Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mekanika Tanah merupakan Ilmu yang mempelajari tentang prilaku tanah serta
pengklasifikasiannya.Ilmu ukur tanah ini selalu digunakan oleh parah ahli bangunan teknik sipil
dalam perencanaan setiap bangunan yang akan dibangun.

Bangunan Teknik sipil biasanya didirikan di atas tanah. Dengan adanya bangunan
tersebut, Maka tanah mengalami pembebanan karena bangunan itu sendiri maupun pembebanan
akibat beban bergerak seperti ( angin, mobil orang dan lain- lain).sehingga mengakibatkan
terjadinya deformasi ( perubahan bentuk ) pada tanah.

Besarnya Deformasi pada tanah tergantung pada bangunan di atasnya serta jenis
tanahnya. Karena setiap tanah memiliki jenis yang berbeda-beda.baik dari ukuran butirannya
maupun struktur lapisan tanah tersebut sesuai dengan pengklasifikasiannya.Untuk itu, Perlunya
pengujian terhadap prilaku tanah yang lengkap akan memberikan keterangan yang cukup bagi
sebuah perencana dalam pembangunan bangunan teknik sipil, Serta mempermudah untuk
pemilihan bentuk pondasi. Yang memenuhi syarat standar keamanan bangunan dan
ekonomis.Sebab kestabilan dan keamanan bangunan tergantung pada kestabilan pondasinya.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 1


BAB II
PENGUJIAN KADAR AIR

2.1 Maksud :
Maksud percobaan adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air tanah
perbandingan antara berat air yang dikandung dan berat kering tanah, dinyatakan dalam
persen.

2.2 Alat :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstanpada 105-110oC.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gr
b. 0,10 gram untuk berat antara 100 gr 1000 gr
c. 1,00gram - untuk berat lebih dari 1000 gr
3. Desicator
4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan karat

2.3 Benda Uji


Contoh tanah (basah) yang akan diperiksa,dengan berat minimum tergantung pada ukuran
terbesar dari butir tanah :
a. Tanah berbutir halus,berat minimum 10gr- 25gr
b. Tanah berpasir berat minimum 50- 100gr
c. Tanah berkerikil lebih banyak

2.4 Prosedur Pelaksanaan


1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat beratnya (=W1 ).
2. Masukan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbang, kemudian bersama tutupnya
timbang (=W2 ).

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 2


3. Dalam keadaan terbuka cawan bersama tanah dimasukan dalam oven (105o-110oC)
selama 16-24 jam. Tutup cawan diserahkan dan jangan sampai tertukar dengan cawan
lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam desikator. Setelah
dingin ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (=W3).

2.5 Perhitungan
Berat cawan + tanah basah : W2
Berat cawan + tanah kering : W3
Berat cawan kosong : W1
Berat air/ Ww : W2 W3
Berat tanah kering/Ws : W3-W1
Ww W2W3
Kadar air (w)= = x 100%
Ws W3W1

2.6 Pelaporan
Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian dua angka dibelakang koma.

Catatan
1. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan
dengan cara
a. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organik
atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan bias dilakukan diatas kompor
atau dibakar langsung setelah disiram dengan spiritus. Penimbangan dan pengeringan
dilakukan berulang-ulang, sehingga setelah 3 kali penimbangan terakhir telah tercapai
berat yang konstan.
b. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spiritus, tapi harus
dikeringkan dengan kompor dengan temperature yang tidak lebih dari 60oC.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 3


2. Pengeringan dengan menggunakan oven
a. Bila diragukan bahwa setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan
dalam oven dilanjutkan beberapa jam pada penimbangan 2 kali yang berturutan harus
beratnya tidak berkurang lagi ( maksimum selisih 0,1% )
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung gips, gunakan
temperature oven sekitar 60-80oC. waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan
digunakan cara seperti tersebut pada 1.a.
c. Tanah pasir dapat kering dalam waktu yang lebih cepat yaitu beberapa jam.
3. Untuk masing-masing contoh tanah harus dipakai cawan-cawan yang diberi tanda dan
tidak boleh sampai tertukar.
4. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan dengan duplo, yaitu digunakan 2 benda uji
dengan 2 cawan, yang hasilnya harus sampai sama,yang kemudian harganya dirata-
ratakan jika selisih harga ke dua percobaan terlalu berbeda, harus diulang.
5. Agar pengeringan dapat berjalan dengan sempurna,maka susunan benda uji dalam oven
harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggum serta saluran udara harus di buka.
6. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanh asli, juga merupakan pelengkap
dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan pemadatan, batas-batas konsistensi,
konsolidasi dan sebagainya.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 4


Tabel 1.

PENGUJIAN KADAR AIR

No. Contoh : Tanggal : 04 05 Agustus 2016


Kedalaman :

1 No. Pengujian 1 2 3
2 Berat cawan kosong (a) gram 3,1 3,6

3 Berat cawan + Tanah basah(b)gram 53.2 55.6

4 Berat cawan + Tanah kering ( c ) gram 47.8 52.7

5 Berat air (b c )Gram 5.4 2.9

6 Berat tanah kering (c-a) gram 44.7 49.1

7 Kadar airW= b-c/c-a . 100% 12.08 5.91

8 Kadar air rata-rata (%) 8.9

Di kerjakan : Kelompok 1 (satu) Diperiksa:

1. WIWID OKTAFYANTO

2.

3. dst (Febrita Susanti ST., M.Eng)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 5


BAB III

PENGUJIAN BERAT ISI TANAH

3.1 Maksud

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan
perbandingan antara berat tanah basah dengan volumenya dalam gr/cm3.Pengujian ini dilakukan
secara rutin bersama-sama dengan pengujian lainnya di laboraturium.Pelaksanaan pengujian ini
menggunakan metode silinder tipis yang dimasukkan kedalam tanah, sehingga tidak dapat
dilakukan pada jenis taah berpasir lepas atau terdapat banyak sekali kerikil.

3.2 Alat/bahan
a. Cincin (ring)
b. Jangka sorong
c. Pisau atau spatula
d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

3.3 Benda Uji


Tanah asli/undistrub dilapangan

3.4 Prosedur Pelaksanaan


a. Ambil cincin, kemudian bersihkan dan timbang beratnya (W1).
b. Letakan bagian yang tajam dipermukaan tanah dan tekan dengan hati-hati sampai
tanahnya masuk keseluruhnya kedalam cincin.
c. Potong dan ratakan kedua sisinya dengan pisau.
d. Bila ada sedikitlubang tambal dengan tanah yang ama

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 6


e. Bersihkan sisa-sisa tanah yang menempel pada abagian luar cincin, kemudian timbang
cincin berisi tanah.
f. Hitung volume tanah engan mengukur ukuran dalam cincin dengan ketelitian 0,01 cm.
g. Peralatan dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya.

3.5 Perhitungan
Berat isi tanah dapat dihitung sebagai berikut :
Berat cincin : W1 gram
Berat cincin + tanah : W2 gram
Berat tanah : W2-W1 gram
Volume tanah = volume dalam cincin : V cm3
(W2W1)
Berat isi tanah basah :wet= gr/cm3
V
wet
Berat isi tanah kering :dry = gr/cm3
(1+W)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 7


3.6 Pelaporan

PENGUJIAN BERAT ISI TANAH

Laporan No. : Tanggal Pengujian : 0405 Agustus 2016


Contoh No. : Petugas :
Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah
Kedalaman :...
Jenis Tanah :...

Sampel Satuan
1 2 3
Berat cincin kosong (a) Gram 55.58 60.05 60.08
Berat cincin + tanah basah (b) Gram 165.72 171.5 171.5
Berat tanah basah (v) Gram 110.14 110.97 111.42
Ukuran cicin
- Diameter cm 6.4 6.4 6.3
- Tinggi cm 2 2 2
- Volume cincin cm 205.783 205.783 196.287
Berat isi tanah basah 0.54 0.54 0.57

Di kerjakan : Kelompok 1 (satu) Diperiksa:

1. SURI HAYATI
2. YUDI SAFRIYANTO

3. dst (Febrita Susanti ST., M. Eng)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 8


BAB IV

PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH

4.1 Maksud

Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Berat jenis tanah
adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan berat air destilasi diudara dengan volume
yang sama pada temperature tertentu. Biasanya diambil untuk temperature 27,5%.

4.2 Alat/bahan

a. Piknometer, yaitu botol-botol gelas dengan lebar sempit dan dengan tutup (dari gelas)
yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50cc atau lebih besar.
b. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr.
c. Air destilasi bebas udara (dalam wash bottle).
d. Oven dengan suhu dapat diatur pada 105o 110oC.
e. Desicator
f. Termometer
g. Cawan porselen (mortar) dengan posetel (penumbuk berkepala karet) untuk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir-butirnya
sendiri.
h. Alat vacuum atau kompor.

4.3 Benda Uji

Contoh tanah seberat sekitar 30gr 40gr yanga akan digunakan untuk pemeriksaan
secara duplo (2 percobaan terpisah)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 9


4.4 Pelaksanaan

a. Piknometer dibersihkan luar dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang (=W1).


b. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselen dengan menggunakan pestel, kemudian
dikeringkan dalam oven. Ambil tanah kering dari oven dan langsung dimasukan dalam
piknometer dengan tutupnya berisi tanah timbang (=W2).
c. Isikan air 10cc kedalam pikinometer, sehingga tanah terendam seluruhnya dan biarkan 2-
10 jam.
d. Tambahkan air destilasi sampai kira-kira setengah atau2/3 penuh. Udara yang
terperangkat diantaranya butir-butir halus dikeluarkan/dihilangkan yang dapat dilakukan
salah satu cara :
Piknometer bersama air dan tanah dimasukan dalam jana tertutup yang divacum
dengan pompa vacuum (tidak melebihi 100mm Hg), sehingga gelembung-
gelembung udara keluar menjadi air bersih.
Piknometer direbus dengan hati-hati sekitar 10 menit dengan sekali-kali
piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara kemudian didinginkan.
e. Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dengan tutup. Bagian luar piknometer
dikeringkan dengan kain kering. Setelah piknometer berisi tanah dan air ditimbang
(=W3). Air dalam piknometer diukur suhunya dengan thermometer (ToC).
f. Piknometer dikosongkan dan dibersihkan kemudian diisi air penuh dengan air destilasi
bebas udara di tutup diluarnya dikeringkan dengan kain kering. Piknometer penuh air
ditimbang (=W4). Hal ini dikerjakan segera setelah no 5.

4.5 Hitungan

1. Berat jenis butir-butir tanah pada suhu toC :

W
= =
Berat air dan volume yang sama Ww

(21) (210
= (41)(32)
= (21)(34)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 10


2. Berat jenis tanah pada temperatur 27,5oC

(27,5) = ()
27,5

Temperatur t0 Berat Jenis Temperatur t0 Berat Jenis


20 0,9982 30 0,9957
21 0,9980 31 0,9954
22 0,9978 32 0,9951
23 0,6676 33 0,6647
24 0,9973 34 0,9944
25 0,9971 35 0,9941
26 0,9968 36 0,9937
27 0,9965 37 0,9934
27,5 0,9964 38 0,9930
28 0,9963 39 0,9926
29 0,9960 40 0,9922

3.6 Pelaporan

PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH

Laporan No. :. Tanggal Pengujian :


Contoh No. :. Petugas :
Lokasi :.
Kedalaman :.
Jenis Tanah :.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 11


1 Piknometer No. I II
2 Berat piknometer kosong W1(gram)
3 Berat piknometer kosong + tanah kering W2(gram)
4 Berat piknometer kosong + tanah + air W3(gram)
5 Berat piknometer kosong + tanah W3(gram)
6 Temperatur tC
7 A = W2 W1
8 B = W3 W4
9 C=AB
10 A
Berat jenisG1 = B
11 Rata rata G1
12 BJ air tC
G untuk 27,5 = G1
BJ air 27,5 C

Di kerjakan : Kelompok.. Diperiksa:

1..

2..

3. dst (.)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 12


BAB V

PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH

5.1 Maksud
Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair suatu
tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan diperiksa dengan alat
Casagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2m (seperti
yang diuraikan dibawah), menutup sepanjang 12,7m oleh 25 pukulan.

5.2 Alat
a. Alat batas cair Casagrande
b. Alat pembarut (Groving tool)
c. Cawan poselen
d. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau berlapis karet
e. Spartel
f. Saringan no 40
g. Air destilasi dalam botol cuci (whas bottle)
h. Alat-alat pemeriksa kadar air (lihat percobaan no 1)

5.3 Benda Uji


Contoh benda yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak kurang lebih
100gr.Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih
besar dari 0,425mm (yang tertahan oleh saringanno 40) untuk contoh tanah yang memang
tidak mengandung butir-butir kasar dari 0,425mm dapat langsung diperiksa batas cairnya
tanpa pemeriksaan terlebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar
mula-mula keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu kurang

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 13


dari 60) secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan saringan.Pecahkan gumpalan-
gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar atau dengan pestel (penumbuk/penggerus)
dengan kepala pembungkus karet, sehingga butiran cair yang rusak.Kemudian saringan
dengan saringan no 40.Bagian yang tertahan saringan no 40 disingkirkan dan bagian yang
lewat saringan digunakan sebagai benda uji.

5.4 Persiapan Alat


a. Periksa alat casagrande yang digunakan,bahwa dalam keadaan dan dapat bekerja
dengan baik, baut-baut yang tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus
sehingga mangkok goyang, tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa
pembarut mempunyai ukuran-ukuran yang benar.
b. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akat terangkat setinggi 1cm. Gunakan
pegangan alat pembarut sebagai pengukur. Bila tidak benar perbaiki setelahnya.

5.5 Pelaksanaan
a. Taruhlah contoh tanah (sebanyak 100 ) dalam mangkok porselen, campur
rata dengan air destilasi sebanyak 15-20cc. Aduk, tekan-tekan dan tusuk dengan
spatel. Bila perlu tambahkan air secara bertahap, tambah sekitar 1-3cc, aduk,
tekan-tekan dan tusuk-tusuk, tambah air lagi, dan seterusya, sehingga diperoleh
adukan yang benar-benar merata.
b. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan
sekitar 30-40 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut
dalam mangkok casagrande. Gunakan spatel, sebar dan tekan dengan baik,
sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan
tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung terbawah
mangkok. Dengan demikian tebal tanah bagian terdalam akan terdapat 1 cm. jika
ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut kedalam mangkok porselen.
c. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok searah
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris.
Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 14


Untuk menghindari terjadinya alur yang tidak baik dan tajam dengan ukuran
sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari terjadinya alur yang tidak baik
atau tergesernya tanah dalam mangkok, barutlah dengan gerakan maju dan
mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit lebih dalam.
d. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya
dengan kecepatan 2 putaran perdetik, sampai kedua bagian tanah bertemu
sepanjang kira-kira 12,7 mm (1/2). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan
tersebut.
e. Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara
30 dan 40 kali, berarti tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok
Cassagranda ke cawan porselen, tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduklah
seperti tadi sampai merata.
f. Cucilah mangkok Casagrande dengan air,kemudian keringkan dengan kain
kering. Kemudian ulangi pekerjaan seperti tersebut pada point.b sampai dengan
point.d
g. Ambilah segera dari mangkok sebagian tanah menggunakan spatel secara
melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah
kadar air tanah tersebut (lihat percobaan point a)
h. Ambilah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan
porselen, tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok.
i. Ulangi pekerjaan pada nomor-nomor b,c,d,g dan h sehingga diperoleh 3 atau 4
data hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35 pukulan
dengan masing-masing selisihnya hamper sama. Percobaan ini harus dilaksanakan
dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair.

5.6 Hitungan
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan suatu titik
dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan kadar air sebagai
ordinat (dalam persen dengan skala biasa). Tarik garis lurus penghubung terbaik dari

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 15


titik-titik yang diperoleh pad perpotongan garis penghubung tersebut dengan garis
vertical 25 pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai bilangan bulat yag terdekat.

Catatan
1. Suatu cara pendekatan untuk menghitung batas cair dapat digunakan satu data jumlah
pukulan dan kadar air dan dihitung dengan rumus :

LL = WN (35)0,121

LL = Batas air

N = Jumlah pukulan yang diperlukan untuk menutu alur pada tanah dengan
kadar air WN.

Rumus ini hanya pendekatan dan dapat digunakan untuk harga N antara 15 dan
35.Aduk tanah dengan air harus benar-benar, sehingga apabila percobaan diulangi
paling sedikit 2 kali, harga N yang diperoleh tidak berubah.

2. Dalam pemeriksaan batas air tanah sebaiknya tidak digunakan tanah yang
dikeringkan dalam oven, karena batas air tanah berubah. Sebaiknya digunakan tanah
secara langsung dari lapangan.
3. Dalam percobaan ini, kedua bagian dalam casagrande hrus bertemu karena
mengalirnya tanah dan tidak karena bergesernya tanah terhadap dasar mangkok.
4. Ada dua macam alat pembarut, yaitu alat pembarut casagrande dan yang lebih sesuai
dengan tanah kohesi, sedang alat pembarut ASTM lebih sesuai dengan tanah berpasir.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 16


4.7 Pelaporan

Laporan No. :. Tanggal Pengujian : 04-05 Agustus 2016

Contoh No. :. Petugas :

Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah

Kedalaman :.

Jenis Tanah :.

PENGUJIAN BATAS CAIR

Ketukan 15-25 (16 Ketukan)


No. Sampel Satuan
1 2 3
1 Berat cawan kosong (a) Gram 3,4 3,4
Berat cawan + tanah basah (b) Gram 23,1 20.05
Berat cawan + tanah kering Gram 13.5 12.7
Kadar air (w) % 95.1 79
Kadar air rata-rata % 87

Ketukan 15-25 (21 Ketukan)


Sampel Satuan
1 2 3
2 Berat cawan kosong (a) Gram 3.4 3.7
Berat cawan + tanah basah (b) Gram 13.7 17.4
Berat cawan + tanah kering Gram 9.1 11.1
Kadar air (w) % 80.7 85.1
Kadar air rata-rata % 82.9

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 17


Ketukan 25-40 (33 Ketukan)
Sampel Satuan
1 2 3
3 Berat cawan kosong (a) Gram 3.4 3.8
Berat cawan + tanah basah (b) Gram 18.5 20.04
Berat cawan + tanah kering Gram 11.7 13
Kadar air (w) % 81.9 76.5
Kadar air rata-rata % 79.2

Ketukan 25-40 (39 Ketukan)


Sampel Satuan
1 2 3
4 Berat cawan kosong (a) Gram 3.6 3.6
Berat cawan + tanah basah (b) Gram 17.7 19
Berat cawan + tanah kering Gram 11.5 12.09
Kadar air (w) % 78.4 65.6
Kadar air rata-rata % 72

Di kerjakan : Kelompok 1 (satu) Diperiksa:

1. AGUNG BIJAKSANA

2. MUJAHIDIN

3. dst (Febrita Susanti ST., M.Eng)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 18


KURVA BATAS CAIR

KURVA BATAS CAIR


100
90
81
80
70 LL = 81
Kadar Air (%)

60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Jumlah Pukulan (N)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 19


BAB VI

PENGUJIAN BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS

6.1 Maksud
Maksud percobaan ini adalah untuk mnentukan batas plastis suatu tanah. Batas
plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen) bagi tanah tersebut
yang masih dalam keadaan plastis. Tanah dalam keadaan plastis, apabila tanah
digiling menjadi batang-batang berdiameter 3mm mulai menjadi retak-retak.indeks
plastisitas suatu tanah adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara
batas cair dan batas plastisnya.

6.2 Alat
a. Cawan porselen
b. Pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala karet atau terbungkus karet
c. Spatel
d. Pelat kaca
e. Sarringan no 40
f. Batang kawat diameter 3mm untuk ukuran pembanding
g. Alat-alat pemeriksa kadar air (lihat pengujian no 1)

6.3 Benda Uji


Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanayak 15gr-20gr.
Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar
dari 0,425mm (yang tertahan oleh saringan no 40).Untuk contoh tanah yang memang
tidak mengandung butir-butir kasar lebih besar dari 0,425mm dapat langsung
diperiksa tanpa persiapan terlebih dahulu.Apabila contoh tanah mengandung butir-
butir kasar mula-mula keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering suhu
kurang dari 60oC) secukupnya saja sampai gumpalan-gumpalan mudah diremuk

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 20


kemudian disaring.Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar
dengan menggunakan pestel (penumbuk/penggerus) berkapala karet/terbungkus
sehingga menjadi butiran-butiran, tetapi butir-butir tanah tidak rusak. Bagian yang
akan tertahan sehingga saringan n0 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan
digunakan sebagai benda uji. Penyiapan benda uji sama dengan pada penyiapan untuk
pemeriksaan batas cair, sehingga bila pemeriksaan batas cair dan batas plastis kedua-
keduanya dilakukan,persiapan dapat dilakukan bersama.

6.4 Pelaksanaan
a. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit,aduk sampai
benar-benar merata. Kadar air tanah diberikan adalah sampai bersifat cukup
plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat bila
ditekan dengan jari.
b. Remas dan bentuklah bola atau dibentuk ellipsoida dari contoh tanah seberat
8gr (diameter 13mm). gilingkan benda uji ini di atas plat kaca yang terletak
pada bidang mendatar dibawah jari-jari tanagn dengan yang terletak pada
bidang mendatar dibawah jari-jari tangan dengan tekanan secukupnya
sehingga akan terbentuk batang-batang yang dimeternya rata. Gerakan
menggiling tanah gunakan kecepatan 1/2 detik satu gerakan maju dan mundur.
c. Bila ada penggilingan diameterbatang telah menjadi 3mm (bandingkan
dengan atang kawat pembanding) dan ternyata batang ini masih licin, ambi
dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian kemudian remas seluruhnya
antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen,
selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang berdiameter
3mm, ternyata batangnya masih licin, ulangi lagi remas bentuk menjadi bola
lagi dan giling lagi dst. Samapai batang tanah tampak retak-retak dan tidak
dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil meskipun belum mencapai
diameter 3mm.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 21


d. Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus tersebut dan segera
lakukan pemeriksaan kadar airnya (lihat percobaan no 1).

6.5 Hitungan
a. Batas plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan tersebut diatas
yang dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut berupa
bilangan bulat terdekat.
b. Hitung indeks plastis tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas
plastisitasnya IP = LL-PL
c. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis karena keadaan tanahnya tidak
dapat diperoleh, laprkan bahwa indeks plastisnya = NP (non plastis).
d. Jika tanahnya banyak berpasir kerjakan pemeriksaan pada plastis terlebih
dahulu daripada batas cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan,
laporkan bahwa tanahnya NP.
e. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan atau lebih besar dari batas
cairnya, juga laporkan bahwa indeks plastisitasnya NP.

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 22


6.6 Pelaporan

Laporan No. :. Tanggal Pengujian : 04-05Agustus 2016

Contoh No. :. Petugas :

Lokasi : Laboratorium Mekanika Teknik

Kedalaman :.

Jenis Tanah :.

PENGUJIAN BATAS PLASTIS

1 No. Cawan timbang 1 2 3


2 Berat cawan kosong (a) gram 3.8 3.45 3.9

3 Berat cawan + tanah basah (b) gram 4,9 4.5 4.2

4 Berat cawan + tanah kering (c) gram 4.5 4.1 4.1

Berat tanah kering ( c a ) 0.7 0.65 0.2

Kadar airW = b-c/c-a x 100% 57.1 61.5 50

Batas plastis % 56.2

Di kerjakan : Kelompok 1 (satu) Diperiksa:

1. WAHYU NUGROHO
2. ADE MAULANA

3. dst (Febrita Susanti ST., M.Eng)

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 23


Dokumentasi

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I 24

Anda mungkin juga menyukai