Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan transportasi

meningkat dengan pesat, dampak yang akan ditimbulkan salah satunya yaitu

semakin menambah kepadatan lalu lintas dan memicu bertambahnya angka

kecelakaan di jalan raya yang menyebabkan cedera. (Ririn Purwanti, 2013).

Menurut WHO (2010) penyebab paling banyak dari fraktur adalah

kecelakaan lalu lintas (46,2%), sedangkan pada tahun 2013, ada 84.774 orang

yang mengalami kecelakaan di Indonesia termasuk di dalamnya yaitu cidera,

kecelakaan lalu lintas, terjatuh, kejatuhan, dan lain sebagainya. Jawa Tengah,

angka kejadian cidera yaitu 7,7 % dari total keseluruhan, Daerah Istimewa

Yogyakarta 12,4% dari keseluruhan jumlah cidera (RISKESDAS, 2013).

Ada tiga tahapan dalam penanganan fraktur yang umum dilakukan yaitu,

reduksi, immobilisasi, dan rehabilitasi. Reduksi dalam penangan fraktur ada

dua acara yaitu reduksi terbuka dan tertutup. Salah satu tindakan reduksi

terbuka yaitu Open Reduksi With Internal Fixation (ORIF) (Muttaqin, 2008).

ORIF adalah tindakan untuk mengembalikan fragmen tulang pada

kesejajarannya secara anatomis dengan menggunakan pemasangan pen atau

plat pada fragmen tulang yang patah. Tindakan ini dilakukan dengan cara

1
2

operasi. Hal tersebut tentunya dapat mengakibatkan terjadinya respon nyeri

pada klien (Suddarth, 2002)

Nyeri merupakan salah satu keluhan yang paling sering dialami pada

pasien paska bedah. Nyeri paska bedah ORIF disebabkan karena tindakan

infasif bedah yang di lakukan. Nyeri tersebut bersifat akut dan timbul karena

fase inflamasi yang disertai dengan edema pada jaringan (Schoen dalam Budi,

2012).

Ada dua teknik pengelolaan nyeri yaitu dengan menggunakan terapi

farmakologis dan terapi non-farmakologis. Pengelolaan nyeri dengan terapi

famakologis biasanya dokter memberikan obat golongan analgetik. Sedangkan

pengelolaan secara non-farmakologis yang dapat digunakan diantaranya

dengan menggunakan teknik nafas dalam, imajinasi terbimbing, hypnosis,

relaksasi dan distraksi. Salah satu bentuk teknik distraksi yang saat ini sering

digunakan adalah terapi musik (Zakiyah, 2015).

Ada banyak jenis musik yang dapat kita nikmati sehari hari, seperti musik

klasik, jazz, rock, hard rock, pop, sampai ke dangdut. Saat kita mendengarkan

musik dipercaya akan dapat meningkatkan zat endorfin yang ada di dalam

tubuh. Zat endorpfin adalah suatu zat yang dapat menimbulkan ketenangan di

dalam tubuh, selain itu dengan mendengarkan musik dapat membantu

rehabilitas fisik dan dapat memberikan pengaruh positif sehingga dapat

membuat perasaanya nyaman (Djohan, 2006).

Data di bagian rekam medis Rumah Sakit Dokter Soedjono Magelang

menunjukkan bahwa pada tahun 2014 ada 168 pasien yang dilakukan operasi
3

fraktur salah satunya yaitu operasi ORIF. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi

peningkatan yaitu terdapat 321 pasien. Hasil rekap data pasien ORIF selama 1

tahun pada tanggal 1 Januari 30 November 2016 di seluruh Bangsal Bedah

Rumah Sakit Dokter Soedjono Magelang mendapatkan hasil 145 pasien

dengan penanganan ORIF dari 183 pasien post operasi fraktur (Rekam Medis

Rumah Sakit Dokter Soedjono Magelang, 2016).

Hasil study pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Dokter Soedjono

Magelang pada tanggal 15 Desember 2016 dengan lima pasien post operasi

ORIF mengatakan bahwa mereka mengalami nyeri pada bagian tubuh yang

terluka akibat bekas luka sayatan karena operasi tersebut. Mereka juga

mengatakan nyeri pada rerata sedang, nyeri seperti ditusuk tusuk dan menjalar

ke sekitar organ tubuh yang dilakukan pembedahan, nyeri paling sering timbul

pada saat malam hari dan membuat pasien susah tidur. Pasien di Rumah Sakit

Dokter Soedjono Magelang diberikan penanganan farmakologik dengan

menggunakan obat analgesik. mereka diberikan terapi non-farmakologik

seperti teknik distraksi nafas dalam namun belum pernah diberikan teknik

terapi musik. Perawat Bangsal Bedah juga mengatakan mereka belum pernah

memberikan terapi non-farmakologis seperti terapi musik. Mereka hanya

menggunakan teknik distraksi dan relaksasi seperti teknik pernapasan. Teknik

pernapasan yang mereka berikan dirasa cukup untuk mengurangi nyeri namun

kenyataanya masih ada pasien yang tidak menunjukan penurunan nyeri yang

mereka rasakan maka, selain teknik nafas dalam dapat juga diberikan teknik

lainya seperti terapi musik guna menurunkan nyeri yang mereka rasakan.
4

Pemberian obat analgesik diberikan selama tiga kali dalam waktu dua puluh

empat jam. Sedangkan dalam jangka waktu lima jam setelah pemberian obat,

pasien mengatakan nyeri kembali timbul. hal tersebut tentunya akan

memberikan rasa tidak nyaman pada pasien (Rekam Medis Rumah Sakit

Dokter Soedjono Magelang, 2016).

Dengan melihat uraian diatas, penelitian ini disusun untuk melakukan studi

eksperimen terapi musik terhadap skala nyeri pada pasien post operasi ORIF

di Rumah Sakit Dokter Soedjono Magelang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Pemberian Terapi Musik

Terhadap Skala Nyeri Pasien Post Operasi ORIF Di Rumah Sakit Dokter

Soedjono Magelang?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian

Terapi Musik Terhadap Skala Nyeri Pasien Post Operasi ORIF di

Rumah Sakit Dokter Soedjono Magelang


5

b. Tujuan Khusus

1) Mengetahui skala nyeri pasien post operasi ORIF sebelum

dilakukan pemberian terapi musik.

2) Mengetahui skala nyeri pasien post operasi ORIF sesudah

dilakukan pemberian terapi musik.

3) Mengetahui ada tidaknya pengaruh skala nyeri pasien post operasi

ORIF sebelum dan sesudah diberikan terapi musik.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Rumah Sakit Dokter Soedjono Magelang

Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi perawat bangsal

tentang pentingnya penanganan terapi non-farmakologis dengan terapi

musik untuk pasien post operasi ORIF di Rumah Sakit Dokter

Soedjono Magelang.

b. Bagi Institusi

Dapat menjadi sumber bacaan dan menambah wawasan mengenai

penanganan non-farmakologis pada pasien post operasi ORIF dengan

menggunakan terapi musik.

c. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai terapi non-

farmakologis pada pasien post operasi ORIF dengan menggunakan

terapi musik.
6

d. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi dalam

pengembangan sistem pelayanan kesehatan bagi peneliti selanjutnya

yang tertarik untuk mengetahui pengaruh skala nyeri pasien post

operasi ORIF di Rumah Sakit Dokter Soedjono Magelang dengan

menggunakan terapi musik.

D. Keaslian Penelitian.

Penelitian yang hampir serupa dengan penelitian ini yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Tubagus Erwin Nurdiansyah dengan judul Pengaruh Terapi

Musik Terhadap Respon Nyeri Pada Pasien Dengan Post Operasi di RSUD A.

Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung pada tahun 2015 menggunakan quasi

experimental dengan desain pretest-postest with control group design dan

menggunakan sampel sebanyak 34 responden. Perbedaan penelitian yang

dilakukan oleh Tubagus Erwin Nurdiansyah yaitu pada tempat penelitian dan

fokus pemberian terapi musik dilakukan oleh peneliti yaitu pada pasien post

operasi ORIF sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Tubagus Erwin

Nurdiansyah tidak di fokuskan pada jenis post operasinya. Selain itu peneliti

tidak menggunakan kelompok kontrol dalam pendekatanya.

Penelitian yang juga hampir serupa lainya yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Firman pada tahun 2012 dengan judul Efektivitas Terapi Murotal Dan

Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra

Operasi di Pekalongan. Penelitian tersebut menggunakan quasi eksperimental


7

dengan pendekatan pretet-postest design dengan menggunakan teknik

purposive sampling dengan menggunakan 30 sampel yang dibagi menjadi 15

kelompok kontrol dan 15 kelompok perlakuan mendapatkan hasil bahwa

terapi musik murotal lebih efektif menurunkan kecemasan dari pada terapi

musik klasik. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Firman yaitu pada

tempat penelitian. Selain itu penelitian yang dilakukan Firman tidak hanya

dengan musik klasik namun juga dengan musik Murotal. Fokus pemberian

terapi yang dilakukan juga berbeda. Peneliti berfokus pada skala nyeri pasien

post operasi ORIF sedangkan penelitian yang dilakukan Firman berfokus pada

penurunan tingkat kecemasan pasien pra operasi. Teknik pengumpulan data

yang di lakukan oleh peneliti adalah menggunakan teknik accidental sampling

sedangkan penelitian yang dilakukan Firman menggunakan purposive

sampling.

Anda mungkin juga menyukai