E-mail: imadekusumawijaya@yahoo.co.id
Abstrak
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran nafas, yang sangat dekat dengan masyarakat dan
mempunyai populasi yang terus meningkat. Kasus asma didunia juga terus mengalami peningkatan dan diprediksi
pada tahun 2025 penderita asma akan mencapai 400 juta jiwa dimana penyakit asma tersebut menduduki urutan
sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Asma dapat bersifat ringan yang tidak mengganggu
aktivitas dan dapat bersifat menetap yang dapat mengganggu aktivitas serta dapat menimbulkan disability (kecacatan)
sehingga akan menurunkan produktivitas serta menurunkan kualitas hidup seseorang.
Olahraga merupakan salah satu cara untuk mengontrol penyakit asma, karena akan meningkatkan kebugaran
jasmani penderita. Melalui olahraga yang teratur maka penderita akan jarang mendapatkan serangan asma serta
serangan yang timbul akan menjadi lebih ringan. Tetapi olahraga haruslah dilakukan dengan baik karena olahraga
juga akan dapat menjadi pemicu serangan asma yang dikenal dengan istilah EIA (Exercise Induced Asthma).
Olahraga yang baik dilakukan adalah olahraga yang bersifat aerobik dengan intensitas yang tidak terlalu tinggi.
Melalui aktivitas tersebut maka penderita akan dapat meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta
memperkuat otot-otot pernafasannya sehingga pengambilan oksigen akan lebih banyak dan penderita asma akan
dapat bernafas lebih nyaman.
336
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
337
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
338
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
asma, namun mereka tetap dapat mencapai penderita asma. Nancy Hogshead pemenang
prestasi yang maksimal. medali emas renang pada olimpiade Los
Bagi penderita asma aktivitas olahraga dapat Angeles 1984 adalah juga penderita asma. Jadi
berguna untuk kesehatan mereka yaitu bertujuan walaupun olahraga dapat menyebabkan
untuk meningkatkan kebugaran dan daya tahan terjadinya serangan asma pada penderita asma
tubuh, mengurangi dosis obat, serta olahraga, tetapi olahraga secara teratur, diakui
meringankan dan menjarangkan kekambuhan. sebagai komponen managemen total untuk
Olahraga yang dapat untuk mencapai tujuan asma.
tersebut diatas adalah tipe olahraga yang Dalam melakukan aktivitas olahraga
memaksa seseorang untuk menghadapi kurang penderita asma, ada beberapa hal yang perlu
oksigen dan banyaknya karbondioksida didalam diperhatikan sehingga akan dapat bermanfaat
tubuh, sehingga membuat penderita menjadi dan tidak mencetuskan serangan asma, yaitu:
teradaptasi menghadapi serangan asma. Hal a. Latihan atau permainan hendaknya
tersebut dapat diperoleh apabila seseorang didahului dengan pemanasan dengan
melakukan aktivitas olahraga aerobik dengan intensitas yang cukup sampai terjadi sedikit
teratur dan dengan dosis yang tepat. peningkatan pengeluaran keringat.
Melakukan olahraga aerobik teratur dan b. Jenis latihan yang diperlukan adalah latihan
sering, dengan intensitas yang adekuat, aerobik, dimana latihan ini hendaknya
mendatangkan manfaat fisiologis yang sama dilakukan dengan intensitas antara 50-85%
bagi penderita asma maupun bukan, tetapi pada VO2 max., atau 65-85% denyut jantung
penderita asma mendapat nilai tambah. Hal ini maximal untuk meningkatkan kebugaran
dapat disebabkan karena fungsi sistem respirasi Kardiorespirasi.
menjadi lebih efisien yang ditandai oleh c. Setiap sesi hendaknya berlangsung dengan
menurunnya ventilasi paru untuk beban kerja durasi antara 15-60 menit. Bagi mereka
pada umumnya, meningkatnya kapasitas yang sangat tidak bugar pada awal sesi
pernafasan maximal (maximal breathing dapat dibatasi sampai 15 menit, tetapi
capacity), berkurangnya volume udara residu hendaknya direncanakan untuk minimal
(udara sisa) yang disebabkan oleh berkurangnya mencapai 30 menit
udara yang terperangkap dan adanya pola d. Latihan dilakukan 3-4 kali/minggu adalah
ventilasi paru yang lebih efisien. Hal ini berarti cukup. Kemajuan yang lebih besar dapat
bahwa penderita asma yang terlatih secara diperoleh dengan latihan yang lebih sering,
aerobik (mempunyai VO2 max yang baik) tetapi peningkatannya tidak terlalu besar.
mempunyai kemampuan yang lebih baik e. Bila penderita asma sangat tidak bugar,
dibandingkan dengan yang tidak terlatih, dan maka program latihan dapat dimulai dengan
memiliki obstruksi saluran nafas yang ringan berjalan, karena latihan ini mempunyai
atau sedang. Penelitian juga menunjukkan asmagenitas yang rendah dan menyiapkan
bahwa meningkatnya kebugaran aerobik otot-otot, untuk latihan dengan intensitas
ternyata meningkatkan toleransi dan tingkat yang lebih tinggi di waktu kemudian. Bila
ambang asma, sehingga asma baru akan terjadi tingkat kebugarannya meningkat, terutama
pada tingkat aktivitas olahraga yang lebih berat dalam hal sistem muskuloskeletalnya, maka
dan akan menurunkan kebutuhan akan obat- intensitas latihan dapat ditingkatkan dengan
obatan. Meningkatnya kebugaran aerobik juga melakukan interval training tingkat rendah
bermanfaat bagi aspek psikologis dan sosiologis yang terdiri dari latihan jalan dan lari santai
dengan meningkatnya rasa percaya diri, (jogging). Latihan kemudian dapat
penerimaan dan penghargaan yang lebih baik ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi
dari kelompok sebayanya dan orang tuanya, dengan menggunakan latihan interval 10-30
yang akan membantunya menghilangkan stigma detik diikuti dengan periode istirahat 30-90
buruk sebagai penderita asma. detik. Banyak olahraga beregu yang ideal
Hal yang juga penting untuk diketahui para untuk penderita asma, oleh karena pola
penderita asma adalah menyadari bahwa dengan penggunaan daya (energi) dalam olahraga
kemauan dan latihan, mereka pada umumnya beregu itu bersifat intermiten.
dapat berkompetisi dengan baik dengan rekan- f. Setiap sesi latihan atau permainan
rekannya yang non-asma, bila mereka menjalani hendaknya diakhiri dengan pendinginan,
pelatihan yang adekuat dan program pengobatan dengan melanjutkan kegiatan ritmik ringan,
pra-kompetisi yang juga adekuat. Penderita sampai denyut jantung menurun sekitar
asma telah menunjukkan kemampuannya 20x/menit lebih rendah dari pada ketika
berkompetisi di tingkat puncak internasional melakukan latihan.
hampir pada semua cabang olahraga. Dua puluh Ada beberapa keadaan/kondisi yang harus
satu orang dari 255 orang anggota tim diperhatikan penderita asma untuk menghindari
olimpiade Australia di Seoul (1988) adalah atau menghentikan olahraga, yaitu:
339
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
340
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
DAFTAR PUSTAKA
Afriwardi. 2008. Latihan Fisik Mencetuskan
Asma. Majalah Kedokteran Andalas
No.1 Volume 32
341