Anda di halaman 1dari 10

GAMBARAN PERMASALAHAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA

JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENDAHARA

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

TAHUN 2013

1.1 Latar Belakang

Konvensi Organisasi Kesehatan Sedunia, Undang- undang Dasar

1945 Pasal 28 H ayat 1 yang berbunyi bahwa : (1) Setiap orang berhak

hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan.(Depkes RI, 2009). Serta Deklarasi Universal Hak Azasi

Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Tahun 1984 (Indonesia

ikut menandatanganinya) dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa Kesehatan adalah

merupakan hak azasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945 dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam

memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. (Depkes RI,

2013).

Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus

berkembang sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2,

yaitu menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan

1
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan dimasukkannya Sistem

Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, dan terbitnya UU Nomor 40

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Menjadi suatu bukti yang

kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait memiliki

komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi

seluruh rakyatnya. Karena melaui SJSN sebagai salah satu bentuk

perlindungan sosial pada hakekatnya bertujuan untuk menjamin seluruh

rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

(Depkes RI, 2013)

Berdasarkan konstitusi dan Undang-undang tersebut, Kementerian

Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan

kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Kesehatan bagi

Masyarakat Miskin / JP-KMM (2005) atau lebih dikenal dengan program

Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program

Jamkesmas sampai dengan sekarang. (Depkes RI, 2013)

Pelaksanaan program Jamkesmas mengikuti prinsip-prinsip

penyelenggaraan sebagaimana yang diatur dalam UU SJSN, yaitu

dikelola secara nasional, nirlaba, portability, transparan, efisien dan efektif.

Pelaksanaan program Jamkesmas tersebut merupakan upaya untuk

menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

dan tidak mampu yang merupakan masa transisi sampai dengan

diserahkannya kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sesuai UU

SJSN.(Depkes RI, 2013)


Upaya mewujudkan hak fundamental tersebut adalah adanya

kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Puskesmas dan jaringannya sebagai sarana pelayanan kesehatan

terdepan mempunyai tugas menjangkau dan di jangkau oleh masyarakat

di wilayah kerja sehingga Puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan di wilayah kerja secara proaktif

dan responsive. (Depkes RI, 2009)

Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi di

lihat dari indikator keberhasilan secara umum yaitu : Angka Harapan

Hidup 70,5, Angka Kematian Ibu 228/100.000. kelahiran hidup dan Angka

Kematian Bayi 34/1.000 kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang

18,4 %.Status kesehatan tersebut akan lebih buruk pada kelompok

masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih besar. Hal tersebut karena

keterbatasan pengetahuan, akses pelayanan kesehatan dan kemampuan

membayar pelayanan kesehatan yang semakin mahal. Melalui

Jamkesmas keterbatasan khususnya akses dan kemampuan membayar

akan dapat berkurang sehingga status kesehatan akan meningkat.

(Depkes RI, 2009)

Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah

terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti kurangnya

kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan, perilaku

hidup bersih masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan


terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah. (BPS

2007)

Derajat Kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut

diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan.

Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan

memang mahal. Banyak faktor yang menyebabkan ketimpangan

pelayanan kesehatan yang mendorong peningkatan biaya kesehatan,

diantaranya perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi

kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis

pembayaran Out of Pocket, kondisi geografis yang sulit untuk

menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah

berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya

menjadi beban kerja masyarakat dan Pemerintah. Dan subsidi

pemerintah untuk semua lini pelayanan, disamping inflasi di bidang

kesehatan yang melebihi sektor lain. Hambatan utama pelayanan

kesehatan masyarakat miskin adalah pembiayaan kesehatan dan

transportasi. (Depkes RI, 2008)

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan

kesehatan, sejak tahun 1998 Pemerintah melaksanakan berbagai upaya

pemeliharaan kesehatan penduduk miskin. Pada tahun 2005 pelayanan

kesehatan bagi masyarakat miskin di selenggarakan dalam mekanisme

Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin/Askeskin. Atas pertimbangan


pengendalian biaya kesehatan, peningkatan mutu, transparansi dan

akuntabilitas dilakukan perubahan mekanisme pada tahun 2008 yang

dikenal dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat. Sasaran program

Jamkesmas berjumlah 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) yang

setara dengan 76,4 juta jiwa masyarakat yang terdiri dari masyarakat

miskin dan masyarakat tidak mampu. (Depkes RI, 2009).

Salah satu tujuan dari Jamkesmas adalah melayani masyarakat

miskin dan tidak mampu, terutama yang didaerah pedesaan yang sangat

sulit untuk mengakses sarana pelayanan kesehatan. Seperti yang

didaerah tertinggal, daerah perbatasan dan daerah kepulauan. Maka dari

itu jamkesmas juga mengadakan program Yankes DTPK (Pelayanan

Kesehatan Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan). Jamkesmas

merupakan suatu program yang tidak permanen tapi hanya program

pemerintah dalam rangka untuk mengatasi masalah masyarakat miskin

yang ada di Indonesia pada saat ini.

Dari Jumlah Penduduk Indonesia 220 juta jiwa pada tahun 2011

terdapat 33,07 % atau sejumlah 76,4 jiwa yang terdiri dari masyarakat

miskin dan tidak mampu. Yang didalamnya sasaran khusus dengan

proyeksi : Ibu hamil 1.571.548 Ibu hamil, Ibu bersalin 1.500.114 ibu

bersalin, Ibu nifas 1.428.680 ibu nifas, Bayi 1.428.680 bayi, Anak balita

6.058.520 anak. (Kemenkes RI, 2012). Untuk Propinsi Jambi berjumlah

293.707. RTM (Rumah Tangga Miskin), dengan jumlah 1.230.911 jiwa.

Sedangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur jumlah penduduk miskin


Tahun 2011 berjumlah 86,949 jiwa (27,92%). Angka kunjungan

masyarakat miskin yang berkunjung ke sarana kesehatan berjumlah

32,117 jiwa (36,94%). Yang terdiri dari Rawat Jalan sebanyak 31, 815

orang, rawat inap 302 orang.

Jumlah masyarakat peserta Jamkesmas dalam memanfaatkan

sarana pelayanan kesehatan dapat dilihat melalui jumlah kunjungan yang

ada setiap Puskesmas atau sarana kesehatan di Kabupaten Tanjung

Jabungn Timur Tahun 2012. Presentase peserta Jamkesmas yang

mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Jambi khususnya Wilayah Kerja Puskesmas Mendahara mempunyai

presentase yang paling rendah yaitu 398 jiwa (11,92%) sedangkan

Puskesmas Muara sabak mempunyai presentase paling tinggi yaitu 4,185

jiwa (98,38%). Hasil yang dicapai tersebut masih di bawah target cakupan

yang telah ditetapkan oleh Menkes RI yaitu 15 % perbulannya dari jumlah

peserta Jamkesmas.

Sedangkan kunjungan untuk Ibu Hamil (K4) peserta Jamkesmas

sebesar 14 orang (0,42%) dari jumlah ibu hamil 10 orang, dan yang

pertolongan Persalinan oleh tenaga Kesehatan (Linakes) peserta

Jamkesmas sebesar 2 orang (20,00%), sedangkan target cakupan

persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 90%. Data tersebut diatas

dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Dari studi awal yang dilakukan pada bulan Februari 2013 di

Wilayah Kerja Puskesmas Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur


Jambi kepada 2 (dua) orang petugas, didapat bahwa Pengelola

Jamkesmas Puskesmas masih kurang pemahaman tentang pelayanan

Jamkesmas miskin yang masuk dalam kategori pelayanan kesehatan

yang ditanggung atau yang boleh diklaim, dan masih ada masyarakat

yang belum memanfaatkan kartu jamkesmas disarana pelayanan

kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Delang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan data diatas di ketahui bahwa angka

kunjungan peserta Jamkesmas di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Jambi Tahun 2012 sebanyak 32.117 jiwa (37.00%). Jadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah Belum diketahuinya gambaran

permasalahan pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas di Wilayah

Kerja Puskesmas Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Jambi

1.3 Tujuan Penelitian

1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran permasalahan pelayanan kesehatan

Jamkesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Mendahara Kabupaten

Tanjung Jabung Timur Jambi Tahun 2013.


2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran input (tenaga, dana, sarana dan

metode) pada pelaksanaan pelayanan kesehatan pengguna

Jamkesmas Wilayah Kerja Puskesmas Mendahara Kabupaten

Tanjung Jabung Timur Jambi tahun 2013.

b. Diketahuinya gambaran proses pelaksanaan perencanaan (Plan

Of Action), Pelaksanaan dan Evaluasi Jamkesmas di Wilayah

Kerja Puskesmas Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Jambi tahun 2013.

c. Diketahuinya gambaran output (cakupan Kunjungan pelayanan

kesehatan) Jamkesmas di Wilayah Kerja Puskesmas

Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi tahun

2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jabung Timur

Sebagai masukan untuk bahan pertimbangan dalam penilaian

pelaksanaan dan evaluasi dalam membantu program yang

berhubungan dengan peningkatan pelayanan kesehatan

masyarakat miskin.
2. Bagi Puskesmas Mendahara

Sebagai informasi bagi petugas Puskesmas untuk perbaikan

Pelayanan terhadap pengguna Jamkesmas.

3. Bagi para pemegang kebijakan di Kecamatan Tabir Selatan

Sebagai informasi dan masukan kepada Camat, Lurah,

Kepala Desa dan RT agar dalam pendataan masyarakat miskin

lebih tepat lagi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan di

Wilayah Kerja Puskesmas Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung

Timur Jambi Tahun 2013, adapun yang di teliti adalah pelaksanaan

Pelayanan Jamkesmas meliputi : Input (tenaga, dana, sarana dan

metode), Process (perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi) serta

Output (cakupan pelayanan kesehatan jamkesmas). Untuk Penelitian

ini informan berjumlah 15 (lima belas) orang yang terdiri dari : Ka.Bid.

Jamsarkes Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabunng Timur 1

orang, Kepala Puskesmas Mendahara 1 orang, Pengelola Program

Jamkesmas puskesmas 1 orang, Bidan Desa 1 Orang, Tokoh

masyarakat 1 orang, dan pasien yang pernah menggunakan kartu

jamkesmas 5 orang dan yang belum pernah menggunakan kartu

jamkesmas 5 orang. Penelitian ini menggunakan wawancara

mendalam, Focus Group Discussions (FGD), observasi dan telaah


dokumen. sedangkan instrument penelitian adalah panduan

wawancara mendalam, panduan FGD, panduan observasi dan

panduan telaah dokumen.

1.6 Kerangka Teori

Bagan Teori System

Lingkungan

INPUT PROSES
OUTPUT
- Perencanaan
- Tenaga - Pengorganisasian - Pelaksanaan Pelayanan Dampak
- Dana - Pelaksanaan Kesehatan
- Sarana - Pengendalian
- Metode
- Evaluasi

Umpan balik

Sumber : Notoatmodjo (2003;87-89)

1.7 Kerangka Konsep

Bagan
Kerangka Pikir

INPUT PROSES OUTPUT

- Tenaga - Perencanaan (POA) - Pencapaian/Cakupan


- Dana - Pelaksanaan Kunjungan pelayanan
- Sarana - Monitoring dan Jamkesmas
- Metode Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai