Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN KEBERAGAMAN JENIS MAKANAN


DAN KECUKUPAN GIZI DENGAN INDEKS MASSA
TUBUH (IMT) PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA
SEMARANG TAHUN 2016

Syifa Fauzia*), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)


*)Mahasiswa Peminatan Gizi FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Gizi FKM UNDIP
e-mail : syifa.fauzia13@gmail.com

ABSTRAK

Ibu menyusui membutuhkan asupan gizi lebih banyak daripada ibu yang tidak
menyusui sehingga membutuhkan keberagaman jenis makanan yang
dikonsumsi. Sebagian besar ibu menyusui di Indonesia memiliki status gizi yang
kurang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan keberagaman jenis
makanan, tingkat kecukupan gizi dengan status gizi ibu menyusui. Jenis
penelitian ini adalah penelitian analitik observasional menggunakan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 96 ibu menyusui yang masih
memberikan ASI dengan usia bayi 0-6 bulan. Jumlah subjek 53 orang yang
dipilih dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi
Pearson dan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor
keberagaman jenis makanan adalah 8,73 dengan kategori sedang sebanyak
(39,6%). Kelompok pangan yang kurang dikonsumsi adalah sayur dan buah-
buahan. Tingkat kecukupan energi kurang sebanyak (56,6%), kecukupan protein
kurang sebanyak (52,8%), kecukupan lemak kurang sebanyak (58,5%) dan
kecukupan vitamin A kurang sebanyak (58,5%). Status gizi ibu menurut IMT
sebagian besar (52,8%) tergolong normal. Ada hubungan antara keberagaman
jenis makanan (p=0,024), kecukupan energi (p=0,000), dan food taboo (p=0,044)
dengan IMT.Tidak ada hubungan tingkat kecukupan protein (p=0,152), lemak
(p=0,070), vitamin A (p=0,401), prioritas makanan dalam keluarga (p=0,084)
dengan IMT. Disarankan kepada puskesmas untuk meningkatkan frekuensi
promosi kesehatan seperti penyuluhan makanan sehat, beragam terutama
pentingnya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan saat menyusui oleh petugas
kesehatan seperti kader posyandu.

Kata kunci : keberagaman, kecukupan gizi, food taboo, keluarga, ibu menyusui.
Kepustakaan: 83 (1997-2016)

PENDAHULUAN 2009, pasal 142 menguraikan


Peningkatan angka cakupan tentang kelompok rawan pangan dan
pemberian ASI terus dilakukan PP No. 33 Tahun 2012 tentang
sebagai salah satu upaya untuk Pemberian ASI eksklusif. Namun,
meningkatkan perbaikan gizi sejak implementasi kebijakan nasional
dini sesuai dengan UU No. 36 Tahun tersebut belum optimal. Hal ini dapat

233
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dilihat dari angka pemberian ASI yang memiliki bayi dengan usia 0-5
eksklusif di Indonesia yang masih bulan mempunyai risiko KEK 15,9%.
rendah. Berdasarkan data World Penelitian yang dilakukan tahun 2009
Breastfeeding Trends Initiative Tahun menunjukkan bahwa sebagian besar
2012 tentang kondisi menyusui di 51 ibu menyusui di Indonesia memiliki
negara berdasarkan pengukuran status gizi yang kurang.4 Hal ini
indikator yang telah ditetapkan, menunjukkan bahwa pemenuhan gizi
Indonesia menempati urutan ke 49 pada ibu menyusui akan
dari 51 negara dengan angka berpengaruh terhadap status gizi ibu
menyusui hanya sebesar 27,5%. menyusui, sehingga apabila ibu
Ibu menyusui merupakan mengalami masalah gizi, ibu dapat
salah satu sasaran dalam program mengalami gangguan kesehatan.5,6
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Belum adanya data Nasional
Gerakan ini merupakan salah satu mengenai gambaran status gizi untuk
upaya untuk menurunkan masalah ibu menyusui membuat peneliti sulit
gizi, berfokus pada 1000 hari untuk mendapatkan data dan acuan.
pertama kehidupan (270 hari selama Selain itu, diperlukan studi yang
kehamilan dan 730 hari dari kelahiran mengkaji kesesuaian rekomendasi
sampai usia 2 tahun) yaitu pada ibu WHO dengan realita situasi
hamil, ibu menyusui dan anak usia 0- antropometri ibu menyusui di
4,5
23 bulan. Gerakan ini melibatkan Indonesia.
seluruh pemangku kepentingan Beberapa penelitian
utama yang terdiri dari Kementerian mengungkapkan bahwa status gizi
dan Lembaga, dunia usaha, mitra ibu selama menyusui juga
pembangunan internasional, lembaga memberikan dampak berarti yaitu
sosial kemasyarakatan, dan advokasi menurunkan berat badan karena ibu
sosialisasi lintas sektor hingga mengeluarkan energi yang cukup
pelatihan dan kegiatan intervensi. besar, 8 Namun demikian status gizi
Meskipun ibu menyusui merupakan ibu tetap harus diperhatikan dan
salah satu sasarannya, Namun dipertahankan.9 Beberapa faktor yang
program ini tidak memperhatikan ibu dapat mempengaruhi status gizi yaitu
menyusui.3 keberagaman jenis makanan, dan
Hal ini terlihat dari jenis kecukupan gizi. Kecukupan konsumsi
intervensi gizi spesifik dan sensitif energi dan lemak bagi ibu menyusui
selama masa 1000 HPK, hanya dibutuhkan untuk menyediakan ASI
berfokus pada ibu hamil, bayi baru bagi bayi, terutama pada enam bulan
lahir, dan bayi berusia enam bulan pertama menyusui agar status gizi
hingga dua tahun, sedangkan ibu ibu menyusui tetap baik. Konsumsi
menyusui tidak mendapatkan energi dan protein yang dianjurkan
perhatian intervensi gizi, baik gizi Angka Kecukupan Gizi yang
spesifik maupun sensitif.3 Gizi untuk dianjurkan/AKG 2013 bahwa Ibu
ibu menyusui secara umum harus menyusui membutuhkan tambahan
lebih banyak daripada gizi ibu hamil energi sebesar 330-400 kkal lebih
karena ibu menyusui harus banyak dibandingkan saat tidak
memproduksi ASI untuk bayinya, menyusui. Begitu pula pada protein,
kemudian pemulihan kesehatan ibu lemak, vitamin A. Hal ini dibutuhkan
serta aktivitas selama pengasuhan ibu untuk memenuhi kebutuhan tubuh
bayi.3 ibu dalam memproduksi ASI serta
Data Riskesdas tahun 2007 metabolisme tubuh ibu sendiri.10
menunjukkan bahwa ibu menyusui

234
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kuantitas dan kualitas ASI Selama menyusui, ibu


yang dihasilkan dipengaruhi oleh dianjurkan untuk meningkatkan
makanan yang dikonsumsi ibu asupan energi, protein, kalsium, zat
sehari-hari. Ibu menyusui dengan gizi besi, asam folat dan vitamin serta
optimal dengan penambahan mineral lainnya untuk mencukupi
konsumsi zat-zat gizi dari makanan kebutuhan zat gizi saat menyusui.16
sesuai kebutuhan akan menghasilkan Agar ibu dapat menghasilkan 1 liter
ASI yang bermutu dengan jumlah ASI maka diperlukan makanan
yang cukup dan menjamin tambahan. Apabila ibu yang masih
pertumbuhan dan perkembangan menyusui bayinya tidak mendapatkan
bayi. Apabila konsumsi makanan tambahan makanan, dapat berakibat
sehari-hari kurang beranekaragam terjadinya kemunduran dalam
maka akan timbul ketidakseimbangan pembuatan dan produksi ASI.17
antara zat gizi yang masuk dan
Status gizi merupakan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan
gambaran makanan yang dikonsumsi
untuk hidup sehat dan produktif pada
serta penggunaan zat gizi. Status gizi
masa menyusui.11,12
dijadikan sebagai indikator yang
Mengkonsumsi makanan
dapat menentukan kondisi
sehari-hari yang beranekaragam,
pemenuhan gizi. Status ibu
kekurangan zat gizi pada jenis
disebabkan oleh banyak faktor, salah
makanan akan dilengkapi oleh
satu diantaranya adalah pola makan
keunggulan susunan zat gizi jenis
atau asupan zat gizi ibu. Pola makan
makanan lain sehingga diperoleh
yang baik adalah pola makan yang
masukan zat gizi yang seimbang.
seimbang, memenuhi kebutuhan gizi
Mengkonsumsi makanan yang
ibu baik dari jenis maupun jumlah.
beraneka ragam sangat bermanfaat
Asupan zat gizi seseorang ditentukan
bagi kesehatan ibu menyusui sebab
oleh kebisaan makan dan frekuensi
bila tidak diimbangi peningkatan
makan.18
makanan, akan membahayakan gizi
ibu dan bayinya.13 Metode Penelitian
Penelitian menggunakan jenis
Pemenuhan gizi yang baik
penelitian analitik observasional,
bagi ibu menyusui akan berpengaruh
dengan menggunakan pendekatan
terhadap status gizi ibu menyusui
cross sectional. Populasi dalam
dan tumbuh kembang bayi.14 Ibu
penelitian ini adalah seluruh ibu
menyusui membutuhkan tambahan
menyusui yang memiliki bayi usia 0-6
energi sebesar 800 kkal, yaitu 600
bulan yang bertempat tinggal di
kkal untuk ibu menyusui dan 200 kkal
Wilayah Kerja Puskesmas
untuk memenuhi kebutuhannya
Kedungmundu, Kelurahan
sendiri. Ibu menyusui mengalami
Sendangguwo, Cara pengambilan
kekurangan asupan zat gizi akibat
sampel menggunkan teknik
adanya pantangan makanan tertentu
purposive sampling. Jumlah subjek
yang berkaitan dengan masalah
sebesar 53 orang yang ditentukan
budaya.15 Food taboo yang masih
dengan rumus:
ada di kalangan ibu menyusui salah
n = / . P(1- P). N
satu contoh makanan pedas karena
takut bayinya belekan, tidak boleh d2(N - 1) + / . P(1- P).
makan ikan karena dikhawatirkan Data primer dalam penelitian ini
dapat menyebabkan ASI terasa amis. diperoleh dari wawancara dan
pengukuran langsung dengan
responden. Data primer dalam

235
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian ini meliputi identitas Dapat disimpulkan tingkat kecukupan


responden, recall 24 jam konsumsi energi ibu yang normal
gizi selama dua hari pada hari kerja persentasenya lebih sedikit
dan hari libur, serta pengukuran berat dibandingkan tingkat kecukupan
badan dan tinggi badan. Data energi yang tidak normal yaitu tingkat
sekunder dalam penelitian ini meliputi kecukupan energi kurang dan lebih
data jumlah ibu menyusui dan sebanyak 73,6%.(Tabel 5)
monografi Kelurahan Sendangguwo. Sebagian besar tingkat
Uji statistik dalam penelitian ini kecukupan protein ibu adalah kurang
dengan menggunakan Korelasi (< 80% AKP). Sebagian besar tingkat
RankSpearman dan Pearson Product kecukupan lemak pada ibu menyusui
Moment. dengan kategori kurang (<80% AKL).
Tingkat kecukupan vitamin A
Hasil dan Pembahasan sebagian besar ibu menyusui
tergolong kategori kurang (< 80%
Karakteristik Responden AKG), (Tabel 5)
Sebagian besar ibu menyusui,
Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat pantangan makanan
bahwa rata-rata usia ibu menyusui (food taboo) dalam kehidupan sehari-
adalah 26-30 tahun. Usia ibu termuda hari. sebagian besar ibu menyusui
dalam penelitian ini adalah 17 tahun masih terdapat pantangan makanan.
dan yang tertua dalah 35 tahun. (Tabel 6)
Sebagian besar ibu tamat Sekolah Sebagian besar prioritas
Menengah Atas (SMA). Sebagian makanan dalam keluarga adalah ibu
besar ibu menyusui merupakan Ibu menyusui (69,8%). (Tabel 7)
Rumah Tangga (IRT) serta memiliki sebagian besar aktivitas ibu
bayi dengan usia 3-4 bulan.(Tabel 1) tergolong kategori ringan, dan
Pendapatan keluarga pada aktivitas fisik ringan yang paling
ibu menyusui sebagian besar adalah sering dilakukan oleh ibu adalah
di bawah dari Upah Minimum memasak, mencuci pakaian,
Regional (UMR). UMR di Kota menyetrika, menyapu dan
Semarang, Jawa Tengah sebesar Rp membersihkan rumah, nonton TV,
1.900.000.63 (Tabel 2) mengurus anak, memandikan anak,
Pengetahuan gizi ibu tidur, makan dan mencuci piring.
sebagian besar tergolong kurang (Tabel 8)
dengan rata-rata skor adalah 40. nilai Sebagian besar IMT ibu
minimum skor adalah 15 dan menyusui tergolong kategori normal
maksimum skor adalah 65. (Tabel 3) yaitu 28 responden dengan
Sebagian besar keberagaman persentase 52,8% sedangkan 47,2%
makanan ibu menyusui termasuk ibu menyusui lainnya tergolong
pada kelompok pangan sedang, kategori IMT (Indeks Massa Tubuh)
terdiri dari 4-5 jenis kelompok tidak normal yang terdiri dari sangat
pangan. Kelompok pangan yang gemuk 15 responden, gemuk 5
sering dikonsumsi oleh ibu menyusui responden, kurus 3 responden dan
adalah nasi, jagung, umbi-umbian, sangat kurus 2 responden. (Tabel 9)
kacang-kacangan, makanan
bersumber nabati, sayuran dan buah- Tabel 1 Karakteristik Ibu Menurut
buahan lainnya. (Tabel 4) Umur, Pendidikan, Status
Tingkat kecukupan enegi Pekerjaan Ibu Menyusui dan Umur
pada ibu menyusui sebagian besar bayi.
adalah normal (90-119% AKG).

236
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Karakteristik Jumlah Tabel 4 Distribusi Frekuensi


Ibu Menyusui (n=53 Persentase menurut Keberagaman Jenis
orang) (%) Makanan pada Ibu Menyusui
a. Umur Ibu
17-19 4 7,5 Keberagama Jumla Persentas
20-25 17 32,1 n Jenis h e (%)
26-30 18 34 Makanan (orang
31-35 14 26,4 )
b. Rendah ( 3
13 24,5
Pendidikan kel pangan)
SD 8 15.1 Sedang (4-5
21 39,6
SMP 12 22.6 kel pangan)
SMA 26 49.1 Tinggi (
6 kel 19 35,8
7 13.2 pangan)
Akademi/PT
c. Status Total 53 100 %
Bekerja
Tidak Tabel 5 Distribusi Frekuensi
39 73,6
Bekerja menurut Tingkat Kecukupan
Bekerja 14 26,4 Energi, Protein,Lemak, Vitamin A
d. UmurBayi pada Ibu Menyusui
0-2bulan 11 20,75
3-4bulan 26 49,05 Tingkat Jumlah Persenta
5-6bulan 16 30,18 Kecukupan (orang) se (%)
a. Energi
Defisit berat
Tabel 2 Distribusi frekuensi 9 17,0
(<70%AKG)
berdasarkan Pendapatan dalam Defisit
Keluarga ringan
Jumlah Persentase 16 30,2
(70-79%
Pendapatan (orang) (%) AKG)
(Rupiah) Defisit
< UMR 40 75,5 Sedang
UMR 6 11,3 5 9,4
(80-89%
> UMR 7 13,2 AKG)
Total 53 100 % Normal
23 43,4
(90-119%
Tabel 3 Distribusi frekuensi AKG)
menurut Pengetahuan pada Ibu Lebih
Menyusui ( 120 % 9 17,0
Pengetahuan Jumlah Persentas AKG)
(orang) e(%) b. Protein
Kurang(skor 40 Kurang
75,5
< 56 %) (< 80% 28 52,8
Baik (skor 13 AKP)
24,5
> 56%) Baik
(80-100% 18 34
Total 53 100 %
AKP)
Lebih 7 13,2

237
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(> 100 % Tabel 8 Distribusi Frekuensi


AKP) menurut Aktivitas Fisik Ibu
c. Lemak Menyusui
Kurang Aktivitas Fisik Jumlah Persenta
(< 80% 31 58,5 (orang) se (%)
AKL) Sangat
Baik Ringan 2 3,8
(80-110% 10 18,9 (1,20-1,39)
AKL) Ringan
Lebih 39 73,6
(1,40-1,69)
(> 110 % 12 22,6 Sedang
AKL) 12 22,6
(1,70-1,99)
d. Vitamin Total 53 100 %
A
Kurang
(< 80% 33 62.3 Tabel 9 Distribusi Frekuensi
AKG) menurut Status Gizi Ibu Menyusui
Baik
(80-100% 5 9.4 Status Gizi Jumlah Persenta
AKG) (orang) se (%)
Lebih Sangat
(> 100 % 15 28.3 Kurus 2 3,8
AKG) (IMT < 17,0)
Total 53 100 % Kurus
3 5,7
(17,0-18,4)
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Normal
28 52,8
menurut Pantangan Makanan pada (18,5-25,0)
Ibu Menyusui Gemuk
5 9,4
(25,1-27,0)
Pantangan Jumlah Persentase Sangat
Makanan (orang) (%) Gemuk 15 28,3
Ya 28 52,8 (IMT >27,0)
Tidak 25 47,2 Total 53 100 %
Total 53 100 %

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Hubungan Keberagaman Jenis


menurut Prioritas Makanan dalam Makanan, Tingkat Kecukupan
Keluarga Energi, Protein, Lemak, dan
Prioritas Jumlah Persentas Vitamin A, Budaya, Prioritas
Makanan (orang) e (%) Keluarga, Aktivitas fisik ibu,
dalam Pengetahuan, dan Pekerjaan ibu
keluarga dengan Status Gizi pada Ibu
Ibu Menyusui.
37 69,8
menyusui 1. Hubungan keberagaman jenis
Suami 7 13,2 makanan dengan status gizi
Anak 4 7,5 Hasil uji statistik dengan
Kakek/Nen menggunakan uji korelasi Rank
5 9,4
ek Spearman menunjukkan ada
Total 53 100 % hubungan bermakna
keberagaman jenis makanan

238
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan status gizi ibu menyusui (r 7. Hubungan prioritas makanan


=0,310; p=0,024) terdapat derajat dalam keluarga dengan status
hubungan yang lemah (r=0,310). gizi
2. Hubungan tingkat kecukupan Hasil uji statistik dengan
energi dengan status gizi menggunakan uji korelasi Rank
Hasil uji statistik dengan Spearman menunjukkan tidak
menggunakan uji korelasi Rank ada hubungan bermakna
Spearman menunjukkan ada prioritas makanan dalam
hubungan bermakna tingkat keluarga dengan status gizi ibu
kecukupan energi dengan status menyusui (r=0,240 ; p =0,084).
gizi ibu menyusui (; r=0,683 ; 8. Hubungan aktivitas fisik ibu
p=0,000). dengan status gizi
3. Hubungan tingkat kecukupan Hasil uji statistik dengan
protein dengan status gizi menggunakan uji korelasi
Hasil uji statistik dengan Pearson Product Moment
menggunakan uji korelasi menunjukkan tidak ada
Pearson Product Moment hubungan bermakna aktivitas
menunjukkan tidak ada fisik dengan status gizi ibu
hubungan bermakna tingkat menyusui (r = -0,110 ; p = 0,434)
kecukupan protein dengan status .
gizi ibu menyusui (r=-0,200 ; 9. Hubungan pengetahuan gizi ibu
p=0,152). dengan status gizi
4. Hubungan tingkat kecukupan Hasil uji statistik dengan
lemak dengan status gizi menggunakan uji korelasi
Hasil uji statistik dengan Pearson Product Moment
menggunakan uji korelasi Rank menunjukkan bahwa tidak ada
Spearman menunjukkan tidak hubungan bermakna
ada hubungan bermakna tingkat pengetahuan gizi dengan status
kecukupan lemak dengan status gizi ibu menyusui (r = 0,003 ;
gizi ibu menyusui (r= -0,251 ; p=0,980).
p=0,070). 10. Hubungan pekerjaan ibu dengan
5. Hubungan tingkat kecukupan status gizi
vitamin A dengan status gizi Hasil analisis dengan Chi
Hasil uji statistik dengan Square antara pekerjaan ibu
menggunakan uji korelasi Pearson dengan status gizi (p value =
Product Moment menunjukkan 0,933). Hal ini menunjukkan
tidak ada hubungan bermakna bahwa tidak ada hubungan
tingkat kecukupan vitamin A bermakna pekerjaan ibu dengan
dengan status gizi ibu menyusui (r status gizi ibu menyusui.
= - 0,118 ; p=0, 401). Kesimpulan
6. Hubungan pantangan makanan 1. Sebagian besar pendidikan pada
(food taboo) dengan status gizi sampel penelitian adalah SMA
Hasil uji statistik dengan dan sebagian besar sampel
menggunakan uji korelasi Rank adalah Ibu Rumah Tangga (IRT).
Spearman menunjukkan ada 2. Sebagian besar status gizi ibu
hubungan bermakna pantangan pada sampel penelitian adalah
makanan (food taboo) dengan normal, dengan IMT = 18,5-25,0.
status gizi ibu menyusui (r=0,278 ; 3. Ada hubungan keberagaman jenis
p=0,044). makanan dengan status gizi ibu

239
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menyusui di Kota Semarang (p = Endorphin, Oksitosin dan


0,024). Sugestif) Terhadap Pengeluaran
4. Ada hubungan tingkat kecukupan ASI pada Ibu Nifas : (Quasi
energi dengan status gizi pada ibu Ekperimen, di BPM Wilayah
menyusui di Kota Semarang (p = Kabupaten Cirebon Tahun
0,000). 2013). Masters thesis,
5. Tidak Ada hubungan tingkat Peminatan Epidemiologi
kecukupan protein dengan status Program Pascasarjana
gizi pada ibu menyusui di Kota Undip.2014.
Semarang (p = 0,152). 2. Rencana Aksi Daerah Pangan
6. Tidak Ada hubungan tingkat dan Gizi Provinsi Jawa Tengah
kecukupan lemak dengan status Tahun 2011-2015. Peraturan
gizi pada ibu menyusui di Kota Gubernur Jawa Tengah nomor 7
Semarang (p = 0,070). Tahun 2012. Pemerintah
7. Tidak Ada hubungan tingkat Provinsi Jawa Tengah.2015.
kecukupan vitamin A dengan 3. Kementerian Koordinator Bidang
status gizi pada ibu menyusui di Kesejahteraan RI. Pedoman
Kota Semarang (p = 0,401). Perencanaan Program Gerakan
8. Ada hubungan pantangan Nasional Percepatan Perbaikan
makanan (food taboo) dengan Gizi dalam Rangka 1000
status gizi pada ibu menyusui di Pertama Kehidupan (Gerakan
Kota Semarang ( p = 0,044). 1000
9. Tidak ada hubungan prioritas HPK).Jakarta:Kemenkokestra,20
makanan pada ibu menyusui 13.
dengan status gizi ibu menyusui di 4. Irawati, A. Faktor Determinan
Kota Semarang (p = 0,084). Risiko Kekurangan Energi Kronis
Saran (KEK) pada ibu menyusui di
1. Bagi Petugas Kesehatan dan Indonesia. PGM, 200932(2):82-
Instansi Terkait 93.
Perlu meningkatkan 5. IDAI. Indonesia Menyusui.
frekuensi promosi kesehatan Jakarta : Badan Penerbit
seperti penyuluhan makanan IDAI.2010.
sehat dan beragam terutama 6. Utami, Roesli. ASI Eksklusif.
pentingnya mengkonsumsi Edisi II. Jakarta : Trubus
sayur dan buah-buahan saat Agrundaya,2004.
menyusui oleh petugas 7. Maryunani, Anik. Asuhan Ibu
kesehatan seperti kader Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui.
posyandu. Bogor : In Media, 2015.
2. Bagi peneliti lain 8. Hatsu, I.E., D.M. McDouglad,
Perlu dilakukan penelitian A.K.Anderson. 2008. Effect of
lanjutan dengan variabel lain infant feeding on maternal body
seperti praktik pada ibu compositition. International
menyusui, kondisi kesehatan Breastfeeding Journal 3:18.
ibu, pendapatan ibu dan zat gizi 9. Dewey, Katrin G., R.J. Cohen,
lain seperti natrium, seng, besi K.H. Brown, L.L. Rivera. 2001.
dan iodium. Effects of exclusive
breastfeeding for four versus six
Daftar Pustaka months on maternal nutritional
status and infant motor
1. Widayanti, Wiwin. Efektifitas
development: Result of two
Metode SPEOS (Stimulasi Pijat

240
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Randomized Trials in Honduras. Program Studi DIV Kebidanan


J. Nutr. 131: 262-7. Fakultas Kedokteran Universitas
10. Menteri Kesehatan. Peraturan Sebelas Maret.2009.
Menteri Kesehatan No 75 Tahun 19. Arini H. Mengapa Seorang Ibu
2013. Angka Kecukupan Harus Menyusui. Jakarta.
Gizi.2013. Flashbooks.2012.
11. Sjarif,Damayanti Rusli,dkk.Buku 20. Admin. Dorong ASI Eksklusif.
Ajar Nutrisi Pediatrik dan Available From :
Penyakit Metabolik.Ikatan http://www.lycos.co.ok/budiw/ind
Dokter Anak Indonesia Jilid ex.php?m=200411-20k-22 Dilihat
I.2011. pada Februari 2011.
12. Riyadi, H ,dkk. Studi tentang 21. Inayati. Seputar Status Gizi Ibu
Status Gizi pada Rumah Tangga Menyusui Dan Pemberian
Miskin dan Tidak Miskin. Jurnal ASI.2006. http://wrm-
Gizi Indonesia.2006. indonesia.org diakses tanggal 04
13. Powers NG, Slusser Desember 2015.
W.Breastfeeding update 2 22. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I.
:clinical lactation management. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Pediatr Rev.1997;18:147-61. EGC, 2012.
14. Nadimin, dkk. Faktor-faktor yang 23. Septianingsih, Dessy.Status Gizi
Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Menyusui dan Faktor-faktor
Ibu Menyusui Wilayah kerja yang berhubungan di Jakarta
Puskesmas Moncobalang Barat.Skripsi, Program Dokter
Kabupaten Gowa. Media Gizi Umum, Universitas
Pangan 2010, Vol IX, Edisi 1, Indonesia.2009.
Januari-Juni. 24. Sjarif,Damayanti Rusli,dkk.Buku
15. Zalilah, MS. Makanan yang Ajar Nutrisi Pediatrik dan
dipantang (tabu) dan dianjurkan Penyakit Metabolik.Ikatan
selama kehamilan dan Dokter Anak Indonesia Jilid
menyusui. I.2011.
2006.www.Ibuhamil.com diakses 25. Kusmiyati. Hubungan Pola
22 November 2015. Konsumsi Makanan dan Tingkat
16. Kasdu, D dkk. Info Lengkap Kecukupan Gizi dengan Status
Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Gizi Ibu Menyusui pada Keluarga
Jakarta : 3G Publisher.2001. Miskin di daerah pertanian
17. Bobak, M. Irene, et. Al. Buku Ajar kelurahan Sonorejo Kecamatan
Keperawatan Maternitas. Edisi Sukorejo Kabupaten
Bahasa : Maria A. Wijayarini. Sukorejo.Thesis Fakultas
Jakarta : EGC.2005. Kesehatan Masyarakat
18. Wulansari Melati Universitas Diponegoro.2002.
Artika.Hubungan antara 26. Arisman. Gizi Dalam Daur
Pengetahuan Gizi dengan Status Kehidupan. Buku Kedokteran.
Gizi Ibu Menyusui di Posyandu Jakarta : EGC.2007.
Desa Gawanan Colomadu 27. Sulistyoningsih H. Gizi Untuk
Karanganyar.https://digilib.uns.ac Kesehatan Ibu dan Anak.
.id/Hubungan-antara- Yogyakarta: Graha Ilmu; 2010.
pengetahuan-gizi-dengan-status- 28. Picciano MF.Pregnancy and
gizi-ibu-menyusui-di-posyandu- lactation:physiological
desa-Gawanan-Colomadu- adjustments,nutritional
Karanganyar-abstrak.pdf. requirements and the role of

241
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dietary supplements.J Menyusui, Jakarta:Puspa Suara.


Nutr.2003;133:1997S- 2000.
2002S.2003. 35. Departemen Kesehatan. Buku
29. Butte NF, Lopez-Alarcon MG, Studi Diet Total: Survei
Garza C, editors. Nutrient Konsumsi Makanan
adequancy of exclusive Individu.2014.http://www.pusat2.l
breastfeeding for term infant itbang.depkes.go.id/pusat2_v1/w
during the first six month of p-content/uploads/2015/04/Buku-
live.Geneva : WHO;2002. Studi-Diet-Total-Survei-
30. Marmi.Gizi Kesehatan Konsumsi-Makanan-Individu-
Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Jawa-Tengah-2014.pdf.
Pelajar.2014 36. Muchtadi D. Gizi untuk Bayi: ASI,
31. Achmad Djaeni, Ilmu Gizi untuk Susu Formula dan Makanan
Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Tambahan. Jakarta: Pustaka
Jakarta : Dian Rakyat. (2000:12). Sinar Harapan.2002.
32. Yayuk Farida Baliwati. Pengantar 37. Hendarto, A & Pringgadini, K,.
Pangan dan Gizi, Jakarta : Bedah ASI. Jakarta : Balai
Penebar Swadaya. (2004:70). Penerbit FKUI.2008.
33. Febry,Ayu bulan,dkk.Ilmu Gizi 38. Widajanti Laksmi. Survei
untuk Praktisi Kesehatan Edisi I. Konsumsi Gizi.Semarang:BP
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013. UNDIP Semarang.2014.
34. D, Krisnatuti & I Hastoro, Menu
Sehat untuk Ibu Hamil dan

242

Anda mungkin juga menyukai