Anda di halaman 1dari 2

SOSIALISASI 4 ( EMPAT ) PILAR MPR RI

Pada Hari Rabu, 1 November 2017 di Aula Pertemuan Ayam Penyet Pak Ulis, Lamnyong,
Banda Aceh, dilaksanakan sosialisasi empat pilar MPR RI oleh Anggota Komisi I DPR RI,
Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA bersama Forum Aceh Menulis (FAMe).

Sebelum acara dimulai, peserta diberikan 4 buah buku terkait dengan empat pilar MPR RI
terbitan MPR. Buku-buku tersebut dijadikan referensi bagi peserta agar ketika materi
disampaikan oleh pemateri, para peserta setidaknya sudah memiliki pemahaman dasar tentang
apa itu 4 pilar MPR RI.

Pukul 14.50 acara dimulai dan acara berlangsung dengan tertib. Pertama-tama, acara dibuka
oleh MC, kemudian diikuti dengan pembacaan Al-Quran dan seluruh hadirin bersama-sama
menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta acara pembukaan ditutup dengan sedikit kata-kata
sambutan yang disampaikan oleh fasilitator acara yaitu Beni Ahmad, ST.

Pukul 15.05, materi mulai disampaikan. Prof. Bachtiar Aly menyampaikan dengan singkat
pentingnya 4 pilar MPR RI bagi kelangsungan Negara Republik Indonesia. Disebutkan bahwa
4 pilar yang dimaksud adalah 1. Pancasila; 2. UUD 1945 dan ketetapan MPR RI; 3. NKRI; 4.
Bhinneka Tunggal Ika. Beliau juga menyampaikan bahwa rakyat Indonesia sebaiknya
melakukan refleksi setelah merdeka, dengan meyakini bahwa negara Indonesia bukan
merupakan negara yang gagal. Hal ini dibuktikan dengan pembukaan UUD yang masih utuh
(dan jangan pernah bermipi untuk merubah dasar negara), negara yang masih berbentuk
republik (Profesor menganggap bahwa Republik adalah the right form for Indonesia), dan
dengan dipegang teguhnya Pancasila yang berasal dari Piagam Jakarta.

Profesor juga menyebutkan bahwa pemahaman mengenai 4 pilar adalah upaya MPR RI untuk
mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa menjaga keutuhan NKRI adalah yang terpenting,
khususnya bagi provinsi Aceh yang baru berdamai dari konflik, dengan diberikannya
hadiah otonomi khusus oleh pemerintah pusat. Apalagi ditambah dengan masuknya era
globalisasi, sekarang ini fakta di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menjadi
sangat malas untuk membaca buku. Kecenderungan masyarakat masa kini adalah berfikir
secara instan karena semuanya begitu dimudahkan dengan kehadiran internet.

Profesor juga menambahkan bahwa beliau sangat mengapresiasi antusiasme para peserta yang
berasal dari forum penulis Aceh tersebut. Ia berkata bahwa menulis adalah hal yang sangat
penting dalam dunia akademisi, dimana minat masyarakat Aceh untuk menulis dianggap masih
sangat kurang. Profesor menyampaikan, dengan terus menulis, kita dapat memberitahu anak
cucu kita berpuluh-puluh tahun kedepan tentang apa-apa saja peristiwa yang terjadi saat ini.
Profesor mengibaratkan orang-orang yang enggan menulis sebagai orang-orang dengan jiwa
yang gersang. Maka profesor memberikan motivasi bagi para peserta untuk jangan pernah
berhenti menulis, dan berilah ruh pada setiap tulisan yang ditulis, agar dapat menyentuh indera
siapapun yang membacanya, sehingga tulisan kita nantinya dapat mencerahkan dan
mencerdaskan pembaca.

Sekitar pukul 15.37 penyampaian materi berakhir, dan profesor membuka sesi pertanyaan bagi
5 orang peserta. Pertanyaan yang disampaikan terkait dengan 4 pilar MPR RI ini beragam,
diantaranya adalah yang berkaitan dengan hukum syariat Islam; agenda sosialisasi 4 pilar MPR
RI dan keterkaitannya dengan isu politik Aceh; Cara berkomunikasi yanng baik di media sosial;
Kritik mengenai desain buku MPR RI yang seharusnya lebih atraktif; dan yang terakhir adalah
pertanyaan mengenai kontribusi apa saja yang telah dilakukan profesor selama kiprahnya
menjadi anggota MPR RI. Pertanyaan tambahan ditanyakan oleh ketua forum Aceh Menulis,
yaitu tentang bagaimana penulis di Aceh bisa memiliki badan khusus yang diperuntukkan bagi
penulis, dengan harapan profesor Bachtiar dapat menjadi penasihat badan khusus tersebut.
Semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh profesor. Meskipun ada satu pertanyaan tentang
kiprah profesor selama menjabat sebagai anggota MPR RI sedikit menyinggung perasaan
Profesor dan membuat suasana sedikit memanas, saya yakin bahwa hal ini terjadi karena
terdapat kesalahpahaman antara cara peserta bertanya sehingga membuat profesor menjadi
salah tangkap dalam memahami isi pertanyaan. Selain hal itu, keseluruhan acara berjalan
dengan baik.
Sekitar pukul 16.15 diskusi selesai, acara sosialisasi ditutup oleh MC. Setelah pembagian
lunch, sertifikat dan uang saku bagi peserta, pukul 16.30 acara pun selesai.

Anda mungkin juga menyukai