Anda di halaman 1dari 5

Konsep tentang kebutuhan istirahat tidur

1. Konsep dasar
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang
Berakibat badan menjadi lebih segar. Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar
yang peneh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-
ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.

Pengaturan tidur.
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf priver,
endokrin, kardiovaskuler, respirasi, dan musculoskeletal tiap kejadian tersebut dapat
diidentifikasi atau direkam dengan elektroensefalogram (EEG) untuk aktivitas listrik
kotak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan elektromiegram (EMG) dan
elektrokulogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata. Pengaturan dan control tidur
tergantung dari hubungan antara 2 mekanisme cerebral yang secara bergantian
mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reisular actiuating system
(RAS) di batang otak bagian atas diyakini meyakini sel-sel khusus dalam
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori,
nyeri, sensoris raba. Selain itu, juga menerima stimulus dari kortek serebri (emosi dan
proses piker).
Pada kesdaan sadar neutron-neutron dalam RAS melepaskan katekolanin,
missalnya norebnefrin, saat tgidur mungkin deisebabkan oleh pelepasan serum serotonin
dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar syichronizing regionat
(BSR). Bangun dan tidurnya seorang tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima
dari pusat otak,reseptor sensorik perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan system
limbic seperti emosi.
Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha
dalam posisi relics. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat itu
BSR mengeluarkan serum serotoin.
Tahapan tidur
Tes EEG, EMG dan EDU dapat mengidentifikasi perbedaan sinyal pada lefel
otak, otot dan aktivitas nyata. Normalnya, tidur dibagi menjadi yaitu nonrapul eye
movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Tidur NREM disebabkan oleh
penurunan oleh kegiatan dan system pengaktifan retikulans. Tahapan tidur ini disebut
juga gelombang lambat (slow wave sleep), karena gelombang otak bergerak dengan
sangat lambat, tidur NREM ditandai dengan penurunan sejumlah fungsi,fisiologis tubuh
termasuk juga metabolisme, kerja otot dan TTV missal TD frekuensi napas serta
pergerakan bola mata melambat dan mimpi berkurang. Masa NREM terbagi menjadi 4
tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.
Tidur REM disebut juga tidur paradoks. Tahapan ini biasanya terjadi rata-rata
setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-20 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur
NREM lebih sulit dibangunkan atau justru dapat bangun tiba-tiba.

1. Tahapan tidur NREM


a. NREM tahap 1:
1. (tingkat transisi
2. Merespon cahaya
3. Berlangsung beberapa menit
4. Mudah terbangun dengan rangsangan
5. Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolism menurun
6. Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
b. NREM tahap 2:
1. Periode suara tidur.
2. Mulai relaksasi otot.
3. Berlangsung 10-30 menit.
4. Fungsi tubut berlangsung lambat
5. Dapat dibangunkan dengan mudah.
c. NREM tahap 3:
1. Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak.
2. Sulit dibangunkan.
3. Relaksasi otot menyeluruh.
4. Tekanan darah menurun.
5. Berlangsung 15-30 menit.
d. NREM tahap 4:
1. Tidur nyenyak
2. Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif.
3. Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun.
4. Sekresi lambung menurun.
5. Gerak bola mata cepat.
2. Tahap tidur REM.
a. Lebih sulit dibangunkan disbanding dengan tidur NREM.
b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25 % dari tidur malamnya.
c. Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi.
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
belajar, memori, dan adaptasi.
3. Karakteristik tidur REM.
a. Mata: cepat tertutup dan terbuka.
b. Otot-otot: kejang otot kecil, otot besar, mobilisasi.
c. Pernapasan: tidak teratur, kadang dengan apnea.
d. Nadi: cepat dan ireguler.
e. TD: meningkat.
f. Sekresi gastor meningkat.
g. Metabolisme: meningkat, temperature baik.
h. Gelombang naik: EEG aktif.
i. Siklus tidur: sulit dibangunkan.

Pla tidur normal.

1. Neuratus sampai dengan 3 bulan.


a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari.
b. Mudah berespon terhadap stimulus.
c. Pada minggu pertama kelahiran 50 adalah tahap REM.
2. Bayi.
a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam.
b. Usia 1 bulan sampai 1 tahun kira-kira tidur 14 jam perhari.
c. Tahap REM 20-30%.
3. Toddler.
a. Tidur 10-12 jam/hari.
b. Tahap REM 25%.
4. Tahap sekolah.
a. Tidur 11 jam pada malam hari.
b. Tahap REM 20 %.
5. Usia sekolah.
a. Tidur 10 jam pada malam hari.
b. Tahap REM 18,5 %.
6. Remaja.
a. Tidur 8,5 jam pada malam hari.
b. Tahap REM 20%..
7. Dewasa muda.
a. Tidur 7-9 jam/hari.
b. Tahap REM 20-25%.
8. Usia dewasa pertengahan.
a. Tidur kurang lebih 7 jam/hari.
b. Tahap REM 20%.
9. Usia tua.
a. Tidur kurang lebih 6 jam/hari.
b. Tahap REM 20-25 %.
c. Tahap NREM IV menurun dan kadang-kadang absen.
d. Sering terbangun pada malam hari.

Factor-faktor yang mempengaruhi tidur adalah sebagai berikut:

1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal.
Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.
Misalnya pada pasien asma dll.
2. Lingkungan.
Pasien yang biasa tidur di lingakungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan suasan seperti gaduh, maka akan mengakibatkan tidurnya.
3. Motivasi.
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
4. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
5. Kecemasan.
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatik sehingga
menggang tidurnya.
6. Alcohol.
Alcohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat
mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
7. Obat-obatan.
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
a. Diuretic: menyebabkan insomnia.
b. Antidepresan: menyupresi REM.
c. Kafan: meningkatkan saraf simpatis.
d. Beta-bloker: menimbulkan insomnia.
e. Narkotika: menyupresi REM.

Anda mungkin juga menyukai