Anda di halaman 1dari 10

Panduan

Manajemen Risiko
RSUP H ADAM MALIK
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I. Pendahuluan:

A. Risiko

Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya berisiko ringan
atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang memberikan
konsekuensi medik yang cukup berat.

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang terjadi
yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir.

Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis adalah risiko yang
dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang dialami pasien selama
di RS. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi maupun risiko
finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan komunikasi, produk
layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi
pencapaian organisasi. Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu kontrol
finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan
pencatatan akuntansi yang baik (Bury PCT, 2007).

Menurut Dwipraharso (2004) risiko medis dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:


1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal (umumnya bersifat foreseeable but
unavoidable, calculated, controllable).
2. Risiko bermakna tetapi harus diambil karena the only way (unavoidable).
Risiko 1 dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter tidak
bertanggung jawab secara hukum.
3. Risiko yang unforeseeable = untoward results

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah :

Faktor Komponen yang berperan

Organisasi dan Manajemen Sumber dan keterbatasan keuangan


Struktur organisasi
Standar dan tujuan kebijakan
Safety culture
Lingkungan pekerjaan Kualifikasi staf dan tingkat keahlian
Beban kerja dan pola shift
Desain, ketersediaan dan pemeliharaan alkes
Dukungan administratif dan manajerial
Tim Komunikasi verbal
Komunikasi tulisan
Supervisi dan pemanduan
Struktur tim
Individu dan staf Kemampuan dan ketrampilan
Motivasi
Kesehatan mental dan fisik
Penugasan Desain penugasan dan kejelasan struktur penugasan
Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur yang ada
Ketersediaan dan akurasi hasil tes
Karakteristik pasien Kondisi ( Keparahan dan kegawatan)
Bahasa dan komunikasi
Faktor sosial dan personal

Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko:

Meningkatkan peran RS dan manajemen dalam mencegah error dengan cara


mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya, prosedur dan sistem pelayanan yang
dilakukan aman untuk pasien, petugas dan lingkungan. Hal tersebut dipresentasikan
dalam bentuk SPO, clinical practice guidelines (PPK), clinical pathway (Alur Klinis)
dll.

Meningkatkan peran staf RS agar terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
pelayanan kesehatan di RS untuk mampu mengenali, mengidentifikasi dan
menganalisis kejadian medical error dan melakukan upaya yang adekuat untuk
mengatasi error yang sudah terlanjur terjadi.

Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang bekerja
dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh kinerja
manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral, finansial, ,teknis dan
oprasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik antara pihak manajemen dengan
pihak praktisi.

Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun sistem yang dapat menjamin
bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah aman bagi pasien maupun petugas
dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat dilakukan disebut dengan manajemen
risiko.

B. Manajemen Risiko

Manajemen risiko menurut The Joint Commission On Acreditation Of Healthcare


Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh RS untuk
melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian
pada pasien, pengunjung dan institusi RS.

Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari identifikasi secara
sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan mengurangi dampak buruk
bagi organisasi maupun individu.
Rumah Sakit perlu menggunakan pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen
risiko . Upaya manajemen risiko adalah : (RR, Balsamo dan MD, Brown., 1998)

Manajemen risiko dilakukan berdasarkan Risk Management Logic (Dwipraharso,


2004), yaitu:

What are the hazards (identifikasi risiko)

Probability, Severity , Exposure

Level of risk ?

Yes Acceptable? No

Accept the risk Can it be eliminated?


- Eliminated Can it be reduced?
- Reduced Cancel the mission?

Manajemen risiko merupakan upaya yang proaktif untuk mencegah masalah dikemudian
hari, dilakukan terus menerus dan dalam suasana no blame culture.
Tahapan manajemen risiko adalah:
1. Risk Awareness. Seluruh staf RS harus menyadari risiko yang mungkin terjadi di unit
kerjanya masing-masing, baik medis maupun non medis. Metode yang digunakan
untuk mengenali risiko antara lain: Self-assessment, sistem pelaporan kejadian yang
berpotensi menimbulkan risiko (laporan insiden) dan audit klinis.
2. Risk control (and or Risk Prevention). Langkah-langkah yang diambil manajemen
untuk mengendalikan risiko. Upaya yang dilakukan:
Mencari jalan untuk menghilangkan risiko (engineering solution)
Mengurangi risiko (control solution) baik terhadap probabilitasnya maupun
terhadap derajat keparahannya.
Mengurangi dampaknya.
3. Risk containment. Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat suatu tindakan
atau kelalaian ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang tidak terprediksikan
sebelumnya, maka sikap yang terpenting adalah mengurangi besarnya risiko dengan
melakukan langkah-langkah yang tepat dalam mengelola pasien dan insidennya.
Unsur utamanya biasanya adalah respons yang cepat dan tepat terhadap setiap
kepentingan pasien, dengan didasari oleh komunikasi yang efektif.
4. Risk transfer. Akhirnya apabila risiko itu akhirnya terjadi juga dan menimbulkan
kerugian, maka diperlukan pengalihan penanganan risiko tersebut kepada pihak
yang sesuai, misalnya menyerahkannya kepada sistem asuransi.

Dari sisi sumber daya manusia, manajemen risiko dimulai dari pembuatan standar (set
standards), patuhi standar tersebut (comply with them), kenali bahaya (identify hazards),
dan cari pemecahannya (resolve them).
II. Maksud :

Maksud manajemen risiko di RSUP H. Adam Malik adalah upaya-upaya yang dilakukan RS
yang dirancang untuk mencegah cedera pada pasien atau meminimalkan kehilangan
finansial. Manajemen risiko dilakukan dengan mengenali kelemahan dalam sistem dan
memperbaiki kelemahan tersebut (dilakukan dengan menerapkan no blame culture)

III. Tujuan dilakukannya manajemen risiko :

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSUP H. Adam Malik.

b. Meningkatkan akuntabilitas.

c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).

d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan


kejadian yang tidak diharapkan.

e. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya antisipasi
risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif penyelesaiannya.

f. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya.

IV. Pelaksana:

Sub Komite Manajemen Risiko & Keselamatan Pasien


V. Tata Cara Pelaksanaan

1. Identifikasi risiko.
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko, kemudian dibuat
daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk menjelaskan kejadian
dan persitiwa yang mungking terjadi dan dampak yang ditimbulkannya.

Identifikasi dilakukan pada: Sumber risiko, area risiko, peristiwa dan penyebabnya dan
potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif melalui self
asessment, incident reporting sistem dan clinical audit dan dilakukan menyeluruh terhadap
medis dan non medis.

2. Urutkan prioritas risiko dengan mengukur tingkat risiko.


Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat diakibatkan sebuah
insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi. Kemudian risiko dievaluasi
lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas risiko yang telah terjadi. Sesuai
dengan bobotnya ditentukan tindakan yang akan diberlakukan terhadap masing-masing
risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya dapat hanya mentoleransi saja
dan menjadikannya catatan. Namun bila risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan
mengganggu pencapaian tujuan RS, maka ditentukan sebagai prioritas utama dan harus
diatasi atau ditransfer, atau bahkan menghentikan kegiatan yang meningkatkan terjadinya
risiko.

Tujuan menentukan prioritas risiko adalah membantu proses pengambilan keputusan


berdasarkan hasil analisis risiko.

Menentukan prioritas risiko dengan menggunakan rumus:

TINGKAT RISIKO = Nilai Keparahan x Nilai Probabilitas Kejadian x


Nilai kemungkinan terdeteksi

Nilai Keparahan
Nilai Deskripsi Definisi

1 Tidak ada atau sedikit Tidak diketahui oleh individu yang dilayani dan tidak
akibat memengaruhi proses

3 Dapat berakibat pada individu yang dilayani dan


menimbulkan beberapa akibat pada proses

5 Akibat sedang Dapat berakibat pada individu yang dilayani dan


menimbulkan akibat yang besar pada proses

6 Kerugian kecil Akan berakibat pada individu yang dilayani dan


menimbulkan akibat yang besar pada proses

8 Kerugian besar Akan berakibat besar pada individu yang dilayani dan
menimbulkan akibat yang besar pada proses

10 Mengakibatkan bencana, Sangat berbahaya, kegagalan dapat mengakibatkan


kerugian terminal, atau kematian bagi individu yang dilayani
kematian

Probabilitas Kejadian
Nilai Deskripsi Probabilitas Definisi

1 Sangat jarang 1 dari Tidak ada atau sedikit kejadian, kemungkinan


sampai tidak ada 10.000 suatu kondisi tidak terjadi tinggi

3 Kemungkinan 1 dari 5.000 Mungkin terjadi, namun tidak ada data yang
kejadian rendah menunjukkan; suatu kondisi terjadi pada kasus-
kasus yang jarang, tapi kemungkinannya rendah

5 Kemungkinan 1 dari 200 Tercatat, namun tidak sering; suatu kondisi


kejadian sedang secara rasional mempunyai kemungkinan untuk
terjadi

7 Kemungkinan 1 dari 100 Tercatat dan sering; suatu kondisi terjadi secara
kejadian tinggi teratur dan/atau selama jangka waktu yang
rasional

9 Pasti terjadi 1 dari 20 Tercatat, hampir pasti; tidak dapat dihindarkan


akan terjadi selama periode waktu yang lama dan
khas untuk suatu langkah tertentu

10

Tingkat Kemungkinan Terdeteksi


Nilai Deskripsi Probabilitas Definisi
Deteksi

1 `Pasti 10 dari 10 Hampir selalu terdeteksi dengan segera


terdeteksi
2

3 Kemungkinan 7 dari 10 Cenderung terdeteksi


tinggi

5 Kemungkinan 5 dari 10 Kemungkinan untuk terdeteksi sedang


sedang

7 Kemungkinan 2 dari 10 Kecenderungan tidak terdeteksi


rendah

9 Hampir pasti 0 dari 10 Deteksi tidak dimungkinkan pada kondisi apapun


tidak
terdeteksi

10

3. Tentukan Respon RS.

Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko, yang meliputi 3:
- Identifikasi potensial risiko dan hazard.
- Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.
- Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau perlu
diubah untuk mencegah terjadinya insiden.
- Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.
- Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.

Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko tersebut
bila benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti dan mendapat
perhatian dari pimpinan . Risiko yang dampaknya medium-rendah akan dikelola oleh Sub
Komite Manajemen risiko bersama Kepala Unit Kerja/Instalasi untuk membuat rencana
tindak lanjut dan pengawasan.

Kriteria Skor Risiko (R)

Skor Kriteria Keterangan

Lebih Sangat tinggi Hentikan kegiatan dan perlu perhatian


dari 400 manajemen puncak.

200 400 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manajemen


puncak dan tindakan perbaikan segera di
lakukan.

70 199 Substantial Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak


diperlukan keterlibatan pihak manajemen
puncak.

20 69 Menengah; Tindakan perbaikan dapat dijadualkan


kemudian dan penanganan cukup dilakukan
dengan prosedur yang ada

<20 Rendah Risiko dapat diterima

4. Kelola kasus risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk Control).


Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat mengurangi
atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko. Perlakuan yang dapat dipilih
adalah;
Pengendalian = upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan langkah-
langkah antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin untuk
mengurangi risiko.
Penanganan = langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika
tindakan pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-langkah
yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-benar terjadi.
Sementara menurut NHS (National Health System) pengelolaan risiko adalah:
1. Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan mempertimbangkan
keuntungan lebih besar daripada kerugian
2. Mentoleransi risiko
3. Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi
4. Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko

Opsi Perlakuan Risiko :

Klasifikasi Jenis Pengendalian

Menghindari risiko Menghentikan kegiatan


Tidak melakukan kegiatan

Mengurangi risiko Membuat Kebijakan


Membuat SPO
Mengganti atau membeli alat
Mengembangkan sistem informasi
Melaksanakan prosedur
pengadaan, perbaikan dan pemeliharaan
bangunan dan instrumen yang sesuai dengan
persyaratan; pengadaan bahan habis pakai
sesuai dengan prosedur dan persyaratan;
pembuatan dan pembaruan prosedur, standar
dan check-list; pelatihan penyegaran bagi
personil, seminar, pembahasan kasus, poster,
stiker

Mentransfer risiko Asuransi

Mengeksploitasi risiko Mengambil kesempatan dengan kondisi yang


ada dengan mempertimbangkan keuntungan
lebih besar daripada kerugian

Menerima risiko

Dalam hal ini adalah monitoring dan reviu. Monitoring adalah pemantauan
rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen risiko dibandingkan dengan rencana
atau harapan yang akan dihasilkan. Review adalah peninjauan atau pengkajian
berkala atas kondisi saat ini dan dengan fokus tertentu.
Kelola pembiayaan risiko (Risk Financing). Biaya yang dikeluarkan untuk
pengendalian atau penanganan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai