Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat lepas dari air. Kebutuhan
akan air oleh manusia tidak ada habisnya, terutama air bersih yang layak untuk
keperluan rumah tangga seperti: mandi, memasak, bahkan yang paling penting
adalah untuk minum. Tetapi ketersediaan air bersih yang memenuhi syarat
semakin sulit didapat, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah
menjadi pemukiman pemukiman penduduk, hal ini semakin mempersulit
masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk dimanfaatkan sehari-hari.
Desa yang maju membutuhkan sistem perencanaan air bersih yang baik, sehingga
mampu memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduknya. Perencanaan sarana air
bersih yang layak serta memenuhi kebutuhan masyarakat dan aktifitas pedesaan
secara keseluruhan akan meningkatkan produktifitas desa.

Air sangat penting bagi kelangsungan hidup dan merupakan kebutuhan pokok
bagi manusia, pada dasarnya perencanaan pembangunan sarana air bersih ini
didorong oleh keinginan manusia untuk mempermudah kegiatan hidupnya.
Sumber air yang pada awalnya berupa sumur atau telaga yang kemudian akan
berkembang menjadi serangkaian sistem air bersih untuk mempermudah
penyaluran air dan kemudahan bagi semua warga. Sulitnya warga untuk
memperoleh air bersih ketika musim kemarau datang adalah hal yang mendorong
kami untuk mengadakan penelitian dan perencanaan Pembangunan Sarana Air
Bersih yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat setempat
dengan memanfaatkan telaga yang ada di desa tersebut. Melihat pentingnya
Pembangunan Sarana Air Bersih, diharapkan dapat memberi solusi yang terbaik,
agar nantinya masyarakat tidak kesulitan memperoleh air bersih jika musim
kemarau tiba.

Pertambahan penduduk memerlukan lahan untuk permukiman, pertumbuhan


penduduk tersebut juga memperbesar kebutuhan air, dengan demikian terjadi
penurunan keseimbangan antara kebutuhan ketersediaan air dan pengguna air.

1
2

Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sedangkan sumber air bersih relatif
sama. Pendistribusian air bersih harus merata keseluruh penduduk desa,
disesuaaikan dengan tingkat kebutuhan penduduk tersebut. Dengan sistem
distribusi yang efektif seperti yang diharapkan.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di garis katulistiwa,


menjadikan Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Pada musim kemarau penduduk Indonesia disulitkan dengan
terjadinya kelangkahan air di beberapa daerah yang terletak jauh dari mata air.
Sedangkan pada saat musim penghujan, masyarakat sering dilanda banjir di
beberapa wilayah terutama wilayah yang dekat dengan sungai.

Wilayah Lamongan kususnya di daerah yang muka air tanahnya tinggi, pada
saat musim kemarau datang sumur warga sebagian besar ikut mengering. Hal ini
menyebabkan masyarakat harus mengeluaran biaya dan tenaga lebih untuk
mencukupi kebutuhan air bersih. Hal ini juga terjadi di Desa Mojosari yang
memiliki muka air tanah yang tinggi.

Desa Mojosari terdapat sebuah waduk yang berada di tengah desa dengan
luasan 3 Ha dan kedalaman 6 meter. Selama ini telaga tersebut dimanfaatkan oleh
warga setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya hal tersebut maka
perlu diketahui kebutuhan air bersih masyarakat desa tersebut. Sehingga air bersih
yang terdapat dari telaga dapat didistribusikan secara marata kepada masyarakat
desa Mojosari dengan menggunakan sistem perpipaan.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan serta situasi dan kondisi yang ada,
maka kebutuhan air bersih di Desa Mojosari cukup besar. Karena kurangnya
penyediaan air bersih di desa ini, maka warga memanfaatkan air yang diperoleh
dari sumur-sumur galian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal itu
dikarenakan sistem jaringan yang sudah dibangun sebelumnya sudah rusak dan
tak memadai lagi. Di sekitar desa terdapat sungai yang belum difungsikan untuk
pendistribusian air bersih. Dengan kondisi seperti di atas, ketersediaan air bersih
di Desa Mojosari tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk di Desa Mojosari maka dibutuhkan
perencanaan sistem distribusi air bersih.
3

waduk

Gambar 1.1 Peta Desa Mojosari Kecamatan Mantup - Luas Desa = 369.5 Ha
Sumber: Google Earth (2017).

Gambar 1.2 Waduk Desa Mojosari Kecamatan Mantup - Luas Waduk = 3 Ha


Sumber: Dokumentasi Pribadi (2017).
4

1.2 Rumusan Masalah


Belum adanya layanan penyedia air lainnya yang masuk ke wilayah desa
Mojosari, untuk itulah perlu dilakukan sebuah perencanaan pembangunan sarana
air bersih yang diharapkan mampu memberikan solusi terhadap warga oleh
permasalahan air bersih, dari uraian diatas beberapa permasalahan yang timbul
dalam perencanaan pembangunan sarana air bersih antara lain :
1. Berapakah jumlah kebutuhan air rata-rata yang dibutuhkan oleh masyarakat
Desa Mojosari dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun kedepan?
2. Apakah waduk penampung air yang ada mampu mencukupi kebutuhan
masyarakat Desa Mojosari selama musim kemarau?
3. Bagaimana distribusi air bersih di Desa Mojosari Kecamatan Mantup?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian yang bertujuan untuk dapat melakukan pengujian terhadap suatu
teori maupun hasil penelitian yang sebelumnya, sehingga akan dapat diperoleh
hasil yang bisa memperkuat teori atau juga hasil penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Peneliti mempunyai tujuan untuk dapat menemukan pengetahuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui jumlah kebutuhan air rata-rata yang dibutuhkan oleh masyarakat
desa Mojosari dalam kurun waktu waktu 10 (sepuluh) tahun kedepan.
2. Mengetahui Apakah waduk penampung air yang ada mampu mencukupi
kebutuhan masyarakat Desa Mojosari selama musim kemarau.
3. Mengetahui bagaimana distribusi air bersih di Desa Mojosari

1.4 Batasan Masalah


Penelitian ini dilakukan agar dapat menentukan rumusan untuk menentukan
kebutuhan air masyarakat desa Mojosari sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Agar perencanaan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan awal penelitian,
maka penelitian ini dilakukan dengan membatasi permasalahan pada :
1. Tidak merencanakan mengenai struktur menara air.
2. Tidak merencanakan anggaran biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan
sarana air bersih tersebut.
5

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan
terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Dalam penulisan laporan skripsi ini
dikemukakan beberapa manfaat, yaitu:
1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti mengenai
distribusi air bersih.
b. Mengetahui gambaran cara menghitung kebutuhan air yang dutuhkan.
1.5.2 Manfaat Bagi Masyarakat
a. Memberikan referensi perencanaan distribusi air bersih bagi masyarakat
Desa Mojosari Kecamatan Mantup.
b. Memberikan gambaran kondisi ketersediaan air bersih bagi masyarakat
Desa Mojosari Kecamatan Mantup.
1.5.3 Manfaat Bagi Pemerintahan Kota
a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kota tentang adanya
perencanaan distribusi air bersih.
b. Digunakan acuan dalam perencanaan pembangunan PDAM di Desa
Mojosari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu antara lain: Penelitian
yang pertama dilakukan oleh Ahmad Muadlom Universitas Islam Lamongan
2012. Judul Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Di Ikk Glagah Kabupaten
LamonganTahun Proyeksi 2012-2022.
Penelitian yang kedua juga pernah dilakukan oleh Ahmad Bagus Budianto
Universitas Islam lamongan 2014. Judul Perencanaan Jaringan Sistem
Distribusi Air Bersih Di Desa Sidomukti Kecamatan Kembangbahu.
Penelitian yang ketiga juga pernah dilakukan oleh Supriyono Universitas
Islam Lamongan 2015. Judul Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Di Desa
Kedungasri Kec. Kembangbahu Tahun Proyeksi 2015-2020.
Penelitian yang keempat juga pernah dilakukan oleh Eky Tulus Prasetyo
Universitas Islam Lamongan 2016. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih
Di Desa Lawanganagung Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Definisi Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi
tidak menimbulkan efek samping. (Ketentuan Umum Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990).
Air merupakan salah satu kebutuhan esensial manusia yang kedua setelah
udara untuk keperluan hidupnya. Manusia hanya bisa bertahan hidup selama
kurang lebih tiga hari tanpa air. Untuk menciptakan suatu lingkungan hidup
manusia yang bersih dan sehat tanpa persediaan air bersih yang cukup, mustahil
akan tercapai

6
7

Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting kerena
selain jumlahnya yang harus mencukupi kebutuhan seluruh warga, juga dari segi
mutu air juga berpengaruh pada proses pendistribusian. Jumlah pengguna air di
suatu tempat dengan tempat yang lain cenderung berbeda, hal tersebut
dipengaruhi gaya hidup dan kebutuhan dari suatu masyarakat tertentu. Selain itu
letak sumber air juga sangat mempengaruhi bentuk sistem jaringan pipa
distribusi.Sumber air merupakan komponen utama yang harus ada ketika akan
membuat suatu sistem jaringan air bersih.
Air adalah salah satu dari sumber daya alam yang dapat diperbarui, baik
secara alami maupun buatan. Proses pemurnian air secara alami lebih dikenal
dengan siklus hidrologi. Air yang ada di bumi terbagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
1. Air hujan, embun atau salju adalah air yang ada di angkasa yang jatuh ke
permukaan bumi akibat gaya grafitasi bumi. Jenis air tersebut terbentuk oleh
uap air yang mengalami proses presipitasi di atmosfir bumi.
2. Air permukaan tanah, adalah air yang ada di atas permukaan tanah baik yang
mengalir seperti sungai atau yang tidak mengalir seperti danau atau telaga.
Air yang ada pada sumur yang dangkal juga termasuk bagian air permukaaan,
karena keberadaaan air tersebut dipengaruhi oleh air resapan dari air muka
tanah yang ada di sekitar sumur tersebut.
3. Air dalam tanah, adalah air yag ada didalam tanah, air tersebut terbentuk oleh
air permukaaan yang meresap kedalam tanah dan mengalami penyaringan
oleh tanah dan batuan yang ada di dalam tanah. Air tanah ini dapat berubah
menjadi air permukaan ketika air tersebut keluar dari dalam tanah melalui
mata air maupun sumur bor.

2.2.2 Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih


Menurut Damanhuri, E., (1989), system distribusi adalah sistem yang
langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok
mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan.
Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran
kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan, dan reservoir distribusi.
8

Sistem distribusi air bersih terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa
yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju
pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk
dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah menara air
(reservoir), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi,
meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya
jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta
menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor
kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air
melalui pipa induk mempunyai dua macam system adalah sebagai berikut:
1. Continuous System.
Sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus
selama 24 jam.Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun.
Sedangkan kerugiannya pemakaian air cenderung akan lebih boros dan bila terjadi
sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
2. Intermitten System.
Sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari.
Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu
menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air untuk
fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang
digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai
dalam beberapa jam saja. Sedangkan keuntungannya adalah pemborosan air dapat
dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.

2.2.3 Sistem Pengaliran Air Bersih.


Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas
dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, menara air
(reservoir), pompa dan dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air
9

tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen
berada. Menurut Howard, S. Peavy, (1985), system pengaliran yang dipakai
adalah sebagai berikut:
1. Cara Gravitasi.
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena
hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
2. Cara Pemompaan.
Cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan
untuk mendistribusikan air dari menara air (reservoir) distribusi ke konsumen.
Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan
daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
3. Cara Gabungan.
Cara gabungan, menara air (reservoir) digunakan untuk mempertahankan
tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi
darurat,misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama
periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam menara air
(reservoir) distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan
air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat
dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.

2.2.4 Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih.


Menurut Setiawan, 2004, (Dalam Latin 2016), Mengkategorikan kegiatan
untuk perencanaan sistem distribusi air bersih pada dua kategori yaitu:
1. Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan sama
sekali atau biasa disebut sebagai Green Area.
2. Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi sebelumnya dan
sifat perencanaan adalah mengembangkan sistem yang sudah ada. Secara
umum perbedaan langkah-langkah dalam perencanaan dari kedua kategori
tersebut adalah pada perencanaannya, dimana sistem sudah ada perencana
harus mengevaluasi sistem yang sudah ada terutama dari kapasitas, kemudian
beranjak dari kapasitas yang ada direncanakan pengembangannya.
10

Ada dua hal penting yang harus dikaji dalam merancang sistem Air Bersihyaitu:
a. Kajian dari sisi kebutuhan air.
b. Kajian dari sisi pasokan air.
Dengan mengkaji kedua hal ini dengan baik maka dapatlah dirancang sistem
distribusi yang optimal.

2.3 Pola Jaringan Pipa Distribusi


Pada dasarnya pola jaringan distribusi air ada dua, yaitu pola jaringan terbuka
dan tertutup, dimana pemilihan pola yang cocok pada beberapa hal seperti:
Daerah yang memerlukan air bersih
Dalam perencanaan pipa harus mengetahui daerah mana saja yang memerlukan
saluran air bersih. Sehingga diharapkan semua daerah saluran air bersih
terlayani dengan baik.
Jarak sumber air atau titik pengambilan
Jarak antara sumber air dengan daerah pelayanan diharapkan tidak terlalu jauh,
sehingga bisa menghemat jumlah pipa yang dipakai nantinya.
Keadaan topografi
Kondisi topografi daerah pelayanan air harus dipahami dengan bentuk sebelum
perencanaan, sehingga bisa meletakkan menara air (reservoir) pada lokasi yang
strategis, yaitu lokasi yang memiliki ketinggian lebih dari daerah pelayanan.
Keadaan geologi
Pemahaman tentang geologi daerah pelayanan sangat dibutuhkan untuk
mengetahui tempat atau daerah mana yang mudah untuk meletakakan pipa
jaringan, sehingga terhindar dari batu-batu keras yang sulit dalam pemasangan
pipa transmisi maupun distribusi.
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk merupakan bagian yang paling penting dalam pemilihan pola
perpipaan, agar bisa mengetahui jumlah air yang dibutuhkan nantinya.
Peta lokasi daerah rencana pengembangan
Pemahaman akan peta lokasi diharapakan mempermudah dalam perencanaan
teknik jaringan pipa nantinya.
11

2.3.1 Sistem Jaringan Pipa Terbuka


Karakteristik jaringan terbuka adalah pipa-pipa yang tidak saling
berhubungan, area konsumen disuplai melalui satu jalur pipa utama dan adanya
pipa terbuka.
Daerah yang cocok untuk teknik jaringan pipa terbuka adalah:
Perkembangan penyebaran penduduk yang kearah memanjang.
Sarana jaringan jalan yang tidak berhubungan.
Keadaan topografi dengan kemiringan medan menuju satu arah.
Keuntungan dari teknik jaringan terbuka adalah:
Mudah dan sederhana dalam perencanaannya.
Pengukuran debit lebih mudah.
Pemasangan pipa lebih mudah dan sedikit karena hanya pada daerah padat saja
pemasangannya.
Kerugian dari teknik jaringan terbuka adalah:
Distribusi air akan terganggu bila ada kerusakan atau perbaikan pipa.
Sering terjadi penyumbatan pada ujung pipa oleh endapan sedimen sehingga
perlu pembersihan rutin.

2.3.2 Sistem Jaringan Pipa Tertutup


Yaitu pipa-pipa distribusi saling berhubungan, air mengalir melalui dua arah
atau lebih dan area pemakaian disuplai melalui beberapa jalur pipa utama.
Teknik jaringan tertutup cocok untuk daerah yang berkarakteristik:
Perkembangan kota atau desa yang cenderung kesegala arah.
Sarana jaringan jalan saling berhubungan.
Keadaan topografi yang cenderung datar.
Keuntungan dari teknik jaringan tertutup:
Jarang terjadi penyumbatan oleh kotoran pada ujung pipa.
Kemungkinan terjadinya gangguan distribusi karena kerusakan atau
perbaikan sangat minim.
Kerugian dari teknik jaringan tertutup:
Desain pipa yang rumit.
Perlu pipa yang banyak.
12

Perlu adanya perencanaan yang akurat dan matang.

2.4 Teknik Perpipaan Distribusi


Macam-macam pipa yang umumnya digunakan dalam perencanaan teknik
distribusi air bersih adalah sebagai berikut:
1. Pipa Primer,Transmisi atau Pipa Induk (Supplay Main Pipe)

Gambar 2.1 Pipa Primer.


Sumber :https://www.google.com/search?q=pipa+tersier&client=firefox.html

Pipa ini berfungsi menghubungkan dari sumber air ke instalasi rumah. dan
instalasi air sekunder adalah pipa untuk air bersih di dalam rumah, tentu kita
jangan asal dalam menentukan baik ukuran diameter pipa yang bagus untuk
setiap posisi dan setiap sumber airnya.

2. Pipa Sekunder (Arterial Main Pipe)

Gambar 2.2 Pipa sekunder.


Sumber :https://www.google.com/search?q=pipa+tersier&client=firefox.html
13

Pipa ini disambungkan langsung pada pipa primer dan diameternya sama
atau lebih kecil dari diameter pipa primer.

3. Pipa Tersier

Gambar 2.3 Pipa Tersier.


Sumber :https://www.google.com/search?q=pipa+tersier&client=firefox.html
Pipa ini dapat disambungkan langsung pada pipa sekunder atau primer.
Gunanya untuk melayani pipa servis, karena pemasangan langsung pipa servis
ke pipa primer akan menggangu pengaliran air dalam pipa dan lalu lintas
didaerah pemasangan.

4. Pipa Servis (Pemberian Air)

Gambar 2.4 Pipa Servis.


Sumber:https://www.google.com/search?q=pipa+tersier&client=firefox.html
14

Pipa ini dihubungkan langsung ke konsumen dan dapat disambungkan


langsung pada pipa sekunder atau tersier.
Beberapa jenis pipa yang sering digunakan dalam teknik distribusi air bersih
adalah:
a. Cast Iron Pipe (CIP)

Gambar 2.5 Cast Iron Pipe (CIP)


Sumber :https://www.google.com/search?q=pipa+tersier&client=firefox.html
Karakteristik CIP adalah mempunyai kekuatan tinggi dan sangat cocok
dipasang di daerah yang sulit serta dapat disambungkan dengan berbagai
cara.

b. Ductile Iron Pipe (DIP)

Gambar 2.6 Ductile Iron Pipe (DIP)


Sumber :https://www.google.com/search?q=pipa+tersier&client=firefox.html
15

Merupakan kombinasi antara daya tahan terhadap korosi CIP dan sifat
mekanik dari pipa baja.

c. Asbes Cement Pipe (ACP)

Gambar 2.7 Asbes Cement Pipe (ACP)


Sumber :https://www.google.com/search?q=pipa+tersier&client=firefox.html
Pipa ini sangat ringan sehingga sangat mudah dalam transportasi dan
dalam pemotongan dan penyambungan, perawatan sulit.

d. Polivini Chloride (PVC)

Gambar 2.8 Polivini Chloride (PVC)


Sumber :https://www.google.com/search?q=pipa+tersier&client=firefox.html
16

Sifat pipa PVC bebas korosi dan ringan, sehingga mempermudah dalam
pengangkutan, mudah dalam penyambungandan mempunyai umur yang
relatif lama, tahan terhadap sinar matahari dan berbagai kondisi cuaca.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa teknik distribusi air bersih
adalah:
1. Tekanan air
2. Debit yang dialirkan
3. Korositas terhadap air dan tanah
4. Kondisi lapangan (beban lalu lintas,letak saluran air buangan dan kepadatan
penduduk)
Pemilihan pipa, yang akan digunakan sebagai pipa transmisi dan pipa distribusi
adalah sebagai berikut :
1. Dapat menahan tekanan dari dalam dan dari luar
2. Mempunyai diameter yang diperlukan
3. Dapat digunakan pada lokasi yang diinginkan.
4. Mempunyai syarat-syarat pemasangan.
5. Tidak menurunkan kualitas air yang mengalir dalam pipa tersebut.

Ada beberapa model sistem distribusi air sebagai berikut :


1. Sistem Melingkar
Sistem ini mempnyai lebih dari satu arah pengaliran dan tidak terdapat titik
mati. Pada sistem lingkar ini pipa-pipa mbentuk lingkaran yang saling
berhubungan. Adapun keuntungan dan kerugian jika menggunakan pipa jenis
melingkar ini sebagai berikut :
Keuntungan sistem melingkar :
Bila ada pipa pecah dapat diperbaiki dan hanya sebagian kecil yang
terganggu.
Tidak ada kotoran yang mengendap dan tekanan air merata.
Tekanan air tinggi.
Tidak memerlukan bangunan pembuang lumpur.
Kerugian sistem melingkar:
Pipa distribusi lebih panjang
Bila terjadi kebakaran maka air tidak bisa dialirkan, kalau tidak dipompa.
17

5
2 6
1 3 4

No. Keterangan Gambar


1. Waduk / Telaga
2. Pipa Intlet
3. Menara Air (reservoir)
4. Pipa Utama
5. Pipa Bercabang
6. Katup

Gambar 2.9 Perencanaan Pipa Sistem Melingkar.


Sumber: Dokumentasi Pribadi.
2. Sistem Bercabang
Sistem pipa ini memiliki satu arah pipa induk dan disambung dengan pipa
percabangan. Sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan sistem bercabang :
Kotoran yang terbawa oleh arus air dapat mengendap pada ujung pipa,
sehingga kotoran tersebut dapat dibersihkan.
Tekanan air yang dihasilkan tinggi
Penggunaan pipanya lebih pendek.
Kerugian sistem bercabang :
Bila terjadi kerusakan maka daerah distribusi yang berada di bawahnya
akan terganggu.
Harus ada tempat pembuang kotoran pada ahir pipa percabangan.
18

2 4
1 3
7

No. Keterangan Gambar


1. Waduk / Telaga
2. Pipa Intlet
3. Menara Air (reservoir)
4. Pipa Utama
5. Rumah
6. Pipa Bercabang
7. Katup

Gambar 2.10 Perencanaan Pipa Sistem Bercabang.


Sumber: Dokumentasi Pribadi.

2.4.1 Kehilangan Tekanan Akibat Gesekan Pipa


Persamaan energi dihasilkan dari penerapan prinsip kekekalan energi pada
aliran fluida. Energi yang mengalir dari energi dalam akibat tekanan, kecepatan,
dan tempat kedudukan.
a. Persamaan Darcy Weisbach
Persamaan ini adalah dasar dalam menghitung kehilangan tekanan akibat
gesekan yang dihasilkan oleh permukaan pipa dalam suatu sistem perpipaan.
Dengan persamaan :
.2
1 = . .2. ...................................................................................................... (2.1)

Dimana :
H1 = hilang tinggi tekanan akibat gesekan pipa
= koefisien gesekan untuk pipa
19

L = Panjang Pipa (m)


v = Kecepatan aliran air (m/dt)
g = Kecepatan Grafitasi (9,82 m/dt2)

b. Persamaan Hanzen William


Persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung kehilangan tinggi tekanan
akibat gesekan. Persamaan ini lebih akurat dibanding dengan persamaan Darcy
Weisbach. Dengan persamaan sebagai berikut :
Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54
Dimana :
Q = Aliran air (m3/dt)
D = Diameter pipa (m)
S = Kemiringan gradian hidrolik
C = koefisien kekasaran relatif (Hazen William)

Tabel 2.1 Koefisien Gesekan Hazen William.


Umur Pipa Koefisien (C)
s/d 10 Tahun 130
10-30 Tahun 120
> 10 Tahun 120
Sumber : Ir. Prof. Dr. Harou T, Buku Pompa dan Kompresor,(2000).
Tabel 2.2 Data Pipa Teknik.
Ukuran Nominal Diameter Diameter Tebal Dinding Tekanan
(Inch) Luar (mm) Dalam (mm) (mm) Nominal (kg/cm3)
20 18,00 2,00 10
25 22,60 2,40 10
1 32 28,80 3,40 10
1,25 40 36,20 3,80 10
1,5 50 45,20 4,80 10
2 63 57,00 6,00 12,5
3 90 81,40 8,60 12,5
4 110 99,40 10,60 12,5
6 160 144,60 15,40 12,5
8 200 180,80 19,20 12,5
10 250 226,20 23,80 12,5
12 315 285,00 30,00 12,5
Sumber : Pipa PVC, PT. Wavin Duta Jaya Jakarta 1993,(Dalam Budianto 2014).
Tabel 2.3 Data Pipa Untuk Distribusi
20

No Ukuran Nominal Diameter Luar (mm) Diameter dalam (mm) Keterangan


1. 1,5 50 45,20 Pipa Intlet
2. 1,5 50 45,20 Pipa Utama
3. 1,5 50 45,20 Pipa Bercabang
Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.5 Metode Proyeksi Jumlah Penduduk


Dalam perencanaan teknik distribusi air bersih data mengenai jumlah
penduduk akan diperlukan untuk menentukan metode proyeksi jumlah penduduk
dimasa yang akan datang. Ada beberapa metode dalam perhitungan jumlah
penduduk yaitu:
1. Metode Aritmatik
Menurut Sarkowo, M.,1985,(Dalam Supriyono 2015), metode ini dihitung
berdasarkan pada angka kenaikan rata-rata setiap tahunnya. Rumusnya:

= + ( ) ................................................................................ (2.2)

Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun yang akan datang.
Pt = jumlah penduduk pada tahun akhir data.
Po = jumlah penduduk pada awal tahun data.
T = jangka waktu (selisih ) tahun data.
n = jangka waktu tahun proyeksi.

2. Metode Geometrik
Menurut Sarkowo, M., 1985,(Dalam Supriyono 2015), perhitungan jumlah
penduduk dengan metode ini menggunakan cara trend linier demean tahun
awal sebagai tahun dasar.
Rumusnya:
= (1 + ) ......................................................................................... (2.3)
= [/]/ 1 ...................................................................................... (2.4)
Dimana:
I = rata-rata prosentase pertambahan penduduk tiap tahun
Pn = jumlah penduduk n tahun yang akan dating
Po = jumlah penduduk pada akhir tahun data
21

Pt = jumlah penduduk pada awal tahun data


n = jumlah waktu tahun proyeksi
t = jumlah waktu tahun data

2.6 Kebutuahan Air


Pada umumnya penggunaan air yang paling besar terjadi pada pagi dan sore
hari. Karena pada saat itulah banyak orang yang menggunakan air untuk berbagai
kebutuhan mereka seperti: mandi, masak, dan mencuci. Sedangkan pada saat
malam dan siang hari penggunaan air cenderung sedikit, karena sedikit sekali
kegiatan manusia yang berhubungan dengan air. Pengertian sama juga digunakan
pada fluktuasi komsumsi air berskala jam, hari,minggu dan bulan. Kebutuhan air
bersih dipengaruhi oleh:
a. Ketersediaan air, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontiniutas
b. Kebiasaan penduduk setempat
c. Pola dan tingkat kehidupan
d. Harga air
e. Faktor teknis ketersediaan air seperti:
- Fasilitas distribusi
- Fasilitas penyambungn saluran limbah yang dapat mempengaruhi kualitas
air bersih
- Kemudahan dalam mendapatkannya
- Keadaan sosial ekonomi setempat

Kebutuhan air dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:


1. Kebutuhan Domestik
2. Kebutuhan Non-Domestik

2.6.1 Kebutuhan Domestik


Kebutuhan air domestik dapat diketahui dari data penduduk yang ada.
Kebiasaan dan pola hidup serta tingkat hidup yang didukung perkembangan
ekonomi memberi kecenderungan meningkatkan kebutuhan air bersih. Demikian
pula dengan semakin baiknya sanitasi yang memerlukan lebih banyak air untuk
menggelontorkan limbah, terkadang perlu diambil kebijakan untuk mengurangi
banyaknya sambungan langsung dan memperbanyak hidran umum.
22

Untuk mengetahui kebutuhan air pada masa yang datang, antara lain kita
perlu mengetahui jumlah penduduk pada massa yag akan datang, atau dengan kata
lain kita perlu mengetahui:
a. Jumlah penduduk pada saat ini.
Digunakan sebagai dasar untuk menghitung jumlah penduduk pada masa
yang akan datang.
b. Kenaikan penduduk
Setelah mengetahui data penduduk pada saat ini, baru bisa memperkirakan
kebutuhan pada masa yang akan datang.
Semakin banyak jumlah orang, maka semakin banyak pula kebutuhan air. Jenis
pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air, yang dikenal dua
kategori fasilitas penyediaan air bersih yaitu:
1. Fasilitas perpipaan meliputi:
- Sambungan Rumah (SR) yaitu kran yang dipasang sampai dalam rumah
atau bangunan.
- Sambungan Kran Umum (KU) yaitu kran air yang dipakai bersama oleh
sekelompok rumah atau bangunan. Biasanya terdapat di fasilitas umum.
2. Fasilitas Non-perpipaan
Sumur umum, mobil air, dan mata air.

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Bersih Domestik.


No. Kategori (1/orang/hari)
1 Metropolitan penduduk 1 juta jiwa 120
2 Kota besar penduduk 0,5 1juta jiwa 100
3 Kota sedang penduduk 0,1 0,5 jiwa 90
4 Kota kecil penduduk 20.000 100.000 jiwa 60
5 Semi urban penduduk desa 3.000 20.000 jiwa 45
Sumber : PU. Cipta Karya Kab. Lamongan.(Dalam Prasetyo 2016).
23

2.6.2 Kebutuhan Non-Domestik


Kebutuhan dasar air non-domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen
non domestik yang berupa fasilitas-fasilita antara lain sebagai berikut:
Perkantoran (pemerintah dan swasta)
Pendidikan (TK,SD,SMP,SMA, dan Perguruan Tinggi)
Tempat-tempat ibadah (masjid, gereja,dll.)
Kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dll)
Komersial (toko, hotel, bioskop,dll)
Umum (terminal, pasar,dll)
industri
Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air non-domestik, yang digunakan
sebagai acuan dasar adalah 20% persen dari kebutuhan air bersih dari sektor
domestik (BAPPEDA Lamongan)
Menurut Sarkowo, M., 1985, (Dalam Supriyono 2015),untuk mengatisipasi
adanya kehilangan air yang terjadi pada pendistribusian, maka kehilangan air pada
tahun x diperkirakan sebesar n%, sehingga kapasitas rata-rata air bersih adalah:

= + (100 ) ........................................................................................ (2.5)

2.7 Fluktuasi Pemakaian


Fluktuasi kebutuhan air yaitu naik turunnya kebutuhan akan air yang
disebabkan oleh :
Musim
Budaya masyarakat
Kondisi daerah
Ukuran kota

Fluktuasi kebutuhan air dibagi menjadi 2 macam yaitu:


Fluktuasi jam maksimum (fjm), hal ini terjadi pada jam-jam tertentu alam satu
hari
Fluktuasi harian maksimum (fhm), ini terjadi pada hari-hari tertentu dalam
seminggu, bulan atau tahun akan lebih besar dari pada kebutuhan air rata-rata.
Dalam perencanaan teknik distribusi air bersih, yang menjadi tolak ukurnya
24

adalah kebutuhan air hari maksimum dan jam maksimum dengan referensi
kebutuhan air rata-rata. Untuk wilayah pedesaan di Indonesia kebutuhan dasar
air adalah 100 lt/orang/hari kebawah ditambah dengan perbedaan iklim yang
tidak mencolok maka dapat diantisipasi :
1<fhm<1,5
Artinya faktor harian maksimum untuk kebutuhan dasar 100 lt/orang/hari
penerapan di Indonesia berkisar antara 1-1,5.
1<fjm<2,0
Artinya faktor harian maksimum untuk kebutuhan dasar 100 lt/orang/hari
penerapan di Indonesia berkisar antara 2.

2.8 Konsep Dasar Perhitungan Hidrolika


Penentuan dimensi pipa jaringan distribusi air minum adalah berdasarkan
kebutuhan jam maksimum. Beberapa kriteria perencanaan yang diambil antaralain
adalah:
Kecepatan aliran yang diizinkan dalam pipa distribusi adalaha 0,1 m/dt sampai
2,5 m/dt.
Tinggi tekanan yang harus disediakan pada titik atau node minimum 10ra.
Tinggi tekanan yang diizinkan pada titik maksimum 50% dari tekanan pipa.
Jenis pipa yang digunakan

2.8.1 Mayor Losses


Fluida yang mengalir ke dalam pipa akan mengalami tegangan geser dan
gradient kecepatan pada seluruh medan karena adanya kekentalan kinematik.
Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan tenaga selama
pengaliran Triatmodjo II, 1993,(Dalam Supriyono 2015),tegangan geser yang
terjadi pada dinding pipa merupakan penyebab utama menurunnya garis energi
pada suatu aliran (mayor losses) selain bergantung juga pada jenis pipa.
Persamaan kehilangan tinggi tekan mayor menurut Hazen-Williams yaitu Webber,
1997, (Dalam Supriyono 2015):
10,667..1,85
= ........................................................................................ (2.6)
1,854,87
25

Dimana:
Hf =mayor losses (m)
Q =debit air(m3/dt)
C =koefisien pipa
D =diameter pipa,m
L = panjang pipa (m)

Tabel 2.5 Koefisien Pipa


Besi tuang: CIP, DCIP 80-150
Baja : SP 110-120
Galvanis 130-140
Beton : CP 80-130
Sumber: Ilyas 2006, (Dalam Supriyono 2015).

2.8.2 Minor Losses


Menurut Anggraini 1997, (Dalam Supriyono 2015), kondisi ini akan terjadi
pada posisi yangmemungkinkan adanya karakteristik aliran, misalnya:
a. Belokan Pipa
Kehilangan tenaga yang terjadi pada belokan tergantung pada sudut belokan
pipa. Rumusnya:
2
= (2) ............................................................................................. (2.7)

Dimana:
Hb = kehilangan tekananan pada belokan pipa (m)
Kb = koefisian belokan
V = kecepatan dalam pipa (m/dt)
g = percepatan gravitasi (g=9.81 m/dt2)

Tabel 2.6 Koefisien Kb Sebagai Fungsi Sudut Belokan


20 40 60 80 90
kb 0.05 0.14 0.36 0.74 0.98
Sumber: Ilyas, 2006 (Dalam Supriyono 2015).
26

Untuk sudut belokan 900 dan dengan belokan berangsur-angsur,


kehilangan tenaga tergantung pada perbandingan antara jari-jari belokan dan
diameter pipa. Nilai Kb diberikan sebagai fungsi R/D sebagai berikut:

Tabel 2.7 Koefisien Kb Sebagai Fungsi Sudut Belokan 900


R/D 1 2 4 6 10 16 20
Kb 0.35 0.19 0.17 0.22 0.32 0.38 0.42
Sumber: Ilyas. 2006, (Dalam Supriyono 2015).

b. Penyempitan Pipa
2
= (2) .............................................................................................. (2.8)

Dimana:
hc = kehilangan tekanan pada penyempitan pipa, m
Kc = koefisien penyempitan pipa
V = kecepatan dalam pipa, m/dt
G = percepatan gravitasi (g=9.81 m/dt2)
Nilai Kc sebagai fungsi sudut transisi yang di pengaruhi
perbandingan luas tampang pipa 1(A1) dengan pipa 2(A2).

c. Pelebaran Pipa

1 2 2 2
= ( ) ........................................................................................... (2.9)
2

Dimana:
he = kehilangan tekanan pada pelebaran pipa,m
K = koefisien pelebaran
V = kecepatan dalam pipa ,m/dt
g = percepatan gravitasi (g=9.81 m/dt2)

Tabel 2.8 Nilai K Sebagai Fungsi Dari


10 20 30 40 50 60 75
K 0.078 0.31 0.49 0.6 0.67 0.72 0.72
Sumber: Ilyas, 2006, (Dalam Supriyono 2015).
27

d. Percabangan Pipa
1 1 2 2 2 2
[1 + + ] [2 + + ] = ...................................................... (2.10)
2 2

Dimana:
hf = kehilangan tekanan pada percabangan pipa,m
= berat jenis zat cair, kg/m3
V = kecepatan dalam pipa, (1 m/dt)
g = percepatan gravitasi, (9,8 m/dt2)
z = perbedaaan head statis

2.9 Menara Air (Reservoir)

Gambar 2.11 Menara Air Perencanaan Distribusi


Sumber: Bengkellasarfiqjaya.blogspot.com
Menurut Ir. Sarwoko, M., 1985 (Dalam Muadlom 2012), menara air
(reservoir) air bersih dibagi menurut penempatannya menjadi gound reservoir
(penampung bawah) dan elevated reservoir (penampung atas). Berdasarkan
operasinya, elevated reservoir ini dibagi menjadi floating on the line dan fill and
draw.
Operasi elevated reservoir secara floating on the linedi artikan bahwa air
dipompakan ke elevated reservoir dan jaringan distribusi. Air bergerak ke elevated
28

reservoir ketika pemakaian sedikit atau tidak ada pemakaian, dan air bergerak dari
elevated reservoir bersama dengan pemompaan menuju area pelayanan selagi
terdapat pemakaian puncak atau maksimum. Penempatan di area pelayanan dari
elevated reservoir floating on the line boleh dimana saja yang menguntungkan.
Operasi elevated reservoir fill and draw diartikan bahwa air dipompa
langsung ke elevated reservoir dan dari sini air bersih mengalir secara gravitasi
menuju area pelayanan. Penempatan di area pelayanan dari elevated reservoir fill
and draw sebaiknya di dekat lokasi gound reservoir untuk memperkecil
kehilangan tinggi tekan dari pompa ke elevated reservoir, sekaligus memperkecil
tinggi tekan pompa.
Kapasitas menara air (reservoir), baik gound reservoir atau elevated
reservoir, ditentukan dengan analisa fluktuasi pemakaian air dan pengalirannya.
Untuk mendapatkan kapasitas menara air (reservoir) bagi pengaliran 24 jam, akan
lebih baik menggunakan metode analitis. Sementara untuk pengaliran kurang dari
24 jam, akan lebih baik dengan metode grafis untuk maksud-maksud pencarian
volume ekonomis. Analisa ini berdasarkan pada akumulasi kuantitas pengaliran
dan pemakaian selama 1 hari.
Persoalan yang sering dihadapkan terutama menghadapi daerah yang belum
tersedia fasilitas penyediaan air bersih yaitu tidak dapat mengambil data fluktuasi
pemakaian air sesuai keadaan setempat. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat
dilakukan beberapa pendekatan, yaitu:
1. Metode bandingan aktivitas sosial ekonomi antara daerah tinjauan dan daerah
pola yang telah mempunyai data fluktuasi, dimana data resebut nantinya
diterapkan di daerah tinjauan.
2. Dengan metode bandingan sama dengan poin 1 tetapi data fluktuasi pemakaian
daerah pola disesuaikan untuk penerapan bagi daerah tinjauan. Kemudian data
fluktuasi pemakaian tersebut diterapkan untuk mendapatkan kapasitas menara
air (reservoir) daerah tinjauan.
3. Dengan hasil observasi, dapat langsung diterapkan ke daerah tinjauan untuk
mendapatkan kapasitas menara air (reservoir).
4. Dengn metode bandingan penduduk untuk memperkirakan fjm daerah tinjauan
terhadap daera pola, kemudian diplot dalam grafik korelasi antara % Qr
29

(sebagai kapasitas reservoir) dengan fjm dari daerah yang mempunyai data
fluktusi.
Persentase kapasitas tersebut di atas adalah kapasitas reservoir total, yaitu
jumlah kapasitas ground reservoir dan elevated reservoir. Dalam hal tanpa
elevated reservoir, maka beban kapasitas tersebut ditampung dalam ground
reservoir. Apabila elevated reservoir merupakan fill and draw, maka kapasitas
reservoir hasil analisa seluruhnya ditampung dalam elevated reservoir. Namun
bila elevated reservoir merupakan floating on the line, maka sekitar 1/3-1/2
kapasitas total reservoir ditampung dalam elevated reservoir, sehingga pemilihan
operasi elevated reservoir ini dibatasi oleh kuantitas pengaliran dan fluktuasi
pemakaian air.

2.10 Pompa

Gambar 2.12 Pompa Perencanaan Distribusi


Sumber:https://www.google.co.id/search?q=pompa+perencanaan+distribusi+air
&source

Pompa merupakan alat penyediaan air bersih yang digunakan untuk


memindahkan air daritempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi
posisinya. Sedangkan pemompaan adalah pemindaan energi dari tempat tekanan
rendah ke tempat tekanan tinggi. Pemindahan ini berdasarkan teknan kerja yang
diberika oleh pompa tersebut pada zat cair yang dipindahkan. Tekanan yang
diberikan untuk pompa digunkan untuk :
30

Mengatasi kerugian pada pompa dan sistemnya


Mengatasi tekanan atmosfer
Mengatasi tekanan kerja pada tempat yang akan dituju oleh zat cair tersebut
Kapasitas pompa volume zat cair yang dipompa per unit waktu dan biasanya
diukur dalam liter/detik atau m3/detik, disebut kapasitas aktual pompa. Pompa
juga mempunyai kapasitas internal, yaitu zat cair yang mengalir melalui pompa
sama dengan kapasitas aktual ditambah dengan kebocoran yang terjadi di dalam
pompa itu sendiri. Karena itu, dalam penentuan kapasitas pompa harus
ditambahkan faktor koresi.Pada pompa sentrifugal, laju aliran iar atau pompa
sagat dipengaruhi oleh head sistem pompa. Jika head pompa meningkat, maka
laju aliran air akan menurun, demikian sebaliknya. Dalam sistem distribusihal
tersebut akan nampak jelas pada fluktuasi aliran air.
Pompa yang dipakai untuk menyalurkan air besih dari tandon distribusi ke
konsumen disebut pompa distribusi. Untuk menentukan besarnya pompa yang
diperlukan, harus diperhatikan dua hal berikut:
1. Kapasitas total pompa harus dapat memenuhi kebutuhan maksimum
(kebutuhan pada titik puncak) dari konsumen.
2. Pompa harus dapat bekerja secara efisien pada kebutuhn yan berfluktuasi dari
waktu ke waktu.
Untuk memenuhi kedua kriteria tersebut, pada umumnya diperlukan lebih
dari satu pompa.Pada instalasi konvensional yang standar, biasanya dipakai dua
pompa, satu besar dan satu kecil. Namundalam hal akan lebih baik jika digunakan
beberapa pompa dengan kapasitas yang sama. jika jumlah air yang didistribusikan
sangat besar, akan lebih baik menggunakan beberapa pompa yang sama besar
kapasitasnya ditambah dengan pengaturan putaran untuk melayani konsumsi yang
berfluktuasi setiap jam.
Tabel 2.9 Jumah Pompa Distribusi Terpasang
Debit yang Jumlah pompa utama Jumlah pompa Jumlah pompa
direncanakan cadangan kebutuhan
(m3/jam)
0-125 2 1 3
120-450 Besar: 1 Besar : 1 Besar: 2
Kecil: 1 Kecil: 1
>400 Besar: 3-5 atau lebih Besar: 1 atau lebih Besar: 4-6 atau lebih
Kecil: 1 Kecil: 1 Kecil: 2
Sumber: Zuliyanto,Alfian. 2012 (Dalam Muadlom 2012)
31

2.10.1 Teknik Pengaliran Air Bersih


a. Teknik Gravitasi
Teknik ini digunakan bila sumber air baku atau pengolahan berada jauh
di atas elevasi daerah pelayanan. Teknik ini merupakan teknik yang paling
murahdan mudah pemeliharaannya.
b. Teknik Pengaliran Dengan Pompa
Teknik ini digunakan bila sumber air baku atau pengolahan berada dekat
di atas elevasi daerah pelayanan, atau daerah pelayanan termasuk daerah
dataran yang rata. Teknik ini dubagi dua yaitu:
1. Pengaliran pemompaan dengan elevated reservoir
Teknik ini dapat membuat keseimbangan pemakaian dan pengaliran, sehingga
tekanan keseluruh sitem jaringan tetap terjaga atau konstan. Keuntungan dari
sistem ini sama dengan sistem gravitasi, tapi biaya pemeliharaan dan
operasionalnya yang mahal.
2. Pemompaan langsung
Air baku yang berkualitas langsung didistribusikan ke pipa-pipa jaringan
distribusi. Cara ini mengutamakan aspek ekonomis, tapi memiliki kelemahan,
yaitu tidak karakteristik dari cara pengaliran sebelumnya. Pemompaan
langsung ini dilengkapi degan tangki hidropneumatik.
3. Teknik kombinasi
Teknik ini merupakan teknik pengaliran dimana air bersih dari sumber air atau
pengolahan dialirkan ke jaringan pipa distribusi dengan menggunakan pompa
dan reservoar distribusi, baik digunakan secara bergantian maupun bersama-
sama, disesuaikan dengan topografi daerah pelayanan.
32

2.11 Katup

Gambar 2.13 Katup Perencanaan Distribusi


Sumber : https://www.google.co.id/search?q=katup&source+lnms&tbm=

Gambar 2.13 Pemasangan Katup


Sumber :https://www.google.co.id/search?q=katup&source+lnms&tbm=

Katup adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau


mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan
membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya. Katup dalam
kehidupan sehari-hari, paling nyata adalah pada pipa air, seperti keran untuk air.
Contoh akrab lainnya termasuk katup kontrol gas di kompor, katup kecil yang
dipasang di kamar mandi dan masih banyak lagi.
33

Katup memainkan peran penting dalam aplikasi industri mulai dari


transportasi air minum juga untuk mengontrol pengapian di mesin roket. Katup
dapat dioperasikan secara manual, baik oleh pegangan , tuas pedal dan lain-lain.
Selain dapat dioperasikan secara manual katup juga dapat dioperasikan secara
otomatis dengan menggunakan prinsip perubahan aliran tekanan, suhu dll.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Mojosari Kecamatan Mantup
Kabupaten Lamongan, yang mana masyarakat desa tersebut sangat membutuhkan
sebuah sarana air bersih yang memadai, agar kebutuhan air bersih dapat tercukupi
terutama pada saat musim kemarau. Untuk mendapatkan gambaran tentang
rencana penyediaan sistem distribusi air bersih, perlu beberapa langkah yang
harus dilakukan untuk memperoleh data-data sebagai acuan dalam perencanaan
sistem jaringan air bersih. Untuk itu dalam tahap ini akan dijelaskan secara
terperinci tahapan-tahaan yang akan dilakukan selama dalam kegiatan penelitian.

Kebutuhan sistem jaringan air bersih di Desa Mojosari Kecamatan Mantup


sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat desa
setempat. Sistem yang direncanakan diharapkan mampu mencapai target 60 %
dari total penduduk keseluruhan dengan tingkat pemakaian 45 lt/hr/org.

3.1.2 Keadaan Geografis


Desa Mojosari secara geografis berbatasan dengan beberapa desa yang ada
di sekitar desa Mojosari. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Pelabuhan
Rejo, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sidomulyo, sedangkan di sebelah
barat berbatasan dengan Desa Sukosari, dan di sebelah timur berbatasan dengan
Desa Rumpuk..

Untuk mendapatkan suatu hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, perlu


dilakukan perencanaan pelaksanaan penelitian. Untuk mendapatkan informasi
atau data dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan melakukan
survei lokasi untuk memperoleh data primer. Pengumpulan data juga dapat
dilakukan dengan menggunakan angket. Data sekunder dapat diperoleh dari dinas
maupun instansi terkait.

34
35

3.2 Teknik Pengumpulan Data


3.2.1 Tahap Penelitian
Rangkaian penelitian ini terbagi menjadi empat tahap. Tahap pertama adalah
tahap persiapan. Tahap kedua adalah tahap tahap awal yang didalamnya
mencakup penelitian dan pengumpulan data. Tahap ketiga yaitu tahap pengolahan
data. Tahap terakhir berisikan mengenai kesimpulan.

3.2.2 Tahap Persiapan


Tahap persiapan merupakan kegiatan-kegiatan pendahuluan yang dilakukan
untuk memperjelas arah penelitian ini.

Menentukan kebutuhan data.


Mendata instansi yang akan dijadikan sumber.
Survey lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi dilapangan.

3.2.3 Tahap Pengumpulan Data


Data yang digunakan terdiri dari dua kelompok, yaitu:
Data primer
- Survei lokasi
Survei dilakukan untuk memperoleh gambaran awal sebelum melakukan
kegiatan pembangunan. Data yang diperoleh biasa berupa foto lokasi,
maupun data teknis yang berupa satuan dimensi.
- Data survei penduduk
Data penduduk dapat berupa jumlah penduduk, data penggunaan air bersih
dan data pemanfaat pengguna PSAB.
Data sekunder
- Peta lokasi Peta desa
Peta lokasi adalah gambar lokasi kegiatan, peta lokasi dapat diambil dari
RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) -Des maupun aplikasi
Google Earth.
- Data jumlah penduduk - BPS
Untuk mengapat data jumlah penduduk dapat dilakukan dengan melihat
hasil sensus penduduk, maupun dapat dilakukan secara langsung untuk
mendapat data penduduk terbaru.
36

- Data pengguna Sarana


Data pengguna sarana dapat diperoleh dari pihak pengelolah Sarana Air
Bersih.

3.2.4 Tahap Pengolahan Data Analisa


Setelah data yang diperlukan sudah diperoleh, selanjutnya data tersebut
diolah menggunakan rumus empiris yang berkaitan, tanpa merubah keaslian data.
a. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk ini meliputi:
Metode aritmatik
Metode geometrik
b. Perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih didasarkan pada proyeksi penduduk
dan dihitung besar debit sampai tahun proyeksi. Selanjutnya dihitung fluktuasi
air sehingga ditemukan debukan debit harian, debit jam-jaman.
c. Perencanaan sistem jaringan distribusi pada penelitian ini mengguanakan
sistem aliran tertutup dan sistem pengaliran menggunakan sistem pengaliran
pemompaaan.

3.2.5 Tahap Pembahasan Rencana


a. Sumber Air
Sumber air yang digunakan berasal dari waduk.
b. Perencanaa Pipa
Menggukan pipa PVC yang biasa digunakan dalam pendistribusian air
bersih
c. Menara Air (reservoir)
Menara Air (reservoir) yang digunakan adalah elevated reservoir
(penampung atas).
d. Skema aringan distribusi air bersih
Meliputi:
Skema jaringan pipa distribusi
Dimensi pipa
37

3.2.6 Tahap Akhir


Merupakan tahapan terahir dari suatu penelitian yang berisi menenai hasil
penelitian dalam bentuk solusi maupun penilaian.
Perhitungan hidrolis aliran pada jaringan distribusi dilakukan berdasarkan
besarnya aliran puncak pada akhir tahun perencanaan yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor:
Jarak sumber dengan daerah pelayanan.
Tekanan yang tersedia pada sumber.
Tekanan yang harus disediakan di setiap blok pelayanan.
Besar diameter pipa yang digunakan.
Kehilangan tekanan akibat friksi dalam pipa.
Kehilangan tekanan akibat perlengkapan pipa (fittings).

3.3 Analisa Data


Data Penduduk Desa Mojosari Tahun 2007 2016
Tabel 3.1 Data penduduk
Jumlah Penduduk Jumlah KK
No Tahun
(Lk) (Pr) Total (Lk) (Pr) Total
1 2007 1121 1215 2336 569 15 584
2 2008 1133 1211 2344 571 15 586
3 2009 1153 1258 2411 576 17 593
4 2010 1169 1245 2414 582 17 599
5 2011 1183 1233 2416 589 18 607
6 2012 1178 1241 2419 600 19 619
7 2013 1181 1246 2427 604 20 624
8 2014 1197 1295 2492 616 35 651
9 2015 1201 1299 2500 620 40 660
10 2016 1204 1229 2433 620 37 657
Sumber: Arsip Desa Mojosari, (2016).

Luas Desa Mojosari : 369.5 Ha


LuasWaduk : 3 Ha
38

3.4 Flow Chart / Bagan Alir Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Analisa Data Primer dan Sekunder


Analisa Jumlah Penduduk
Analisa Pertumbuhan Penduduk
Perhitungan Kebutuhan Air Dalam
Kurun Waktu 10 Tahun Ke Depan

Hasil Perhitungan
Perhitungan Rancang Bangun Simulasi
Distribusi Air Bersih

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1 Flow Chart / Bagan Alir Penelitian

Anda mungkin juga menyukai