Anda di halaman 1dari 20

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) NERS ANGKATAN

XVIII TAHUN 2017 DALAM MELAKUKAN TINDAKAN


PENYADAPAN EKG 12 LEAD ; LATIHAN NAFAS DALAM
DAN BATUK EFEKTIF; PERAWATAN PERINEUM DAN
VULVA HIIGIENE ; PEMASANGAN DAN PELEPASAN
NASOGASTRIK TUBE ( NGT ) ;
PENGAMBILAN DARAH VENA

OLEH :

KELOMPOK I

1. DAHLIA SITANGGANG
2. DIAN IHTIARI
3. DORTA SITORUS
4. IRMA SURYANI
5. RENTA RENATA SITUMORANG

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2017
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
PENYADAPAN EKG 12 LEAD

Defenisi
Suatu refresentasi dari potensial listrik jantung yang dapat melalui
serangkaian pemeriksaan menggunakan sebuah alat yang bernama
elektrokardiogram.

Tujuan
Untuk mengetahui fungsi diagnostik diantaranya :
1. Aritmia jantung
2. Hipertropi atrium dan ventrikel
3. Iskemik dan infark miocard
4. Efek obat-obatan seperti (digitalis, anti aritmia dll)
5. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
6. Penilaian fungsi pacu jantung

Standar Operasional Prosedur


A. Kritikal Poin
1. Periksa kembali standarisasi dari EKG meliputi kaliberasi dan kecepatan
2. Pastikan tidak ada logam dan alat elektronik lain yang bersentuhan dengan
tubuh pasien
3. Pasang kabel dan elektroda di tempat yang benar.
4. Menganjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan tidak bergerak
selama prosedur
5. Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda

B. Prinsip Tindakan : Bersih


C. Persiapan
a. Persiapan Perawat
1. Menguasai tindakan yang akan dilakukan
2. Bersikap tenang
b. Persiapan Pasien
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan dan tujuan dari
tindakan yang akan dilakukan
2. Melepaskan alat logam yang digunakan klien
3. Menganjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan tidak bergerak
selama prosedur
c. Persiapan Alat
1. Mesin EKG/ EKG set yang terdiri dari ]
Kabel penderita :
a) 4 kabel elektroda ekstremitas RA untuk lengan kanan, LA untuk
lengan kiri, F untuk kaki kiri dan N/G untuk kaki kanan
b) 6 kabel elektrode precordial dengan kode C1 sampai C6
c) 4 manset ekstremitas
d) 6 pump precordial
2. Kabel listrik
3. Kertas EKG
4. Jelly
5. Bengkok
6. Handscoon
7. Masker
8. Kain kasa dan alkohol untuk membersihkan area yang akan di
tempelkan elektroda
9. Tissue
d. Persiapan Lingkungan
1. Memasang sampiran
2. Menciptakan lingkungan yang tenang
D. Prosedur
1. Mendekatkan alat ke pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Memasang handscoon
4. Membuka pakaian atas pasien
5. Membersihkan area ekstremitas dan dada yang akan dipasangi elektroda
dengan menggunakan kain kasa yang dibasahi dengan alkohol
6. Memberikan jelly pada area pemasangan dan pada elektroda
7. Pasang kabel dan elektroda :
1) Kabel Merah (R) : Pada lengan kanan
2) Kabel Kuning (L) : Pada lengan kiri
3) Kabel Hijau (F) : Pada kaki kanan
4) Kabel Hitam (N) : Pada kaki kiri
5) V1 : Pada interkostalis ke 4 batas strenum dextra
6) V2 : Pada interkostalis ke 4 batas strenum sinistra
7) V3 : Pada interkostalis ke 4-5 antara V2 dan V4
8) V4 : Pada interkostalis ke 5 midclavicula sinistra
9) V5 : Pada interkostalis ke 5 di linea anterior aksila
10) V6 : Pada interkostalis ke 5 di linea midaksilaris
8. Hidupkan mesin EKG
9. Periksa kembali standarisasi dari EKG meliputi kaliberasi dan kecepatan
10. Lakukan pencatatan identitas klien melalui mesin EKG
11. Melakukan perekaman EKG 12 lead secara berurutan
12. Setelah selesai, lepaskan elektroda dari tubuh pasien
13. Rapikan alat-alat dan kembalikan pada tempatnya semula dalam keadaan
bersih tanpa ada jelly yang menempel
14. Bersihkan jelly yang menempel pada tubuh klien dengan menggunakan
tisuue
15. Matikan mesin EKG
16. Perawat mencuci tangan
17. Dokumentasi.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
LATIHAN NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

Defenisi
1. Latihan Nafas Dalam
Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan
diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh.
Bentuk latihan nafas dalam yaitu :
a. Pernafasan Diafragma
Yaitu suatu pola pernafasan yang dilakukan dengan cara
menggunakan otot perut dan diafragma
b. Pernafasan pursedlip
Yaitu pola pernafasan yang dilakukan seseorang dimana pada saat
mengambil udara dengan cara menarik nafas melalui hidung dan pada saat
mengeluarkan udara dengan meniupkannya melalui mulut dengan bibir
dirapatkan dan dilakukan secara perlahan-lahan.
2. Batuk Efektif
Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak mudag lelah mengeluarkan dahak secara
maksimal.

Tujuan
1. Meningkatkan kapasitas paru
2. Mencegah Atelektasis
3. Membebaskan jalan nafas dan akumulasi secret
4. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
5. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret.
Standar Operasional Prosedur
A. Kritikal Poin
1. Menganjurkan untuk menarik nafas dalam

B. Prinsip Tindakan : Bersih

C. Persiapan
a. Persiapan Perawat
1. Menguasai tindakan yang akan dilakukan
2. Bersikap tenang
b. Persiapan Pasien
1. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan berbaring atau semi fowler
c. Persiapan Alat
1. Handscoon
2. Sputum pot berisi desinfektan
3. Tisu / handuk
4. Masker
5. Celemek
6. Perlak dan alasnya
d. Persiapan Lingkungan
1. Memasang sampiran
2. Menciptakan lingkungan yang tenang

D. Prosedur
1. Mendekatkan alat ke pasien
2. Mencuci tangan
3. Memasang handscoon
4. Memberikan posisi yang nyaman
5. Memasang celemek di dada pasien dan memasang perlak dan alasnya
dipangkuan pasien
Pernafasan Diafragma
6. Memposisiskan klien dengan 1 tangan diatas perut, tepat dibawah tulang
iga dan 1 tangan ditengah dada
7. Menganjurkan untuk menarik nafas dalam dan lambat melalui hidung
sampai perut menonjol keatas setinggi mungkin. Perut akan membesar
selama inspirasi dan mengempes selama ekspirasi.
8. Mengeluarkan nafas dengan bibir dirapatkan sambil menegangkan otot
perut dengan kuat kearah dalam. Rongga dada tidak bergerak, perhatian
ditujukan pada perut.
9. Mengulangi prosedur kira-kira 1 menit dan istirahat selama 2 menit.
Lakukan selama 10 menit (4 kali dalam sehari)
Pernafasan Pursedlip
10. Anjurkan klien menarik nafas melalui hidung
11. Lalu anjurkan mengeluarkan nafas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan
sambil menegangkan otot-otot perut
12. Anjurkan klien menghitung angka 1 sampai 7 didalam hati saat
mengeluarkan nafas panjang dengan bibir dirapatkan.
Batuk Efektif
13. Letakkan sputum pot di pangkuan pasien
14. Anjurkan klien meletakkan kedua tangan didepan dada
15. Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam 3 kali dan pada hitungan ketiga
anjurkan klien menyentakkan batuknya dengan bantuan otot perut kearah
sputum pot.
16. Menampung sputum atau lendir kedalam sputum pot
17. Tindakan dapat diulang sampai klien merasa lega/nyaman. Setiap
pengulangan berikan waktu istirahat kurang lebih 5 menit.
18. Merapikan klien
19. Merapikan alat
20. Dokumentasi
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN PERINEUM DAN VULVA HIGIENE

Defenisi
Perawatan area genitalia dan perineum merupakan tindakan membersihkan
area genitalia dan sekitarnya pada klien yang tidak dapat melakukannya secara
mandiri

Tujuan
1. Menjaga kebersihan
2. Mencegah infeksi
3. Memberi kenyamanan pada klien

Standart Operasional Prosedur


A. Kritikal Point
1. Bersihkan area genital dengan mengusapkan kapas dari vulva ke
perineum. Lakukan mulai dari bagian terluar, yaitu labia mayora kanan,
kemudian kiri. Lanjutkan dengan mengusap labia minora kanan dan kiri,
kemudian akhiri dengan mengusap bagian tengah genital. Lakukan setiap
tindakan dengan menggunakan satu kapas untuk sekali usap.
2. Bersihkan area anal dengan mengusap waslap dari arah vagina ke anus
dalam satu kali gosokan.
3. Pemasangan posisi pispot harus dengan anatomi panggul
4. Konsentasi cairan pembersihan daerah genital

B. Prinsip Tindakan : Bersih

C. Persiapan
a. Persiapan Perawat
1. Sikap tenang
2. Tidak tergesa-gesa
3. Menguasai tindakan keperawatan yang akan dilakukan
b. Persiapan Pasien
1. Klien diberitahu tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Klien diberitahu tentang tujuan dari pemberian tindakan yang akan
dilakukan
c. Persiapan Alat
1. Baskom berisi air hangat dengan suhu 41 43 C
2. Mangkuk berisi kapas yang direndam dalam air hangat
3. Selimut mandi
4. Cairan khusus pembersih daerah genitalia wanita jika ada
5. Dua buah waslap
6. Alas
7. Bedpan atau pispot
8. Bengkok
9. Satu pasang sarung tangan bersih dalam wadahnya
10. Handuk kecil atau kertas tisu
11. Wadah kain kotor bertutup
12. Sampiran jika perlu
d. Persiapan Lingkungan
1. Menjaga privacy klien
2. Lingkungan yang aman dan nyaman

D. Prosedur
1 Jelaskan pada klien tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan
2 Letakkan peralatan dekat dengan klien
3 Tutup pintu, jendela dan kamar klien
4 Atur tempat tidur klien untuk memperoleh posisi kerja yang nyaman
5 Cuci tangan
6 Ganti selimut klien dengan selimut mandi
7 Atur posisi klien dorsal recumbent dan lepaskan pakaian bawah klien
8 Pasang alas dan pispot di bawah bokong klien
9 Ulangi mencuci tangan jika perlu
10 Siapkan baskom mandi berisi air hangat
11 Kenakan sarung tangan pada tangan non dominan
12 Buka labia mayora kanan dan kiri dengan tangan non dominan
13 Siram dengan air hangat dari arah vulva ke perineum
14 Angkat pispot dari bawah bokong klien
15 Letakkan mangkuk berisi kapas air hangat dan berngkok di antara kedua
kaki
16 Kenakan sarung tangan pada tangan dominan
17 Ambil kapas secukupnya dengan tangan dominan untuk mengusap genital
( minimal 10 buah )
18 Buka labia mayora seperti sebelumnya
19 Bersihkan area genital dengan mengusapkan kapas dari vulva ke
perineum. Lakukan mulai dari bagian terluar, yaitu labia mayora kanan,
kemudia kiri. Lanjutkan dengan mengusap labia minora kanan dan kiri,
kemudian akhiri dengan mengusap bagian tengah genital. Lakukan setiap
tindakan dengan menggunakan satu kapas untuk sekali usap. Gunakan ibu
jari dan jari telunjuk untuk mengusapkan kapas pada genital, dan lindungi
kapas yang belum digunakan dengan jari lainnya. Ulangi sekali lagi dari
labia mayora kanan
20 Jika perlu basuh kembali vulva dengan air hangat dan keringkan
menggunakan handuk dan kertas tisu
21 Sisihkan mangkuk dan bengkok
22 Tutup area genital dengan menggunakan selimut mandi
23 Bantu klien untuk miring
24 Bersihkan area anal dengan mengusap waslap dari arah vagina ke anus
dalam satu kali gosokan. Ulangi menggunakan waslap yang lain hingga
bersih
25 Keringkan dengan handuk atau kertas tisu kamar
26 Bantu klien untuk terlentang
27 Lepaskan sarung tangan
28 Bantu klien mengenakan pakaian bawahnya dan angkat alas
29 Ganti selimut mandi dengan selimut tidur
30 Rapikan dan atur posisi klien agar nyaman
31 Kaji apakah klien merasa nyaman dan bersih
32 Bereskan peralatan dan cuci tangan
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN DAN PELEPASAN NGT

Pemasangan Nasogastic Tube ( NGT )

Defenisi

Pemasangan selang nasogastric dilakukan melalui rongga hidung ke lambung.


Prsedur ini lazim dilakukan pada klien tidak sadar, klien yang memiliki masalah
saluran cernah atas ( stenosis, esofagus, tumor pada mulut, faring atau esofagus ),
klien yang mengalami kesulitan menelan atau klien pasca pembedahan mulut,
faring atau esofagus.

Tujuan

1. Memasukkan makanan cair atau obat-obatan


2. Memasukkan cairan / isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
3. Mengirigasi lambung karena perdarahan atau keracunan
4. Mencegaah atau mengurangi terjadinya mual dan muntah setelah pembedahan
atau trauma
5. Mengambil specimen lambung untuk pemeriksaan laboratorium

Standart Operasional Prosedur


A. Kritikal Point
1. Oleskan jeli pada selang NGT sepanjang 10-20 cm
2. Setelah selang NGT melewati nasofaring, anjurkan klien untuk menekuk
leher dan menelan
3. Menghentikan pemasangan NGT jika terdapat tahanan saat melakukan
tindakan
4. Menghidari memaksa masuknya selang
5. Memastikan selang NGT sudah masuk ke dalam lambung
6. Memastikan pangkal selang NGT sudah tertutup dan melekatkan di baju
klien
B. Prinsip Tindakan : Bersih

C. Persiapan
a. Persiapan Perawat
1. Sikap tenang
2. Tidak tergesa-gesa
3. Menguasai tindakan keperawatan yang akan dilakukan
b. Persiapan Pasien
1. Klien diberitahu tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Klien diberitahu tentang tujuan dari pemberian tindakan yang akan
dilakukan
3. Mengatur posisi klien
c. Persiapan Alat
Nampan yang berisi
1. NGT nomor 14 atau 16 ( untuk anak lebih kecil )
2. Jeli
3. Spatel lidah
4. Sepasang sarung tangan
5. Senter
6. Spuit 50 hingga 100 ml
7. Plester
8. Stetoskop
9. Kapas alcohol
10. Handuk
11. Kertas tisu
12. Bengkok
d. Persiapan Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
D. Prosedur
1. Letakkan peralatan dekat dengan klien
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Cuci tangan
4. Bantu klien mendapatkan posisi high fowler tinggi
5. Pasang handuk pada dada klien dan letakkan kertas tisu dalam jangkauan
pasien
6. Kenakan sarung tangan
7. Untuk menentukan lokasi insersi NGT, minta klien menutup salah satu
rongga hidung dan bernafas secara normal dan relaks. Ulangi prosedur
yang sama pada rongga hidung yang lainnya
8. Ukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan menggunakan :
a. Metode tradisional
Ukur jarak dari puncak hidung, ke daun telinga bawah dan dilanjutkan
ke prosesus xifoideus.
b. Metode Haanson
Mula mula tandai selang pada panjang 50 cm, kemudian lakukan
pengukuran tradisional. Panjang selang yang akan dimasukkan adalah
pertengahan antara tanda 50 cm dan tanda pengukuran tradisional.
9. Tandai panjang selang yang sudah diukur menggunakan plester
10. Oleskan jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm
11. Beri tahu klien bahwa selang akan segera dimasukkan dan minta klien
untuk menengadahkan kepalanya. Masukkan selang melalui lubang hidung
yang telah ditentukan.
12. Lanjutkan memasukkan selang disepanjang rongga hidung hingga
melewati nasofaring . jika Anda merasakan tahanan, putar dan tarik selang
13. Setelah selang NGT melewati nasofaring, anjurkan klien untuk menekuk
leher dan menelan
14. Dorong klien untuk menelan dengan memberi sedikit air minum jika perlu.
Tekankan pentingnya bernafas melalui mulut
15. Hindari memaksa masuk selang. Jika anda merasakan tahanan atau klien
tersedak ataupun sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa posisi
selang dibelakang tenggorok menggunakan spatel lidah dan senter.
16. Jika NGT telah dimasukkan hingga batas yang telah ditentukan anjurkan
klien untuk relaks dan bernafas normal
17. Pastikan selang masuk ke lambung dengan cara :
a. Memasang spuit pada ujung NGT yang terbuka dan meletakkan
diafragma stetoskop pada kuadran kiri di atas abdomen klien.
Selanjutnya suntikkan 10-20 cc udara bersamaan dengan Anda
mengauskultasi abdomen
b. Mengaspirasi isi lambung secara perlahan
c. Memasukkan ujung selang NGT yang terbuka ke dalam mengkuk
berisi air. Adanya gelembung udara menunjukkan selang masuk ke
dalam paru dan tidak adanya gelembung udara memastikan selang
masuk ke dalam lambung
18. Oleskan alcohol pada ujung hidung klien dan biarkan mengering
19. Fiksasi selang dengan plester dan hindari penekanan pada hidung
20. Potong plester sepanjang 10 cm dan gunting bagian tengah plester
sepanjang 5 cm. Pasang ujung plester yang utuh pada batang hidung klien
dan silangkan ujung plester yang digunting pada selang yang keluar dari
hidung.
21. Fiksasi selang dengan memasang plester pada ujung selang, kemudian
melekatkannya ke baju klien dengan menggunakan peniti
22. Evaluasi keadaan klien setelah prosedur pemasangan NGT
23. Rapikan peralatan
24. Cuci tangan
25. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN DAN PELEPASAN NGT

Pelepasan Nasogastic Tube ( NGT )

Defenisi

Prosedur melepas selang nasogastrik merupakan prosedur yang dilakukan


pada klien yang tidak lagi memerlukan dekompresi lambung, klien yang mampu
makan per oral, atau klien yang tidak lagi memerlukan pembilasan lambung

Tujuan

1. Menghetikan pemberian makanan, minuman dan obat melalui selang


nasogastrik

Standart Operasional Prosedur

A. Kritikal Point
1. Tarik selang dengan mantab dan perlahan saat klien menarik nafas
2. Klem selang dengan menekan atau melipatnya
3. Bantu klien ke posisi fowler

B. Prisip Tindakan : Bersih

C. Persiapan
a. Persiapan Perawat
1. Sikap tenang
2. Tidak tergesa-gesa
3. Menguasai tindakan keperawatan yang akan dilakukan
b. Persiapan Pasien
1. Klien diberitahu tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Klien diberitahu tentang tujuan dari pemberian tindakan yang akan
dilakukan
c. Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Perlak dan pengalas
3. Kertas tisu
4. Bengkok
5. Kasa lembap atau waslap
6. Kantong sampah
d. Persiapan Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

D. Prosedur
1. Letakkan peralatan dekat dengan klien
2. Jelaskan tujuan pelaksaan prosedur dan tindakan yang akan Anda lakukan
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Bantu klien ke posisi fowler
5. Pasang perlak dan pengalas di dada klien
6. Berikan kertas tisu pada klien
7. Lepaskan plester yang mengikat selang pada hidung, pipi, atau pakaian
klien
8. Klem selang dengan menekan atau melipatnya
9. Minta klien untuk menarik nafas dalam dan menahannya saat dilepas
10. Tarik selang dengan mantab dan perlahan saat klien menahan nafas
11. Buang selang ke dalam kantong sampah
12. Bersihkan hidung klien dengan menggunaakan perawatan kulit
13. Evaluasi keadaan klien setelah selang dilepaskan
14. Bantu klien merapikan diri
15. Rapikan peraatan
16. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan hasil tindakan
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
PENGAMBILAN DARAH VENA

Defenisi
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang
berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3
macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture),
tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah
cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering
dikaitkan dengan venipuncture.

Tujuan
1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan.
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick
injury) akibat venipuncture bagi petugas maupun penderita.
3. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy).

Standar Operasional Prosedur


A. Kritikal Poin
1. Pasang tourniquet
2. Hindari pengambilan darah vena di tempat yang terpasang infus

B. Prinsip Tindakan : Steril

C. Persiapan
e. Persiapan Perawat
1. Sikap tenang
2. Tidak tergesa-gesa
3. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawat mencuci tangan.
f. Persiapan Pasien
4. Klien diberitahu tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
5. Klien diberitahu tentang tujuan dari pemberian tindakan yang akan
dilakukan.
6. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yang banyak
melakukan aktivitas.
7. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
g. Persiapan Alat
1. Spuit atau jarum suntik 3 ml atau 5ml
2. Torniquet
3. Kapas alkohol
4. Plester
5. Anti koagulan/ EDTA
6. Vacuum tube
7. Bak injeksi
h. Persiapan Lingkungan
1. Menjaga privasi klien
2. Ciptakan lingkungan nyaman dan tenang

D. Prosedur
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien.
2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yang banyak melakukan
aktivitas.
4. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
5. Pasangkan torniqket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
6. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena. Vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastic dan memiliki dinding tebal.
7. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit pada daerah lengan.
8. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol dan
biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jangan
dipegang lagi.
9. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam
semprit (flash). Usahakan sekali tusuk vena, lalu torniquet dilepas.
10. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan
tangannya.
11. Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan / tarik jarum. Tekan
kapas beberapa saat lalu plester selama 15 menit.

Anda mungkin juga menyukai