PENDAHULUAN
Air sangat penting bagi kelangsungan hidup dan merupakan kebutuhan pokok
bagi manusia, pada dasarnya perencanaan pembangunan sarana air bersih ini
didorong oleh keinginan manusia untuk mempermudah kegiatan hidupnya.
Sumber air yang pada awalnya berupa sumur atau telaga yang kemudian akan
berkembang menjadi serangkaian sistem air bersih untuk mempermudah
penyaluran air dan kemudahan bagi semua warga. Sulitnya warga untuk
memperoleh air bersih ketika musim kemarau datang adalah hal yang mendorong
kami untuk mengadakan penelitian dan perencanaan Pembangunan Sarana Air
Bersih yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat setempat
dengan memanfaatkan telaga yang ada di desa tersebut. Melihat pentingnya
Pembangunan Sarana Air Bersih, diharapkan dapat memberi solusi yang terbaik,
agar nantinya masyarakat tidak kesulitan memperoleh air bersih jika musim
kemarau tiba.
1
2
Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sedangkan sumber air bersih relatif
sama. Pendistribusian air bersih harus merata keseluruh penduduk desa,
disesuaaikan dengan tingkat kebutuhan penduduk tersebut. Dengan sistem
distribusi yang efektif seperti yang diharapkan.
Wilayah Lamongan kususnya di daerah yang muka air tanahnya tinggi, pada
saat musim kemarau datang sumur warga sebagian besar ikut mengering. Hal ini
menyebabkan masyarakat harus mengeluaran biaya dan tenaga lebih untuk
mencukupi kebutuhan air bersih. Hal ini juga terjadi di Desa Mojosari yang
memiliki muka air tanah yang tinggi.
Desa Mojosari terdapat sebuah waduk yang berada di tengah desa dengan
luasan 3 Ha dan kedalaman 6 meter. Selama ini telaga tersebut dimanfaatkan oleh
warga setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya hal tersebut maka
perlu diketahui kebutuhan air bersih masyarakat desa tersebut. Sehingga air bersih
yang terdapat dari telaga dapat didistribusikan secara marata kepada masyarakat
desa Mojosari dengan menggunakan sistem perpipaan.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan serta situasi dan kondisi yang ada,
maka kebutuhan air bersih di Desa Mojosari cukup besar. Karena kurangnya
penyediaan air bersih di desa ini, maka warga memanfaatkan air yang diperoleh
dari sumur-sumur galian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal itu
dikarenakan sistem jaringan yang sudah dibangun sebelumnya sudah rusak dan
tak memadai lagi. Di sekitar desa terdapat sungai yang belum difungsikan untuk
pendistribusian air bersih. Dengan kondisi seperti di atas, ketersediaan air bersih
di Desa Mojosari tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk di Desa Mojosari maka dibutuhkan
perencanaan sistem distribusi air bersih.
3
waduk
Gambar 1.1 Peta Desa Mojosari Kecamatan Mantup - Luas Desa = 369.5 Ha
Sumber: Google Earth (2017).
6
7
Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting kerena
selain jumlahnya yang harus mencukupi kebutuhan seluruh warga, juga dari segi
mutu air juga berpengaruh pada proses pendistribusian. Jumlah pengguna air di
suatu tempat dengan tempat yang lain cenderung berbeda, hal tersebut
dipengaruhi gaya hidup dan kebutuhan dari suatu masyarakat tertentu. Selain itu
letak sumber air juga sangat mempengaruhi bentuk sistem jaringan pipa
distribusi.Sumber air merupakan komponen utama yang harus ada ketika akan
membuat suatu sistem jaringan air bersih.
Air adalah salah satu dari sumber daya alam yang dapat diperbarui, baik
secara alami maupun buatan. Proses pemurnian air secara alami lebih dikenal
dengan siklus hidrologi. Air yang ada di bumi terbagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
1. Air hujan, embun atau salju adalah air yang ada di angkasa yang jatuh ke
permukaan bumi akibat gaya grafitasi bumi. Jenis air tersebut terbentuk oleh
uap air yang mengalami proses presipitasi di atmosfir bumi.
2. Air permukaan tanah, adalah air yang ada di atas permukaan tanah baik yang
mengalir seperti sungai atau yang tidak mengalir seperti danau atau telaga.
Air yang ada pada sumur yang dangkal juga termasuk bagian air permukaaan,
karena keberadaaan air tersebut dipengaruhi oleh air resapan dari air muka
tanah yang ada di sekitar sumur tersebut.
3. Air dalam tanah, adalah air yag ada didalam tanah, air tersebut terbentuk oleh
air permukaaan yang meresap kedalam tanah dan mengalami penyaringan
oleh tanah dan batuan yang ada di dalam tanah. Air tanah ini dapat berubah
menjadi air permukaan ketika air tersebut keluar dari dalam tanah melalui
mata air maupun sumur bor.
Sistem distribusi air bersih terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa
yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju
pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk
dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah menara air
(reservoir), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi,
meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya
jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta
menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor
kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air
melalui pipa induk mempunyai dua macam system adalah sebagai berikut:
1. Continuous System.
Sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus
selama 24 jam.Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun.
Sedangkan kerugiannya pemakaian air cenderung akan lebih boros dan bila terjadi
sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
2. Intermitten System.
Sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari.
Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu
menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air untuk
fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang
digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai
dalam beberapa jam saja. Sedangkan keuntungannya adalah pemborosan air dapat
dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen
berada. Menurut Howard, S. Peavy, (1985), system pengaliran yang dipakai
adalah sebagai berikut:
1. Cara Gravitasi.
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena
hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
2. Cara Pemompaan.
Cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan
untuk mendistribusikan air dari menara air (reservoir) distribusi ke konsumen.
Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan
daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
3. Cara Gabungan.
Cara gabungan, menara air (reservoir) digunakan untuk mempertahankan
tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi
darurat,misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama
periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam menara air
(reservoir) distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan
air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat
dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
Ada dua hal penting yang harus dikaji dalam merancang sistem Air Bersihyaitu:
a. Kajian dari sisi kebutuhan air.
b. Kajian dari sisi pasokan air.
Dengan mengkaji kedua hal ini dengan baik maka dapatlah dirancang sistem
distribusi yang optimal.
Pipa ini berfungsi menghubungkan dari sumber air ke instalasi rumah. dan
instalasi air sekunder adalah pipa untuk air bersih di dalam rumah, tentu kita
jangan asal dalam menentukan baik ukuran diameter pipa yang bagus untuk
setiap posisi dan setiap sumber airnya.
Pipa ini disambungkan langsung pada pipa primer dan diameternya sama
atau lebih kecil dari diameter pipa primer.
3. Pipa Tersier
Merupakan kombinasi antara daya tahan terhadap korosi CIP dan sifat
mekanik dari pipa baja.
Sifat pipa PVC bebas korosi dan ringan, sehingga mempermudah dalam
pengangkutan, mudah dalam penyambungandan mempunyai umur yang
relatif lama, tahan terhadap sinar matahari dan berbagai kondisi cuaca.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa teknik distribusi air bersih
adalah:
1. Tekanan air
2. Debit yang dialirkan
3. Korositas terhadap air dan tanah
4. Kondisi lapangan (beban lalu lintas,letak saluran air buangan dan kepadatan
penduduk)
Pemilihan pipa, yang akan digunakan sebagai pipa transmisi dan pipa distribusi
adalah sebagai berikut :
1. Dapat menahan tekanan dari dalam dan dari luar
2. Mempunyai diameter yang diperlukan
3. Dapat digunakan pada lokasi yang diinginkan.
4. Mempunyai syarat-syarat pemasangan.
5. Tidak menurunkan kualitas air yang mengalir dalam pipa tersebut.
5
2 6
1 3 4
2 4
1 3
7
Dimana :
H1 = hilang tinggi tekanan akibat gesekan pipa
= koefisien gesekan untuk pipa
19
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun yang akan datang.
Pt = jumlah penduduk pada tahun akhir data.
Po = jumlah penduduk pada awal tahun data.
T = jangka waktu (selisih ) tahun data.
n = jangka waktu tahun proyeksi.
2. Metode Geometrik
Menurut Sarkowo, M., 1985,(Dalam Supriyono 2015), perhitungan jumlah
penduduk dengan metode ini menggunakan cara trend linier demean tahun
awal sebagai tahun dasar.
Rumusnya:
= (1 + ) ......................................................................................... (2.3)
= [/]/ 1 ...................................................................................... (2.4)
Dimana:
I = rata-rata prosentase pertambahan penduduk tiap tahun
Pn = jumlah penduduk n tahun yang akan dating
Po = jumlah penduduk pada akhir tahun data
21
Untuk mengetahui kebutuhan air pada masa yang datang, antara lain kita
perlu mengetahui jumlah penduduk pada massa yag akan datang, atau dengan kata
lain kita perlu mengetahui:
a. Jumlah penduduk pada saat ini.
Digunakan sebagai dasar untuk menghitung jumlah penduduk pada masa
yang akan datang.
b. Kenaikan penduduk
Setelah mengetahui data penduduk pada saat ini, baru bisa memperkirakan
kebutuhan pada masa yang akan datang.
Semakin banyak jumlah orang, maka semakin banyak pula kebutuhan air. Jenis
pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air, yang dikenal dua
kategori fasilitas penyediaan air bersih yaitu:
1. Fasilitas perpipaan meliputi:
- Sambungan Rumah (SR) yaitu kran yang dipasang sampai dalam rumah
atau bangunan.
- Sambungan Kran Umum (KU) yaitu kran air yang dipakai bersama oleh
sekelompok rumah atau bangunan. Biasanya terdapat di fasilitas umum.
2. Fasilitas Non-perpipaan
Sumur umum, mobil air, dan mata air.
adalah kebutuhan air hari maksimum dan jam maksimum dengan referensi
kebutuhan air rata-rata. Untuk wilayah pedesaan di Indonesia kebutuhan dasar
air adalah 100 lt/orang/hari kebawah ditambah dengan perbedaan iklim yang
tidak mencolok maka dapat diantisipasi :
1<fhm<1,5
Artinya faktor harian maksimum untuk kebutuhan dasar 100 lt/orang/hari
penerapan di Indonesia berkisar antara 1-1,5.
1<fjm<2,0
Artinya faktor harian maksimum untuk kebutuhan dasar 100 lt/orang/hari
penerapan di Indonesia berkisar antara 2.
Dimana:
Hf =mayor losses (m)
Q =debit air(m3/dt)
C =koefisien pipa
D =diameter pipa,m
L = panjang pipa (m)
Dimana:
Hb = kehilangan tekananan pada belokan pipa (m)
Kb = koefisian belokan
V = kecepatan dalam pipa (m/dt)
g = percepatan gravitasi (g=9.81 m/dt2)
b. Penyempitan Pipa
2
= (2) .............................................................................................. (2.8)
Dimana:
hc = kehilangan tekanan pada penyempitan pipa, m
Kc = koefisien penyempitan pipa
V = kecepatan dalam pipa, m/dt
G = percepatan gravitasi (g=9.81 m/dt2)
Nilai Kc sebagai fungsi sudut transisi yang di pengaruhi
perbandingan luas tampang pipa 1(A1) dengan pipa 2(A2).
c. Pelebaran Pipa
1 2 2 2
= ( ) ........................................................................................... (2.9)
2
Dimana:
he = kehilangan tekanan pada pelebaran pipa,m
K = koefisien pelebaran
V = kecepatan dalam pipa ,m/dt
g = percepatan gravitasi (g=9.81 m/dt2)
d. Percabangan Pipa
1 1 2 2 2 2
[1 + + ] [2 + + ] = ...................................................... (2.10)
2 2
Dimana:
hf = kehilangan tekanan pada percabangan pipa,m
= berat jenis zat cair, kg/m3
V = kecepatan dalam pipa, (1 m/dt)
g = percepatan gravitasi, (9,8 m/dt2)
z = perbedaaan head statis
reservoir ketika pemakaian sedikit atau tidak ada pemakaian, dan air bergerak dari
elevated reservoir bersama dengan pemompaan menuju area pelayanan selagi
terdapat pemakaian puncak atau maksimum. Penempatan di area pelayanan dari
elevated reservoir floating on the line boleh dimana saja yang menguntungkan.
Operasi elevated reservoir fill and draw diartikan bahwa air dipompa
langsung ke elevated reservoir dan dari sini air bersih mengalir secara gravitasi
menuju area pelayanan. Penempatan di area pelayanan dari elevated reservoir fill
and draw sebaiknya di dekat lokasi gound reservoir untuk memperkecil
kehilangan tinggi tekan dari pompa ke elevated reservoir, sekaligus memperkecil
tinggi tekan pompa.
Kapasitas menara air (reservoir), baik gound reservoir atau elevated
reservoir, ditentukan dengan analisa fluktuasi pemakaian air dan pengalirannya.
Untuk mendapatkan kapasitas menara air (reservoir) bagi pengaliran 24 jam, akan
lebih baik menggunakan metode analitis. Sementara untuk pengaliran kurang dari
24 jam, akan lebih baik dengan metode grafis untuk maksud-maksud pencarian
volume ekonomis. Analisa ini berdasarkan pada akumulasi kuantitas pengaliran
dan pemakaian selama 1 hari.
Persoalan yang sering dihadapkan terutama menghadapi daerah yang belum
tersedia fasilitas penyediaan air bersih yaitu tidak dapat mengambil data fluktuasi
pemakaian air sesuai keadaan setempat. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat
dilakukan beberapa pendekatan, yaitu:
1. Metode bandingan aktivitas sosial ekonomi antara daerah tinjauan dan daerah
pola yang telah mempunyai data fluktuasi, dimana data resebut nantinya
diterapkan di daerah tinjauan.
2. Dengan metode bandingan sama dengan poin 1 tetapi data fluktuasi pemakaian
daerah pola disesuaikan untuk penerapan bagi daerah tinjauan. Kemudian data
fluktuasi pemakaian tersebut diterapkan untuk mendapatkan kapasitas menara
air (reservoir) daerah tinjauan.
3. Dengan hasil observasi, dapat langsung diterapkan ke daerah tinjauan untuk
mendapatkan kapasitas menara air (reservoir).
4. Dengn metode bandingan penduduk untuk memperkirakan fjm daerah tinjauan
terhadap daera pola, kemudian diplot dalam grafik korelasi antara % Qr
29
(sebagai kapasitas reservoir) dengan fjm dari daerah yang mempunyai data
fluktusi.
Persentase kapasitas tersebut di atas adalah kapasitas reservoir total, yaitu
jumlah kapasitas ground reservoir dan elevated reservoir. Dalam hal tanpa
elevated reservoir, maka beban kapasitas tersebut ditampung dalam ground
reservoir. Apabila elevated reservoir merupakan fill and draw, maka kapasitas
reservoir hasil analisa seluruhnya ditampung dalam elevated reservoir. Namun
bila elevated reservoir merupakan floating on the line, maka sekitar 1/3-1/2
kapasitas total reservoir ditampung dalam elevated reservoir, sehingga pemilihan
operasi elevated reservoir ini dibatasi oleh kuantitas pengaliran dan fluktuasi
pemakaian air.
2.10 Pompa
2.11 Katup
34
35
Pengumpulan Data
Hasil Perhitungan
Perhitungan Rancang Bangun Simulasi
Distribusi Air Bersih