Pendahuluan, 1
Pendahuluan, 1
LINGKUNGAN
Diusulkan Oleh:
SEMARANG
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
yang berjudul Refreshing Desalination Cup Technology ( Rdc - Tech)
Teknologi Pemurnian Air Laut untuk Mendukung Ketersediaan Air Bersih
Masyarakat Miskin Kota Semarang dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Wara Dyah Pita Rengga, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak Dhoni Hartanto, S.T, M.T, Msc selaku dosen pendamping.
3. Rekan-rekan mahasiwa.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dari awal sampai terselesaikannya karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca. Penulis juga berharap agar karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca juga bagi pihak lain yang memerlukannya.
Amiin.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ............................................................................................ i
Lembar Pengesahan ....................................................................................... ii
Lembar Orisinalitas ....................................................................................... iii
Kata Pengantar .............................................................................................. iv
Daftar isi.......................................................................................................... v
Daftar Gambar ............................................................................................... vi
Abstrak ............................................................................................................ vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3.Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4.Manfaat ................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Microcontroller .................................................................................... 3
2.2. LCD 20 x 4 ........................................................................................... 4
2.3. Sensor jarak ultrasonik SR-04 .............................................................. 4
2.4. Water Level Sensor ............................................................................... 5
2.5. LCD dan Modul I2C............................................................................. 6
2.6. Motor AC ............................................................................................. 6
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Analisis Metode Penelitian ................................................................... 7
3.2. Metode Penelitian ................................................................................. 7
3.3. Jenis Data ............................................................................................. 7
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 7
3.5. Tahap Analisis Data ............................................................................. 7
3.6. Tahap Hasil Analisis Data .................................................................... 7
3.7. Langkah langkah Penelitian .............................................................. 8
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Rangkaian Prototype Penyiram Tanaman Otomatis ............................ 9
4.2. Analisis Pengkondisian ....................................................................... 10
4.3. Hasil Prototype Automatic Watering System (Awas)............................. 11
iv
4.4. Pembahasan .......................................................................................... 11
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan............................................................................................... 13
5.2. Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
Lampiran 1. Langkah Pembuatan Prototype .................................................... 15
Lampiran 2. Source Code Automatic Watering System .................................. 18
Lampiran 3. Biodata Peserta ............................................................................ 23
DAFTAR GAMBAR
v
REFRESHING DESALINATION CUP TECHNOLOGY ( RDC -
TECH) TEKNOLOGI PEMURNIAN AIR LAUT UNTUK
MENDUKUNG KETERSEDIAAN AIR BERSIH
MASYARAKAT MISKIN KOTA SEMARANG
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Krisis air merupakan risiko global nomor satu berdasarkan dampak
kepada masyarakat secara langsung dalam satu dekade mendatang. World
Economic Forum menjelaskan bahwa pada 663 juta orang terdapat 1:10
mengalami kekurangan akses air bersih. Berdasarkan Risks- Trend
Interconnections Map, krisis air disebabkan oleh penurunan kualitas
lingkungan, perubahan iklim, dan urbanisasi sehingga tergolong menjadi
ketidakstabilan ekonomi dan sosial yang konkrit (water.org). Sementara itu,
sebanyak 119 juta masyarakat atau 3,1% rumah tangga dari keseluruhan data
pengguna air bersih di Indonesia mengalami kesulitan akses sehingga
membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk mendapatkan sumber air
bersih dalam kualitas dan kuantitas yang layak (Pustra-Dep. PU, 2007).
Selain itu, pada tahun 2015 kebutuhan air di Jawa Tengah baru
mencapai 75,76% di perkotaan, dan 68% di pedesaan, sedangkan sebenarnya
ketersediaan air minum merupakan kebutuhan pokok
(www.suaramerdeka.com). Krisis air dialami pada zona kritis di kawasan
Bandarharjo Kota Semarang. Berdasarkan rekomendasi teknis Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah, pengambilan air di zona kritis hanya
diijinkan untuk air minum dan rumah tangga dengan debit maksimal 100m3/
hari pada kedalaman lubang lebih dari 30 meter. Sehingga warga harus
membeli air sumur artetis. Hal tersebut berdampak pada masyarakat
khususnya masyarakat miskin yang akan semakin kesulitan dalam pemenuhan
kebutuhannya (www.metrosemarang.com).
Sedangkan di Indonesia yang merupakan negara terpadat keempat di
dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan memiliki 255 juta
penduduk, tingkat pendapatan rata-rata telah meningkat secara dramatis
selama 20 tahun terakhir. Namun di tahun 2014, lebih dari 33,4 juta penduduk
Indonesia kekurangan air bersih dan 99.7 juta kekurangan akses ke
peningkatan fasilitas sanitasi [water.org].
1
Semarang memiliki daerah pesisir yang luas, sehingga berpotensi dalam
pengolahan air laut. Namun pada tahun 2016, air laut di daerah Kaligawe
Kota Semarang, air laut kurang dioptimalkan secara baik. Hal tersebut
ditandai dengan adanya penurunan tanah, rob air laut, polusi, dan urbanisasi
yang terus meningkat (www.metrosemarang.com).
Sehingga dibutuhkan solusi jitu untuk menyelesaikan permasalahan
konkrit tersebut. Maka tercetuslah Refreshing Desalination Cup Technology
(RDC - Tech) sebagai inovasi teknologi pemurnian air laut untuk
mendukung ketersediaan air bersih masyarakat miskin Kota Semarang.
1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan solusi dalam masalah penyediaan air bersih masyarakat
miskin di Kota Semarang.
2. Mengimplementasikan program penyediaan air bersih melalu pemurnian
air laut.
3. Mengembangkan konsep Refreshing Desalination Cup Technology
(RDC - Tech) sebagai inovasi teknologi pemurnian air laut untuk
mendukung ketersediaan air bersih masyarakat miskin Kota Semarang.
1.3.Manfaat Penulisan
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah
dan masyarakat diantaranya:
1. Sebagai referensi mengenai konsep pemanfaatan sumber daya alam yang
melimpah untuk mengatasi masalah krisis air bersih pada masyarakat
miskin Kota Semarang.
2. Mendukung program pemerintah dalam penguatan sektor maritim dengan
pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahrteraan masyarakat.
3. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mendapatkan air yang
berkualitas baik, bersih, dan sehat untuk dikonsumsi sehari - hari.
4. Memberikan wawasan mengenai manfaat konsep Refreshing
Desalination Cup Technology (RDC - Tech) sebagai teknologi pemurnian
air laut menjadi air bersih.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Desalinasi
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi
kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air
dapat digunakan. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan
berupa air garam (misalnya air laut), produk bersalinitas rendah, dan
konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya merupakan
air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat
digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil
sampingan dari proses desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam
berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut).
2.2. Microcontroller
Microcontroller disebut juga MCU atau C adalah salah satu komponen
elektronik atau IC yang memiliki beberapa sifat seperti komputer, yaitu: CPU
(Central Processing Unit) atau unit pemprosesan terpusat, kode memori, data
memori, I/O (port untuk input dan output), bentuknya yang kecil dan
harganya murah sehingga dapat dicangkokkan (embedded) di dalam berbagai
peralatan rumah tangga, kantor, industri atau robot (Riza, 2008).
Arduino adalah sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source, baik untuk hardware maupun software-nya. Arduino
tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, juga kombinasi dari
hardware, bahasa pemprograman dan Integrated Development Environtment
(IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk
menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke
dalam memory microcontroller. Saat ini terdapat berbagai papan Arduino
menggunakan tipe Atmega yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasinya,
sebagai contoh Arduino Uno menggunakan Atmega 328 sedangkan Arduino
Mega 2560 yang lebih canggih menggunakan Atmega 2560 (Feri Djuandi,
2011: 2).
3
2.3.Water Level Sensor
Water level sensor dirancang untuk mendeteksi air, yang dapat secara luas
digunakan dalam penginderaan curah hujan, ketinggian air, bahkan kebocoran
cairan (fluida). Sensor ini terdiri dari konektor elektronik sensor, rangkaian
penguat tegangan keluaran, dan dua jalur konduktor terpisah seperti sisir.
Sensor ini bekerja dengan apabila air yang menyentuh bagian sisir sensor,
secara otomatis air yang berperan sebagai konduktor menguhubungkan kedua
jalur tersebut dengan menghasilkan tegangan yang kemudian diperkuat
dengan rangkaian penguat. Rangkaian inilah yang akan memberikan keluaran
berupa logika high, dan proses ini terus berlanjut sampai air tidak lagi
menyentuh bagian tersebut.
4
2.5.Panel Surya
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya
menjadi listrik. Sel surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk
menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan
bermuatan yang berlawanan. Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P
di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian
bawah. Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron
di lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke
lapisan panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus
listrik.
5
GND : dihubungkan ke GND Arduino
VCC : dihubungkan ke 5V Arduino
SDA : Merupaakan I2C data dan dihubungkan ke pin 12 arduino
SCL : Merupakan I2C clock dan dihubungkan ke pin 13 arduino.
2.7. Destilasi
Destilasi merupakan istilah dari penyulingan, yakni proses pemanasan suatu
bahan pada berbagai temperatur, tanpa kontak dengan udara luar untuk
memperoleh hasil tertentu. Penyulingan adalah perubahan bahan dari bentuk
cair ke bentuk gas melalui proses pemanasan cairan tersebut, dan kemudian
mendinginkan gas hasil pemanasan, untuk selanjutnya mengumpulkan tetesan
cairan yang mengenbun ( cammack, 2006). Pusat penelitian dan
penengembangan pemukiman telah mengembangkan destilator tenaga surya
atap kaca sebagai teknologi terapan untuk penyulingan air laut. Alat ini cocok
untuk daerah pantai dan daerah sulit air. Kimpraswil (2004), mengklaim
bahwa dengan destilator tenaga surya bisa menghasilkan air tawar 6-8 liter/
hari.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
3.1.5. Tahap Hasil Analisis Data
Tahap hasil analisis data adalah tahap penyajian hasil sintesis terhadap
sumber-sumber data dalam karya tulis ilmiah. Hasil analisis data
diperoleh dengan cara mengkomparasikan atau dasar teori yang
digunakan sebagai patokan pengambilan data yang melatarbelakangi
permasalahan dalam karya tulis ilmiah ini. Tahap analisis data
selanjutnya disajikan melalui metode deskriptif, yaitu metode
pemaparan hasil analisis data secara rinci yang dalam bentuk kualitatif.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
Air keluaran dari alat ini kemudian akan dialirkan menuju ke
sebuah bak penampung air tawar. Pada bagian atas alat ini dilengkapi
dengan sebuah panel surya yang berfungsi untuk menyimpan sinar
matahari yang selanjutnya akan diubah menjadi sebuah energi listrik.
Energi listrik tersebut selanjutnya dikonversi sebagai alat penggerak alat
ini. Alat ini dirancang untuk pemurnian air laut secara kontinyu untuk
memenuhi kebutuhan air masyarakat, maka alat ini dilengkapi dengan
sensor water level serta pompa otmatis yang berfungsi untuk mengontrol
air laut dalam bak penguapan tersebut sehingga tanpa perlu mengecek
secara terus menerus karena sensor water level ini akan secara otomatis
memberi perintah pada pompa untuk melakukan pompa air apabila air
dalam bak penguapan habis, sehingga diharapkan proses ini bisa
berlangsung secara kontinyu. Dengan alat prototype berukuran 140 cm x
220 cm x 120 cm diperoleh rata-rata air tawar sebanyak 3,2 liter per hari.
Air tawar ini dihasilkan dari uap air laut yang ditahan oleh kaca untuk
dialirkan melalui pipa menuju ke bak penampungan, dengan suhu
lingkungan rata-rata 29-38oC. Kuantitas air hasil destilasi ditentukan oleh
proses penguapan dari air laut dalam ruang evaporasi dan proses
pengembunan yang terjadi di kaca penutup. Semakin tinggi suhu suatu
zat cair maka pergerakan molekul di dalamnya akan semakin cepat
hingga proses perpindahan massa dari cairan ke gas (penguapan). Setelah
mengalami proses destilasi, pH akan turun dari 8 menjadi 6,8 dengan
nilai TSS juga mengalami penurunan dari 0,0739 menjadi 0,0112.
(Hidayat,2011).
4.2.Rangkaian RDC-Tech
10
Gambar . Rangkaian prototype RDC-Tech
11
Tinggi Air di dalam bak penguapan akan selalu termonitor oleh
sensor ultrasonik dan terdisplay di LCD. Selama tinggi air di atas
10 cm, pada monitor akan terdisplay kata LUMAYAN. Dan saat
tinggi air dalam tendon < 5cm pada display LCD akan muncul
tulisan Air Habis.
12
BAB V
PENUTUP
1.1 Simpulan
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama percobaan serta analisa
terhadap hasil Prototype pemurnian air laut maka dapat disimpulkan hasil
yang paling optimal yaitu penguapan yang terjadi pada pukul 12.00, dengan
suhu lingkungan tinggi mencapai 39oC.
1.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya berdasarkan keterbatasan penelitian, ada beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan, diantaranya yaitu:
1. Pada bagian bak penguapan seharusnya diberi lubang keluaran untuk
mengeluarkan air berlebih di tandon atas supaya tidak mengenai sensor
ultrasonik.
13
DAFTAR PUSTAKA
14