BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia mengenal dan
memanfaatkan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam
penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapinya. Pengetahuan tentang
pemanfaatan tanaman ini merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan
pengalaman, pengetahuan, keterampilan, yang secara turun-temurun telah
diwariskan oleh generasi berikutnya, termasuk generasi saat ini. Tanaman
obat sering digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi.
Semakin berkembangnya zaman, produk atau sediaan farmasi,
semakin berkembang. Bahan-bahan kimia yang sering digunakan sebagai
bahan dala produk farmasi, telah sedikit digantikan oleh bahan alam.
Banyak sediaan herbal farmasi yang telah mengalami modifikasi, baik dari
bentuk, bahan, dan pendukung lainnya. Modifikasi dilakukan dan
digunakan pada banyak sediaan seperti seiaan sabun
Sabun adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari
minyak nabati atau hewani yang berbentuk padat, lemak atau cair, berbusa
digunakan sebagai pembersih, dengan menambahkan zat pewangi, dan
bahan lainnya yang tidak membahayakan. Sabun termasuk kebutuhan
tambahan banyak manusia baik untuk mandi maupun untuk mencuci.
Walaupun sebagai bahan tambahan, sabun harus ada untuk melengkapi
kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu perlu dikembangkan sabun
menggunakan bahan kimia maupun alami.
Sabun alami atau herbal merupakan sabun yang merupakan ekstrak
tanaman dalam proses pembuatannya. Bahan dasar maupun pengaroma
sabun herbal, biasanya menggunakan tanaman yang memiliki bau khas dan
juga memiliki manfaat terutama pada kulit. Salah satu tanaman yang
memiliki bau khas yaitu daun kemangi. Tidak hanya memiliki bau, tetapi
daun kemangi juga memiliki khasiat terhadap kulit,
2
Berdasarkan hal tersebut maka pada percobaan kali ini kami akan
membuat modifikassi pada sediaan sabun padat dengan menggunakan
ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum L.).
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami manfaat dari tanaman herbal yang dapat dikembangkan
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah sediaan herbal yang telah
dimodifikasi dan bermanfaat bagi masyarakat.
I.3 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami manfaat dari tanaman herbal yang dapat
dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah sediaan herbal
yang telah dimodifikasi dan bermanfaat bagi masyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Definisi
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi,
terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon
C16 dan sodium atau potasium. Sabun merupakan pembersih yang dibuat
dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari
minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal
dengan sabun keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH
dikenal dengan sabun lunak (soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu
proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi
minyak akan memperoleh produk sampingan yaitu gliserol, sedangkan
proses netralisasi tidak akan memperoleh gliserol. Proses saponifikasi
terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses
netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali (Qisti,
2009).
Sabun merupakan senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi,
seperti natrium stearat, C17H35COO-Na+. Aksi pencucian dari sabun
banyak dihasilkan dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan
menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep ini dapat di pahami
dengan mengingat kedua sifat dari anion sabun (Achmad, 2004).
II.1.2 Sifat-sifat Sabun
Sifat-sifat yang dimiliki oleh sabun (Harnawi, 2004) adalah:
1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suhu
tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan
sabun dalam air bersifat basa.
2. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk
maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air
sadah (air yang mengandung garam). Dalam hal ini sabun dapat
menghasilkan buih setelah garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
4
dengan dua gigi tengah lebih panjang dari bibir atas. Corolla
panjangnya 8 - 13 mm berwarna putih, merah muda atau keunguan.
Filamen atas benang sari sedikit bergigi (Bilal et al., 2012).
c. Kandungan Kimia
Minyak kemangi mengandung sejumlah senyawa terpen seperti
linalool, cineole, eugenol, isocaryophyllene, methyl cinnamate, dan a-
cubebene (Ismail, 2006). Menurut Sastry et al., (2012) minyak kemangi
juga mengandung methyl chavicol, limonene, dan -carophyllene.
d. Khasiat
Kemangi telah digunakan sebagai obat tradisional untuk sejumlah
besar penyakit termasuk kebosanan, kanker, kejang, tuli, diare, epilepsi,
asam urat, cegukan, impotensi, kegilaan, mual, sakit tenggorokan, sakit
gigi, dan batuk rejan (Sullivan, 2009). Disamping itu Ocimum
basilicum mempunyai aktivitas farmakologi sebagai antivirus,
larvasida, dan antimikroba (Kashyap et al., 2011).
II.3 Uraian Bahan
1. Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol
BM / RM : 46,07 / C2H5OH
Rumus Stuktur :
BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu pelaksanaan praktikum pada hari Selasa, tanggal 29
November 2016 pukul 16.00-21.00. Bertempat di Laboratotium
Farmakognosi Jurusan Farmasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
No. Nama dan Gambar Fungsi
1. Blender
2. Botol plastik
3. Cawan porselin
4. Cetakan
5. Gelas kimia
6. Gelas Ukur
7. Lap Halus
8. Loyang
9. Neraca Ohaus
III.2.2 Bahan
No. Nama dan Gambar Fungsi
1. Air
Sebagai pelarut
2. NaOH
3. Kemangi
4. Minyak kelapa
5. Minyak sawit
6. Minyak zaitun
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.2 Pembahasan
Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia
Sabun Ekstrak Daun Kemangi
antara kalium dan natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau
lemak hewani. Berbagai jenis sabun yang beredar di pasaran dalam bentuk
yang bervariasi mulai dari sabun cuci, sabun mandi, sabun pencuci tangan,
sabun peembersih peralatan rumah tangga dalam bentuk krim, padatan,
batangan, bubuk dan bentuk cair (Perdana, 2014).
Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan sabun padat ekstrak
daun kemangi (Ocimum americanum). Menurut Khalil (2013), daun
kemangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
dan Eschericia colli dan juga sebagai antiseptik.
Pertama yang dilakukan adalah membersihkan alat menggunakan
alkohol 70%, dimana menurut Tjay (2013), alkohol 70% memiliki
aktivitas sebagai desinfektan. Selanjutnya adalah menimbang daun
kemangi pada neraca ohaus sebanyak 250 gram. Setelah itu dimasukkan
daun ke dalam blender dan ditambahkan air sebanyak 100 ml, dan
14
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Daun kemangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
aereus dan Escheria colli dan juga sebagai antiseptik yang sangat cocok
dibuat sabun dengan penambahan beberapa bahan lain. Bahan yang
digunakan harus tepat komposisinya dan juga suhu penyimpanan
mempengaruhi tekstur sabun.
V.2 Saran
1. Untuk Asisten
Diharapkan agar dalam pelaksanaan praktikum kedepannya, asisten
dapat memberikan bimbingan lebih baik lagi dari praktikum sebelumnya.
2. Untuk Laboratorium
Diharapkan peralatan didalam laboratorium untuk dilengkapi, agar
pelaksanaan praktikum lebih maksimal.
3. Untuk Praktikan
Diharapkan agar praktikan lebih mempersiapkan diri sebelum
pelaksanaan praktikum seperti mencari sumber terpercaya sebagai acuan
pembelajaran agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan baik.