PENDAHULUAN
suatu ruangan (pelvis) oleh tenaga (his) yang mempunyai fungsi membuka serviks
Namun demikian pada kondisi tertentu kelahiran pervaginam ini sulit dilakukan.
negara miskin dan berkembang. Saat ini angka kematian maternal dan neonatal di
Indonesia tercatat sekitar 334 per 100.000 kelahiran hidup dan 21,8 per 1.000
kelahiran hidup. Angka ini tergolong masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan
negara-negara Asia Tenggara lainnya. Salah satu faktor penting dalam upaya
indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan
hipoksia dan trauma lahir pada perinatal sering ditemui pada kasus persalinan
bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian perinatal pada
persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam
1
tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha
persalinan.
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Tipe letak
sungsang yaitu: Frank breech (50-70%) yaitu kedua tungkai fleksi ; Complete breech
(5-10%) yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah ekstensi ; Footling (10-30%)
risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu. Frekuensi dari letak
sungsang ditemukan kira-kira 4,4 % di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dan 4,6 % di
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu.
Angka kejadian presentasi bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka
primigravida, sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian
presentasi bokong terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala
Berikut ini diajukan suatu kasus seorang wanita 31 tahun yang masuk kamar
bersalin RSU Ulin dengan G2P1A0, hamil 38-39 minggu, inpartu kala I fase laten +
Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi bokong + taksiran berat janin 3150 gram.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri 2
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki
terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin.
Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.
footling) (10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi
3
Gambar 1. Macam-macam presentasi bokong6
2. PREVALENSI
tunggal.(1-3) Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang
dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya.
presentasi bokong sebanyak 4-4,5%.1 Di Parkland Hospital 3,5 persen dari 136.256
persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang1
Sedangkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-
4
Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada
kematian perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi
daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan
jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong :
Letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu sebesar 25%, pada
3. PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
5
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala Sayangnya, beberapa fetus
tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.4
4. ETIOLOGI
uterus (malformasi, fibroid), abnormalitas janin (malformasi CNS, massa pada leher,
berkurangnya kekuatan otot uterus, dan obstruksi pelvis (plasenta previa, myoma,
tumor pelvis lain). Fianu dan Vacclanova (1978) mendapatkan dengan pemeriksaan
USG bahwa prevalensi letak sungsang tinggi pada implantasi plasenta pada cornu-
fundal. 1 Lebih dari 50 % kasus tidak ditemukan faktor yang menyebabkan terjadinya
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan lebih hanyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama
kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat
Leopold I difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II
teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong
dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi
kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
6
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih
dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut tebal, uterus
berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya
bokong vang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii dan anus. Bila
dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari
lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada
bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami
rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang
rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan membentuk
segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus. Pada presentasi
bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada
presentasi bokong kaki tidak sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong.
Informasi yang paling akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk diagnosis
posisi.1,7
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan dalam,
7
diperlukan untuk konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas,
rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin
7. DIAGNOSIS
berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah
dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa
penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak dibagian bawah rahim. Dari
pemeriksaan fisik Leopold akan ditemukan dari Leopold I ifundus akan teraba bagian
bulat dan keras yakni kepala, Leopold II teraba punggung dan bagian kecil pada sisi
samping perut ibu, Leopold III-IV teraba bokong di segmen bawah rahim. Dari
pemeriksaan dalam akan teraba bokong atau dengan kaki disampingnya. Disini akan
teraba os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan penunjang juga dapat
8. DIAGNOSIS BANDING
dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold 6 masih
sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan
otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk
8
mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang
pipi membentuk segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat
dibedakan.1,7
9. PENATALAKSANAAN
1. Dalam Kehamilan
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka
dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi).1
minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air
ketuban relatif telah berkurang. Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak
janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik.
9
Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan
terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan
2. Dalam Persalinan
ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti
kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam rongga panggul.7
10
Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka
tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong. Syarat persalinan
pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni
(frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu 1-7:
Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.
Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
11
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan
oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan suboksiput
sebagai hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan
muka seluruhnya.9
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala bayi
dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir
biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit.
12
Jenis-jenis persalinan sungsang:
1. Persalinan Pervaginam
tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht. 8,9
dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi
Tahapan :
1. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan bokong sampai pusat (skapula
depan).
2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat sampai lahirnya mulut.
3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Teknik :
lagi persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran.janin
13
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan vulva. Ketika
timbul his ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal paha. Pada saat
intramuskuler.
3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir,
bokong dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu
4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak
pada badan janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin
melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uteri sesuai dengan sumbu panggul.
Dengan gerakan hiperlordossis ini berturut-turut lahir pusar, perut, badan lengan,
14
5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan nafas dan rawat
tali pusat.
Keuntungan :
tidak ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang paling mendekati
Kerugian :
dapat dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan panggul sempit, janin
besar, jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau
menunjuk.
Indikasi :
misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan memang dari awal
Tahapan :
1. Tahap pertama :lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
a) Klasik (Deventer)
b) Mueller
15
c) Lovset
d) Bickenbach.
a) Mauriceau (Veit-Smellie)
b) Najouks
c) Wigand Martin-Winckel
d) Parague terbalik
e) Cunam piper
Tehnik :
Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua melahirkan
1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan
belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas (sacrum),
kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawah simpisis. Kedua kaki janin
dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke
atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu
tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan
telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin. Untuk
melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan
penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung
16
Gambar 4.Melahirkan bahu dan lengan (klasik/Deventer)8
Keuntungan cara klasik adalah pada umumnya dapat dilakukan pada semua
panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat
manimbulkan infeksi.8,9
2. Cara Mueller8,9
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu dan
lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan
lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuropelvik yaitu kedua ibu jari
penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krisat iliaka
dan jari-jari lain mencengkram bagian depan. Kemudian badan ditarik ke curam ke
bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simpisis dan lengan
depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan
lahir, tarik badan janin ke atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak
17
Gambar 5.Melahirkan bahu dan lengan (Mueller)8
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam
bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan
semua letak sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan
4. Cara Bickhenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara
klasik. 1,7-9
18
1. Cara Mauriceau
Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan
lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari keempat
mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain mencengkeram leher. Badan anak
diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari
telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencengkeram leher janin dari punggung.
Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten
Melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh penolong yang
mencengkeram leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak dibawah
berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya
2. Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak
dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang mencengkeram leher
janin menarik bahu curam kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten
mendorong kepala janin kearah bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena
19
3. Cara Prague Terbalik
Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang
dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong
mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan
penolong. Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki, kemudian
ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin
mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat
dilahirkan.
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan
janin diletakkan dipunggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam piper sama prinsipnya
dengan pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja cunam dimasukkan dari
arah bawah sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah
berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.
20
Gambar 9. Melahirkan kepala (cunam piper)8
fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang diluar
mendorong fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki
dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas
lutut. Kedua tangan memegang betis janin, kaki ditarik curam kebawah sampai
pangkal paha lahir. Pangkal paha dipegang kemudian tarik curam ke bawah
trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama
dielevasi keatas sehingga trokhanter belakang lahir dan bokong pun lahir. Setelah
bokong lahir maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan
femuro-pelviks, badan janin ditarik curam kebawah sampai pusat lahir. Selanjutnya
untuk melahirkan badan janin yang lainnya dilakukan cara persalinan yang sama
Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada
di dasar panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolongyang
21
searah bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan
paha depan. Dengan jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan
ditarik curam kebawah, sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka jari
telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah
sampai bokong lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks
Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu merupakan yang
terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang
pervaginam memberi trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal ini tidak
diakhiri dengan seksio sesaria bila: 1. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan
Arti nilai:
3 : persalinan perabdominam
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.
22
3. Didapatkan distosia
4. Umur kehamilan:19
Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, nilai social janin tinggi.
2. Tafsiran berat janin pada primi : < 3500g, pada multigravida <4000g
3. Panggul luas
2. Janin besar
7. Tafsiran berat janin pada primi > 3500g, pada multi >4000g
23
8. Plasenta previa
9. Presentasi lutut/kaki
11. IUGR
10. KOMPLIKASI
Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
11. PROGNOSIS
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
Medan dan RS Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing-
24
masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastmen melaporkan angka kematian perinatal
antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang terpenting akibat terjepitnya tali pusat
antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul serta akibat
retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya placenta sebelum kepala lahir.
Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit umbilicus dilahirkan akan
Selain itu bila janin berbafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat
membahayakan karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya
asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering Dijumpai pada
presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna , tetapi jarang
25
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas
Anamnesa
1. Keluhan utama :
Os hamil anak ke 3 abortus (-) saat ini usia kehamilan 37-38 minggu
datang dengan rujukan dari Kuala Kurun. Pasien tidak mengeluhkan mules (-
), keluar air (-), lendir (-), darah (-) pusing (-) mual (-) muntah (-) nyeri ulu
hati (-) gerakan janin (+) DJJ : 150-155. ANC (+) dan USG (+) tanggal
menderita anemia.
26
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Os mengaku tidak pernah menderita darah tinggi, asma (-) diabetes (-).
Os mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang menderita tekanan
5. Riwayat Haid
Menarche umur 12 tahun, siklus haid 28 hari, teratur, lama 7 hari, tidak ada
6. Riwayat ANC
Riwayat ANC pada pasien ini buruk karena pada kehamilan sebelumnya tidak
7. Riwayat Perkawinan:
Istri : pertama
Suami : Pertama
8. Riwayat Obstetri:
G3P2A0
no Usia kehamilan Tempat partus Waktu partus Penolong Komplikasi Jenis kelamin BBL keadaan
3 Sekarang
Pemeriksaan
27
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
3. Tanda Vital
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 24 x/menit
Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak
Hidung : Bentuk normal, tidak tampak defiasi septum, tidak ada sekret,
Mulut : Bibir dan mukosa tidak anemis, perdarahan gusi tidak ada,
5. Thoraks
Paru
28
Inspeksi : bentuk normal, gerakan simetris dan ICS tidak melebar.
Jantung
Perkusi : batas jantung normal, ICS V LMK kiri dan ICS II LPS
kanan.
B. Pemeriksaan Obstetri :
His : 11030
29
4. Pemeriksaan Dalam :
C. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil
RBC: 485 jt
PLT: 180000/uL
Creatinin: 0,79
IV. Diagnosa
belum inpartu.
V. Penatalaksanaan
Cardiotocography (CTG)
Rencana SC elektif
30
VI. Laporan SC
o IVFD RL
o Ketorolac 30 gr (3x1)
31
VIII. Follow Up
Perawatan dari tanggal 04 April 2017
Tgl 4 5 6 7 8 9 10
Subjektif
Nyeri < < < - -
Perdarahan minimal - - - -
Mobilisasi - duduk duduk berdiri +
Objektif
TD (mmHg) 100/80 100/70 110/70 110/80 100/70
Nadi (x/menit) 72 80 82 78 82
RR (x/menit) 20 18 18 20 18
Penatalaksanaan
IVFD Rl:D5% = 2:2 + + +
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 (IV) + + -
Inj. Ketorolac 3x1 (IV) + + +
32
BAB IV
DISKUSI
Pada kasus ini, jika dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak
sungsang, dimana keadaan janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri
dan bokong dibagian bawah kavum uteri. Dalam penegakan diagnosis pada kasus ini
juga didukung pemeriksaan USG untuk konfirmasi terhadap presentasi bagian janin
keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan. Dari
anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa penuh dibagian
atas dan gerakan anak lebih banyak di bagian bawah rahim. Pada pemeriksaan luar
bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung disatu sisi dan
bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.
Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah
kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin
pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.
Dalam hal ini, setelah pemeriksaan abdomen dilakukan ternyata hasil pemeriksaan
yaitu dengan terabanya bokong sebagai bagian terbawah. Pada kasus ini kulit ketuban
masih utuh.
33
Dalam kasus ini belum ada tanda-tanda persalinan, Dari hasil pemeriksaan
fisik dan evaluasi awal pada penderita ini didapatkan hal-hal sebagai berikut:
8. Denyut jantung janin setinggi pusat, baik yaitu 155 x/menit (regular)
Dari pembukaan dinding abdomen dan uterus dilakukan dengan teknik LSCS
(Low Segmen Cesaerean Section) atau SCTP. Keuntungan teknik ini adalah
penjahitan lebih mudah dan perdarahan kurang serta risiko rupture uteri lebih kecil
Setelah SC, kondisi pasien membaik, luka operasi baik sehingga setelah lima
hari perawatan pasien dipulangkan. Ibu dan bayi pulang dalam kondisi baik.
34
BAB V
PENUTUP
G3P2A0, hamil 37-38 minggu, belum inpartu + Janin tunggal hidup intra uterin,
presentasi bokong + taksiran berat janin 2,945 gram. Dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik didapatkan presentasi bokong dan didukung oleh pemeriksaan dalam serta USG.
Pasien direncanakan oprasi karena pasien meminta untuk disteril. Setelah operasi
35
DAFTAR PUSTAKA
36