Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang ia
berikan kali ini Tim Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah diskusi yang berjudul
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) RENCANA
PEMBANGUNAN PUSAT LISTRIK TENAGA GAS / MESIN GAS MOBILE POWER
PLANT (PLTG/MG) MPP PAYA PASIR (100 MW)

Terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Rekayasa Lingkungan Fakultas


Teknik UNIMED yang begitu kami hormati Dr. Rachmat Mulyana, S.T., M.Si. yang telah
memberikan tugas yang sangat bermanfaat ini.

Semoga materi yang tertulis didalam makalah ini dapat dimengerti dan dipahami oleh
para pembaca dengan baik, adapun masih banyak kesalahan dalam makalah ini, maka dari itu
kami ucapkan maaf, juga harapan kami kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan
saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Terimakasih.

MEDAN 18 MEI 2016

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI3....................................................................................................................... 2

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 3

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 3


B. TUJUAN DAN MANFAAT .............................................................................. 3

BAB II. HASIL DISKUSI ................................................................................................... 4

A. KESESUAIAN LOKASI ................................................................................... 4


B. JENIS KEGIATAN ........................................................................................... 4
C. DAMPAK KEGIATAN ..................................................................................... 4
D. RKL ..................................................................................................................... 9
E. RPL.................................................................................................................... 13

BAB III. KESIMPULAN................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seiring perkembangan waktu, kondisi sistem kelistrikan Sumatera Utara saat


ini sedang mengalami defisit daya yang diakibatkan kurangnya pembangkit,
pertumbuhan beban, serta deratting pembangkit sehingga berdampak pada terjadinya
pemadaman bergilir.

Situasi seperti yang disebutkan diatas dapat teratasi dengan pembangunan


pembangkit baru yang telah direncanakan di dalam Rencana Usaha Penyediaan tenaga
listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tahun 2015-2024.Terkait
dengan permasalahan tersebut PT. PLN(Persero) Unit Pembangunan berencana
melakukan pembungan Pusat Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas (PLTG/MG) Mobile
Power Plant (MPP) Paya Pasir kapasitas 100 MW yang berlokasi di dalam lokasi
kegiatan Sektor Pembangkitan Medan (Paya Pasir), yaitu dikelurahan Rengas Pulau,
Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Maka dengan adanya PLTG diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik


yang sedang menjadi permasalah di provinsi Sumatera Utara.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Mengendalikan, menanggulangi, mencegah, meminimalisir dampak negatif yang


timbul dari rencana usaha dan/ kegiatan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga
Gas/Mesin Gas (PLTG/MG) Mobile Power Plant (MPP)
2. Mengembangkan dampak positif yang ditimbulkan dari rencana usaha dan/atau
kegiatan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas (PLTG/MG) Mobile
Power Plant (MPP)
3. Memantau dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari rencana
usha dan/ atau kegiatan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas
(PLTG/MG) Mobile Power Plant (MPP)
4. Merumuskan langkah langkah atau tindakan pencegahan/ penanggulangan,
pengendalian dan pemantauan dampak negatif.
5. Melaksanakan pengelolaan dan pemantaun lingkungan hidup yang efektif dan
efisien.

3
BAB II

HASIL DISKUSI

A. Kesesuaian Lokasi RTRW :


Lokasi rencana kegiatan berada di dalam lokasi kegiatan Sektor Pembangkitan
Medan (Paya Pasir), yaitu dikelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan,
Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Dengan batas- batas lokasi lahan I adalah:
a. Sebelah Utara dengan : Permukiman Penduduk
b. Sebelah Selatan dengan : Jalan dalam lokasi area pembangkit listrik di Sektor
Pembangkitan Medan (Paya Pasir) dan area Pltg No.7
(Saat ini tidak beroperasi)
c. Sebelah Timur dengan : PLTD Konsorsium PT. Bima Golden Powerindo
dengan PT. Indonesia Power Sukasestama
d. Sebelah Barat dengan : Gudang milik Sektor Medan Paya Pasir

batas- batas lokasi lahan II adalah:


1. Sebelah Utara dengan : Gudang konstruksi 04
2. Sebelah Selatan dengan : Switchyard
3. Sebelah Timur dengan : Dengan area PLTG No. 7 (Saat ini tidak beroperasi)
4. Sebelah Barat dengan : Gudang konstruksi 03

B. Jenis Kegiatan

Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Gas / Mesin Gas Mobile Power Plant
(PLTG/MG) MPP Paya Pasir (100 MW) dengan luas kurang lebih 1,33 Ha, terbagi
atas 2 lokasi lahan.

4
C. Dampak Kegiatan :
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
1) Besaran dampak
Pelaksanaan tahap pra konstruksi, merupakan tahapan awal dari
tahapan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas MPP Paya
Pasir Komponen kegiatan berpotensi menimbulkan dampak penting pada
tahap pra konstruksi adalah sosialisasi dan konsultasi publik
Dampak potensial kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik
terhadap komponen sosial khususnya sikap dan persepsi masyarakat
adalah terbentuknya/perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap
kegiatan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan I sehubung dengan
rencana kegiatan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas MPP
Paya Pasir. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat ini dipengaruhi oleh
informasi-informasi yang diterima dari kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi
Publik serta perkirakan dampak yang akan ditimbulkan berdasarkan
kejadian-kejadian yang dialami selama ini.

2. Tahap Konstruksi
b. Komponen Fisika Kimia
1) Penurunan Kualitas Udara
Penurunan kualitas udara terjadi pada tahap pengangkutan peralatan berat,
pematangan lahan,pengangkutan material bangunan, pembuangan material
dan sisa pematangan lahan dan sisa konstruksi ,dan pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung. Dampak yang terjadi adalah penurunan
kualitas udara akibat bahan pencemar udara yang dikeluarkan oleh mesin
mesin kendaraan,serta material yang digunakan selama konstruksi.

Emisi yang dikeluarkan Per Jumlah Fator Emisi


Jenis
jam Operasional (g/Nm3)*) Alat (g/Nm3 Per jam)
Alat
digunakan
Berat NO2 SO2 Partikulat NO2 SO2 Partikulat
(Unit)

5
Tractor/
Backhoe/ 2.270 0,143 0,139 6 13,62 0,858 0,834
Buldoser
Genset 1,570 0,146 0,358 2 3,14 0,292 0,716
Total (g/Nm3) Per jam 16,76 1,15 1,55
Total 8 jam Operasional((g/Nm3) 134,08 9,2 12,4

Dengan demikian pada saat konstruksi akan terjadi kadar bahan pencemar
dari emisi gas buang peralatan mekanis, yaitu NOx sebesar 27,116 kg/jam;
Sox sebesar 5,649 kg/jam ; dan COx sebesar 5,06 kg/jam dan debu sebesar
1,766 kg/jam. Pada saat konstruksi diperkirakan peralatan peralatan
tersebut beroperasi rata rata 5 jam per hari,sehingga peningkatan emisi gas
buang : NOx sebesar 20,593 kg ;Sox sebesar 2,945 kg ; CO sebesar 1,228
kg dan debu (TSS) sebanyak 0,171 kg. Peningkatan bahan pencemar ini
akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat yang berada disekitar
lokasi kegiatan.

Selanjutnya jumlah polutan tersebut dikonversi ke satuan g/m3 dengan


rumus Gauss,sebagai berikut :


C(x,y,H=O) = 2 exp [0,5 ()] exp [0,5 ()]

Bila diambil garis lurus dari sumber emisi (H=0),pada jarak x(mis.10
m),y=0,maka :

C(10,0,0) =2
adalah kecepatan angin rata rata di 15-20 km/jam (BMKG,2015).Bila
diambil 20 km/jam=5,56 m/s

y dan z parameter Pascuil-Gifford tergantung pada kestabilan atmosfer


dan jarak dari sumbernya. Misalnya pada jarak 10 m, y = 1,6 dan y = 1,2
m

Maka konsentrasi polutan pada jarak 10 m dari sumber emisi adalah :

( 1) 2
(1 + ) = 1 + + +
1! 2!
6
2) Peningkatan Kebisingan
Peningkatan kebisingan terjadi pada tahap pengangkutan peralatan berat
(bunyi kendaraan pengangkut), bunyi pengoperasian alat berat, serta
pembuatan fasilitas penunjang dan bunyi peralatan yang digunakan.

3) Terjadinya Kerusakan Jalan


Mobilisasi peralatan, bahan-bahan dan material bangunan,diperkirakan
dapat menimbulkan dampak berupa timbulnya kerusakan ruas jalan pada
jaringan jalan menuju lokasi rencana kegiatan.

4) Kesempatan Kerja (Peluang Kerja)


Adanya rencana yang dilakukan Rencana Usaha Penyediaan tenaga listrik
(RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tahun 2015-
2024.Terkait dengan permasalahan tersebut PT. PLN(Persero) Unit
Pembangunan berencana melakukan pembungan Pusat Listrik Tenaga
Gas/Mesin Gas (PLTG/MG) Mobile Power Plant (MPP) Paya Pasir
kapasitas 100 MW yang berlokasi di dalam lokasi kegiatan Sektor
Pembangkitan Medan (Paya Pasir) memberikan peluang kerja bagi
masyarakat disekitarnya.

5) Peningkatan Pendapatan
Dampak kesempatan kerja dan berusaha yang terbuka dengan adanya
kegiatan penerimaan tenaga kerja tahap konstruksi akan berdampak
turunan peningkatan pendapatan masyarakat secara umum,dilihat dari
jumlah tenaga kerja yang diserap. Dengan demikian besaran dampak
peninhkatan masyarakat dapat dikategorikan dampak positif kecil.

6) Sikap dan Persepsi Masyarakat


Dampak potensial kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik terhadap
komponen sosial khususnya sikap dan persepsi masyarakat adalah
terbentuknya/perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan I sehubung dengan rencana
kegiattan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas MPP Paya
Pasir. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat ini dipengaruhi oleh
7
informasi-informasi yang diterima dari kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi
Publik serta perkirakan dampak yang akan ditimbulkan berdasarkan
kejadian-kejadian yang dialami selama ini.
Dampak berupa perubahan sikap dan persepsi masyarakat, merupakan
dampak langsung dari pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan konsultasi
Publik terhadap komponen sosial. Perubahan sikap dan persepsi
masyarakat tersebut dan mencegah terjadinya konflik sosial.

7) Perubahan Pola Penyakit


Dampak perubahan pola penyakit merupakan dampak turunan dengan
berubahnya kualitas lingkungan akibat dari dampak primer yang timbul
pada saat konstruksi,antara lain dampak bertambahnya peningkatan kadar
debu,kebisingan,limbah padat yang menumpuk dapat menjadi tempat
perlindungan vector penyakit yakni lalat,tikus,kecoa, dan lainnya.
Dengan demikian untuk pengelolaan dampak primer harus dilakukan
secara baik oleh pelaksana kegiatan agar tidak terjadi perubahan pola
penyakit bagi masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Dengan demikian
besaran dampak perubahan pola penyakit dapat dikategorikan besar dan
negatif.
8) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam melakukan kegiatan konstruksi pelaksana kagiatan akan membuat
standar operasional prosedur yang harus ditaati semua tenaga kerja yang
terlibat pada saat konstruksi.

3. Tahap Operasional
a. Penurunan kualitas udara
Aktivitas yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting
terhadap komponen kualitas udara adalah meningkatnya volume dan frekuensi
kendaraan karyawan dan pengunjung ysng mempunyai kontribusi terhadap
kualitas udara lingkungan sekitar serta peningkatan kadar debu.

8
b. Peningkatan kebisingan
Aktivitas yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting
terhadap peningkatan kebisingan adalah meningkatnya volume dan frekuensi
kendaraan karyawan dan tamu yang mempunyai kontribusi terhadap
peningkatan kebisingan

c. Perubahan pola penyakit


Dampak bertambahnya peningkatan debu, kebisingan, limbah padat
yang menumpuk dapat menjadi perlindungan vector penyakit yakni lalat,
tikus, kecoa dan lainnya.

d. Penurunan Kinerja Lalulintas


Aktivitas yang di prakirakan akan menimbulkan dampak penting
terhadap kinerja transportasi adalah meningkatnya volume dan frekuensi
kendaraan disekitar lokasi kegiatan.

D. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

No Dampak LH Sumber dampak Bentuk pengelolaan


Tahap Pra Konstruksi
1 sikap dan Sosialisasi kepada 1. Memberikan Informasi rencana
persepsi masyarakat sekitar kegiatan kepada masyarakat secara
masyarakat lokasi kegiatan. terbuka melalui media massa
maupun poster.
2. mengurus semua perizinan yang
telah ditetapkan sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang
berlaku di kota Medan, antara lain :
izin pemakaian alat berat, izin
mendirikan bangunan, izin
pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah.
Tahap Konstruksi
A Komponen Geo Fisik Kimia
1 Penurunan Kegiatan kegiatan 1. menggunakan mesin-mesin dan
kualitas Udara yang dilakukan pada peralatan mekanis serta kendaraan
tahap konstruksi pengangkut material sesuai
(pengangkutan standart yang berlaku.
peralatan berat, 2. melakukan penyiraman pada
pematangan lahan, badan jalan yang dilewati
pengangkutan material kendaraan pengangkut bahan
bangunan, pembuangan material.

9
material dan sisa
3. menutup bak kendaraan
pematangan lahan dan pengangkut material.
sisa konstruksi, dan
4. mencuci ban kendaraan yang
pelaksanaan konstruksi mengangkut bahan material.
banguan gedung). 5. kecepatan kendaraan disesuaikan
dengan kondisi jalan
6. pekerja dilengkapi penutup
hidung dan telinga
7. base camp dibangun minimal
jaraknya 100m dari pemukiman.
2 Peningkatan Kegiatan kegiatan Menggunakan mesin-mesin dan
kebisingan yang dilakukan pada peralatan mekanis serta kendaraan
tahap konstruksi pengangkut material sesuai standar.
Peralatan berat dilengkapi dengan
silencer/peredam suara.
B Komponen Sosial ekonomi dan budaya
1 Kesempatan kerja Penerimaan tenaga 1. Memprioritaskan masyarakat
kerja setempat dan sekitar lokasi
kegiatan untuk direkrut menjadi
tenaga kerja
2. Memberikan informasi secara
transparan adanya kesempatan
kerja yang dibutuhkan

2 Peningkatan Penerimaan tenaga 1. Pemberian upah tenaga kerja


pendapatan kerja 1. memberikan asuransi kepada
masyarakat tenaga kerja yang di rekrut
3 Sikap dan 1. Penerimaan tenaga 1. Melakukan upaya pengelolaan
persepsi kerja lingkungan untuk dampak primer
masyarakat 2. Pengangkutan dan sekunder maupun tersier yang
peralatan berat muncul dari kegiatan penerimaan
3. Pematangan lahan ternaga kerja
4. Pengangkutan 2. Menyediakan pos pengaduan
material 3. Sesegera mungkin bekerja sama
dengan pihak kelurahan.
D Komponen kesehatan masyarakat
1 perubahan pola Kegiatan- kegiatan 1. Membuat pagar pembatas
penyakit yang dilakukan saat 2. Mengangkat sisa material
konstruksi 3. Mengangkat setiap hari limbah
padat yang dihasilkan
4. Menyediakan TPS untik
menampung limbah padat
domestik
2 Keselamatan dan Kegiatan- kegiatan 1. Mematuhi SOP yang telah
kesehatan kerja yang dilakukan saat ditetapkan pada saat pelaksanaan
(k3) konstruksi konstruksi.
2. Membuat SOP untuk sarana
penyelamatan jiwa, akses
pemadam kebakaran, proteksi

10
kebakaran gedung manajemen
keselamatan gedung.
E Komponen Transportasi
1 Penurunan Pengangkutan peralatan 1. Mobil pengangkut peralatan dan
kinerja lalulintas berat dan material material sesuai dengan tonase
bangunan jalan.
2. Pemberian penutup terpal pada
dump truck
3. Membuat rambu-rambu tanda
masuk keluar kendaraan
4. Mencuci ban yang masuk dan
keluar
5. Menempatkan petugas pengatur
lalulintas di persimpangan jalan
6. Melakukan kajian ANDAL
LALIN
Tahap Operasional
1 Penurunan Kegiatan- kegiatan 1. Meminimalisir SO2 dengan
Kualitas udara yang dilakukan pada mengurangi sulfur dari bahan
tahap pengoperasian bakar.
kampus
2 Peningkatan Kegiatan- kegiatan 1. Menanam tanaman /pepohonan
Kebisingan yang dilakukan pada yang dapat meminimalisir tingkat
tahap pengoperasian kebisingan misalnya bambu
D Komponen transportasi
1 Peningkatan ke Mobilitas alat dan Pengaturan waktu atau jadwal
padatan lalu lintas material konstruksi pelaksaan pengangkutan.
Pengangkutan di laksanakan
dengan menghindari jam-jam
sibuk dan sore, sehingga
dapat dilakukan antara pukul
09.00-11.00,14.00-16.00 atau
19.00-05.00 wib.6
Memasang rambu-rambu
lalulintas dan marka pada
jalan akses agar penggunaan
jalan lainnya dapat lebih hati-
hati selama tahap mobilitas
Menugaskan pengatur lalu
lintas di sekitar pintu masuk
pabrik dan sekitar lokasi
proyek.
Melakukan perawatan jalan
yang rusak akibat kendaraan
proyek sehingga selalu dalam
kondisi baik agar mobilisasi
berjalan lancar

11
Dalam hal rencana pengelolaan lingkungan hidup perlu adanya beberapa hal yang harus di
tambahkan, yaitu :

1. Menyediakan tempat penampungan sampah terpilah yang dapat menampung limbah


padat.
2. Adanya pengelolaan limbah cair sebelum masuk ke saluran drainase.
3. Untuk menjaga kualitas udara bukan hanya memelihara tanaman yang ada di Pusat
Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas (PLTG/MG) Mobile Power Plant (MPP) Paya Pasir
kapasitas 100 MW namun perlu adanya kegiatan menanam tumbuhan baru.

12
E. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Jenis Dampak Bentuk pemantauan lingkungan


No Sumber dampak
yang Timbul hidup
Tahap Pra Konstruksi
1 sikap dan 1. perencanaan umum Melakukan wawancara kepada
persepsi 2. penyusunan master masyarakat yang terkena dampak
masyarakat Plan kegiatan dilakukan satu kali sebelum
3. perencanaan teknis dilakukan kegiatan konstruksi
(DED)
4. perizinan
Tahap Konstruksi
A Komponen Geo Fisik Kimia
1 Penurunan Kegiatan kegiatan Pengambilan sampel udara pada
kualitas Udara yang dilakukan pada beberapa lokasi sampling. Setiap
tahap konstruksi enam bulan sekali.
(pengangkutan
peralatan berat,
pematangan lahan,
pengangkutan material
bangunan, pembuangan
material dan sisa
pematangan lahan dan
sisa konstruksi, dan
pelaksanaan konstruksi
banguan gedung).
2 Peningkatan Kegiatan kegiatan Pengambilan sampel kebisingan pada
kebisingan yang dilakukan pada beberapa lokasi sampling. Setiap
tahap konstruksi enam bulan sekali.

B Komponen Biologi
1 Biota Darat Kegiatan pematangan Melakukan inventarisir pohon yang
lahan ada di lokasi kegiatan Pusat Listrik
Tenaga Gas/Mesin Gas (PLTG/MG)
Mobile Power Plant (MPP) Paya
Pasir kapasitas 100 MW.
C Komponen Sosial ekonomi dan budaya
1 Kesempatan kerja Penerimaan tenaga Melakukan wawancara kepada
kerja masyarakat yang direkrut
2 Peningkatan Penerimaan tenaga Melakukan wawancara kepada
pendapatan kerja masyarakat yang terkena dampak
masyarakat
3 Sikap dan 5. Penerimaan tenaga Melakukan wawancara kepada
persepsi kerja masyarakat yang terkena dampak
masyarakat 6. Pengangkutan
peralatan berat
7. Pematangan lahan
8. Pengangkutan

13
material
D Komponen kesehatan masyarakat
1 perubahan pola Kegiatan- kegiatan Melakukan wawancara kepada
penyakit yang dilakukan saat masyarakat yang terkena dampak
konstruksi
2 Keselamatan dan Kegiatan- kegiatan Pengumpulan data sekunder untuk
kesehatan kerja yang dilakukan saat data iklim, serta data luas banguanan
(k3) konstruksi tertutup diperoleh dari pemrakarsa.
E Komponen Transportasi
1 Penurunan Pengangkutan peralatan Pemantauan arus lalulintas di jalan
kinerja lalulintas berat dan material keluar masuk ke lokasi kegiatan.
bangunan
Tahap Operasional
1 Penurunan Kegiatan- kegiatan Memelihara tanaman yang ada di
Kualitas udara yang dilakukan pada kegiatan Pusat Listrik Tenaga
tahap pengoperasian Gas/Mesin Gas.
kampus
2 Peningkatan Kegiatan- kegiatan Pengambilan sampel udara pada
Kebisingan yang dilakukan pada beberapa lokasi sampling.
tahap pengoperasian
B komponen sosial ekonomi dan budaya
1 Sikap dan Pengoperasian dan Melakukan wawancara kepada
persepsi pemeliharaan kampus masyarakat yang terkena dampak
masyarakat
D Komponen transportasi
1 Bangkitan lalu Pengoperasian kampus Pemantauan arus lalulintas di jalan
lintas keluar masuk ke lokasi kegiatan.

14
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan lokasi pembangunan, dampak dan pengelolaan dampak yang telah


disebutkan didalam hasil diskusi Analisis Dampak Lingkungan Hidup maka dapat
disimpulkan bahwa lokasi pembangunan berada dalam kawasan pemukiman perkotaan,
lokasi tersebut layak dipergunakan karena rencana kegiatan pembangunan PLTG/MG bukan
suatu usaha/kegiatan industri yang menghasilkan limbah berbahaya. Dampak kegiatan pada
saat pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi telah tercantum dalam ANDAL dan
terdapat Rencana Pengelolaan Lingkungan yang baik, meskipun ada beberapa hal yang harus
di tambahkan. Kemudian adanya Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang tertera.
Dokumen Amdal ini sudah memenuhi kelayakan lingkungan.

15

Anda mungkin juga menyukai