Anda di halaman 1dari 5

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan salah satu lembaga pemerintah non

departemen yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintah tertentu dari presiden.
Badan POM mempunyai tugas melaksanakan pengawasan obat dan makanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan pengawasan,
pemeriksaan, dan pengujian obat dan makanan dilakukan oleh sumber daya manusia yang
unggul, berupa tenaga profesional yang berkualitas. Salah satu tenaga profesional yang
berperan, wajib mengusai bidang ilmu Kimia dan terapannya.

Seluruh produk obat dan makanan yang beredar wajib memiliki ijin edar dari BBPOM.

Tingginya penggunaan tepung di masyarakat

1. Pembersihan gandum, dimana biji dibersihkan dari kotoran, biji-biji yang bukan
gandum, batu, serangga, potongan logam dan sebagainya. Teknik yang
digunakan untuk melakukan pembersihan ini sudah termasuk pengikisan basah
dan kering, pembersihan magnetis dan penggunaan udara dan pengayakan.
2. Penundaan gandum, sehingga tercapai kadar biji yang optimal untuk
memberikanhasil tepung yang maksimum. Kadar ini kira-kira 15% tetpai dapat
berbeda-beda tergantung pada jenis gandum, tempat penggilingan tepung dan
sifat-sifat tepung yang diinginkan.
3. Proses penggilingan dedak dan benih dipisahkan dari endosperma dan
endosperma digiling adalah penghalusan. Proses ini terdiri dari beberapa tahap
penggilingan. Tahap-tahapan ini termasuk gilingan yang membuka biji dan
mengorek endosperma dari dedak. Alat pengorek ini diukir (fluted) berupa
celah-celah berbentuk spiral yang membuka biji dan mengorek endosperma dari
biji (Nurmala, 1998).

Tubuh manusia sangat membutuhkan Fe dan Zn walaupun dalam jumlah yang


sedikit. Fe merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi hemoglobin yang
berfungsi dalam pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, pengangkutan
elektron dalam sel dan sintesis enzim. Zn merupakan mineral mikro yang terdapat
dalam semua sel tubuh mahluk hidup, termasuk tubuh manusia. Zn dapat menstimulasi
aktivitas 100 macam enzim dan terlibat sebagai kofaktor pada 200 jenis enzim lainnya.
Kekurangan asupan Zn menyebabkan rendahnya sistem imunitas (kekebalan) tubuh. Zn
juga berperan membantu memelihara fungsi indra penciuman dan pengecap, serta
dibutuhkan dalam biosintesis DNA (asam deoksiribonukleat) dan diduga sebagai
aktivator enzim kolagen sintetase, yaitu suatu enzim yang berperan dalam biosintesis
kolagen dan meningkatkan perbaikan jaringan. Zn juga mendukung pertumbuhan
normal selama kehamilan, masa kanak-kanak, dan dewasa.

Kebutuhan tubuh akan Zn dan Fe dapat dipenuhi dari berbagai jenis makanan
maupun produk suplemen yang dikonsumsi. Untuk pemenuhan gizi, maka pola
konsumsi gizi seimbang untuk memenuhi segala kebutuhan gizi perlu dilakukan. Jadi
dalam memenuhi kebutuhan tubuh akan Zn dan Fe kombinasi konsumsi makanan
hewani dan nabati perlu dilakukan. Untuk itu pengetahuan tentang kandungan unsur Fe
dan Zn dalam bahan makanan perlu diketahui.

Defisiensi Zn dan Fe dapat terjadi apabila asupan Zn dan Fe ke dalam tubuh tidak memenuhi
kebutuhan harian tubuh. Kelompok orang yang paling rentan mengalami defisiensi Zn dan Fe
adalah anak masa pertumbuhan, masa produktif, masa kehamilan dan masa penyembuhan.
Kelebihan asupan Zn dalam tubuh (>100 mg/hari), juga berbahaya karena dapat
menyebabkan toksisitas, seperti penurunan sistem imunitas, anemia, kekurangan Cu dalam
tubuh, dan pengurangan kadar HDL (high density lipoprotein) kolesterol di dalam darah.
Demikian juga dengan Fe, masukan >60 mg/kg berat badan akan menimbulkan toksisitas (Th
Rina Mulyaningsih, 2009).

Logam Fe berperan penting dalam imunitas. Seseorang dengan kadar Fe rendah akan
memiliki daya tahan tubuh rendah terhadap infeksi. Respon kekebalan sel oleh sel limfa akan
terganggu bila pembentukan sel tersebut berkurang yang disebabkan oeh berkurangnya
sintesis DNA karena gangguan enzim tersebut sel darah putih berfungsi menghancurkan
bakteri dan tidak dapat bekerja bila kekurangan Fe (Widowati, 2008). Kadar Fe dalam tubuh
manusia kira-kira sebesar 3-5 g. Apabila melebihi kadar tersebut maka akan membahayakan
bagi tubuh karena

Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering
mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang
mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar
dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar
Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan
besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk.

Kebutuhan tubuh akan Zn dan Fe dapat dipenuhi dari berbagai jenis makanan
maupun produk suplemen yang dikonsumsi. Untuk pemenuhan gizi, maka pola
konsumsi gizi seimbang untuk memenuhi segala kebutuhan gizi perlu dilakukan. Jadi
dalam memenuhi kebutuhan tubuh akan Zn dan Fe kombinasi konsumsi makanan
hewani dan nabati perlu dilakukan. Untuk itu pengetahuan tentang kandungan unsur Fe
dan Zn dalam bahan makanan perlu diketahui.

Pemenuhan kebutuhan Fe dan Zn dapat melalui terigu.

Salah satu penerapan ilmu kimia di Badan POM adalah melakukan analisis kadar
cemaran logam Besi dan Seng pada produk makanan yang masuk ke Laboratorium
Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya (PABA), salah satu produk yang
dianalisis adalah uji kadar logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) yang berasal dari produk
Tepung Terigu merk tertentu.

Produk tepung terigu yang digunakan berasal dari bahan dasar biji gandum.
Tepung terigu memiliki kadar zat besi (Fe) didalam komposisi tepung terigu. Kadar
besi pada tepung terigu tidak boleh melebihi batas minimum pada kandungan logam
besi (Fe) pada tepung dalam setiap kemasan tepung yang diproduksi suatu tempat
pengolahan tepung (Buckel, K.A, 1985).

Pada produk tepung terigu sebenarnya telah mengandung logam-logam secara alami yang
berasal dari alam, tetapi seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia dan perkembangan
teknologi, kebutuhan akan bahan baku logam-logam meningkat sehingga tingkat pencemaran
bahan baku juga meningkat dengan pesat di suatu lingkungan. Tingkat pencemaran logam
tersebut, baik air, udara, ataupun tanah melalui rantai makanan mampu mencemari bahan
makanan sehingga akhirnya tercemar oleh berbagai jenis logam tersebut (Alfian, Z, 2008).
Batas deteksi untuk tungku grafit turun dalam kisaran ppb untuk sebagian besar elemen,
masalah gangguan diminimalkan dengan pengembangan instrumentasi yang lebih baik,
tungku grafit dapat menentukan sebagian besar unsur yang dapat diukur dengan penyerapan
atom aspirasi dalam berbagai macam matriks, Graphite furnace umumnya dipergunakan
untuk analisis sampel tanpa perlakuan preparasi sebelumnya

Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun
campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut-pelarut yang
dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat

Menurut Sumardi (1981: 507), metode destruksi basah lebih baik daripada cara kering karena
tidak banyak bahan yang hilang dengan suhu pengabuan yang sangat tinggi. Hal ini
merupakan salah satu faktor mengapa cara basah lebih sering digunakan oleh para peneliti. Di
samping itu destruksi dengan cara basah biasanya dilakukan untuk memperbaiki cara kering
yang biasanya memerlukan waktu yang lama.

Microwave Digester adalah salah satu teknik yang paling umum digunakan oleh
peneliti elemental untuk melarutkan logam berat dengan bantuan bahan organik
sebelum analisa menggunakan AAS, ICP atau AES. Dengan menggunakan teknik ini
sangat membantu dalam hal kecepatan preparasi sampel.

Teknik ini biasanya dilaksanakan dengan mencampukan sampel denngan asam kuat dalam
wadah (vessel) tertutup serta meningkatkan tekanan dan suhu melalui radiasi gelombang
mikro. Kenaikan suhu dan tekanan dalam suasana pH yang rendah meningkatkan kecepatan
dekomposisi sampel dan kelarutan dari logam berat. Setelah logam berat tersebut terlarut, hal
ini memungkinkan untuk bisa melakukan analisis (Maja Bintang Indonesia, 2017).

Dalam metode ini contoh uji ditambahkan asam kuat dalam sistem tertutup yang
menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dan tekanan. Peningkatan suhu dan tekanan serta
kondisi dalam pH rendah pada contoh uji menyebabkan peningkatan kecepatan dekomposisi
termal dari contoh uji yang membuat logam menjadi larut. Setelah logam larut, barulah
dimungkinkan dilakukan pengukuran dengan instrumen (Matusiewicz, 2003).
Metode destruksi dengan menggunakan microwave memiliki beberapa keunggulan, antara
lain: kualitas destruksinya tinggi, tidak ada unsur-unsur volatil yang hilang dan waktu yang
dibutuhkan untuk proses destruksi relatif singkat yaitu sekitar 20 - 40 menit dibanding
metode destruksi konvensional yang membutuhkan waktu lebih dari 24 jam (Bergohof, 2003
dan Indrayani, 2008).

https://dokumen.tips/documents/jenis-dan-tipe-aas.html

Anda mungkin juga menyukai