PENDAHULUAN
Bangunan Teknik sipil biasanya didirikan di atas tanah. Dengan adanya bangunan
tersebut, Maka tanah mengalami pembebanan karena bangunan itu sendiri maupun pembebanan
akibat beban bergerak seperti ( angin, mobil orang dan lain- lain).sehingga mengakibatkan
terjadinya deformasi ( perubahan bentuk ) pada tanah.
Besarnya Deformasi pada tanah tergantung pada bangunan di atasnya serta jenis
tanahnya. Karena setiap tanah memiliki jenis yang berbeda-beda.baik dari ukuran butirannya
maupun struktur lapisan tanah tersebut sesuai dengan pengklasifikasiannya.Untuk itu, Perlunya
pengujian terhadap prilaku tanah yang lengkap akan memberikan keterangan yang cukup bagi
sebuah perencana dalam pembangunan bangunan teknik sipil, Serta mempermudah untuk
pemilihan bentuk pondasi. Yang memenuhi syarat standar keamanan bangunan dan
ekonomis.Sebab kestabilan dan keamanan bangunan tergantung pada kestabilan pondasinya.
2.1 Maksud :
Maksud percobaan adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air tanah
perbandingan antara berat air yang dikandung dan berat kering tanah, dinyatakan dalam
persen.
2.2 Alat :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstanpada 105-110oC.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gr
b. 0,10 gram untuk berat antara 100 gr 1000 gr
c. 1,00gram - untuk berat lebih dari 1000 gr
3. Desicator
4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan karat
2.5 Perhitungan
Berat cawan + tanah basah : W2
Berat cawan + tanah kering : W3
Berat cawan kosong : W1
Berat air/ Ww : W2 W3
Berat tanah kering/Ws : W3-W1
Ww W2W3
Kadar air (w)= = x 100%
Ws W3W1
2.6 Pelaporan
Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian dua angka dibelakang koma.
Catatan
1. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan
dengan cara
a. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organik
atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan bias dilakukan diatas kompor
atau dibakar langsung setelah disiram dengan spiritus. Penimbangan dan pengeringan
dilakukan berulang-ulang, sehingga setelah 3 kali penimbangan terakhir telah tercapai
berat yang konstan.
b. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spiritus, tapi harus
dikeringkan dengan kompor dengan temperature yang tidak lebih dari 60oC.
1 No. Pengujian 1 2 3
2 Berat cawan kosong (a) gram 3,1 3,6
1. WIWID OKTAFYANTO
2.
3.1 Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan
perbandingan antara berat tanah basah dengan volumenya dalam gr/cm3.Pengujian ini dilakukan
secara rutin bersama-sama dengan pengujian lainnya di laboraturium.Pelaksanaan pengujian ini
menggunakan metode silinder tipis yang dimasukkan kedalam tanah, sehingga tidak dapat
dilakukan pada jenis taah berpasir lepas atau terdapat banyak sekali kerikil.
3.2 Alat/bahan
a. Cincin (ring)
b. Jangka sorong
c. Pisau atau spatula
d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
3.5 Perhitungan
Berat isi tanah dapat dihitung sebagai berikut :
Berat cincin : W1 gram
Berat cincin + tanah : W2 gram
Berat tanah : W2-W1 gram
Volume tanah = volume dalam cincin : V cm3
(W2W1)
Berat isi tanah basah :wet= gr/cm3
V
wet
Berat isi tanah kering :dry = gr/cm3
(1+W)
Sampel Satuan
1 2 3
Berat cincin kosong (a) Gram 55.58 60.05 60.08
Berat cincin + tanah basah (b) Gram 165.72 171.5 171.5
Berat tanah basah (v) Gram 110.14 110.97 111.42
Ukuran cicin
- Diameter cm 6.4 6.4 6.3
- Tinggi cm 2 2 2
- Volume cincin cm 205.783 205.783 196.287
Berat isi tanah basah 0.54 0.54 0.57
1. SURI HAYATI
2. YUDI SAFRIYANTO
4.1 Maksud
Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Berat jenis tanah
adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan berat air destilasi diudara dengan volume
yang sama pada temperature tertentu. Biasanya diambil untuk temperature 27,5%.
4.2 Alat/bahan
a. Piknometer, yaitu botol-botol gelas dengan lebar sempit dan dengan tutup (dari gelas)
yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50cc atau lebih besar.
b. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr.
c. Air destilasi bebas udara (dalam wash bottle).
d. Oven dengan suhu dapat diatur pada 105o 110oC.
e. Desicator
f. Termometer
g. Cawan porselen (mortar) dengan posetel (penumbuk berkepala karet) untuk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir-butirnya
sendiri.
h. Alat vacuum atau kompor.
Contoh tanah seberat sekitar 30gr 40gr yanga akan digunakan untuk pemeriksaan
secara duplo (2 percobaan terpisah)
4.5 Hitungan
W
= =
Berat air dan volume yang sama Ww
(21) (210
= (41)(32)
= (21)(34)
3.6 Pelaporan
1..
2..
3. dst (.)
5.1 Maksud
Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair suatu
tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan diperiksa dengan alat
Casagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2m (seperti
yang diuraikan dibawah), menutup sepanjang 12,7m oleh 25 pukulan.
5.2 Alat
a. Alat batas cair Casagrande
b. Alat pembarut (Groving tool)
c. Cawan poselen
d. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau berlapis karet
e. Spartel
f. Saringan no 40
g. Air destilasi dalam botol cuci (whas bottle)
h. Alat-alat pemeriksa kadar air (lihat percobaan no 1)
5.5 Pelaksanaan
a. Taruhlah contoh tanah (sebanyak 100 ) dalam mangkok porselen, campur
rata dengan air destilasi sebanyak 15-20cc. Aduk, tekan-tekan dan tusuk dengan
spatel. Bila perlu tambahkan air secara bertahap, tambah sekitar 1-3cc, aduk,
tekan-tekan dan tusuk-tusuk, tambah air lagi, dan seterusya, sehingga diperoleh
adukan yang benar-benar merata.
b. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan
sekitar 30-40 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut
dalam mangkok casagrande. Gunakan spatel, sebar dan tekan dengan baik,
sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan
tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung terbawah
mangkok. Dengan demikian tebal tanah bagian terdalam akan terdapat 1 cm. jika
ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut kedalam mangkok porselen.
c. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok searah
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris.
Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut.
5.6 Hitungan
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan suatu titik
dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan kadar air sebagai
ordinat (dalam persen dengan skala biasa). Tarik garis lurus penghubung terbaik dari
Catatan
1. Suatu cara pendekatan untuk menghitung batas cair dapat digunakan satu data jumlah
pukulan dan kadar air dan dihitung dengan rumus :
LL = WN (35)0,121
LL = Batas air
N = Jumlah pukulan yang diperlukan untuk menutu alur pada tanah dengan
kadar air WN.
Rumus ini hanya pendekatan dan dapat digunakan untuk harga N antara 15 dan
35.Aduk tanah dengan air harus benar-benar, sehingga apabila percobaan diulangi
paling sedikit 2 kali, harga N yang diperoleh tidak berubah.
2. Dalam pemeriksaan batas air tanah sebaiknya tidak digunakan tanah yang
dikeringkan dalam oven, karena batas air tanah berubah. Sebaiknya digunakan tanah
secara langsung dari lapangan.
3. Dalam percobaan ini, kedua bagian dalam casagrande hrus bertemu karena
mengalirnya tanah dan tidak karena bergesernya tanah terhadap dasar mangkok.
4. Ada dua macam alat pembarut, yaitu alat pembarut casagrande dan yang lebih sesuai
dengan tanah kohesi, sedang alat pembarut ASTM lebih sesuai dengan tanah berpasir.
Kedalaman :.
Jenis Tanah :.
1. AGUNG BIJAKSANA
2. MUJAHIDIN
60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Jumlah Pukulan (N)
6.1 Maksud
Maksud percobaan ini adalah untuk mnentukan batas plastis suatu tanah. Batas
plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen) bagi tanah tersebut
yang masih dalam keadaan plastis. Tanah dalam keadaan plastis, apabila tanah
digiling menjadi batang-batang berdiameter 3mm mulai menjadi retak-retak.indeks
plastisitas suatu tanah adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara
batas cair dan batas plastisnya.
6.2 Alat
a. Cawan porselen
b. Pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala karet atau terbungkus karet
c. Spatel
d. Pelat kaca
e. Sarringan no 40
f. Batang kawat diameter 3mm untuk ukuran pembanding
g. Alat-alat pemeriksa kadar air (lihat pengujian no 1)
6.4 Pelaksanaan
a. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit,aduk sampai
benar-benar merata. Kadar air tanah diberikan adalah sampai bersifat cukup
plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat bila
ditekan dengan jari.
b. Remas dan bentuklah bola atau dibentuk ellipsoida dari contoh tanah seberat
8gr (diameter 13mm). gilingkan benda uji ini di atas plat kaca yang terletak
pada bidang mendatar dibawah jari-jari tanagn dengan yang terletak pada
bidang mendatar dibawah jari-jari tangan dengan tekanan secukupnya
sehingga akan terbentuk batang-batang yang dimeternya rata. Gerakan
menggiling tanah gunakan kecepatan 1/2 detik satu gerakan maju dan mundur.
c. Bila ada penggilingan diameterbatang telah menjadi 3mm (bandingkan
dengan atang kawat pembanding) dan ternyata batang ini masih licin, ambi
dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian kemudian remas seluruhnya
antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen,
selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang berdiameter
3mm, ternyata batangnya masih licin, ulangi lagi remas bentuk menjadi bola
lagi dan giling lagi dst. Samapai batang tanah tampak retak-retak dan tidak
dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil meskipun belum mencapai
diameter 3mm.
6.5 Hitungan
a. Batas plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan tersebut diatas
yang dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut berupa
bilangan bulat terdekat.
b. Hitung indeks plastis tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas
plastisitasnya IP = LL-PL
c. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis karena keadaan tanahnya tidak
dapat diperoleh, laprkan bahwa indeks plastisnya = NP (non plastis).
d. Jika tanahnya banyak berpasir kerjakan pemeriksaan pada plastis terlebih
dahulu daripada batas cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan,
laporkan bahwa tanahnya NP.
e. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan atau lebih besar dari batas
cairnya, juga laporkan bahwa indeks plastisitasnya NP.
Kedalaman :.
Jenis Tanah :.
1. WAHYU NUGROHO
2. ADE MAULANA