Anda di halaman 1dari 18

METODE TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI

Dibuat untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Manajemen Operasional

Kelompok : 1. Hanna Chintia NIM 030215554

2. Winda Yayu Nurseha NIM 030215548

3. Dika Megianty NIM 030215569

4. Muhamad Al Hadi NIM 030215571

5. Ahmad Arif Arfan NIM 030215644

Kelas : Manajemen Pagi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR. KHEZ MUTTAQIEN

Jl. Kol. K. Singawinata No. 83 Telp./Fax. (0264) 217612 Purwakarta 41111

PURWAKARTA

2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. A. Pengertian Siklus Hidup Produk ( Product Life Cycle ) .. 2
B. B. Karakteristik Siklus Hidup Produk 6
C. C. Studi Kasus............................................................................................ 8
BAB III PENUTUP......................................................................................... 14
A. Kesimpulan............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah - Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Metode
Transportasi dan Distribusi. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih ada kelemahan dan kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kami harap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Purwakarta, 23 Maret 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu


produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju
beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, pada biaya transport minimum.
Karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi
permintaanya dari satu atau lebih sumber. Asumsi dasar model ini adalah bahwa
biaya transport pada suatu rute tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang
dikirimkan. Unit yang dikirimkan sangat tergantung pada jenis produk yang
diangkut. Yang penting, satuan penawaran dan permintaan akan barang yang
diangkut harus konsisten.

Metode Transportasi dan distribusi terbagi ke dalam tiga metode yaitu metode
North West Corner (NWC), Vogel Approximation Method (VAM), dan Metode
Inspeksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode transportasi ?
2. Apa saja metode dalam penyelesaian metode transportasi ?
3. Bagaimana studi kasus tentang metode transportasi ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian metode transportasi.
2. Untuk mengetahui saja metode dalam penyelesaian metode transportasi.
3. Untuk mengetahui studi kasus tentang metode transportasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Transportasi


Model transportasi merupakan bagian dari program linear. Tujuan dari model
transportasi ini adalah untuk mengoptimalkan jumlah pengiriman ke tujuan dalam
sekali pengiriman, sehingga dapat menekan biaya serendah mungkin atau
mencapai jumlah laba yang maksimal.
Program linear adalah suatu model umum yang jamak dipakai untuk
menyelesaikan masalah pengalokasian sumber daya yang terbatas secara optimal,
mencangkup perencanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dengan
menggunakan anggapan-anggapan hubungan linear, untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama atau sejenis ke
tempat tujuan secara optimal.
Distribusi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa
tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal yang masing-masing dapat
memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda. Dengan menggunakan metode
transportasi, dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat
meminimalkan total biaya transportasi. Selain untuk mengatur distribusi pengiriman
barang, metode transportasi juga dapat digunakan untuk masalah lain, seperti
penjadwalan dalam proses produksi agar memperoleh total waktu proses pengerjaan
yang terendah, penempatan persediaan agar mendapatkan total biaya persediaan
terkecil, atau pembelanjaan modal agar mendapatkan hasil investasi yang terbesar.
Dalam kaitannya dengan perencanaan fasilitas, metode transportasi dapat digunakan
untuk memilih suatu lokasi yang dapat meminimalkan total biaya operasi. Suatu
perusahaan memerlukan pengelolaan data dan analisis kuantitatif yang akurat, cepat
serta praktis dalam penggunaannya. Dalam perhitungan secara manual
membutuhkan waktu yang lebih lama, sementara pertimbangan efisiensi waktu
dalam perusahaan sangat diperhatikan. Dengan demikian diperlukan adanya suatu
alat, teknik maupun metode yang praktis, efektif dan efisien untuk memecahkan
permasalahan tersebut.
Pada model transportasi, yang harus diperhatikan adalah bahwa total
kuantitas pada seluruh baris harus sama dengan total kuantitas pada seluruh kolom,
jika tidak, maka perlu ditambahkan kuantitas dummy.

Karakteristik dari metode transportasi adalah:

1. Suatu barang dipindahkan (transported), dari sejumlah sumber ke tempat


tujuan dengan biaya seminimum mungkin, dan
2. Atas barang tersebut tiap sumber dapat memasok suatu jumlah yang tetap
dan tiap tempat tujuan mempunyai jumlah permintaan yang tetap.

Model dari metode trasportasi dapat digambarkan seperti yang tertera pada
Gambar 1.

Keterangan Gambar 1:

a1, a2, ..., am = Jumlah supply (pasokan) pada sumber ke 1, 2, ..., m.


bA, bB, ..., bn = Jumlah demand (permintaan) pada sumber ke A, B, ..., n.
c1A, ..., cmn = Biaya yang terjadi akibat perpindahan dari sumber ke
tujuan (dari sumber 1 ke A, ..., dari sumber m ke n).
x1A, ..., xmn = Jumlah yang terjadi akibat perpindahan dari sumber ke
tujuan (dari sumber 1 ke A, ..., dari sumber m ke n).

Untuk membantu penyelesaian masalah metode transportasi, digunakan alat


bantu berupa tabel seperti yang tertera pada tabel 1 yang disebut tabel tansportasi.
Tabel 1 Tabel Model Transportasi
Kapasitas
DESTINATION origin per
ORIGIN
periode
D1 D2 D3 Dn waktu
c11 c12 c13 C1n
O1 b1
X11 X12 X13 X1n
c21 c22 c23 C2n
O2 b2
X21 X22 X23 X2n
Cm1 Cm2 Cm3 cmn
Om bm
Xm1 Xm2 Xm3 Xmn

Permintaan tujuan per d1 d2 d3 dn


periode waktu

Keterangan :
Om = Origin (asal)
Dn = Destination (tujuan)
cmn = biaya pengangkutan 1 unit barang dari asal m ke tujuan n
xmn = banyak unit barang yang diangkut dari asal m ke tujuan n
dn = permintaan tujuan per periode waktu
bm = kapasitas origin per periode waktu

Jika m adalah jumlah baris dan n adalah jumlah kolom dalam suatu masalah
transportasi, kita dapat menyatakan masalah secara lengkap dengan m+n-1 persamaan.
Ini berarti bahwa suatu penyelesaian dasar yang memenuhi persyaratan dari suatu
masalah transportasi hanya memiliki m+n-1 komponen-komponen positif.

Pendekatan model transportasi


Model transportasi terdiri atas 3 langkah dasar :
Langkah 1 : melibatkan penentuan pengiriman awal, sedemikian rupa sehingga
diperoleh solusi dasar yang memenuhi syarat. Ini berarti bahwa m+n-1
sel atau rute dari matriks transformasi digunakan untuk tujuan
pengangkutan. Sel yang digunakan untuk pengangkutan disebut sel yang
ditempati, sedang sel lainnya dari matriks transportasi akan
disebut sel kosong.
Langkah 2 : bertujuan menentukan biaya kesempatan (opportunity
cost) yang berkaitan dengan sel kosong. Biaya kesempatan
dari sel kosong dapat dihitung untuk setiap sel kosong
tersendiri, atau dihitung untuk semua sel kosong secara
keseluruhan. Jika biaya kesempatan dari semua sel kosong
tidak positif, maka telah diperoleh solusi optimal. Di lain
pihak, jika terdapat hanya satu sel saja memiliki biaya
kesempatan bernilai positif, solusi pasti belum optimal dan
kita harus melangkah ketiga.
Langkah 3 : melibatkan penentuan solusi dasar yang memenuhi syarat,
baru dan lebih baik. Sekali solusi dasar yang baru dan
memenuhi syarat telah dicapai, kita ulangi langkah 2 dan
langkah 3 sampai suatu solusi optimal telah ditentukan.
Sebelum masuk ke dalam penyelesaian model transportasi, sesuai
langkah pertama harus ditentukan dahulu solusi awalnya. Ada beberapa
cara menentukan solusi awal, yaitu :
1. Metode North West Corner (NWC).
2. Metode Least Cost (LC).
3. Metode Vogels Approximation Method (VAM)

B. Beberapa Metode dalam Penyelesaian Transportasi


1. Metode North West Corner (NWC)
Metode North West Corner (NWC) merupakan metode untuk
menyusun tabel awal dengan cara mengalokasikan distribusi
barang mulai dari sel yang terletak pada sudut paling kiri atas.
Langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah transportasi
dengan menggunakan metode ini, adalah sebagai berikut :
a) Pengisian sel/kotak dimulai dari ujung kiri atas.
b) Alokasi jumlah maksimum (terbesar) sesuai syarat sehingga
layak untuk memenuhi permintaan.
c) Bergerak ke kotak sebelah kanan, bila masih terdapat
supalai yang cukup. Jika tidak, bergerak ke kotak
dibawahnya sesuai dengan demand. Lalu bergerak terus
hingga suplai habis dan demand terpenuhi.

2. Metode Vogels Approximation Method (VAM)


Metode ini didasarkan atas suatu beda kolom dan suatu
beda baris, yang menentukan beda antara dua ongkos. Setiap beda
dapat dianggap sebagai penalti karena tidak menggunakan rute
termurah. Setelah dilakukan perhitungan penalti sesuai metode
pendekatan Vogel, ditentukanlah penalti tertinggi. Baris atau
kolom berkaitan dengan penalti tertinggi, akan dijadikan alokasi
yang pertama.
Alokasi pertama ini ditempatkan pada sel dengan penalti
tertinggi pada baris atau kolom yang berkaitan dengan biaya
termurah. Alokasi pertama ini menentukan baris atau kolom mana
yang akan dihapus dari matriks transportasi, akibat terpenuhinya
keperluan dari alokasi pertama tadi.
Metode ini memiliki kelemahan dikarenakan harus
melakukan perhitungan-perhitungan yang banyak, sebelum
tercapainya solusi dasar yang memenuhi syarat. Akan tetapi,
metode pendekatan Vogel dapat menghasilkan biaya
pengangkutan yang jauh lebih murah dibanding dengan
menggunakan metode pojok barat-laut (North West Corner).
Langkah langkah penggunaan VAM :
Menyusun kebutuhan,kapasitas masing-masing sumber dan
biaya pengangkutan ke dalam matriks
Mencari perbedaan dari dua biaya terkecil (dalam nilai
absolut), yaitu biaya terkecil dan terkecil kedua untuk tiap
baris dan kolom pada matriks
Memilih 1 nilai perbedaan-perbedaan yang terbesar
diantara semua nilai perbedaan pada kolom dan baris.
Isikan pada salah satu segi empat yang termasuk dalam
kolom atau baris terpilih, yaitu pada segi empat yang
biayanya terendah diantara segi empat lain pada
kolom/baris tersebut. Isiannya sebanyak mungkin yang bisa
dilakukan
Hilangkan baris/kolom yang terpilih karena baris/kolom
tersebut telah diisi sepenuhnya (kapasitas penuh) sehingga
tidak mungkin untuk diisi lagi. Kemudian perhatikan kolom
dan baris yang belum terisi/teralokasi
Tentukan kembali perbedaan (selisih) biaya pada langkah
ke 2 untuk kolom dan baris yang belum terisi. Ulangi
langkah 3 sampai 5, sampai semua baris dan kolom
sepenuhnya teralokasi

3. Metode Inspeksi
Merupakan metode untuk menyusun tabel awal dengan cara
pengalokasian distribusi barang dari sumber ke tujuan mulai
dari sel yang memiliki biaya distribusi terkecil.
Aturannya
1. Pilih sel yang biayanya terkecil
2. Sesuaikan dengan permintaan dan kapasitas
3. Pilih sel yang biayanya satu tingkat lebih besar dari sel
pertama yang di pilih
4. Sesuaikan kembali, cari total biaya

C. Studi Kasus
Suatu perusahaan semen mempunyai tiga pabrik di tiga tempat yang
berbeda, yaitu pabrik W, pabrik H, dan pabrik P dengan kapasitas masing-
masing 90, 60, dan 50 ton/bulan. Produk semen yang dihasilkan di kirim
ketiga lokasi penjualan, yaitu G1, G2, dan G3 dengan permintaan
penjualan masing-masing 50, 110, dan 40.
Ongkos angkut (Rp 000 per ton semen) dari masing-masing pabrik ke
lokasi penjualan adalah sebagai berikut :
G1 G2 G3
Pabrik W 20 5 8
Pabrik H 15 20 10
Pabrik P 25 10 19

Bagaimana cara perusahaan mengalokasikan pengiriman semen dari ketiga


pabrik ke tiga lokasi penjualan agar biaya pengiriman minimum?
Jawab :
Representasi dalam bentuk tabel :

Ke G1 G2 G3 Kapasiats
Dari pabrik
Pabrik W 20 5
90
8
X11 X12 X13
Pabrik H 20 10 60
15
X21
X22 X23
Pabrik P 25 10 19
50
X31 X32 X33
Kebutuhan 50 110 40 200

1. Metode North West Corner (NWC)


Alokasi jumlah maksimum (terbesar) sesuai syarat sehingga layak
untuk memenuhi permintaan.

Ke G1 G2 G3 Kapasiats
Dari pabrik
Pabrik W 20 5
90
8
50 40
Pabrik H 20 10 60
15
60
Pabrik P 25 10 19
50
10 40
Kebuttuhan 50 110 40 200
Karena semua telah teralokasi maka telah dicapai solusi optimal. Sehingga
alokasi optimal dari metode NWC adalah xWG1 = 50, xWG2 = 40, xWG3= 0,
xHG1= 0, xHG2= 60, xHG3= 0, xPG1= 0, xPG2= 10, dan xPG3= 40.

Menghitung biaya pengiriman yang harus dikeluarkan dengan persamaan


sebagai berikut :
Min Z = 20xWG1 + 5xWG2 + 8xWG3+ 15xHG1 + 20xHG2 + 10xHG3 +
25 xPG1 + 10xPG2 + 19xPG3
Min Z = 20(50) + 5(40) + 8(0) + 15(0) + 20(60) + 10(0) + 25(0) + 10(10)
+ 19(40)
Min Z = 5960.
Jadi biaya pengiriman (transportasi) adalah sebesar $5960.

2. Metode Vogels Approximation Method (VAM)


Tabel 1
Ke G1 G2 G3 Kapasiats
Dari pabrik
Pabrik W 20 5
90
8
X11 X12 X13
Pabrik H 20 10 60
15
X21
X22 X23
Pabrik P 25 10 19
50
X31 X32 X33
Kebutuhan 50 110 40 200

Langkah selanjutnya :
Mencari perbedaan dari dua biaya terkecil (dalam nilai absolut), yaitu biaya
terkecil dan terkecil kedua untuk tiap baris dan kolom pada matriks.
Misalkan pada baris W, biaya angkut terkecil = Rp 5,- dan nomor dua dari yang
terkecil = Rp 8,- Jadi nilai baris W= 8-5 = 3

Demikian seterusnya nilai-nilai yang lain:


Baris H = 15 10 = 5
Baris P = 19 10 = 9
Kolom G1 = 20 15 = 5
Kolom G2 = 10 5 = 5
Kolom G3= 10 8 = 2
Tabel 2
Ke G1 G2 G3 Kapasitas Perbedaan
Dari pabrik Baris
Pabrik W 20 5 8 90 3

Pabrik H 15 20 10 60 5

Pabrik P 25 10 19 50 9

Kebutuhan 50 110 40 Pilihan pabrik PG2 = 50


Hilangkan kolom P
Perbedaan 5 5 2
Kolom

Dalam hal ini baris pabrik P memiliki perbedaan yang paling besar, yaitu 9.
Biaya angkut dari pabrik PG1 = 25, PG2 = 10, dan PG3 = 19, sehingga baya
angkut terkecil adalah PG2 = 10. Sehigga sel/kotak PG2 diisi sesuai kapasitas
pabrik yaitu 50.
Lalu hilangkan baris pabrik P karena telah terisi penuh sesuai kapasitas pabrik.
Tabel 3
Ke G1 G2 G3 Kapasitas Perbedaan
Dari pabrik Baris
Pabrik W 20 5 8 90 3

Pabrik H 15 20 10 60 5

Kebutuhan 50 60 40 Pilihan pabrik WG2 = 60


Hilangkan baris G2
Perbedaan 5 15 2
Kolom
Tabel 4
Ke G1 G3 Kapasitas Perbedaan
Dari pabrik Baris
Pabrik W 20 8 30 12

Pabrik H 15 10 60 5

Kebutuhan 50 40 Pilihan pabrik WG3 = 30


Hilangkan baris W
Perbedaan 5 2
Kolom

Tabel 5
Ke G1 G3 Kapasitas
Dari pabrik
Pabrik H 15 10 60

Kebutuhan 50 10 Pilihan
XHG1 = 50
XHG2 = 10

Jadi matriks alokasi dengan metode Vogels Approximation Method (VAM)


adalah sebagai berikut :
Ke G1 G2 G3 Kapasiats
Dari pabrik
Pabrik W 20 5
90
8
50 60 30
Pabrik H 20 10 60
15
10
Pabrik P 25 10 19
50
50
Kebuttuhan 50 110 40 200
Setelah terisi semua, maka biaya transportasi yang harus dibayar adalah= 60
(5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) = $1890.

3. Metode inspeksi
Tabel awal
Ke G1 G2 G3 Kapasiats
Dari pabrik
Pabrik W 20 5
90
8
X11 X12 X13
Pabrik H 20 10 60
15
X21
X22 X23
Pabrik P 25 10 19
50
X31 X32 X33
Kebutuhan 50 110 40 200

Langkah selanjutnya :
Ke G1 G2 G3 Kapasiats
Dari pabrik
Pabrik W 20 5
90
8
90
Pabrik H 15 20 10 60

50 10
Pabrik P 25 10 19
50
20 30
Kebuttuhan 50 110 40 200

Setelah terisi semua, maka biaya transportasi yang harus dibayar adalah
= 90(5) + 10 (10) + 20 (10) + 50 (15) + 30 (19) = $4770.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Model transportasi merupakan bagian dari program linear. Tujuan dari


model transportasi ini adalah untuk mengoptimalkan jumlah pengiriman ke tujuan
dalam sekali pengiriman, sehingga dapat menekan biaya serendah mungkin
atau mencapai jumlah laba yang maksimal.

Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur


distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama atau sejenis
ke tempat tujuan secara optimal.

Metode Transportasi dan distribusi terbagi ke dalam tiga metode yaitu


metode North West Corner (NWC), Vogel Approximation Method (VAM), dan
Metode Inspeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Sri Mulyono, Riset Operasi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
2002

https://www.academia.edu/6533067/Model_Transportasi_Teori

Anda mungkin juga menyukai