Anda di halaman 1dari 11

NASKAH ROLEPLAY

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN / BERDUKA


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :
Dwi Yanti Setiawati P17320115017
M. Azizul J. Silitonga P17320115052
Nidha Nazla Napilah P17320115024

Tingkat 3 - C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
Jl. Dr. Otten No. 32 Bandung
2017
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas Pasien
Nama : Nn. S
Umur : 18 th
Pendidikan : SMA

2. Analisa data

NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS : Kehilangan
- kemana tanganku, aku tidak mau kehilangan
tanganku, mengapa ini terjadi, semuanya jahat,
Tuhan tidak sayang padaku.
- Keluarga mengatakan ketika pasien menggaruk
tangan nya yang terasa gatal Nn.S menjerit karena
tangan kirinya sudah di amputasi
- Pasien Phantom Pain
DO :
- Pasien tampak tegang dan sedikit marah
- Pasien tampak sedih
- Tangan kiri pasien di amputasi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kehilangan : Denial
KASUS
Nn. S, 18 tahun, Pendiidkan kelas III SMA, suku Sunda, beragama Islam, bertempat
tinggal di Jalan Pluit Jakarta. Saat liburan semster pergi jalan-jalan ke Tangkuban
Perahu.Di tengah jalan mobil yang ditumpanginya tabrakan dan Nn. S lengan kirinya
fraktur sekitar di bawah siku. Dalam keadaan pingsan oleh Polisi dan Guru SMA nya
Nn. S di bawa ke RSHS dan langsung di operasi. Dua hari setelah di operasi Nn. S
sudah sadar dan ketika hendak menggaruk tanganya yang terasa gatal Nn.S meraba
tangan kirinya dan seketika itu Nn. S menjerit karena melihat tangan kirinya sudah di
amputasi. Nn S menjerit dengan berkata kemana tanganku, aku tidak mau
kehilangan tanganku, mengapa ini terjadi, semuanya jahat, Tuhan tidak sayang
padaku..mendengar jeritan Nn S, perawat datang memenangkan dan merawatnya.
Keesokan harinya Nn. S sudah tenang, namun tampak sedih dan sering menunduk,
saat perawat menghampiri dan melakukan pengkajian Nn S berkata : tubuh saya
sudah tidak sempurna lagi suster, saya sudah tidak berguna lagi karena sudah tidak
sempurna sebagai wanita, saya sudah cacat. Saya khawatir tidak ada laki-laki yang
mau menikahi saya suster. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, Nadi : 76x/menit, Pernafasan : 20x/menit. Daerah luka operasi
tambah bersih dan kering

Pemeran :
1. Pasien : Dwi Yanti
2. Ibu pasien dan CI : Nidha Nazla Napilah
3. Perawat : M. Azizul J.S

Naskah
Pada jam 23.00 WIB di ruang Tulip RSHS, Setelah 2 hari tidak sadarkan diri,
akhirnya Seni membuka mata untuk pertama kalinya.
Ibu : Nak, kamu sudah sadar ?
Pasien : IbuSensen dimana ?
Ibu : Kamu di RS nak, kamu lupa ya ? kamu kan kecelakaan waktu main
ke Tangkuban Perahu
Pasien : Oh iya..astagfirullah.. (menggaruk-garuk tangan)
Ibu : Kamu kenapa nak ?
Pasien : Ini bu tangan Sensen gatal...(menjerit histeris) Kemana tanganku,
aku tidak mau kehilangan tanganku, mengapa ini terjadi, semuanya
jahat, Tuhan tidak sayang padaku
Ibu : Sensen yang sabar nak.. Ibu tidak bisa berbuat apa-apa, ini sudah
kehendak Tuhan nak
Tidak lama kemudian, perawat datang karena mendengar jeritan pasien
Perawat : ada apa ini bu
Ibu : ini pak seni sudah sadar
Perawat : Seni, coba kamu tenangkan diri dulu. Tarik nafas dari hidung
keluarkan dari mulut secara perlahan (saat seni sudah tenang,
perawat mencoba menenangkan seni)
Perawat : Bagaimana, Seni sudah tenang belum ?
Pasien : (mengangguk)
Perawat : Kalau seni sudah tenang sekarang istirahat dulu, disini ada ibu juga
ada para perawat. Besok saya akan ke sini lagi ya, besok seni bisa
cerita kepada saya agar saya bisa membantu seni menemukan solusi
masalah seni.
Pasien : (mengangguk)

*keesokan harinya*

PRA INTERAKSI
Keesokan harinya Perawat Azizul menemui CI Ibu Nidha untuk melakukan
Fase Pra Interaksi.
Perawat : Assalamualaikum bu
CI : Waalaikumsallam ada apa azizul?
Perawat : Bu saya mau merawat pasien baru bernama seni 18 tahun dengan
kehilangan, saya mau melakukan fase pra interaksi terlebih dahulu
CI : Oh iya silahkan duduk, baik zul apa tujuan dan harapan kamu
merawat pasien seni?
Perawat : Tujuan saya untuk membantu klien menerima kehilangannya,
kemarin saya lihat pasien seni sedang mengalami kehilangan, karena
beliau merasa kehilangan tangan kirinya yang diamputasi, harapan
saya ingin klien bisa kooperatif dan beradaptasi dengan keadaan
sekarang
CI : Wah bagus itu sudah sesuai, bagaimana perasaan anda saat ini zul?
Perawat : Saya merasa gugup karena baru pertama kali mendapatkan pasien
seperti ini. Selain itu, saya memiliki kelebihan yaitu saya sudah lulus
ujian lab keperawatan jiwa. Namun ada juga kelemahan saya, saya
terkadang lupa dengan tahapan-tahapan SOP nya
CI : Apa usaha untuk mengatasi perasaan tersebut?
Perawat : Saya akan membaca kembali SOP dan berdoa sebelum ke pasien,
dan saya akan mencoba menggunakan teknik relaksasi napas dalam
saat saya merasa gugup
CI : Jam berapa kamu akan ke pasien, berapa lama durasinya?
Perawat : Jam 8 bu sebentar lagi dan saya akan berinteraksi selama 15 menit
CI : Oh baik, setting nya seperti apa zul?
Perawat : Saya ingin pasien dan saya berinteraksi dengan duduk saling
berhadapan namun sedikit menyamping, saya akan menjaga jarak
terapeutik dan juga menjaga privasi pasien, lokasi nya di kamar pasien
dan saya akan memberi buku motivasi dan tadi malam saya sudah
mencari video Motivasi buat beliau
CI : Baik sudah bagus, silahkan semoga berjalan dengan lancar
Perawat : Terimakasih bu, saya akan melanjutkan pekerjaan saya
CI : Silahkan zul

FASE ORIENTASI
Perawat berdoa sebelum ke pasien dan menyiapkan diri terlebih dahulu...
Perawat : Assalamualaikum selamat pagi seni, wah seni sudah rapih sudah
mandi ya?
Pasein : Sudah kak
Perawat : seni masih ingat dengan saya, saya perawat yang kemarin
Pasien : Iya ingat
Perawat : seni senangnya di panggil apa?
Pasien : Sensen ka
Perawat : Baik, sensen perkenalkan kaka Azizul perawat di ruangan ini, kaka
yang akan merawat sensen dari pukul 07.00 sampai pukul 14.00. kaka harap sensen
bisa bekerjasama dengan kaka selama proses perawatan sensen di sini, Jika ada yang
ingin sensen ceritakan kaka akan mendengarnya, insyaallah kaka akan
merahasiakannya, kecuali dibutuhkan oleh tenaga kesehatan lain untuk menunjang
proses kesehatan sensen, bagaimana sensen setuju?
Pasien : Mmm iya kak setuju
Perawat : Oh iya , ibu seni dimana?"
Pasien : tadi sih bilangnya akan ke apotek ambil obat, dana da yang mau di
beli
Perawat :Sensen kemarin kaka janji akan kesini lagi dan sensen bisa ceritakan
apa yang sensen rasakan, nah sekarang mumpung hanya ada sensen dan kaka, sensen
bisa cerita sekarang"
Pasien : Iya kak boleh
Perawat :Kalau begitu kakak tutup dulu ya sampiran nya biar tidak banyak
terganggu saat sensen bercerita, dan bagaimana kalau sensen duduk
saja berceritanya, biar nyaman dan tidak pusing.
Pasien : iya duduk saja ah kak.
Perawat : Ayo sensen duduk disini yaa (membantu sensen duduk)
(perawat mengatur posisi yang terapeutik dan menciptakan
lingkungan yang nyaman dan aman bagi privasi pasien)
Perawat : Sensen sesuai dengan kesepakatan yang kita buat, kaka akan
bertanya tentang masalah yang sedang sensen alami, waktunya sekitar
15-20 menitan, sensen silahkan bercerita apa yang sensen ingin
ceritakan, tujuannya agar kaka mengetahui masalah yang sensen
rasakan dan kita bisa diskusikan solusinya sehingga sensen bisa
tenang.
Pasien : Iya kak
Perawat : "Sensen, tadi pagi sudah melakukan kegiatan apa sebelum kakak
kesini ?"
Pasien : "Tadi pagi sensen sudah mandi dan makan kak"
Perawat : "Bagaimana perasaannya setelah melakukan hal tersebut ?"
Pasien :"Sensen merasa lebih segar kak"

1. FASE DENIAL
Perawat : Sip bagus kalau begitu. Nah, kalau sekarang apa yang dirasakan
oleh sensen ? Silahkan bercerita semua yang sensen sedang rasakan
Pasien : Sensen masih syock kak, saat sensen bagun sensen sudah di RS,
dan yang membuat sensen kaget lagi, tangan kiri sensen sudah tidak
ada, orang kemarin sensen main hp pakai 2 tangan kok, sensen masih
bisa merasakan gerakan jari tangan kiri sensen, sensen masih tidak
percaya, ini pasti mimpi kan ka?
Perawat : Hmm, jadi sensen merasa ini mimpi ? Sekarang coba lihat tangan
sensen, ini benar-benar terjadi pada sensen, kaka tau apa yang sensen
rasakan jika kaka ada di posisi sensen kaka juga mungkin merasakan
apa yang sensen rasakan
Pasien : Tapi tetap sensen masih belum bisa menerima kak, kenapa ini
terjadi pada sensen, sensen sangat menyayangi tangan kiri sensen,
sensen kan kidal, setiap hari sensen selalu beraktivitas dengan tangan
kiri, sekarang bagaimana kak?
Perawat :InshaaAllah jika sensen mau berlatih menggunakan tangan kanan,
sensen pasti akan terbiasa beraktivitas menggunakan tangan kanan.
Sensen lihat diluar sana masih banyak yang tidak seberuntung sensen,
bahkan ada yang tidak mempunyai tangan dan kaki tapi mereka masih
bisa menjadi orang yang sukses bahkan ada yang menjadi motivator
sedunia.Nih kakak lihatkan videonya (memperlihatkan video kepada
sensen).

2. FASE MARAH
Pasien : Hmm.. (sensen terlihat lebih bersemangat)
Perawat : Bagaimana sekarang perasaan sensen?
Pasien : hmm sensen sedikit semangat, tapi kak sensen kesal
Perawat : sensen kesal, apa yang membuat sensen kesal?
Pasien : ya kesal lah, kenapa kak tangan sensen harus di potong, memang
kata ibu kondisi tangan sensen buruk, tapi sensen ga di kasi tau,
sensen bangun dan tiba-tiba tangan sensen ga ada, dokter seenaknya
saja motong tangan sensen jangan jangan malpraktik. (sensen tampak
geram sensen berbicara dengan membentak perawat, tangan nya
mengepal, matanya sedikit melotot, napas terengal-engal, dan seketika
sensen teriak dan melempar gelas !) ahrrghhh kenapa harus tangan
sensen
Perawat : waduh, sensen gelas nya pecah, sensen disini aja biar kaka buang
pecahan belingnya (tangan perawat terkena beling) aw..
Pasien : kak, tangan kakak kenapa?
Perawat : ini sen tangan kaka kena beling, tapi ga apa apa Cuma sedikit saja.
Pasien : Aduh kak, maaf sensen tadi emosi sensen tadi ga kontrol
Perawat : hmmm tidak apa-apa sen, jadi sensen menyadari bahwa sensen tidak
bisa mengontrol emosi, tadi kan sensen marah dan lempar gelas
sampai pecah, menurut sensen apakah hal itu baik?
Pasien : iya kak, maaf ya sekali lagi sensen jadi bikin tangan kaka luka gelas
nya juga pecah, habisnya gimana lagi sensen ga bisa tahan lagi,
sensen emosi, sensen gatau harus gimana saat emosi.
Perawat : ya ga apa apa sen semua manusia pun dalam kondisi tertekan
memang wajar merasa marah, tapi bagaimana kita menyikapinya agar
marah tersebut tidak merugikan atau negatif hasilnya, sensen mau
kaka ajari marah yang positif?
Pasien : memangnya ada kak? Kalo ada sensen mau
Perawat : ada dong, baik kaka kasih tau nih caranya, pertama saat merasakan
diri sedang marah kita harus menenangkan diri dengan menarik napas
dalam, dan mengingat Allah, bisa juga dengan beristigfar sambil
melakukan napas dalam, sini kaka contohkan (memberi contoh), pada
saat diri sudah tenang kita bisa berpikir apa yang membuat kita
marah, nah setelah tau penyebab kita marah mungkin hal-hal yang
tidak mengenakan di hati, kita minta tolong kepada Allah untuk di
beri kekuatan agar menjadi ikhlas dmenerima dan mencari solusinya.
Pasien : ohh begitu kak, tapi kalau masih marah dan memuncak kemarahanya
dengan napas dalam ga mempan bagaimana, kaya tadi sensen gakuat
ingin mukul ingin lempar barang?
Perawat : mm memang pada saat kita tidak tahan lagi rasa nya ingin memukul
melempar, boleh sih tapi jangan sampai barang yang kita pukul atau
kita lempar sampai rusak, nih kaka ambil bantal dan pukul saja oleh
sensen lempar juga boleh ke lantai ya
Pasien :ahhhhhh (sensen marah dan melempar)
Perawat : nah bagaimana perasaanya?
Pasien : wah iya marah sensen tersalurkan
Perawat : lalu apakah ada yang rusak?
Pasien : Tidak kak hehe, makasih kak sensen bisa sekarang mengontrol
marah sensen
Perawat : bagus kalo sensen bisa, banyak kok cara-cara marah dengan positif
kalau sudah bisa menyadari hal yang membuat sensen marah sensen
bisa mendengarkan murotal quran, sensen bisa berbaring, bisa
berolahraga, berenang agar lebih tenang dan bisa berpikir cara
penyelesaianya.
Pasien : iya kak betul juga yaa..
3. FASE TAWAR-MENAWAR
Pasien : ( terdiam dan murung kembali)
Perawat : sensen kenapa lagi kakak lihat sepertinya sensen sedang murung?
Apa betul itu?
Pasien : iya kak, sensen ngerasa bersalah
Perawat : sensen merasa bersalah pada siapa, coba jelaskan
Pasien : pada semuanya kak, kepada ibu kepada adik sensen kepada Allah
kepada tangan sensen, selama ini sensen suka mukul adek kalo gamau
nurut padahal mungkin adek sensen masih kecil dan belum ngerti,
sensen juga pernah nyontek di sekolah, dan sebelum sensen berangkat
ke tangkuban parahu sensen ngambil uang ibu diam-diam kak,
padahal mungkin ibu ga punya uang mungkin itu buat makan sehari-
hari, selama ini sensen ga memakai tangan sensen buat ngaji malah
mainin HP sama baca komik, sensen durhaka kak, coba aja sensen ga
melakukan hal tersebut, pasti Allah gaakan hukum sensen.
Perawat : sensen setiap orang pernah melakukan kesalahan, setiap orang tidak
akan menyadari dirinya salah sampai Allah mengigatkan dan jangan
berpikir kondisi saat ini adalah hukuman, justru Allah sayang pada
sensen dan membukakan jalan agar sensen meninggalkan kesalahan
itu dan jadi lebih baik dari sebelumnya, dan kalau benar begitu
ceritanya sensen harus segera meminta maaf kepada orang-orang yang
mungkin pernah sensen sakiti, juga kepada Allah SWT.
Pasien : iya kak sensen akan minta maaf ke ibu, sensen juga ingin bertaubat
kepada Allah
Perawat : wah bagus itu sensen, oh iya waktu kita sudah habis sensen, kaka
ingin lanjut mengobrol tapi kaka harus ngerawat pasien lain dulu,
nanti kaka akan kesini lagi
Pasien : baik kak

4. FASE DEPRESI
Saat perawat kembali sensen terlihat sangat sedih, sensen melamun dan
berada di pojok ruangan dengan tatapan kosong.
Perawat : assalamualaikum sensen
Pasien : (terdiam)
Perawat : sen... sensen kenapa melamun?
Pasien : (menggelengkan kepala)
Perawat : sensen kaka lihat sedih.
Pasien : engga ka ga apa-apa
Perawat : tapi dari mata sensen kaka melihat sensen sedih, apa betul sensen
tidak sedih?
Pasien : iya sih ka sensen merasa sedih (memegang kepala mencirikan orang
yang depresi)
Perawat : apa yang membuat sensen sedih, cerita saja sen kaka siap
mendengar?
Pasien : sensen masih sedih dengan keadaan sensen
Perawat : keadaan seperti ini bagaimana maksud nya sen?
Pasien : sensen sudah cacat kak, orang cacat seperti sensen bisa apa?
Perawat : oh jadi sensen masih sedih ya, memang ini tidak mudah, sedih
boleh tapi sensen tidak boleh berlarut-larut sen, kehidupan masih
panjang, sensen harus kuat, masih ada hari esok yang harus sensen
lalui, apakah sensen sudah mengenali potensi sensen yang lain?
Pasien : apa ya kak, sensen gatau
Perawat : hal-hal yang sensen senangi, hal yang jika sensen mengerjakanya
sensen tidak merasa lelah dan membuat sensen puas, mungkin ada
hobi sensen yang bisa bermanfaat buat orang lain?
Pasien : mm, sebenarnya sensen suka membuat program di komputer, ya
tapi baru bisa bikin program yang sederhana kak
Perawat : wah bagus itu sensen belajar dari mana, sensen senang kan
mengerjakanya?
Pasien : sensen ngulik sendiri, senang kak, sensen sering bikin program,
game dan lain-lain, dan game sensen juga sudah ada yang memainkan
nya hehe,
Perawat : wah masih berati sensen hebat ya baru usia 18 tahun loh padahal
Pasien : hehe, biasa aja sih kak

5. FASE ACCEPTANCE
Ibu : sensen, eh ada pak perawat
Perawat : eh ibu, habis dari mana bu?
Ibu : saya tadi habis dari administrasi, lagi ngobrol apa pak tadi?
Perawat : oh begitu ya bu, ini bu tadi sensen bercerita bahwa sensen senang
bikin program komputer, bukan begitu sen? Ayo ceritakan pada kaka
dan ibu rencana sensen kedepanya
Pasien : iya bu, sensen pengen melanjutkan hobi sensen ini, agar kedepanya
sensen bisa berguna, kan belum ada programer bertangan satu hehe,
bagaimana menurut kaka menurut ibu?
Perawat : wah bagus sensen kaka dukung, pokonya sensen harus bangkit,
harus semangat untuk mewujudkan cita-cita sensen, jangan khawatir
ada ibu ada kaka ada Allah SWT

Ibu :ibu dukung sen, asal sensen bahagia dan ga sedih ibu akan
melakukan apapun untuk mendukung dan membantu sensen

FASE TERMINASI
Perawat : Oh iya sen sudah waktunya kaka pulang nih jam dines kaka sudah
hampir habis, Bagaimana sekarang perasaan sensen setelah
mengobrol dengan kaka?
Pasien : alhamdulilah sensen semakin semangat, sensen terkadang sedih tapi
sensen akan ingat apa yang kaka bilang
Perawat : Wah bagus itu, nah sekarang biar lebih ingat coba ceritakan apa
yang telah kita bahas sebelumnya?
Pasien :Iya ka sensen masih ingat, sensen harus ikhlas menerima apa yang
terjadi, sensen harus bisa mengontrol marah, mengambil hikmah juga
harus semangat dan bersyukur agar bisa mengembangkan potensi lain
yang sensen miliki.
Perawat : Nah sudah benar tadi apa yang dikatakan sensen.
. Kalau begitu nanti kita akan bertemu lagi besok disini di jam yang
sama, nanti kita akan mengobrol lagi untuk mengetahui
perkembangan kondisi sensen, sensen bersedia? Kaka juga tau tentang
sekolah sekolah programer , besok kaka kasih lihat yaa informasi nya
Pasien : Iya ka sensen tunggu, makasih ka
Perawat :sama-sama sensen, ibu saya kembali dulu, sensen mari
Assalamualaikum
Pasien dan ibu : waalaikumsallam
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai