubel.
Tokohtokoh teori ini antara lain Krathwohl dan Bloom, yang membagi tiga
kawasan tujuan belajar yang dapat dicapai siswa yaitu Kognitif (pengatahuan),
Psikomotor (gerak), dan Afektif (sikap). Sedangkan Kolb berpendapat ada empat
tahap dalam proses belajar, yaitu pengalaman kongkrit, pengalaman aktif reflektif,
konseptualisasi dan eksperimentasi aktif.
Tokoh yang lain Honey dan Mumford membagi siswa menjadi empat macam,
yaitu aktifis, reflektor, teoris, dan pragmatis. Sedangkan Habermas membagi tiga tipe
belajar, yaitu belajar teknik, belajar praktis, belajar emansipatoris.
Tokoh teori ini antara lain Landa dengan pendekatan algoritmik dan heuristik serta
Pask dan Scott dengan pembagian tipe siswa yaitu tipe wholist dan tipe serialist.
C. Penutup
Keempat teori belajar yang disajikan di atas merupakan pendapat dari tokohtokoh
pendidikan. Kebanyakan dari teoriteori tersebut tidak dapat merumuskan belajar secara
menyeluruh yang dapat dipakai di sekolahsekolah. Untuk itu para pendidik harus pandai-
pandai memahami belajar sesuai dengan kondisi anak didik, sambil melaksanakan teori
belajar yang sudah dipaparkan oleh para tokoh tersebut.
2
3